BAB 17

" Maaf Mas " ucap Laras sangat pelan

" Hmm aku mengerti Ras " jawab Erlangga mengangguk

Erlangga mengajak Laras untuk keluar dari dalam kamarnya, ia tak ingin ada sesuatu yang akan terjadi kedepannya.

Keduanya duduk di sofa sambil menunggu Rian dan kedua anaknya, keduanya hanya saling diam dan sesekali saling melirik.

" Ekhm Rian ajak kemana ya Mas ko lama banget " gumam Laras memecahkan keheningan

" Engga tau, mungkin minimarket depan " jawab Erlangga

Setelah itu mereka berdua kembali hening, bahkan mereka berdua merasa canggung.

" Kamu lapar..? " tanya keduanya bersamaan

" Hahaha " Terdengar suara tertawa keduanya

" Ayo kita makan dulu " ajak Erlangga dan Laras pun mengangguk setuju

" Waahh aku jadi laper Mas " Ucap Laras melihat banyaknya lauk yang berada di meja makan

" Makanlah" ucap Erlangga sambil meletakkan piring kosong

" Kamu juga makan mas, kamu ga liat sekarang kamu udah kurus " ledek Laras

" Hemm kamu lebih suka aku kurus atau dulu..? " tanya Erlangga sambil menatap Laras

" Hmm lebih suka dulu sih, kalau sekarang kurus " Jawab Laras sambil mengisi piringnya

" Kalau begitu suapi aku " pinta Erlangga yang manja

" Boleh, sini aaa " Laras mengarahkan sendok ke mulut Erlangga

" Aaaa " Erlangga membuk lebar lebar mulutnya

" Tapi bohong " Laras memasukan sendok kedalam mulutnya sendiri

" Cih nyebelin " Erlangga mencubit kedua pipi Laras

" Hehehe Iyah Iyah sini beneran nih cepet buka mulut nya " ucap Laras yang kembali mengarahkan sendok kemulut Erlangga

" Aaa " Erlangga kembali membuka mulutnya

Dan Laraspun langsung memasukan kedalam mulut Erlangga.

Ini adalah hal pertama mereka setelah menjalani dua tahun pernikahan, walaupun terasa canggung namun hal inilah yang Laras inginkan.

" Om Ian ko Bunda sama Papah suap suapan, emang ga bisa makan sendiri yah " ucap Naya yang baru saja tiba bersama Rian dan Nathan

" Naya kamu diem deh, kamu juga sering di suapin kan sama Papah " ucap Nathan

" Ssstt kalian jangan berisik, biarin mereka makan kita duduk lagi aja di taman yah " ucap Rian berbisik

" Iyah Om " keduanya ikut menjawab sambil berbisik

Rian melihat tawa Laras yang beberapa hari ini hilang, ternyata ini lah hal yang Laras rindukan.

" Aduh Mas kenyang banget " Laras mengusap perutnya karena kekenyangan

" Iyah sama Mas juga " Erlangga pun ikut mengusap perutnya

Laras melihat sekeliling namun ia belum melihat ketiga nya pulang.

" Ko mereka belum pulang yah Mas, apa kita susul mereka aja " ucap Laras panik

" Ga apa apa ada Rian, pasti Rian menjaga mereka " ucap Erlangga menenangkan Laras

" Bundaaaa " panggil Naya dengan kencang

" Nah tuh anaknya Dateng kan " ucap Erlangga melihat Naya berlari

" Apa sayang, jangan lari lari " Laras menangkap putrinya itu

" Nathan jail Bunda, es krim Naya dimakan sama Nathan " Naya mengadu kepada Laras

" Terus Nathanya dimana..? " tanya Laras sembari mengelus rambut putrinya

" Tuh ditaman sama om Ian "

" Yaudah ayo kita kesana "

Laras menggendong tubuh putrinya itu, walaupun Erlangga melarang Laras tetap menggendong nya.

" Tuuh Bunda " Naya menunjuk kearah Nathan

" Kenapa..? Aku kenapa kamu tunjuk " tanya Nathan

" Kamu makan es krim aku Nathan " ucap Naya dengan kesal

" Tadi katanya kamu gamau, yaudah aku makan " Jawab Nathan dengan santai

" Kalau bunda ga percaya tanya aja Om ia " ucap Nathan kembali

" Om Ian nya mana..? " tanya Laras tak melihat keberadaan laki laki tersebut

" Apaa Ras gue disini " Ucap Rian dari belakangnya

" Rian bukannya dijagain malah ditinggal " omel Laras

" Ga ditinggal Ras, orang tadi ke toilet " ucap Rian membela dirinya

" Es krim Naya mana om Ian " tanya Naya kepada Rian

" Ada disana cantik, ayo mau om bukain .? " tanya Rian yang mengambil Naya dari gendongan Laras

" Tuh Nathan udah makan es krim Naya om " Naya menunjuk kearah Nathan

" Nathan " panggil Rian

" Hehehe bercanda Om Bunda, nih es krim Naya masih ada ko " Nathan sengaja menyembunyikan milik Naya

" Ada apa ini ribut ribut" timpal Erlangga

" Papah Kepo " Jawab Nathan

" Mas udah sore, kayaknya aku sama Rian izin pulang deh " ucap Laras kepada Erlangga

" Loh ko pulang sih Bunda, emang Bunda gamau tinggal disini lagi yah " ucap Nathan dengan raut wajahnya yang sedih

" Mau sayang, tapi Bunda harus pulang dulu yah " jawab Laras dengan lembut mengusap kedua kepala anak anaknya

" Janji Bunda balik kesini lagi..? " tanya Naya yang memberikan jari kelingkingnya

" Hmm bunda janji sayang " Laras pun melingkarkan jadi kelingkingnya kepada Naya

" Ayo Ian " ajak Laras

" Daaah Om Ian pulang dulu yaa " Rian melambaikan tangan kepada keduanya

" Daaah Om Ian " kedua anak tersebut membalas lambaian tangan Rian

Rian dan Laras pun langsung segera masuk kedalam mobil, setelah memakai seatbelt keduanya pun beranjak meninggalkan halaman rumah Erlangga.

" Tadi Lo seneng banget disana sampe gue ga tega ngajak pulang" ucap Rian yang tengah fokus menyetir

" Hmm tapi apa Mas Erlangga berhasil buat yakinin Mamah dan Lo yah Ian " ucap Laras yang kembali sedih

" Yaah yang penting dia bener bener berubah Ras, bukan cuma ngomong mau berubah tapi ga ada bukti "

" Kalau Lo sendiri Yakin ga sama Mas Erlangga..? "

" Belum tau " Rian mengangkat kedua bahunya

Setelah menempuh perjalanan akhirnya keduanya sampai di kediam Anthoni

" Assalamualaikum" ucap Laras mengucapkan salam

" Waalaikumsalam " sapa Jeri yang juga baru saja pulang

" Kalian darimana..? " tanya Jeri penasaran

" Abis jadi nyamuk gue " jawab Rian

" Jangan bilang Lo abis nemenin Laras ketemu sama si Erlangga" Jeri mencoba menebak

" Bang Jeri haus ga..? Mau Laras bikinin minum apa..? " ucap Laras

" Engga haus, cepet jelasin ada apa " ucap Jeri

" Mereka sudah izin sama Mamah Jer " Fransiska datang dari dalam

" Mamah " Laras langsung memeluk Fransiska

" Mah tapi kan.." Jeri menghentikan ucapannya

" Mamah ga langsung setuju, Mamah ingin tau apa benar Erlangga benar benar berubah atau hanya omong kosong "

" Oiya Bang, kasus si bapaknya Resti gimana..? " tanya Rian mengenai kasus tersebut

" Dia mangkir dari dua kali panggilan, kayaknya mereka gamau datang " ucap Jeri menjelaskan tentang kasusnya tersebut

" Oiya Ian tadi Mamah sama Papah kamu bilang mau kesini " ucap Fransiska

" Oya ..?? Ko mereka ga hubungi Rian yah " Rian mengambil ponsel dan mengecek apakah ada pesan

" Iyaah tadi kebetulan lagi telpon aja sama Mamah " jawab Fransiska

" Udah sana kalian bertiga mandi dulu gih, nanti kita makan malam bersama " ucap Fransiska dan mereka mengangguk setuju

Fransiska mulai menyiapkan makan malam untuk suami, ketiga anaknya dan Kedua tamu yang tak lain orangtua angkat Rian.

Fransiska juga menyiapkan beberapa buah sebagai pencuci mulut, dan minuman juga untuk Mereka.

Saat Fransiska tengah menyiapkan ponselnya terus berdering panggilan masuk

" Angel, apa sudah mau sampai yah " gumam Fransiska sendiri

Fransiska langsung mengangkat panggilan tersebut, namun ia terkejut dengan apa yang ia dengar

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!