Aku bersyukur Ica telah di temukan dan penunggu pohon beringin itu telah di lumpuhkan oleh Pak Ustadz, tapi meskipun demikian akan masih terus menghantui tapi tidak akan langsung menyakiti seperti kemarin. Aku berlari ke rumah untuk membawa mobil akan membawa Ica ke rumah sakit.
"Ada apa Yah lari-lari ? Bapak, Rizal dan Damar mana ?".
"Tadi kita habis dari hutan Bu, alhamdulillah Ica sudah di temukan sekarang Ayah akan membawanya ke rumah sakit".
"Alhamdulillah kalau gitu Yah, Ibu pengen lihat Ica !".
"Ibu disini aja dulu tunggu, nanti saja kalau Ica sudah di rumah sakit kalau mau lihat".
"Lalu gimana kondisi nya Yah ?".
"Ayah buru-buru, nanti Ayah hubungi Ibu".
Aku langsung membawa kunci mobil dan berlari kembali keluar.
"Ayaaaahhh... ! Tunggu !". Istriku berlari
"Ada apa Bu ? Ayah buru-buru".
"Ini handphone Ayah ketinggalan, gimana mau hubungi Ibu kalau handphone nya gak di bawa ?".
"Oh iya lupa, yaudah Ayah jalan dulu !".
"Ayaaaahhhh... !". Salman memanggil
"Ayahnya lagi buru-buru nak, mau bawa Tante Ica ke rumah sakit". Ucap Istriku
"Nanti ya nak, Ayah pulang lagi ko".
Aku langsung pergi setelah tiba di depan mesjid, Ica di gotong oleh Rizal dan Damar masuk ke dalam mobil.
"Sep, Bapak pulang aja ya nanti ke rumah sakit bareng mamah".
"Iya Pak, nanti nunggu kabar dari aku aja ! Ayo Mar, Zal kita langsung berangkat !".
"Iya Om".
Kita langsung pergi ke rumah sakit, saat di perjalanan aku nge rem mendadak.
"Ckiiiiiitttttttt....... !".
"Astaghfirullah !".
"Ada apa Om ?".
"Itu ada nenek-nenek yang nyebrang, untung aja langsung di rem".
"Mana Om, gak ada siapa-siapa ?". Ucap Damar
"Itu tuh yang baju ijo yang lagi jalan". Aku menunjuk nenek-nenek yang sedang berjalan di pinggir jalan
"Gak ada siapa-siapa Om, mungkin Om salah lihat".
"Masa kamu gak lihat ?".
"Beneran Om, aku gak lihat apa-apa".
"Aku juga gak lihat apa-apa Om". Ucap Rizal
"Yasudah kita lanjut ke rumah sakit".
Benar-benar aneh, padahal jelas ada nenek-nenek lagi nyebrang dan nyaris aku tabrak tapi mereka tidak melihatnya. Setelah tiba di rumah sakit, Ica langsung di beri pertolongan dia masuk ke ruangan IGD. Kita menunggunya di luar, Ica sedang di periksa oleh dokter.
"Sebenarnya kalian masuk lagi ke hutan itu kan ? Ayo jujur sama Om ! Damar coba ceritakan sama Om ?".
"I-iya Om, kemarin kita masuk lagi ke hutan itu. Kita melanjutkan konten kita soalnya banyak banget yang request dan konten kita langsung ramai banyak viewers nya".
"Kamu masih saja memikirkan konten, kamu tidak memikirkan dampak nya. Lihat teman kalian sampai hilang, untung saja bisa ditemukan kalau sampai terjadi sesuatu sama Ica gimana ? Yang di salahkan pasti Om, orangtuanya pasti marah sama Om".
"Iya Om, aku menyesal. Aku gak menyangka akan seperti ini".
"Pokoknya kamu jangan melanjutkan lagi ngonten di hutan itu lagi, Om kan udah bilang masih banyak ide yang lain. Jangan yang membahayakan keselamatan, sekarang ambil hikmahnya dan pembelajaran buat kamu kedepannya".
"Iya Om, aku gak akan mengulanginya lagi".
Hingga kemudian dokternya keluar
"Gimana kondisi nya dok ?".
"Sudah membaik, silahkan kalau mau melihat ! Pasien sangat syok dan terlihat trauma, saya sudah memberikan obat penenang. Sebaiknya jangan membiarkan dia untuk memikirkan masalah atau yang membuat dia merasa ketakutan karna berdampak pada mentalnya. Kita tunggu aja perkembangannya, mudah-mudahan kembali pulih".
"Terima kasih banyak Dok".
Pantas saja kalau sampai mempengaruhi mentalnya, pasti Ica benar-benar ketakutan dan sangat syok.
"Kalian dengar yang di katakan dokter ? Ica sampai trauma berat. Apa nanti jawaban kita kalau orangtuanya tau ? Sebaiknya nanti setelah Ica benar-benar pulih, kita kembali lagi ke Jakarta".
"Iya Om".
Aku menghubungi istriku tentang keadaan Ica dan dia ingin melihat Ica ke rumah sakit.
"Kalian tunggu di dalam, jagain Ica ! Om mau jemput Tante dulu !".
"Iya Om".
Aku pulang ke rumah untuk menjemput Istriku yang ingin melihat Ica, masa liburanku jadi berantakan karna ulah anak-anak. Kasihan Salma dan Salman padahal aku membawa mereka kesini untuk berlibur tapi malah seperti ini. Tiba di rumah, ternyata mereka sudah siap
"Bapak dan mamah juga mau ikut ?".
"Iya, mamah pengen lihat Ica".
"Om kondisi Ica gimana ?". Ucap Mila
"Dia gak apa-apa sekarang ini lagi istirahat, Mila disini dulu ya, Salma dan Salman nanti di luar aja ya sama Ayah, jangan masuk ke dalam !".
"Salma pengen lihat Kak Ica Yah !".
"Anak-anak tidak boleh masuk ke dalam ruangan harus orang-orang dewasa aja". Ucap Istriku
"Iya nanti aja kalau Kak Ica sudah sembuh. Ayo semuanya kita langsung pergi !".
Kita semuanya masuk ke dalam mobil, aku benar-benar kasihan sama anak-anakku. Mungkin secepatnya harus segera pulang lagi ke Jakarta, mumpung hari liburnya masih panjang. Aku akan mengajak mereka ke tempat lain yang lebih aman, kalau terus disini takutnya akan membahayakan mereka. Tiba di rumah sakit kita akan masuk ke ruangannya Ica tapi tidak semuanya.
"Ibu dan anak-anak disini dulu ya tunggu ! Ayah akan mengantar Bapak dan Mamah ke ruangannya Ica".
"Iya Yah, Bapak dan Mamah aja duluan yang masuk".
"Bentar ya cucu-cucu Kakek tunggu disini sama Ibu !".
"Iya nanti Ayah kalian akan kembali lagi". Ucap Ibu
"Iya kalian tunggu ya disini sama Ibu ! Ayo Pak, Mah kita ke dalam !".
Aku dan orangtuaku masuk ke dalam, tiba di dalam ruangan Ica sepertinya masih tidur.
"Ica masih tidur Zal ?".
"Iya Om, dari tadi belum bangun".
"Biarkan saja Ica istirahat, kasihan dia". Ucap Ibu
Aku melihat di atas dadanya Ica seperti ada luka bekas goresan benda tajam. Aku jadi mengingat mimpiku semalam, kalau Ica di sakiti oleh hantu merah itu dengan kukunya. Mudah-mudahan dia baik-baik saja, hingga kemudian Ica mengigau.
"Jangan.... ! Jangan..... ! Ampun, tolong jangan sakiti aku !".
"Ica... Ica ... Bangun ! Sadar nak, nyebut !". Ucap Ibu
Ica pun terbangun dia sangat terlihat syok dan langsung di peluk oleh Ibuku.
"Tenang nak ! Tenang ! Sekarang kamu sudah aman, banyak berdo'a ! Sebut nama Allah, istighfar nak !".
"Enggak.... Enggak... Aku gak mau.... Tolong aku gak mau.... Ampun... Ampun.... Jangan.... !".
"Ica istighfar Ca, sebut nama Allah Ca ! Astaghfirullah hal adzim... Astaghfirullah hal adzim... !".
Matanya seperti melihat sesuatu, dia benar-benar ketakutan dia sampai duduk dan terus mundur seperti ada orang yang mencoba mendekatinya.
"Ica kamu tenang Ca, sekarang kamu sudah aman, kamu tenang Ca !".
"Tidaaakkkkkk...... Tidaaakkkkkk..... Mmmmmmmm... Mmmmmmm....". Ica terus ketakutan, matanya melihat ke depan dan tangannya sepertinya lagi memukul-mukul orang.
Ayahku membaca ayat-ayat suci Al-Qur'an, aku sendiri terus membaca do'a. Hingga kemudian Ica mulai tenang dan dia di baringkan lagi.
"Kamu tenang Ca, baca do'a sebut nama Allah !".
Ica kembali tertidur, kasihan dia kondisinya sekarang benar-benar ketakutan dia sangat syok.
"Apa Ica di gangguin hantu itu lagi Pak ?".
"Bapak gak tau, Ica jiwanya benar-benar terguncang dia butuh ketenangan. Jangan biarkan dia sendirian, takutnya Ica melakukan hal-hal yang membahayakan nyawanya".
"Kalau gitu aku mau bawa Dewi dan Mila kesini, mungkin Rizal atau Damar ikut Om untuk jagain Salma dan Salman di luar".
"Iya Om aku aja yang ikut". Ucap Rizal
"Yasudah kalau gitu ayo !".
Aku dan Rizal pergi ke luar, aku benar-benar kasihan melihat kondisi Ica.
"Salma dan Salman disini dulu ya sama Kak Rizal, Ayah akan bawa Ibu dan Kak Mila ke dalam, nanti setelah mengantar ke dalam Ayah balik lagi ke sini !".
"Ayah jangan lama-lama !".
"Iya, sebentar ko cuma nganterin doang".
"Iya bentar ya sayang, kalian tunggu !". Ucap Istriku
Kita langsung kedalam, mungkin Ica butuh psikiater untuk menenangkan pikirannya.
"Yah, Ica gimana kondisinya ?".
"Kasihan Ica Bu, dia benar-benar ketakutan, dia ngigau terus dan teriak-teriak".
"Astaghfirullah, kasihan banget Ica".
Setelah tiba di ruangan Ica, aku kembali lagi ke luar.
"Ini ruangannya Ica, kalian masuk saja ke dalam ! Ayah kembali ke luar ya Bu, kasihan anak-anak".
"Iya Yah, jagain mereka".
Saat aku akan kembali, aku melihat di sudut ruangan ada sosok hitam itu. Aku langsung ber istighfar, mereka tetap mengikuti walaupun tidak akan berani menyakiti. Mereka akan terus menggoda dan berusaha menakut-nakuti agar kita terpancing dan terayu tipu daya nya. Aku yakin kalau imam kita kuat dan terus mengingat Allah, insyaallah tidak akan terjadi apa-apa.
"Kamu mau kembali ke dalam Zal ?".
"Saya disini aja Om, Damar juga mau keluar katanya, karna yang jenguk terlalu banyak".
"Oh iya kita nunggu di luar aja, Salma dan Salman mau jajan gak ?".
"Mau-mau Yah, aku pengen es krim". Ucap Salman
"Salma juga mau Yah".
"Zal, kamu disini dulu ya, Om mau keluar dulu !".
"Iya Om".
"Ayo anak-anak kita beli es krim !".
"Horeeeee..... !".
"Salma pengen yang rasa coklat Yah".
"Salman mau yang gambar robot itu Yah".
"Iya kalian semua akan Ayah beliin es krim yang kalian mau".
Kita berjalan ke luar rumah sakit dan pergi ke mini market terdekat, mungkin sebaiknya aku disini dulu bersama anak-anak biar dia tidak jenuh. Anak-anak membeli es krim dan makanan yang meraka suka, mereka di kasih makanan langsung terlihat senang. Ya Allah lindungilah keluargaku, jauhkanlah kami dari bahaya dan segala macam cobaan.
"Gimana enak es krim nya ?".
"Enak banget Yah, Ayah katanya mau ngajak Salma ke air terjun ?".
"Kalau Salman pengen main sepeda lagi Yah".
"Nanti ya, Ayah pasti akan ajak kalian kemanapun juga. Sekarang Kak Ica nya lagi sakit, jadi nunggu Kak Ica sembuh dulu ya ?".
"Kapan Kak Ica sembuh nya Yah ?".
"Bentar lagi juga sembuh ko, nanti Ayah akan ajak kalian jalan-jalan !".
"Benar ya Yah ?".
"Iya pasti sayang".
Sebelum anak-anak kembali sekolah dan aku kembali kerja, aku ingin membuat mereka bahagia dengan mengisi liburan ini dengan hal-hal yang menyenangkan kasihan jika selama liburan terus seperti ini. Semoga jika nanti sudah kembali ke kota, kita tidak akan di hantui lagi.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 59 Episodes
Comments