Erlangga terdiam ia bingung harus memilih siapa, sisi lain ia juga khawatir dengan kondisi Resti namun di sisi lain ia juga tak ingin bercerai dengan Laras.
" Ras tolong sekali ini Ras " Erlangga memohon
" Pergilah " jawab Laras pelan
Erlangga langsung keluar kamar meninggalkan Laras sendiri didalam kamar
" Ga apa apa Laras ga apa apa harusnya kamu udah tau kan " Laras menguatkan dirinya sendiri
***
Rian terdiam sambil memikirkan Laras, entah mengapa ia merasa khawatir dengan kondisi Laras
" Ian ngapain disini nak masuk udah malam " Tanya Bu Angel
" Iyah tumben kamu disini Ian, mikirin siapa sih pacar kamu " timpal Pak Johan
". Rian tiba tiba inget Mba Laras Pah Mah " jawab Rian dengan sendu
" Kenapa kamu tiba tiba inget sama Rian ..?" tanya Pak Johan bingung
" Entah kenapa setiap Rian liat mba Laras sedih hati Rian sakit banget Pah Mah, Apa karena perasaan Rian terlalu dalam untuk mba Laras ya "
" Udah gitu Mas Erlangga juga masih mikirin si Resti, kasian Mah Pah "
Pak Johan dan Bu Angel saling bertatapan, tak biasanya Rian seperti ini.
" Yaudah kamu ajak aja Laras kesini nginep beberapa hari, Mamah sama Papah ga keberatan ko " ucap Pak Johan
" Oiya kebetulan Mamah juga mau ada arisan sama temen temen Mamah, apa Mamah ajak aja Laras yah " Bu Angel kembali memberikan ide
" Mamah Papah makasih yah udah baik sama mba Laras " Rian memeluk kedua orangtuanya
" Laras juga baik ko sama kita, udah kamu jangan sedih yah "
Rian tak sabar untuk besok memberikan kabar kepada Laras, ia tau pasti Laras akan bahagia
***
Erlangga sudah membawa kedua anaknya kerumah sakit, sebenarnya Nathan sudah menolak untuk ikut karena ia memikirkan perasaan Bundanya.
Namun karena paksaan Erlangga yang terus menerus akhirnya Nathanpun mau untuk ikut.
Erlangga sampai diruang IGD dan melihat Pak Raka dan Bu Jeni yang menunggu didepan.
" Gimana kondisi Resti Mah Pah " tanya Erlangga
" Resti katanya mau ketemu kamu Er, dia gamau makan gamau minum obat " jawab Bu Jeni dengan sedih
" Papah ayo Papah masuk Naya mau ketemu Mamah " Rengek Naya namun berbeda dengan Nathan yang terlihat biasa saja
Akhirnya Erlangga membawa masuk Naya dan Nathan, disana terlihat Resti yang terbaring dengan kepala yang diperban.
Sebenarnya lukanya tak parah karena sebenarnya bukan kecelakaan yang seperti dibayangkan, namun keluarga nya membesarkan.
" Mamah..Mamah kenapa " Naya memanggil Resti sambil menangis
" Mamah ga apa apa sayang " jawab Resti
" Kamu kenapa bisa kayak gini Res, memang kamu ga hati hati..?' tanya Erlangga khawatir
" Aku tiba tiba pusing mas, kayaknya penyakit aku kambuh " ucap Resti yang mulai drama
" Nathan sini Nak " Resti membentangkan kedua tangannya namun Nathan menggelengkan kepala
" Nathan sana peluk mamah " ucap Erlangga
" NATHAN GAMAU, NATHAN MAUNYA PELUK BUNDA. KEMARIN BUNDA SAKIT PAPAH GA PERDULI SEKARANG MAMAH RESTI CUMA KAYAK GINI PAPAH KHAWATIR " Nathan berteriak dengan kencang
" Nathan kamu berani bentak bentak Papah " Erlangga memarahi Nathan
Nathan yang merasa dibentak langsung keluar dari ruangan, Erlangga yang hendak mengejar ditahan oleh Resti.
" Nathan pasti butuh waktu sendiri Mas " ucap Resti
Erlangga pun akhirnya tetap menemani Resti, sedangkan Nathan tak tau pergi kemana.
Nathan Berlari hingga pinggir jalan raya, ia memberhentikan taxi yang lewat.
" Jalan pak " ucap Nathan
Didalam taxi Nathan menangis sekencang-kencangnya, pengemudi taxi bingung harus melakukan apa karena ia sendiri tak tau apa yang terjadi.
" Ade kenapa nangis coba cerita sama Bapa "
" Engga pak Nathan ga nangis tapi air mata Nathan gamau berhenti keluar terus "
" Kamu mau coklat..? Bapa punya coklat "
Sang pengemudi mengeluarkan Coklat dan memberikan kepada Nathan.
" Ini makan yah biar ga sedih lagi "
" Nathan mau ketemu Bunda pak biar ga sedih "
" Iyah bapa akan ngebut biar cepat sampai rumah Nathan yah "
Pengemudi taxi itu langsung melajukan mobilnya menuju rumah Nathan, dan sesampainya di rumah Nathan meminta nya untuk menunggu.
" Bentar ya pak Nathan ambil uang dulu "
" Iyaah Nathan "
Nathan segera berlari masuk kedalam rumah, dan ia melihat Bundanya yang sedang berada di dapur.
" Bunda..Bunda lagi apa " tanya Nathan menghampiri
" Ini bunda lagi buat teh, loh ko Nathan sendiri Paph sama Naya mana...?"
" Oiya bentar ya Bunda, Nathan mau bayar taxi dulu "
Nathan langsung kembali berlari masuk kedalam kamar dan mengambil uang, setelah itu Nathan kembali menuju Taxi tersebut.
Laras mengikuti Nathan dan melihat Nathan membayar sebuah Taxi, setelah itu Nathan kembali masuk dan menghampiri Laras.
" Loh ko kamu naik taxi, Papah sama Naya kemana..?"
" Mereka masih dirumah sakit Bunda, tadi Papah bentak bentak ke Nathan ngomong nya kenceng "
Laras merasa sakit mendengar cerita Nathan, walaupun ia tak mendengar langsung dari membayangkan saja membuat hati Laras menjadi sakit.
" Yaudah kita ke kamar bunda aja yuk, Nathan tidur dikamar bunda " ucap Laras untuk menghibur Nathan
" Iyah Bunda "
Nathan dan Laras naik ke atas untuk ke kamar Laras, ia tak ingin Nathan menjadi sedih yang berlarut larut akibat bentakan Erlangga.
******
Erlangga pulang kerumah kondisi larut, ia langsung menidurkan Naya di kamarnya ia melihat Nathan yang belum berada didalam kamar.
" Kemana anak itu " gumamnya khawatir
Erlangga naik ke kamar untuk memberitahu Laras, ia berharap Larasa kan membantu mencari Nathan atau setidaknya ia tau dimana keberadaan Nathan.
Saat Erlangga membuka pintu kamar, ia melihat Nathan dan Laras yang sudah tertidur dengan pulas. Erlangga merasa sedikit lega Nathan sampai dirumah dengan selamat, dan ia juga senang melihat Nathan yang sudah tertidur pulas bersama dengan Laras.
Erlangga berjalan masuk dengan pelan agar tak membangunkan keduanya, ia ikut merebahkan tubuhnya di sebelah Nathan.
" Maafin Papah yah Nathan " Erlangga mencium kening Nathan
Erlangga tak bermaksud untuk membentak Nathan, ia hanya kelepasan sehingga membentak Nathan. Ia juga merasa bersalah kepada Laras, padahal tadi ia dan laras sudah hampir melakukan namun ia gagal lagi.
Erlangga semakin takut jika Laras benar benar akan menggugat cerai, walupun ia belum mencintai Laras tapi ia takut kehilangan Laras ia takut anak anaknya pun akan mencari Laras.
Sebenarnya Erlangga sendiri bingung mengapa Laras menuntut perceraian, selama dua tahun ini ia selalu memberikan Laras uang, tak pernah menyruh kerja, tak pernah membentak, dan membiarkan Laras melakukan apapun.
Tapi kenapa tiba tiba Laras menuntut perceraian, apa salah dirinya sehingga Laras menuntut cerai, kepalanya menajdi sakit karena memikirkan itu semua.
Erlangga menatap wajah Laras yang tertidur pulas, ingin sekali Erlangga menciumnya namun ia takut Laras bangun dan marah marah kepada dirinya.
" Jangan bercerai aku mohon " gumamnya pelan
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 36 Episodes
Comments
Ma Em
Erlangga kalau kamu ga mau di ceraikan sama Laras rubah lah kelakuanmu utamakan Laras jangan urusin tuh si ulat bulu Resti aku sebel banget sama Erlangga jadi lelaki kok ga punya pendirian plin plan.
2023-11-24
0
Uthie
Diihhh... ngapain juga mempertahankan laki2 yg kaya gtu 😡😡
2023-09-28
1