Bab 6
Beni terkejut saat datang ke bank dan rekeningnya telah diblokir oleh Mitha dan dibuat nomor rekening baru. Lalu, dia pun menghubungi nomor sang istri, tetapi tidak aktif.
Sepulang kerja tadinya dia akan pulang ke kost-an di mana akan bersenang-senang sebentar dengan Mia. Namun, dia harus pulang untuk menanyakan perihal tabungannya yang di ubah kepemilikan uang itu.
"Tumben kamu pulang cepat," kata Bu Yeni saat melihat Beni masuk ke dalam rumah.
"Tidak ada kerjaan lagi. Mitha mana, Bu?" tanya Beni.
"Entahlah. Ibu juga belum melihatnya," jawab wanita paruh baya itu sambil menonton televisi.
Beni pun masuk ke dalam kamarnya bersama Mitha. Terlihat wanita itu sedang melipat baju yang besok akan diberikan ke jasa laundry hanya untuk disetrika saja. Perutnya yang sangat besar membuat dia kesusahan. Jika melakukan sambil berdiri, maka kakinya akan bengkak. Jika dilakukan sambil duduk di lantai, perutnya akan ke tekan.
"Sayang, kenapa kamu menarik semua uang aku di rekening tabunganku?" tanya Beni dengan geram.
Mitha menghentikan pekerjaannya lalu menatap ke arah Beni. Dia senang karena melihat ada garis kekesalan dan marah dari ekspresi wajah suaminya. Lalu, dia memberikan dompet milik Beni yang sudah kosong dikuras habis olehnya.
"Nih, dompetmu, Mas. Uang yang ada di dalam sudah aku pakai untuk belanja kebutuhan pokok," kata Mitha dan Beni hanya terdiam sambil menatap dompetnya yang sudah lepet tidak setebal biasanya.
"Tadi Mas tanya kenapa aku tarik uang dari rekening?"
Beni hanya mengangguk. Dia sampai tidak bisa berkata-kata saat ini. Apalagi melihat sang istri yang terlihat memasang muka seram.
"Aku mau tanya ke mana uang yang dahulu sudah hampir 100 juta, kini tinggal bersisa 50 juta? Bukannya bertambah uang kita, malah berkurang setengahnya," tanya Mitha dan itu sukses membuat muka Beni menjadi pucat.
Senyum kecut tercipta dari wajah Mitha yang bulat. Dia ingin mendengar alasan atau kebohongan apa lagi dari suaminya.
"U–uang itu di–pinjam," jawab Beni dengan gugup.
Keringat dingin langsung membanjiri pelipis dan sekujur tubuh Beni. Laki-laki itu tidak berani jujur mengatakan ke mana uang itu sudah mengalir. Kalau dia jujur, sudah pasti istrinya akan marahi dirinya. Hal yang lebih parah adalah melabrak Mia.
"Oh, dipinjam, ya? Ingat, Mas, kalau aku akan melahirkan dan anak kita kembar lagi. Uang sudah harus disiapkan dari sekarang. Untuk beli perlengkapan bayi yang pastinya harus serba double. Biaya kelahiran, selanjutnya biaya syukuran. Uang 50 juta tidak akan cukup, maka Mas harus tagih uang yang 50 juta yang dipinjam itu secepatnya," ucap Mitha.
Wanita itu ingin tertawa saat melihat muka Beni yang cengo seperti orang bodoh yang bingung harus berbuat apa. Mitha ingin tahu apa yang akan dilakukan oleh suaminya setelah ini. Uang untuk menyenangkan gundiknya sudah tidak ada.
'Apa Mia masih akan bersama Mas Beni yang sudah kere ini,' batin Mitha.
***
Mia sedang uring-uringan karena Beni tidak bisa memberikan skincare merek terkenal yang ingin dia coba. Kata beberapa orang di internet produk itu sangat bagus dan membuat muka semakin kinclong kayak artis Korea. Padahal tanpa skincare seperti itu muka Mia memang sudah cantik. Sayangnya keindahan wajahnya tidak seindah kelakuannya.
"Kenapa kamu tidak punya uang sekarang, Mas? Pokoknya kalau tidak ada uang, maka jangan temui aku lagi!" Mia mengancam Beni lewat sambungan telepon.
"Jangan begitu, dong. Aku juga sedang memikirkan bagaimana aku bisa dapat uang tambahan. Setidaknya kamu jangan boros dulu, Sayang. Padahal jatah uang yang aku belikan kepadamu dua kali lipat dari yang didapat oleh Mitha," ucap Beni mencoba merayu kekasihnya.
"Aku tidak mau tahu! Kalau Mas masih ingin bersama dengan aku, maka kirim aku uang itu hari ini juga. Kalau tidak ... aku tidak akan mau diajak tidur lagi sama kamu, Mas." Mia menutup panggilan itu secara sepihak.
Beni menjambak rambutnya. Dia pusing sekarang. Mitha yang sering berbuat di luar dugaan dia. Mia yang suka merajuk dan mengancam. Keuangan yang menipis, hutang ke rekan kerja. Kepala laki-laki itu terasa mau meledak.
'Apa yang harus aku lakukan sekarang?'
Mata Beni tidak sengaja melihat ke arah berkas laporan untuk bulan ini. Pikiran jahat kini terbesit di dalam benaknya. Laki-laki itu melakukan manipulasi data penjualan. Setelah dihitung-hitung uang yang dia dapatkan dari mengganti data itu sekitar 25 juta. Dia sebenarnya takut ketahuan, tetapi dia harus melakukan hal ini. Tidak ada cara lainnya lagi, jika dia ingin mendapatkan uang yang banyak dan cepat.
Berawal dari sebuah desakan karena tidak ada lagi cara lain, nanti akhirnya akan menjadi kebiasaan. Inilah yang akan terjadi kepada Beni sekarang. Sudah tahu enaknya dapat uang banyak dengan cara cepat tanpa harus lelah bekerja keras.
***
Mitha memeriksa chat antara Mia dan Beni. Mereka berdua akan janjian untuk pergi ke mall. Tanpa buang waktu Mitha pun pergi ke tempat tujuan mereka berdua. Inilah saatnya dia mendapatkan bukti perselingkuhan kedua orang itu.
Terlihat Beni dan Mia jalan sambil saling merangkul. Mereka memasuki sebuah toko perhiasan. Mitha pun mengambil memasang video untuk merekam segala gerak-gerik kedua orang itu.
'Mas Beni punya uang dari mana? Apa benar uang 50 juta itu dipinjamkan ke temannya? Jika melihat dari data transaksi bank banyak sekali untuk membayar hotel dan beberapa toko tas dan baju terkenal,' batin Mitha.
'Nanti akan aku cari tahu dari mana dia punya uang yang banyak lagi,' lanjut Mitha.
Tubuhnya yang besar membuat pergerakan Mitha menjadi lambat dan tidak bisa menyusul Beni. Napas dia juga mulai tersengal-sengal. Jadi, wanita itu memutuskan untuk pulang ke rumah.
***
"Mitha dari mana saja kamu? Ibu cari-cari nggak ada. Wanita hamil jangan suka kelayapan," tanya Bu Yeni sambil memasang muka marah.
"Aku ada perlu sedikit, Bu. Susu sudah habis dari kemarin. Tadi mau izin sama ibu, tapi Ibu sedang tidur. Ini aku belikan rujak kesukaan Ibu," jawab Mitha sambil menyerahkan satu cup rujak campur.
Amarah Bu Yeni langsung reda begitu melihat ada makanan kesukaannya. Tanpa malu-malu dia memakan rujak itu. Tidak tahu dari mana uangnya atau apa Mitha juga mau.
'Untung saja aku sempatkan beli dulu susu sama rujak. Bisa-bisa Ibu mengomel sehari semalam jika tahu aku pergi membuntuti Mas Beni,' batin Mitha.
Menyadari dirinya tidak mampu pergi lama-lama dan membuntuti suami dan selingkuhannya, Mitha memutuskan menyewa jasa seseorang. Dia akan mempercayakan tugas itu dan membayar dengan sejumlah uang. Tidak apa bagi wanita itu mengeluarkan sedikit uang untuk mendapatkan kebebasan dirinya nanti.
'Lihat saja, Mas. Jika sudah banyak bukti perselingkuhan dirimu, maka aku akan gugat cerai dirimu,' batin Mitha.
***
Apakah kebusukan perbuatan Beni akan ketahuan? Pembalasan apa yang disiapkan oleh Mitha untuk Beni dan Mia? Ikuti terus kisah mereka, ya!
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 45 Episodes
Comments
Maulida Hayati
Mitha wanita tangguh dan cerdas.
2024-10-25
2
🌸Santi Suki🌸
bahkan lebih garang
2024-08-02
1
Fareendy M
Sekarang pelakor tidak takut dgn istri Sah, 😡
2024-08-02
2