Besok aku juga ingin mengajak mereka jalan-jalan, gak sabar juga pengen cepat liburan aku rindu kampung halamanku. Akhirnya aku tiba di rumah, hadian untuk mereka aku simpan di meja tamu dan aku langsung masuk kedalam. Ternyata mereka bertiga lagi pada berkumpul di ruang tengah sedang menonton TV, sampai keberadaan ku tidak di ketahui mereka. Tapi saat itu Salma melihatku dan dia langsung berlari.
"Ayaaaahhhh...... Horeeeee Ayah sudah pulang". Ucap Salman
"Asiiiiiikk bisa makan bareng lagi sama Ayah". Ucap Salma
"Ayah maaf gak kedengaran, kita lagi asik nonton TV".
Mereka semua mencium tanganku
"Iya gak apa-apa Bu. Oh iya untuk Salma dan Salman coba lihat di meja makan ada apa ?".
"Apa Yah ?". Ucap Salma
"Sepeda bukan Yah". Ucap Salman
"Kalau sepeda besok, kalian lihat saja".
Mereka berdua langsung pergi ke ruang tamu dan kembali lagi dengan membawa masing-masing kado dari ku.
"Asiiiiiikk... Apa ini Yah ?". Ucap Salman
"Jadi penasaran apaan ?". Ucap Salma
"Kalian buka saja".
Mereka berdua merobek kertas kado nya, aku dan istriku tersenyum melihat mereka. Tapi setelah di buka ternyata hadiahnya tertukar, aku dan istriku tertawa melihat tingkah lucu mereka wajahnya kaget saat tau isinya.
"Haha itu ketuker nak, Salman mobil-mobilan dan Kak Salma boneka".
Mereka langsung menukar hadiahnya, mereka langsung bahagia saat menerima hadiah dariku. Aku sendiri merasa sangat senang, ternyata mereka suka dengan hadiah yang aku kasih.
"Makasih Yah, bonekanya bagus banget aku suka, ada dua bonekanya dan ada pakaiannya juga bisa di ganti-ganti. Cantik banget bonekanya, rambutnya panjang. Aku pengen besar nanti seperti boneka Barbie ini".
"Anak Ayah pasti akan jadi anak cantik nantinya".
"Aku juga suka mobil nya Yah, ini yang bisa jalan sendiri kan Yah ?".
"Iya, itu pake remote nak. Sini Ayah kasih contoh ! Nih tombol yang ini untuk maju, yang ini kalau belok dan ini berhenti. Coba Salman gerakan remote nya !".
Salman mulai menggerakkan remote nya dan mobilnya mulai berjalan, dia sangat senang sampai ketawa-ketawa saat mobilnya melaju dengan cepat.
"Keren banget mobilnya Yah, bagus majunya cepet".
"Syukurlah kalau kalian suka, Ayah mau mandi dulu ya".
Mereka sampai gak jawab saking senengnya sama mainan barunya masing-masing.
"Tuh Ayah ngomong sampai gak di jawab, katanya Ayah mau mandi". Ucap istriku
"Hee iya Yah silakan, maaf ya Yah !". Ucap Salma
"Iya nak gak apa-apa".
Mereka langsung fokus, Salman sendiri tertawa terus saat mobilnya melaju dengan cepat. Mereka pantas menerimanya karna mereka anak-anak hebat dan pintar, aku langsung segera mandi.
"Nak mainin mobilnya jangan terlalu kencang nanti nabrak tembok dan mobilnya jadi rusak, pelan-pelan aja".
"Iya Bu".
"Aku mau main bonekanya di kamar ya Bu, nanti kasih tau aja kalau udah mau makan".
"Iya nak nanti Ibu panggil".
Mereka berdua lagi asik sama mainan barunya, setelah itu setelah semuanya beres kita semua makan bersama. Saat lagi makan ada tamu yang datang.
"Bentar, Ibu ke depan dulu lihat siapa yang datang !".
Kemudian Ibu kembali lagi ternyata yang datang Damar, Mila dan ada dua temannya.
"Eh kalian, sini kita makan bareng !".
"Makasih Om, kita sudah makan. Ini Om teman-teman ku Salsa dan Jefri, mereka ingin ikut ke Subang katanya tapi tenang aja ko kita nanti bawa mobil sendiri, mumpung pada libur juga karna gak ada acara untuk liburan". Ucap Mila
"Boleh aja silahkan, tapi kalian harus izin dulu ya sama orangtua kalian".
"Iya Om, orangtua ku sudah ngizinin ko". Ucap Salsa
"Iya Om, kita pengen pergi bareng sama Mila tapi gak ada acara". Ucap Jefri
"Iya besok lusa ya kita berangkatnya, dari sini kita pagi-pagi sekali berangkatnya. Sebelum pergi sediakan dulu perlengkapannya, bekal dan barang-barang yang di butuhkan, sama cek dulu kondisi mobilnya".
"Iya Om siap, makasih ya Om udah ngizinin kita". Ucap Damar
"Iya sama-sama, kalian gak mau ikut makan ?".
"Enggak Om makasih, kita sudah mau pulang lagi ko. Cuma mau bilang itu aja hee". Ucap Mila
"Yasudah kalau gitu hati-hati pulangnya, kalian bawa mobil ?".
"Iya Om kita naik mobil, yasudah Om Kak Suci kita pulang dulu ya ?".
"Iya hati-hati di jalannya". Ucap istriku
Mereka pun pergi, liburan nanti kita akan pergi rame-rame. Jadi ada dua mobil dan masing-masing 4 orang. Di kampung ku sendiri, suasananya masih alami seperti di pedesaan pada umumnya. Banyak pepohonan, gunung di sekitarnya dan banyak sawah. Udaranya sangat sejuk masih segar tidak ada polusi udara, berbeda dengan di kota sudah banyak pabrik-pabrik dan transportasi yang mengakibatkan udaranya sudah tidak enak lagi. Tapi di desaku ini sangat terkenal angker, aku jadi ingat dulu waktu aku kecil ada kejadian misterius. Desa kami menemukan lima orang mahasiswa tewas mengenaskan, mereka tergantung di pohon beringin. Sampai saat ini jalan yang menuju kesana di tutup, agar tidak menimbulkan banyak korban.
"Jadi kita ke Subang nya besok lusa Yah ?". Ucap Salma
"Iya kita kesananya besok lusa biar liburannya terasa lama, liburannya kan dua minggu kita disana nya satu minggu aja ya ?".
"Yaaaa ko satu minggu Yah, aku pengen lebih lama lagi tinggal di rumah neneknya".
"Kan seminggu lagi bisa liburan ke tempat lain, memangnya liburannya mau ke rumah nenek aja ?".
"Aku sih pengennya di rumah nenek aja Yah". Ucap Salma
"Aku pengen ke tempat lain Yah, pengen ke Dufan atau pergi ke Pantai". Ucap Salman
"Enakan di rumah nenek aja, suasananya enak tenang kalau ke Dufan atau pantai pasti rame".
"Gimana nanti aja ya anak-anak, lihat situasinya dulu".
Setiap ada apa-apa, pasti pendapat mereka selalu beda. Beda anak beda karakter, setelah selesai makan malam kita berkumpul di ruang tengah sambil membicarakan tentang rencana mau pergi ke Subang.
"Terakhir kesana waktu lebaran kemarin ya Yah ?". Ucap istriku
"Iya sudah sekitar 7 bulanan ya gak berasa sudah lama".
"Ayah nanti disana aku pengen pergi ke sawah lagi sambil mancing ikan kemudian kita langsung makan-makan di sana". Ucap Salma
"Iya nanti kita ke sawah lagi dan makan-makan, oh ya katanya Kakek juga lagi menanam beberapa sayuran dan buah-buahan juga".
"Makin seru tuh, pasti enak makan sayuran atau buah-buahan memetik langsung".
"Kalau Salman lebih seru saat kita mandi di sungai nya dan kita main layangan di sawah".
"Apapun yang kalian mau nanti disana bebas mau apa saja".
"Asiiiiiikk makasih Yah".
Setelah terus ngobrol-ngobrol, tak terasa sudah pukul 9 malam hingga kitapun langsung tidur.
"Yah mereka pada ikut apa gak akan merepotkan Ibu kamu ? Soalnya Damar dan Mila bawa temannya".
"Enggak, justru Ibu seneng kalau banyak orang. Kan di rumah mereka cuma berdua, sedangkan rumahnya lumayan luas. Nanti di rumah bakal rame dan liburannya makin seru".
"Syukurlah kalau gitu, aku takutnya malah membuat orangtua kamu kerepotan. Tau sendiri anak-anak muda jaman sekarang pada kepo dan kurang sopan. Aku jadi gak enak sama orangtua kamu, aku sendiri yang malu nya sebagai Kakaknya".
"Enggak ko tenang aja, nanti kita nasehati dulu mereka karna memang di kampung ku itu banyak tempat yang angkernya. Tapi gak apa-apa sih asal kita jangan ngomong yang aneh-aneh, kita harus menjaga lisan dan sikap".
"Ayah aja nanti ya yang nasehati mereka, soalnya kalau aku yang nasehati gak bakal di dengerin".
"Iya sayang siap, udah ah kita tidur yu aku udah ngantuk".
"Iya Yah, Ibu juga udah ngantuk".
Pagi pun tiba, anak-anakku sudah semangat mereka langsung bersiap-siap dan segera mandi karna akan pergi membelikan sepeda untuk mereka.
"Ayo Yah kita langsung pergi sekarang !". Ucap Salma
"Masih pagi, kita sarapan dulu terus mandi dulu".
"Kan biar lebih lama Yah jalan-jalan nya, kan kata Ayah mau jalan-jalan juga".
"Iya kalau gitu Ayah mau mandi dulu, kalian juga pada mandi dulu nanti kita sarapan bersama. Ibu lagi masak untuk sarapan kita".
"Horeeeee hari ini mau beli sepeda". Ucap Salman
"Kalian siap-siap dulu ya ?".
"Iya Yah".
Mereka langsung pergi ke kamar masing-masing untuk mandi, walaupun masih pada kecil mereka sudah bisa mandi sendiri. Sejak kecil, aku membiasakan mereka untuk hidup mandiri. Agar besar nanti mereka tidak manja, selain itu secara perlahan kita juga mengajarkan mereka seperti saat bangun tidur membereskan tempat tidur nya, cara pakai pakaian sendiri, mandi sendiri dan masih banyak lagi. Sekitar jam 8 pagi kita semua sarapan bersama, di saat lagi libur begini aku bisa berkumpul bersama mereka. Aku ingin setiap hari terus berkumpul seperti ini tapi aku juga harus melakukan kewajiban ku untuk menafkahi mereka. Apalagi mereka akan terus tumbuh besar, aku harus semakin bersemangat bekerja. Aku ingin keduanya sekolah sampai sarjana dan aku juga belum tau, apakah Tuhan akan memberikan kami lagi buah hati enggaknya. Yang jelas banyak anak banyak rezeki itu kata pepatah tapi kalau kebanyakan aku harus semakin bekerja keras. Aku gak mau punya anak terlalu banyak, cukup 2 aja atau maksimal 3 orang aja berarti satu lagi kalau itupun di kasih oleh Tuhan. Saat lagi sarapan, aku melihat keduanya sangat bersemangat sekali sarapannya pun cepat di habiskan. Anak-anak paling seneng kalau yang namanya di kasih hadiah tapi sepertinya memang setiap orang juga pasti seneng kalau di kasih hadiah.
"Ayah nanti kita akan beli sepeda dimana ?". Ucap istriku
"Nanti kita akan pergi ke teman kenalannya Ayah biar sepedanya bagus dan kita gak kemahalan. Banyak yang jual sepedanya jelek tapi harganya mahal kalau belinya sama yang kenal kan gak akan kena tipu".
"Ayah benar, kan kita gak tau sepeda yang bagus gimana".
"Nah itu dia, tapi nanti kita lihat-lihat dulu dan sepedanya di simpan dulu kan mau jalan-jalan dulu".
"Horeeeee kira-kira mau jalan-jalan kemana Yah ?". Ucap Salman
"Kemana aja nanti kita muter-muter, tapi sepertinya macet karna ini sudah hari libur".
"Iya kalau di kota pasti macet, makanya Salma lebih senang pergi ke kampung biar gak macet".
"Udaranya juga enak ya nak kalau di kampung ?".
"Iya Yah udaranya segar kalau di kampung".
Setelah selesai sarapan kita langsung bersiap-siap untuk segera pergi, dari sini kita akan pergi ke toko sepeda dulu agar anak-anak bisa milih-milih dulu. Dan ternyata benar, di jalannya macet padah masih pagi-pagi. Tapi tidak sampai macet total, kitapun sampai kesana agak lama sekitar satu jam lamanya kita baru sampai di sana. Kita langsung masuk ke dalam toko sepeda nya, ada banyak aneka sepeda yang sangat bagus-bagus dari sepeda anak kecil sampai orang dewasa. Aku sendiri jadi kepengen beli melihat sepeda yang terlihat bagus, tapi cukup untuk anak-anak ku aja.
"Silahkan kalian langsung pilih sepeda mana yang kalian suka !".
"Asiiiiiikk....".
Mereka berdua langsung mencari sepeda yang mereka suka, keduanya sangat bersemangat dan senang sekali.
"Ibu mau beli sepeda juga ?".
"Gak ah, untuk mereka aja Yah. Mending Ayah beli untuk olahraga biar tiap libur bisa main sepeda".
"Mending kita beli masing-masing satu aja Bu, kan seru kalau nanti pas hari libur kita main sepeda berempat".
"Bukannya gak mau Yah, Ibu lupa lagi main sepeda gimana hee".
"Haha dasar Ibu ini, ya gak apa-apa kan nanti Ayah yang ajarin. Yasudah kita beli aja ya masing-masing satu, biar kita bisa main sepeda bersama".
"Hee iya deh terserah Ayah aja, tapi nanti Ibu belajar dulu ya Yah".
"Iya nanti di ajarin, nanti kalau pas libur kan kita bisa ke taman main sepeda pasti seru. Jalan ke taman kan aman gak me jalan raya, buat anak-anak lebih aman".
"Iya Yah kita muter-muter aja di taman, lumayan olahraga biar Ibu langsing hee".
"Haha bukannya badan Ibu udah langsing ? Kan udah ideal kalau segitu".
"Masa sih Yah, Ibu gendut ah".
"Enggak, gendut apanya Ibu dari dulu tetap sama tetap cantik dan langsing".
"Ah Ayah bisa saja".
Istriku langsung tersenyum mukanya memerah saat aku puji, tapi memang benar istriku itu langsing mungkin udah turunan gak ada yang gendut. Akhirnya kita beli sepeda masing-masing satu, seru juga sepertinya kalau kita sekeluarga pakai sepeda jalan-jalan sambil berolahraga.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 59 Episodes
Comments