Aku Tidak Bodoh, Mas!
Bab 1
Terima kasih, Mas. Kalungnya sangat indah. Aku suka sekali. Lihat, cocokkan?
Mata Mitha terbelalak saat melihat foto seorang wanita cantik yang hanya memakai ku*tang dan ada kalung berlian menghiasi lehernya. Dia tahu siapa yang terpampang di layar handphone suaminya ini. Orang itu adalah Mia, tetangganya yang baru pindah sekitar enam bulan yang lalu.
Mitha pun meng-scroll chat yang tertulis di sana. Banyak sekali kata-kata mesra dan foto-foto tidak senonoh dari janda kembang itu untuk suaminya. Ternyata mereka berdua sudah menjalin hubungan selama tiga bulan belakangan ini.
Mas hari ini jadikan kita pergi ke mall?
Pesan dari Mia tiga hari yang lalu. Kemudian, ada balasan dari Beni di kolom bawahnya.
Maaf, Sayang. Si Gendut Buruk Rupa itu memakai mobil Mas. Katanya mau menjenguk temannya.
Mitha ingat betul hari itu dia menjenguk Kartini di panti asuhan. Temannya yang menjadi salah satu pengurus panti di mana keluarga wanita itu sering mendonasikan sebagian uangnya.
Huh, si gajah bengkak itu kenapa meski hari ini pakai mobil. Kenapa tidak Mas suruh pakai motor saja?
Pesan Mia diakhiri dengan emot marah tiga biji. Betapa sakit hatinya Mitha, dihina dan direndahkan oleh dua orang yang dianggapnya teman berharga. Dahulu, saat pertama kali Mia datang ke kampung ini, banyak sekali mendapatkan godaan dari para lelaki. Baik itu yang masih single, duda, atau suami beristri. Mitha adalah orang yang sering membela dan melindunginya jika kaum Adam itu melakukan hal yang tidak pantas kepadanya. Bahkan sampai memanggil kepala desa dan Pak Camat untuk memberikan peringatan kepada laki-laki yang tidak bermoral itu. Namun, sekarang orang itu malah tega bermain api dibelakangnya.
Sudahlah, Sayang. Sebagai gantinya nanti Mas belikan kalung permata yang dulu kamu inginkan. Besok lusa Mas akan dapat bonus. Si gajah bengkak itu tidak akan Mas kasih. Semua untuk kamu. Jadi, jangan marah, ya!
Balasan dari Beni tidak kalah menyakitkan. Perasaan seorang istri yang sedang hamil besar itu begitu rapuh. Seharusnya dia di sayang, di manja, dan diberikan perhatian lebih. Namun, yang dia dapatkan sekarang adalah terbongkarnya perselingkuhan sang suami dengan si janda kembang.
"Teganya dirimu, Mas! Padahal saat ini aku sedang mengandung anakmu." Air mata Mitha jatuh membasahi pipinya yang chubby.
Semenjak dirinya hamil, banyak sekali perubahan yang terjadi pada tubuh Mitha. Berat badan yang naik drastis karena sedang mengandung anak kembar. Kulit berubah menjadi kusam dan agak menghitam. Hal paling jelas terlihat adalah di wajahnya. Dahulu muka Mitha begitu putih mulus dan halus, tetapi kini menjadi kusam dan di kedua pipinya muncul flek hitam. Belum lagi pipinya yang seperti bakpao itu membuat hidungnya ke pencet dan terlihat menjadi pesek.
Mengetahui perselingkuhan suaminya dengan wanita yang sering dia tolong, membuat hati Mitha berasa dicabik-cabik. Sakit sekali, itu yang dirasakan oleh wanita yang sedang berbadan tiga ini.
Berbekal dari pengalaman beberapa orang yang dikhianati pasangannya, Mitha pun menyadap nomor milik Beni, suaminya. Semua pesan yang terkirim dan dikirim dari nomor itu akan bisa dia lihat.
"Oke, akan aku lihat sampai mana kalian akan bertahan dengan kelakuan ini," gumam Mitha.
Wanita itu buru-buru menyimpan handphone milik suaminya, saat pintu kamar mandi terbuka. Seorang laki-laki tampan dan memiliki tubuh yang gagah keluar sambil menggosokkan handuk ke kepalanya. Rasanya Mitha ingin menonjok wajah Beni saat mata mereka bersirobok lalu dia tersenyum manis.
"Sayang, belum tidur?" Beni berjalan ke arah Mitha yang duduk di tepi ranjang.
Seperti biasa laki-laki itu akan mencium kening sang istri. Hal yang belakangan dia lakukan. Berbeda dengan dahulu yang selalu memeluk dan menciumi seluruh wajahnya dengan mesra.
"Belum, Mas. Ini baru mau tidur," balas Mitha lalu membaringkan tubuhnya.
Setelah berpakaian, Beni pun ikut membaringkan tubuhnya di samping sang istri. Dia mengelus-elus perut buncit istrinya beberapa saat. Setelah memastikan Mitha sudah tertidur lelap, laki-laki itu pun mengambil handphone miliknya untuk bertukar pesan dengan sang kekasih gelap.
Sayang, kalungnya sangat cocok sekali denganmu. Besok jadikan kita pergi ke pantai?
Beni mengirimkan pesan kepada Mia. Dia menamai nomor selingkuhan dengan nama Jaka. Ini nomor khusus yang dipakai untuk Beni, agar Mitha tidak curiga.
*Jadi, dong! Aku sengaja membeli bi*kini dan lingerie untuk besok. Alasan apa yang Mas buat kepada istrimu agar bisa pergi bersenang-senang selama dua hari besok*?
Mia membalas diikuti oleh foto yang menampilkan baju renang dan baju dinas malam seorang istri. Tentu saja ini membuat Beni semakin tidak sabar ingin segera hari esok.
Ya, seperti biasa. Apalagi kalau bukan dinas ke luar kota. Padahal aku masih di dalam kota dan bersenang-senang dengan kamu.
Pesan Beni diikuti emot tertawa. Ini bukan pertama kalinya laki-laki itu membohongi sang istri. Bodohnya Mitha percaya begitu saja akan ucapan sang suami. Karena kadang ada pekerjaan yang mengharuskan dirinya pergi untuk memeriksa cabang gudang yang ada di beberapa kota.
Tanpa Beni tahu kalau sebenarnya Mitha belum tidur. Dia hanya pura-pura untuk melihat kelakuan suaminya di saat dia tertidur pulas.
Sayang, seperti biasa, dong! Kirim aku foto kamu saat ini.
Pesan Beni langsung dibalas dengan sebuah foto Mia tanpa busana atas. Laki-laki itu sangat senang sekali mendapatkan kiriman seperti ini.
Mitha tahu suaminya sedang berbalas pesan dengan gundiknya. Namun, dia tidak tahu apa saja yang sedang mereka bahas.
'Tenang Mitha. Jangan grasak-grusuk, tapi main cantik untuk melawan mereka berdua. Ingat anak-anakmu yang masih ada di dalam perut,' batin Mitha.
'Kalian berani bermain dibelakang aku, maka akan aku ladeni juga dengan cara bermain dibalik layar. Lihat saja apa yang akan aku lakukan agar kalian merasa jera,' lanjut Mitha.
***
"Sayang, hari ini aku ada tugas ke Kota Udang. Pulangnya mungkin hari Minggu sore," ucap Beni begitu memasuki ruang makan yang merangkap dengan dapur.
Mitha yang baru saja selesai memasak pun tersenyum kecut. Tadi subuh dia sempat membaca chat yang dilakukan suaminya semalam bersama selingkuhannya.
"Kebetulan sekali aku ingin makan tomcir atom, sirup jeniper, petis udang, dan kerupuk rambak. Oh, iya. Tape ketan yang dibungkus daun jambu jangan lupakan itu, ya!" Mitha menyebutkan satu persatu makanan khas oleh-oleh Kota Udang.
"Memangnya kamu mau ke mana, Ben?" tanya Bu Yeni, mamanya Beni.
"Mau pergi dinas ke Kota Udang, Bu," jawab Beni."
"Wah, jangan lupa belikan ibu beberapa batik, ya! Corak mega mendung, kalau bisa yang warna cerah. Harus yang bermerek Batik Hadikusumo," tukas Bu Yeni dengan semangat.
'Nah, loh! Pusing-pusing, deh, cari oleh-oleh khas asli sana,' batin Mitha.
***
Assalamualaikum, semua. Karya terbaru ini mungkin akan bikin kesal-kesal bercampur tertawa. Meski ada pelakor, tapi tidak akan membuat tensi naik darah, ya! Ambil sisi baiknya dan jangan tiru sesuatu yang buruk dari karya ini. Jangan lupa biasakan tinggalkan jejak dengan like.
Seperti apa keseruan cerita Mitha membalas kelakuan suami dan selingkuhannya? Ikuti terus kisah mereka, ya!
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 45 Episodes
Comments
Sity Herfa
nyimak /Grin/
2024-07-20
1
Bunda
nyimak
2024-02-17
1
Bunda
suami gila
2024-02-17
1