Bab 4. Kapan Bercerai?

Bab 4

Sayang, hari ini aku lembur. Takut pulang kemalaman. Jangan lupa kunci semua pintu dan jendela. Katanya mulai marak pencuri di kampung sebelah.

Pesan Beni yang baru saja masuk ke handphone milik Mitha. Wanita itu baru sadar sekarang kalau beberapa bulan terakhir suaminya ini sering sekali lembur. Sesuatu yang dulu jarang dia lakukan.

Sakit hati, sedih, menangis, dan ingin marah itulah yang sering dirasakan oleh Mitha semenjak Beni berubah. Hanya karena perubahan fisiknya karena sedang hamil, begitu dengan mudahnya laki-laki itu berpaling. 

Mungkin seperti dahulu ketika keduanya dengan mudah saling jatuh cinta. Tidak banyak drama ini itu yang harus bersusah payah untuk mendapatkan cinta. Satu kendala yang mereka hadapi, yaitu restu dari Bu Yeni setelah tahu Mitha hanya sebatang kara tanpa keluarga. Itu juga tidak terlalu lama karena kedua sejoli ini bisa menyakinkan sang ibu kalau mereka bisa hidup bahagia dan saling mendukung. Bahkan Beni mengancam akan kabur jauh ke pulau seberang jika tidak diizinkan menikah dengan gadis pilihannya.

"Mitha! Mitha!" teriak Bu Yeni dari depan rumah.

Mitha segera menghapus air mata di pipinya setelah meratapi kehidupan rumah tangganya yang menjadi seperti ini. Dia pun bergegas menuju ke depan rumah. Dengan tubuhnya yang sangat besar wanita itu berusaha bergerak cepat.

"Ada apa, Bu?" tanya Mitha setelah membuka pintu.

"Nih, barusan Ibu dikasih sama Pak Muklis!" Bu Yeni menyerahkan satu keresek ikan lele yang masih hidup.

Wanita tua itu masih ingin makan pecel lele yang sejak kemarin dia idam-idamkan. Mau tidak mau Mitha harus memasak itu. Tidak sulit baginya untuk memasak berbagai jenis menu masakan. Mitha pernah ikut kursus memasak makanan Nusantara bersama Kartika saat masih gadis. Baginya selagi masih muda dan memiliki banyak tenaga harus diisi dengan sesuatu yang bermanfaat. Ditunjang dengan punya banyak uang meski dari warisan kedua orang tua dan kakeknya yang seorang milyuner. 

"Beni lembur lagi?" tanya Bu Yeni saat akan makan malam.

"Iya, Bu," jawab Mitha tanpa melihat ke arah mertuanya.

"Dia itu memang laki-laki bertanggung jawab. Istri mau lahiran jadi dia harus semakin bekerja keras cari uang. Kamu harus bersyukur punya suami seperti Beni," ucap Bu Yeni sambil menerima piring yang sudah diisi nasi dan pecel lele oleh Mitha.

Sang menantu hanya diam saja. Mitha akan beneran senang jika uang itu memang Beni cari untuk keluarganya, bukan untuk selingkuhannya. Namun, pada kenyataan saat ini semua uang yang dia dapat di luar gaji pokok semua diberikan untuk gundiknya.

***

Beni saat ini sedang merayu Mia yang sedang merajuk karena ingin dibelikan cincin permata seperti milik Mitha. Jangankan untuk membeli cincin, uang untuk bersenang-senang mereka sekarang saja dia pinjam kepada temannya karena dompet itu belum ditemukan.

"Nanti jika aku dapat bonus lagi, akan aku belikan cincin permata yang tidak kalah bagus dan mewah," ucap Beni.

"Kenapa, sih, dompetmu bisa sampai hilang?" tanya Mia dengan nada kesal.

Meski sudah berulang kali Beni menjelaskan, wanita itu seakan tuli dan lupa. Hal yang ada di dalam otaknya cuma uang dan bersenang-senang. Sama seperti sekarang ini, mereka sedang bersenang-senang di sebuah kost yang jauh dari kantor apalagi kampung tempat tinggal mereka. Biasanya mereka pergi ke hotel. Karena Beni tidak punya uang jadi dia memutuskan untuk menyewa sebuah kost dan itu bisa mereka gunakan untuk sebulan ke depan.

Beni lupa akan rasa cinta dan sayangnya kepada Mitha semenjak jatuh ke dalam pesona si janda kembang ini. Mia yang mempunyai wajah cantik bak bidadari, bentuk tubuh yang molek dengan kulitnya yang putih mulus. Membuat laki-laki itu tergila-gila setelah tahu nikmatnya berselingkuh.

"Mas, kapan kamu akan menceraikan Mbak Mitha?" tanya Mia mulai berani memprovokasi agar Beni menceraikan istrinya.

"Sekarang dia sedang hamil, Sayang. Apa kata orang jika aku tiba-tiba saja menceraikan dia saat ini. Tunggulah sampai dia melahirkan," jawab Beni yang benar-benar sudah tertutup hatinya oleh  bisikan setan.

"Itu masih lama, Mas. Aku sudah tidak sabar ingin menjadi istrimu," kata Mia sambil memainkan jemarinya di dada sang lelaki.

"Aku ajak kamu nikah siri dahulu tidak mau," balas Beni sambil memencet hidung wanitanya.

"Aku 'kan ingin pernikahan yang dirayakan besar-besaran, Mas. Tidak mau yang diam-diam seperti itu," tukas Mia dengan memasang wajah cemberut.

Sebulan yang lalu Beni memang mengajak Mia untuk menikah siri daripada mereka berzina terus. Namun, wanita itu menolaknya dengan tegas. Apalagi dia tidak mau menjadi istri kedua yang notabene sering disebut sebagai pelakor. Emang dia selama ini tidak sadar kalau dirinya sudah menjadi pelakor tanpa diketahui oleh orang lain.

***

Mitha sudah mengamankan semua aset milik Beni. Besok dia mau ke bank sebelum keduluan dengan suaminya yang mengurus hilangnya ATM. Tadi, siang dia berhasil menyuruh seseorang agar laki-laki itu tidak bisa meninggalkan kantor untuk mengurus tabungannya. Niatnya Mitha akan membuat rekening baru untuk kedua anaknya nanti. Uang 50 juta itu untuk biaya lahiran dan syukuran.

Ditatapnya foto pernikahan dirinya dengan Beni yang lima tahun lalu lebih. Selama itu banyak suka, duka, tawa, dan canda mereka lalui bersama. Mitha rindu akan masa-masa indah itu. Perjuangan mereka untuk memiliki anak setelah tiga tahun pernikahan karena Beni ingin hidup mapan terlebih dahulu. Setelahnya hampir dua tahun mereka melakukan program kehamilan. Namun, di saat semua sudah mereka dapatkan, laki-laki itu malah berselingkuh.

Mitha tidak sadar kalau air matanya sudah bercucuran dan membasahi baju tidurnya yang berupa daster berukuran jumbo. Sekarang dia tidak bisa memakai bermacam jenis model pakaian karena ukuran perutnya yang sangat besar. Baru enam bulan, tetapi sudah terlihat seperti berusia sembilan bulan.

"Nak, kita akan berjuang bersama-sama. Baik dengan ada atau tidak adanya papa di samping kita," gumam Mitha sambil mengelus perutnya dengan lembut.

Sudah hampir jam 12 malam, Beni belum juga pulang. Mitha sudah melacak keberadaan suaminya lewat GPS yang ada di handphone sang suami. Wanita itu sudah menyuruh seseorang untuk memata-matai tempatnya. Dia tidak menyangka kalau Beni sekarang berani menyewa kost-an murah untuk menghabiskan waktu bersama Mia.

Terdengar suara mesin mobil, Mitha mengintip lewat kaca jendela dan itu kendaraan yang dikendarai oleh Beni. Wanita itu langsung pergi tidur agar tidak perlu mengurusi keperluan suaminya. Selama ini dia memang masih melakukan semua tugas seorang istri meski haknya sudah dikurangi oleh suaminya.

"Bagaimana caranya aku menceraikan kamu nanti?" gumam Beni sambil berdiri di samping kasur yang menghadap Mitha.

Deg! 

***

Benarkah Beni akan menceraikan Mitha? Atau Mitha 'lah yang akan menceraikan Beni? Ikuti terus kisah mereka, ya!

***Karya ini telah kontrak dengan NovelToon, dilarang membajak karya seperti mencetak ulang tanpa izin.***

***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***