Bab 8
Beni semakin pusing karena Mia banyak permintaan. Dulu, ingin cincin permata, lalu skincare, tas keluar terbaru, dan sekarang ingin membeli handphone keluaran terbaru yang harganya bisa dapat beli motor. Sementara uang yang dia miliki sudah habis. Uang 25 juta hasil korupsi dari kantor sudah habis dalam jangka satu minggu.
Mas, kalau tidak bawa handphone itu jangan ajak aku ke kost-an.
Mia membalas pesan Beni seperti biasa dengan ancaman. Wanita itu tahu kelemahan sang lelaki.
Hari ini jadwal Mitha melakukan pemeriksaan kehamilan ke dokter kandungan. Jadi, Mas tidak akan pergi ke kost-an.
Selama ini Beni paling malas pergi mengantar Mitha melakukan cek kehamilan. Selalu saja ada alasan kenapa dia tidak bisa mengantar. Namun, sekarang dia menjadikan itu sebagai alasan karena tidak punya uang untuk membeli handphone apel tergigit.
"Semakin lama dia semakin melonjak permintaannya," gumam Beni yang sekarang mulai merasa bingung karena tidak ada uang.
"Kamu kenapa?" tanya Harus begitu melihat Beni sangat kacau.
Beni mengangkat kepalanya dan melihat ada rekan kerjanya yang merupakan suami Kartini. Mereka sudah lama saling mengenal sejak dia kenal dengan Mitha.
"Tidak ada," jawab Beni sambil melanjutkan pekerjaannya lagi.
Berbeda dengan Beni yang tidak tahu kalau Mitha itu orang kaya, Haris tahu identitas asli wanita itu, karena mereka sudah saling mengenal sejak kecil.
'Kamu akan menyesal jika menyakiti Mitha. Apalagi sampai melepaskan dia,' batin Haris.
Ya, Haris tahu apa yang sedang menimpa sahabatnya itu karena tidak sengaja baca pesan antara Kartini dengan Mitha. Sebenarnya dia sangat marah kepada Beni yang sudah berani main serong di belakang istrinya. Namun, dia tidak gegabah dan menghancurkan rencana istri dan sahabatnya.
***
Mitha merasa heran karena Beni pulang lebih cepat dari biasanya dan mengatakan akan mengantarnya ke dokter kandungan. Awal-awal kehamilan, laki-laki itu memang semangat saat mengantar pergi memeriksa kandungan. Namun, setelah usia kandungan 8 minggu, sang suami tidak mau mengantar lagi.
"Kenapa? Ayo!" Beni menuntun Mitha ke mobil.
Para tetangga yang kebetulan lewat menyapa mereka dan memuji Beni sebagai suami yang siaga terhadap istri. Tentu saja ini membuat laki-laki itu lupa diri.
Kebetulan Mia juga baru pulang kerja dan melihat keakraban Mitha dan Beni di depan para tetangga. Hati wanita itu panas dan marah. Dia memang tidak tahu dirinya suka sama suami orang. Namun, dia merasa tidak bersalah karena laki-laki itu sendiri yang mendatangi dirinya.
'Awas kamu, Mas. Aku tidak akan angkat telepon kamu nanti. Aku juga tidak akan mau diajak tidur bersama lagi,' batin Mia.
Si janda ini kesal dan marah kepada Beni karena keinginannya tidak dituruti. Dia tidak tahu kalau saat ini laki-laki itu sudah kere. Wanita itu terus berpikir kalau selingkuhannya memang benar-benar kaya.
***
"Keadaan bayi sehat-sehat. Perkembangannya juga baik. Ibunya hebat, nih, bisa menjaga dengan baik kandungannya," kata dokter kandungan.
Mitha merasa senang mendengar keadaan buah hatinya dalam keadaan baik dan sehat. Meski sedang ada masalah di dalam rumah tangganya, sebisa mungkin dia menjaga emosi dan waktu istirahatnya.
"Sayang, dengar kata dokter kalau anak-anak kita tumbuh dengan baik," ucap Beni senang.
"Ya, tentu saja karena aku selalu meminum susu dan memperhatikan asupan gizi dari makanan yang aku makan. Dan tidak lupa tetap menjaga kewarasan otak dan hatiku, Mas," balas Mitha menyindir suaminya.
Dokter kandungan itu hanya tersenyum tipis. Dia merasa kalau pasangan ini sedang ada masalah. Apalagi selama ini biasanya pasien selalu datang sendirian.
***
Beni lagi-lagi melakukan korupsi di kantor. Sudah tiga hari Mia mengabaikan dirinya dan memblokir nomornya juga. Maka satu-satunya cara agar bisa berbaikan lagi bersama kekasih gelapnya dia harus punya uang yang banyak dan membelikan apa yang diinginkannya.
Uang buat beli handphone sudah ada, Sayang. Kita nanti ketemuan di tempat biasa.
Lalu, dia pun mengirim lewat massager kalau dia mengajak pergi ke counter untuk membeli handphone. Ternyata tidak sampai lima menit Mia membalas pesan itu.
Makasih, Mas. Semakin cinta dan sayang, deh, sama kamu!
Balas Mia tidak lupa emot cium bibir. Beni tersenyum senang karena di dalam otaknya sudah terbayang jatah yang akan dia terima dari gundiknya ini.
Saking bahagianya Beni saat ini, dia lupa mengabari Mitha kalau akan pulang terlambat. Laki-laki itu pergi berdua dengan kekasih gelapnya ke sebuah mall besar untuk membeli handphone keluaran terbaru itu.
"Sekarang sudah tidak marah lagi, 'kan?" Beni mencubit hidung Mia dengan gemas.
"Tentu saja, Mas. Mana mungkin aku tahan lama-lama marah sama kamu. Aku 'kan sangat cinta sama kamu," balas Mia tidak lupa mencium pipi Beni.
Tidak jauh dari mereka ada seseorang yang melihat tingkah mereka berdua dengan ekspresi terkejut. Orang itu menutup mulutnya agar jangan sampai pekikan suaranya keluar dari mulutnya.
"Beni?"
"Apa yang dia lakukan barusan?"
***
Mitha melihat jam sudah menunjukan pukul 22:00 dan suaminya belum juga pulang. Padahal laki-laki itu sudah tidak ada di kantor sejak jam pulang kerja.
"Apa dia sedang bersama selingkuhannya?" gumam Mitha.
Wanita itu pun menghubungi suruhannya untuk mengecek kost-an tempat Beni dan Mia menghabiskan waktu bersama. Tidak sampai 15 menit, dia sudah mendapat kabar kalau mereka berdua memang berada di sana.
'Awas kamu, Mas. Aku tidak akan pernah membukakan pintu lagi buat kamu. Terserah kamu mau tidur di mana? Aku tidak akan peduli!' batin Mitha memberontak.
Benar saja Mitha tidak membukakan pintu yang sengaja dia kunci lewat slot. Agar Beni tidak bisa masuk ke rumah meski mempunyai kunci cadangan.
"Sayang, buka pintunya!" Beni mengetuk-ngetuk kaca jendela kamar depan yang merupakan kamar tempat tidurnya.
Mitha melihat jam di dinding sudah menunjukan waktu pukul 01:00. Namun, dia masa bodoh dengan teriakan suaminya di depan rumah.
"Biar dikerubungi nyamuk betina sekalian. Habis ... habis, tuh, darah kotor," gumam Mitha kembali melanjutkan tidurnya. Dia harus banyak istirahat malam untuk menjaga kesehatan tubuh dan organnya.
***
Beni baru masuk ke dalam rumah setelah pintu dibuka oleh Bu Yeni. Dia mendengar suara sang anak saat memanggil-manggil namanya.
"Kenapa wajah kamu, Ben? Bintik-bintik merah seperti itu," tanya Bu Yeni panik.
"Di gigit nyamuk, Bu," balas Beni langsung masuk ke dalam kamarnya.
Terlihat Mitha yang masih meringkuk di atas kasur. Sebenarnya dia tidak apa-apa, hanya sedang ingin bermalas-malasan saja. Wanita itu ingin tahu apakah suaminya masih peduli kepada dirinya jika sakit.
"Kamu masih tidur? Ini sudah pagi dan waktunya buat sarapan," ucap Beni sambil menggoyangkan badan Mitha.
"Aku sedang tidak enak badan, Mas," ucap Mitha.
"Apa? Lalu, sekarang aku sarapan dengan apa?" tanya Beni dengan gusar.
"Ada roti dan susu. Mie instan juga banyak di dalam kabinet," jawab Mitha.
Sesuai pikiran Mitha kalau suaminya tidak akan peduli dia mau sakit apa tidak. Buktinya sekarang dia tidak menanyakan mana yang sakit atau sakit apa.
***
Siapakah yang memergoki Beni dengan Mia di mall? Ikuti terus kisah mereka, ya!
Jangan lupa tinggalkan jejak dengan like dan nonton iklan.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 45 Episodes
Comments
Sulaiman Efendy
LAKI2 ATAU SUAMI YG GK PANTAS UNTUK DIPERTAHANKN.. BERTINDAK TNPA MMIKIRKN EFEK KEDEPANNYA .
2024-02-29
2
Sukliang
tolollll
2024-02-22
3
Carlina Carlina
beniii begoooo😡😡😡😡
2024-01-23
2