Semoga kamu tenang, Ica !

Akhirnya keadaan Ica mulai membaik, dia sudah mulai tenang. Jika Ica semakin membaik, kita bisa langsung pulang ke Jakarta. Setelah aku menepati janjiku pada anak-anak liburan, aku akan kembali lagi ke Desa ini untuk mempertanggung jawabkan semuanya. 

"Sekarang gimana keadaan kamu Ca ?".

"Sudah semakin baik Om, rasanya sudah semakin sembuh".

"Syukurlah kalau gitu, kalau sekarang sembuh besok lusa kita pulang".

"Jangan besok lusa Om, besok aja langsung aku ingin cepat-cepat pulang".

"Tapi kan lu masih belum benar-benar sembuh Ca". Ucap Mila

"Iya Ca nanti aja nunggu lu udah benar-benar sembuh". Ucap Damar 

"Gak ah gue pengen segera pulang, justru kalau kelamaan disini hidup gue gak tenang".

"Yasudah kalau gitu Ca, Om akan ngasih tau Tante di rumah ya untuk bersiap-siap".

"Iya Om, lebih cepat lebih baik".

Hingga kemudian dokternya masuk untuk memeriksa Ica

"Gimana dok keadaan ku, udah bisa langsung pulang kan ?".

"Sebaiknya mbak untuk semalam di sini dulu sampai keadaan nya benar-benar pulih".

"Aku ingin pulang hari ini Dok, aku mohon saya gak betah kalau tidur di sini saya takut dok. Saya janji akan menjaga kesehatan saya !".

"Yasudah kalau gitu, saya akan memberikan obat untuk di bawa pulang nanti akan saya tugaskan perawat saya untuk mengurus kepulangan Mbak".

"Iya Dok terima kasih banyak dok !".

"Sama-sama".

"Terima kasih dok". Ucapku 

Dokternya kembali keluar, Ica terlihat sangat ketakutan berada disini aku juga berpikir demikian apalagi menghadapi malam hari. Aku lebih mengkhawatirkan Ica saat malam hari tiba, hingga sore hari kita semua bisa pulang. Tak hentinya Ica terus memegang tasbih dia selalu berdzikir, saat sedang berjalan juga dia terus melirik kanan kiri dia benar-benar sangat ketakutan.

"Tenang aja Ca disini aman, kita akan baik-baik aja. Lawan rasa ketakutan kamu, setan itu takut sama orang yang beriman. Mulai sekarang kamu lebih rajin beribadah insyaallah kamu akan di jauhkan dari hal-hal yang tidak baik dan godaan setan yang terkutuk".

Saat kita semua berjalan ke luar, ada seorang pria yang memanggil Ica

"Siapa itu Ca ?". Ucapku 

"Itukan Indra, lu yang ngasih tau dia Ca ? Dia itu pacarnya Ica, Om ". Ucap Mila

"Kamu gak apa-apa Ca ? Ayo naik mobil aku aja.

Eh Om !". Dia bersalaman dengan ku

"Kamu pacarnya Ica ?".

"Iya Om, perkenalkan saya Indra !".

"Saya Asep".

"Om, aku naik mobil Indra aja !".

"Oh iya hati-hati kalau gitu".

"Ko pacarnya bisa langsung kesini ? Bukannya Ica baru sadar ya kan dari pagi dia belum sadar". Ucapku 

"Katanya kan dia kerja di Purwakarta Om, mungkin pas di hubungi langsung kesini".

"Oh pantesan, Om kira dari Jakarta. Yaudah kita langsung pulang !".

Sore hari sekitar pukul 6 sore kita langsung segera pulang, saat sedang di perjalanan kita justru tidak melihat mobil yang di naikin Ica.

"Si Ica kemana, ko gak keliatan ya Om ?". Ucap Damar 

"Mungkin di belakang". 

Hingga saat kita tiba di rumah, Ica masih belum terlihat.

"Ko, Ica belum nyampe-nyampe ya ?". Ucap ku

"Iya Om apa mungkin mereka nyasar ?". Ucap Rizal

"Masa iya nyasar kan Ica juga tau jalannya". Ucap Damar 

"Coba kamu hubungi Ica, Mil !".

"Iya Om".

"Gimana Mil ?".

"Nomornya gak aktif Om".

"Kita tunggu aja dulu !".

"Ko kalian pada diam di luar ? Eh Ica nya mana ?". Ucap Istriku 

"Justru itu Bu, tadi kan ke rumah sakit ada pacarnya dan Ica naik mobil pacarnya tapi sampai sekarang belum nyampe-nyampe perasaan tadi pas awal bareng kesini nya".

"Tapi tadi di jalan memang gak ada sih gak kelihatan". Ucap Rizal 

"Gak mungkin juga kalau nyasar kan Ica tau jalan nya".

"Mungkin mampir dulu beli makanan, kita tunggu aja di dalam !".

"Iya deh,...".

Saat baru saja masuk rumah tiba-tiba ada orang yang berteriak.

"Mang.... Mang.... Mang.... !". Seseorang memanggil Ayah ku 

"Aya naon jang ?". Ayahku langsung berlari keluar 

"Aya nu cilaka mang, aya mobil nabrak tangkal di hutan !".

"Naha aneh, mobil bisa jol-jol ka kebon !".

"Duka puguh mang, tadi si atep keur ngarit aya sora tarik pek teh aya mobil nabrak tangkal".

Kita semua keluar karna mendengar suara ramai.

"Ada apa Pak ?".

"Katanya di hutan ada mobil nabrak pohon sep".

"Ko aneh, kan mobil gak bisa masuk ke dalam hutan Pak ?".

"Mending kita lihat aja !". Ucap Rizal 

"Ayo ! Aku juga penasaran". Ucap Damar 

"Ibu dan anak-anak di rumah aja ya sama Mamah jangan kemana-mana !".

"Iya Yah".

Kita langsung segera ke hutan, orang-orang juga berlarian ke hutan. 

"Om bukannya itu mobil yang di naikin Ica ?". Ucap Rizal 

"Astaghfirullah ! Ica..... !".

Aku langsung berlari dan melihat orang yang berada di dalam mobil tersebut dan benar saja tenyata itu adalah Ica dan pacarnya.

"Astaghfirullah ini beneran Ica !".

Aku langsung menelpon ambulance dan polisi juga langsung datang, mereka langsung di bawa ke rumah sakit dan mereka keduanya telah meninggal. Aku benar-benar kaget dan syok dengan yang terjadi rasanya kakiku lemas. 

"Icaaaaaaaaaaaaaaaaaaa..... !". Mila menangis histeris 

Rizal dan Damar sendiri terlihat sedih, saat mereka di evakuasi. Aku melihat di dalam hutan itu ada sosok hitam besar itu berdiri, aku yakin ini semua karna penunggu itu. Aku benar-benar marah, aku berlari ke dalam hutan dan mengejar hantu itu.

"Om mau ke mana ?". Damar berteriak 

"Aaaaaaaaaaaaaaa sialan kau, jangan lari ! Pengecut kau hantu jelek, tunjukan wujud mu !".

Damar dan Rizal mengikuti ku

"Om kenapa ?".

"Semua ini pasti gara-gara hantu itu, dia sepertinya belum puas sebelum mengambil nyawa nya".

"Berarti kami juga dalam bahaya, kita harus segera pulang ke Jakarta !". Ucap Damar 

"Awaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaassssss....... !". Aku berteriak

Tiba-tiba ada ranting pohon terjatuh yang akan menimpa Rizal dan Damar, untungnya mereka cepat menghindar.

"Kalian tidak apa-apa ?".

"Gak Om".

"Ayo kita segera pulang !".

Kita semua segera berlari, aku sendiri ikut ke rumah sakit. Keluarga Ica dan Indra langsung di hubungi, aku jadi bingung apa yang harus aku katakan pada keluarga Ica. Aku sendiri di mintai keterangan oleh polisi, aku ceritakan semuanya. Aku gak tau mobilnya bisa ada di hutan padahal dari rumah sakit kita pergi bareng tapi saat di perjalanan mobilnya tiba-tiba menghilang.

"Kenapa mobilnya bisa berada di hutan Yah ?".

"Gak tau Bu, aku merasa bersalah andai aja waktu itu Ica pergi bersama Ayah mungkin semuanya tidak akan terjadi".

"Ayah jangan menyalahkan diri Ayah sendiri, ini semua sudah takdir Yah".

"Aku masih ingat saat Ica sangat bersemangat ingin segera pulang. Sebelum pergi, dia solat dulu, mengaji dan berdzikir dia terus memegang tasbih hingga saat dia pulang juga terus membaca dzikir Bu".

"Ica sudah tenang di alam sana Yah, pasti Khusnul khatimah".

Pagi hari, jenazah Ica dan Indra langsung di bawa ke Jakarta kami juga semuanya pergi ke Jakarta. Ica ingin segera pulang ke Jakarta hari ini, tapi hari ini jadi hari terakhirnya. Kami semua ikut mengantarnya sampai ke peristirahatan terakhir.

Episodes
1 Bab 1 Asal Muasal
2 Bab 2 Aku bangga sama anak-anak ku
3 Bab 3 Tiba di Subang
4 Bab 4 Penyesalan
5 Bab 5 Penasaran
6 Bab 6 Menjalankan misi
7 Bab 7 Kembali ke hutan
8 Bab 8 Tidak pernah kapok
9 Bab 9 Hantu merah
10 Bab 10 Situasi semakin mencekam
11 Bab 11 Trauma Ica
12 Bab 12 Belum menemukan titik terang
13 Bab 13 Mulai membaik
14 Semoga kamu tenang, Ica !
15 Pergi liburan
16 Kembali menjalankan misi
17 Semakin lancar
18 Persiapan
19 Kembali ke Subang
20 Persiapan
21 Mulai penjelajahan
22 Mulai mencekam
23 Kembali mengganggu
24 Meminta bantuan
25 Petunjuk
26 Korban semakin banyak
27 Terus mengganggu
28 Lindungi keluargaku
29 Melindungi rumah
30 Penuh rintangan
31 Banyak keanehan
32 Semakin banyak rintangan
33 Fatamorgana
34 Terbawa angin
35 Aku harus bertahan
36 Semakin tersesat
37 Awal perjalanan
38 Banyak makhluk halus
39 Berada di jaman kerajaan
40 Kampung Pajajaran
41 Masalah di desa
42 Satu masalah selesai
43 Mulai menyiarkan agama Islam
44 Bergotong-royong
45 Asal usul adanya penunggu pohon beringin
46 Semakin rumit
47 Bertemu Raja
48 Misi
49 Sosok makhluk merah
50 Berhasil selamat
51 Mulai di temukan
52 Akhirnya berhasil
53 Berhasil di lumpuhkan
54 Kembali pulang
55 Pulang dengan selamat
56 Kembali pulang
57 Mulai di lumpuhkan
58 Berhasil di kalahkan
59 Membuka lembaran baru
Episodes

Updated 59 Episodes

1
Bab 1 Asal Muasal
2
Bab 2 Aku bangga sama anak-anak ku
3
Bab 3 Tiba di Subang
4
Bab 4 Penyesalan
5
Bab 5 Penasaran
6
Bab 6 Menjalankan misi
7
Bab 7 Kembali ke hutan
8
Bab 8 Tidak pernah kapok
9
Bab 9 Hantu merah
10
Bab 10 Situasi semakin mencekam
11
Bab 11 Trauma Ica
12
Bab 12 Belum menemukan titik terang
13
Bab 13 Mulai membaik
14
Semoga kamu tenang, Ica !
15
Pergi liburan
16
Kembali menjalankan misi
17
Semakin lancar
18
Persiapan
19
Kembali ke Subang
20
Persiapan
21
Mulai penjelajahan
22
Mulai mencekam
23
Kembali mengganggu
24
Meminta bantuan
25
Petunjuk
26
Korban semakin banyak
27
Terus mengganggu
28
Lindungi keluargaku
29
Melindungi rumah
30
Penuh rintangan
31
Banyak keanehan
32
Semakin banyak rintangan
33
Fatamorgana
34
Terbawa angin
35
Aku harus bertahan
36
Semakin tersesat
37
Awal perjalanan
38
Banyak makhluk halus
39
Berada di jaman kerajaan
40
Kampung Pajajaran
41
Masalah di desa
42
Satu masalah selesai
43
Mulai menyiarkan agama Islam
44
Bergotong-royong
45
Asal usul adanya penunggu pohon beringin
46
Semakin rumit
47
Bertemu Raja
48
Misi
49
Sosok makhluk merah
50
Berhasil selamat
51
Mulai di temukan
52
Akhirnya berhasil
53
Berhasil di lumpuhkan
54
Kembali pulang
55
Pulang dengan selamat
56
Kembali pulang
57
Mulai di lumpuhkan
58
Berhasil di kalahkan
59
Membuka lembaran baru

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!