Bab 11. Beni Berbohong Lagi

Bab 11

Mitha segera menghapus balasan pesan dirinya dan juga pesan dari Mia, sebelum ketahuan oleh Beni. Tadi, Salma menghubungi dirinya kalau dia mengirimkan paket makanan untuk si pelakor. Dia yakin kalau si janda gatal itu akan menghubungi kekasih gelapnya seperti biasa.

'Apa yang dilakukan oleh Salma, ya? Aku penasaran,' batin Mitha.

Beni lebih suka menyibukkan diri dengan nonton televisi atau menghabiskan waktu dengan Bu Yeni karena disuruh memijat badannya. Sebenarnya dia itu anak yang baik dan selalu menuruti perintah ibunya. Berbeda dengan sebelum fisik Mitha berubah, dia akan lebih banyak menghabiskan waktu dengan sang istri.

Biasanya Beni akan masuk ke kamar hampir tengah malam. Aneh sekali baginya, dia itu malas melihat wajah Mitha, tetapi tidak bisa tidur nyenyak jika wanita itu tidak ada di sisinya. Mungkin aroma tubuh sang istri yang membuat laki-laki merasa nyaman atau karena sudah terbiasa dengan wanginya karena sudah lima tahun mereka bersama.

Mitha dan Beni tidur saling memunggungi. Keduanya sama-sama malas saling melihat karena ada rasa ketidaksukaan yang dirasakan oleh mereka.

Semakin besar perutnya membuat Mitha merasa tidak nyaman saat tidur. Punggung dia terasa panas dan pegal. Ingin sekali dia dipijat atau dielus punggungnya. Maka wanita itu pun memilih untuk jalan-jalan di kamar untuk menghilangkan rasa sakit itu.

Beni merasa tidak ada keberadaan Mitha disisinya, maka dia pun membuka mata. Melihat istrinya jalan bermondar-mandir sambil memegang pinggangnya, laki-laki itu mengabaikan dan memilih melanjutkan tidurnya kembali. Rasa cinta dan peduli kepada sang istri sudah habis terkikis di dalam hatinya. Hanya karena sudah tidak cantik lagi, begitu dengan mudahnya dia membuang perasaan itu.

***

Mas, tolong aku. Sejak semalam aku sakit perut dan bolak-balik ke kamar kecil.

Beni langsung merasa cemas saat mendapat pesan dari Mia. Dia melihat keluar dari kaca jendela. Hari masih subuh dan orang-orang belum banyak yang ke luar rumah. Maka dia pun memutuskan untuk mendatangi rumah kekasih gelapnya lewat jalan belakang. Kebetulan belakang rumah mereka merupakan lahan perkebunan.

Beni berlari sekencang mungkin sebelum ada yang memergoki dirinya. Tanpa dia tahu kalau Mitha sudah melihatnya dan wanita itu mengikutinya secara diam-diam.

"Sayang, ini aku!" Beni mengetuk pintu belakang rumah Mia.

Ternyata pintu itu tidak dikunci, maka Beni langsung masuk. Dia melihat Mia ke luar dari kamar mandi. Wajah wanita itu sangat pucat.

"Kamu kenapa? Apa kita ke dokter saja?" tanya Beni sambil menuntun Mia untuk duduk di kursi meja makan.

"Sepertinya aku diare. Sejak semalam aku bolak-balik ke kamar mandi. Lemas sekali tubuhku," jawab Mia.

Beni pun memutuskan untuk membawa Mia ke rumah sakit karena takut terjadi sesuatu kepada pacarnya ini. Selagi hari masih pagi dan belum banyak orang yang melihat.

Tanpa memberi tahu Mitha dan Bu Yeni, Beni membawa Mia pergi ke rumah sakit. Bahkan laki-laki itu belum mandi dan sarapan.

Mitha tahu apa yang dilakukan oleh suaminya itu, tetapi dia tidak boleh menunjukkan perbuatan yang bisa merugikan dirinya. Dia lebih memilih menyiapkan sarapan untuk dirinya. Bagaimanapun juga kedua bayi di dalam perutnya harus lebih dia perhatikan.

"Beni mana?" tanya Bu Yeni begitu masuk ke dapur.

"Entahlah, Bu. Aku lihat dia pergi buru-buru, bahkan belum mandi," jawab Mitha yang masih sibuk membuat sayur sop ikan.

***

Salma pergi ke rumah sakit tempat Mia dirawat. Dia ingin melihat keadaan korban kejahilannya. Rasa sakit hati karena sahabat baiknya dikhianati oleh orang yang sering ditolong olehnya, membuat dia melakukan hal ini.

Mia mendapatkan perawatan karena mengalami dehidrasi. Ternyata selain mengalami diare, wanita itu juga mempunyai penyakit maag akut. Terlihat Beni begitu perhatian kepadanya. 

Salma yang melihat itu pun merekam semuanya, untuk jaga-jaga nanti jadi barang bukti perselingkuhan Beni dan Mia. Ketidaksukaan terlihat jelas dari tatapan wanita itu.

"Lihat saja Beni! Kamu akan menyesal seumur hidup kamu karena sudah menyakiti dan mengkhianati Mitha. Wanita yang sudah mengangkat derajatmu," gumam Salma.

Mia bermanja-manja kepada Beni. Sakit yang dideritanya ini malah dia manfaatkan olehnya.

"Mas, aku ingin makan steak yang ada di restoran BINTANG," pinta Mia dengan merengek.

Beni tahu berapa harga makanan itu karena dia kadang pergi ke sana saat bertemu dengan kliennya. Mau tidak mau dia membelikan steak sesuai keinginan kekasih gelapnya.

Seharian itu Beni menunggui Mia di rumah sakit. Dia izin cuti ke kantor dengan alasan istrinya sedang sakit dan harus dirawat. Sementara dia mengatakan kepada Mitha harus mendatangi kota sebelah untuk melakukan pengecekan gudang barang bahan baku. Laki-laki itu berbohong lagi demi gundiknya.

***

Mitha memanfaatkan ketidak hadiran Beni di kantornya dengan mendatangi gedung itu. Tentu saja kedatangan dia ke sana disambut baik oleh Rangga.

"Aku sangat terkejut saat mendapat kabar kalau Beni tidak masuk kerja karena istrinya masuk rumah sakit. Untungnya kamu baik-baik saja," ucap Rangga sambil tersenyum manis.

"Laki-laki tidak tahu diri itu sedang menjaga gundiknya," ucap Mitha dengan enteng.

"Apa? Jadi Beni beneran berselingkuh?" Rangga terkejut. 

Setahu Rangga kalau Beni itu cinta mati sama Mitha. Orang-orang yang melihat mereka saat bersama itu sering terlihat romantis. Cinta keduanya bisa terlihat jelas bagi orang awan sekalipun. Pasti orang-orang tidak akan berpikir kalau laki-laki itu akan mengkhianati istrinya.

"Jadi, belakangan ini kamu meminta aku untuk mengawasi Beni karena sudah tahu kalau dia selingkuh?" tanya Rangga dengan sedikit emosi.

Laki-laki itu tidak terima kalau wanita yang selalu menempati posisi tertinggi di dalam hatinya itu dikhianati dan diduakan. Rangga selalu menjaga betul agar Mitha selalu aman dan bahagia.

"Dia selingkuh dengan siapa? Apa rekan kerja di sini?" tanya Rangga.

"Bukan. Dia janda kembang yang dulu aku pernah ceritakan kepadamu," jawab Mitha.

"Apa? Beni apa tidak punya hati berselingkuh disaat kamu hamil anaknya!" Rangga mengepalkan tangannya dengan erat.

"Itu ... karena aku berubah menjadi jelek seperti ini," balas Mitha dengan lirih.

Mendengar alasan dari mulut Mitha ini membuat Rangga marah. Rasanya dia ingin menghajar Beni agar bisa sadar kembali siapa yang patut dicintai dan diperjuangkan kebahagiaannya.

"Izinkan aku untuk memberi Beni pelajaran agar dia sadar diri siapa dirinya," ucap Rangga.

"Kamu tidak perlu repot-repot. Karena aku akan menggugat cerai dirinya nanti. Kamu pikir aku mau kembali merajut cinta dengan laki-laki yang sudah main celup dengan wanita lain? Siapa tahu dia punya penyakit," tukas Mitha.

Mendengar itu Rangga sangat terkejut karena dia tahu betul bagaimana Mitha sangat mencintai Beni. Bahkan semua perhatian yang dia berikan tidak pernah dilihat olehnya.

"Aku akan selalu mendukung apa pun yang menjadi keputusanmu selagi itu baik bagi dirimu," ujar Rangga mengalah.

"Aku minta kamu untuk melakukan pengecekan pekerjaan Beni selama tiga bulan belakangan ini!" titah Mitha kepada Rangga sebagai wakilnya di perusahaan.

***

Akankah Rangga bisa menemukan kecurangan yang dilakukan oleh Beni di perusahaan? Ikuti terus kisah mereka, ya!

Jangan lupa tinggalkan jejak kalian dengan like dan nonton iklan.

***Karya ini telah kontrak dengan NovelToon, dilarang membajak karya seperti mencetak ulang tanpa izin.***

***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***