BAB 18

Ponsel yang Fransiska terjatuh, ia benar benar tak percaya apa yang ia dengar barusan.

" Mah kenapa Mah " ucap Antoni yang baru saja menghampiri istrinya

" Angel sama Johan pah " ucap Fransisca gemetar

" Kenapa sama mereka Mah, ada apa..? " ucap Antoni

" Mereka meninggal ditempat karena kecelakaan Pah " jawab Fransisca

Praaang ..

Gelas yang Rian pegang terjatuh dari tangannya, ia benar benar tak percaya dengan apa yang ia dengar tadi

" Rian ." panggil Antoni

" Ga mungkin mereka bilang mau kesini kan Mah, Pah ga mungkin " ucap Rian yang tak percaya dengan kabar yang ia dengar

" Sini sayang " Ucap Fransiska yang hendak memeluk

Rian pun menghampiri keduanya, ia langsung memeluk erat Fransiska

Rian tak percaya jika orangtua yang membesarkan nya harus secepat ini pergi meninggalkan Rian

***

Keluarga Fransiska datang kerumah sakit untuk menemani Rian, bukan hanya Rian yang kehilangan Laras juga ikut kehilangan karena Angel dan Johan sangat baik kepada mereka.

Disana juga ada kedua orangtua Erlangga dan Erlangga, Mamah Erlangga tak sedikitpun menoleh kearah Laras

" Untuk jenazah sudah bisa di bawa pulang pak " ucap salah satu perawat kepada Antoni, karena keduanya dibawa kerumah sakit milik Antoni

" Oke segera siapkan ambulance" ucap Antoni dengan tegas

" Biar saya yang menemani Rian di ambulance nanti " ucap Erlangga menawarkan diri

" Jeri juga Pah " timpal Jeri

" Yaudah biar Mamah, Laras ikut sama Papah " ucap Antoni

" Kalian orang tua Laras .? " ucap Papah Erlangga terkejut

" Iyah saya ibu kandung Laras " jawab Fransiska dengan tegas

" Saya ayah dari Erlangga dan ini Istri saya " ucap Toni

" Hmm " Gumam Fransiska

" Yaudah ayo kalau gitu kita segera antar jenazah kerumah " ucap Antoni dan mereka semua mengangguk

***

Sampai dirumah sudah banyak para tetangga dan saudara yang berkumpul, mereka menyambut kedatangan kedua jenazah Angel dan Johan.

Rian duduk disamping jenazah sambil melantunkan ayat ayat, Laras duduk di sebelah Rian untuk memberikan semangat.

" harus ikhlas yah Ian " Laras memeluk lengan Rian

Rian yang tak kuat langsung memeluk tubuh Laras, ia menumpahkan rasa sedihnya.

" Kenapa mereka pergi secepat ini Ras " ucap Rian yang menangis di pelukan Laras

" Sudah takdir Ian, kalau Lo nangis gini gimana mereka akan tenang nantinya" ucap Laras menengkan Rian

Rian bahagia bisa bertemu dengan orangtua kandungnya, namun kenapa ia harus merasakan kehilangan secepat ini.

Setelah selesai di kafani, keduanya dibawa ke masjid terdekat untuk di sholatkan untuk selanjutnya akan di makamkan di makam keluarga.

Setelah selesai di makamkan semua keluarga kembali kerumah milik Angel dan Johan, begitu juga dengan orangtua Erlangga.

" Erlangga itu istri kamu ga hargain kamu apa yah, ada kamu tapi Meluk meluk Rian gitu " ucap Yani yang belum mengetahui jika keduanya saudara kandung

" Mah bisa ga gausah bahas sekarang, Rian lagi berduka " ucap Raka yang kesal kepada istrinya

" Mah Pah, Rian dan Laras itu adik kak. Mereka itu saudara kembar " jawab Erlangga

" Hah serius kamu..? " Yani tak percaya dengan apa yang ia dengar

" Ayah Laras sekarang itu ayah tirinya, namanya Antoni pemilik rumah sakit kalau Mamah Fransiska Erlangga gatau " jawab Erlangga

Yani benar benar terkejut dengan apa yang di katakan Erlangga, selama ini ia selalu menatap Laras dengan hina.

Tapi walaupun begitu ia belum sepenuhnya menerima Laras sebagai menantu nya, apalagi soal ayah Laras yang belum di ketahui.

***

Malam hari semua keluarga berkumpul untuk pengajian, keluarga Laras akan memilih untuk tinggal disana beberapa waktu.

Terlebih dengan Rian yang masih terpukul dengan kejadian ini, membuat Fransiska tak tega membawanya pulang.

Laras terus menenangkan Rian, ia selalu berada di sebelah Rian

Karena mereka saudara kembar', apa yang Rian rasakan tentu bisa Laras rasakan sekarang.

" Makan yuk Ian, gue suapin " ucap Laras

" ga laper ras " Rian menggelengkan kepalanya

" Kalau Lo sedih gini, apa mereka juga ga sedih Ian. Gue yakin mereka pasti udah tenang sekarang karena lo udah nemuin keluarga kandungnya "

Rian meletakkan kepalanya di bahu Laras, bahu ternyaman nya saat ini.

Dulu ia selalu cerita kepada kedua orangtuanya jika ia ingin selalu bersama dengan Laras, ia ingin menjaga dan melindungi Laras.

Doa Rian pun dikabulkan, namun bukan sebagai kekasih melainkan saudara kandung Laras.

" Lo tidur disini yah Ras, gue bener bener butuh lo " ucap Rian kepada Laras yang saat ini berada di kamarnya

" Iyaah tapi awas Lo macem macem " ucap Laras mencoba menghibur

" Dikit hehe " ucap Rian yang mulai tertawa

" Ya Lo macem macem tinggal gue gantung "

" Ras inget gue itu Kaka Lo "

" Beda 5 menit doang ga berlaku "

Laras berhasil menghibur Rian, perlahan senyumnya mulai terlihat dari wajahnya.

" Dulu gue sering banget cerita mau nikahin lo setelah Lo cerai sama Erlangga, eeh ternyata Lo saudara kandung gue " ucap Rian

" Kenapa Lo pengen banget nikah sama gue sih Ian, segitu cintanya lo sama gue " jawab Laras

" Banget Ras, cinta banget gue sama Lo. Dimata gue Lo tuh wanita sempurna, ga cocok tuh sama Erlangga "

" Ga cocoknya kenapa..? " tanya Laras penasaran ia ingin mendengar dari sudut pandang Rian

" Ya mana ada nih yah cowo udah nikah tapi masih mikirin mantan istrinya, kan gilaa. " jawab Rian

" Tapi Mas Erlangga selalu ngasih nafkah ko " ucap Laras

" Nafkah apa..? Lahir apa batin..? " tanya Rian dengan serius

Laras tak langsung menjawab, ia hanya diam saat mendengar pertanyaan Rian.

" Dah gue tebak pasti cuma nafkah lahir, Lo jangan jangan belum pernah...." Rian mencoba memberi kode dari pertanyaannya

Laras menggelengkan kepalanya

" Buset bini cantik begini kaga di sentuh, kalau gue mah udah beronde ronde " jawab Rian

" Gue cuma mau kasih saat dia udah cinta sama gue Ian, dan setelah dia berubah dan juga dapat restu dari kalian semua " jawab Laras

" Pinter " Rian memberikan jempol kepada Laras

" Gue yakin tuh si Yani pasti lagi kaget karena Lo meluk gue, atau bertanya tanya masalah keluarga kita. Pasti dia mikir aneh aneh tuh, gue kalau jadi Lo sih Ras males banget bertahan lama lama "

" Ya untung aja gue bukan elu yah hehe " jawab Laras

" Ian lo makan dulu yah, udah malem belum makan " ucap Laras kembali meminta Rian untuk makan

" Hmm yaudah tapi suapin yaah " pinta Rian yang sudah cukup terhibur

" Iyah, yaudah gue ambilin dulu yah " Laras pun pergi keluar dan mengambil nasi untuk Rian

Laras pergi ke dapur untuk mengambil makanan, disana ia bertemu dengan Erlangga yang juga menginap.

" Kamu mau makan Ras..? " tanya Erlangga melihat Laras mengambil nasi

" Buat Rian Mas, kasian dia " jawab Laras

" Kamu sudah makan Mas..? " tanya Laras balik

" Sudah, kamu sudah makan..? " tanya Erlangga

" Sudah Mas, yaudah aku balik lagi ke kamar Rian yah " ucap Erlangga

" Tunggu ada yang mau aku bicarakan " Erlangga menahan Laras

" Apa Mas..? " tanya Laras

" Kecelakaan ini ada sangkut pautnya dengan keluarga Resti " ucap Erlangga

Laras terdiam dan menatap wajah Erlangga, ia bingung harus memberitahu Rian atau tidak

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!