Bab 7 Kembali ke hutan

Banyak sekali hasil kebun milik Ayah dan Ibuku, semuanya masih segar langsung di petik dari kebunnya.

"Sekarang kita mandi dulu ya anak-anak, kan mau main sepeda !". Ucap Istriku

"Asiiiiiikk... Ayo Yah kita mandi !".

"Iya ayo".

Seperti biasa aku yang menimba airnya, saat membuka tutup sumurnya aku kaget ada sosok itu melihatku.

"Aaaaaaaaaaaaaaaaaaaaah....". Aku sampai melempar tutup sumurnya.

"Kenapa Yah ?". Ucap istriku

"Gak apa-apa, tadi kaget ada cicak di tangan Ayah".

"Ayah ini ngagetin aja".

"Heee tenang gak ada apa-apa".

Aku membaca do'a dalam hati, sambil kembali ke sumur itu dan menimba airnya. Sebenarnya aku ini dari kecil memang tidak pernah takut, bahkan dulu juga saat kita pergi mengaji aku berani berjalan sendiri ke kuburan. Teman-teman ku gak ada yang berani dia di antar Ayah dan Ibunya. Bagiku hantu itu tidak ada, jika kita nya takut justru rasa takut kita sendirilah yang akan membuat kita jadi semakin takut. Aku belum pernah melihat hantu baru kali ini hantunya sampai berani memperlihatkan sosoknya. Ini juga karena ulah anak-anak, kalau saja mereka tidak mengganggu maka mereka juga tidak akan menganggu kita. Setelah selesai mandi dan semuanya beres, kita semua membawa sepedanya kedepan.

"Yah aku dulu ya yang naik sepedanya ?". Ucap Salman

"Aku dulu Yah". Ucap Salma

"Keduanya aja bareng-bareng nanti kita dua orang dua orang, Ibu juga membantu kalian".

"Iya Ibu dan Ayah yang pegang kalian di belakang".

"Ayo siap ya, jangan takut jatuh harus berani".

"Iya Yah".

Salma dan Salman mulai mengayuh sepeda tapi mereka berdua masih belum bisa menyeimbangkan diri. Tapi untuk sementara mereka masih pakai roda pembantu jadi masih bisa jalan.

"Kalian pakai roda pembantu aja dulu ya jangan mau di lepas nanti kalau sudah lancar baru di lepas, pelan-pelan saja nanti juga bisa".

"Iya Yah, kalau pakai roda gini aku bisa nih Yah !". Ucap Salma

"Kalau Salman di pegang dulu ya jangan dulu di lepas soalnya belum lancar". Ucapku

"Iya jangan lihat Kak Salma, Kak Salma kan sudah besar. Salman terus belajar !".

Salman terlihat sedih karna dia belum bisa pakai sepeda, berbeda dengan kakaknya yang sudah lancar dan sedang asik berputar-putar bermain sepeda.

"Ayah pegangin ko jadi jangan takut jatuh ya ?".

"Iya Yah".

Salman terus belajar hingga kemudian akhirnya dia bisa sendiri, tapi dia tidak sadar kalau aku lepasin.

"Yeeeee Salman hebat !".

Salman menoleh ke belakang hingga kemudian dia terjatuh dan menangis.

"Kamu jangan nangis nak, kamu hebat lo tadi bisa jalan sendiri gak Ayah pegangin".

"Iya kamu hebat sayang, baru belajar tapi sudah bisa. Mau coba lagi ? Kamu harus percaya diri".

"Iya Salman mau coba lagi".

"Nah gitu dong anak Ayah memang hebat".

Akhirnya Salman mau main sepeda lagi setelah dia terus menangis karna terjatuh, hingga kemudian akhirnya dia bisa sendiri.

"Tuh bener kan Ayah bilang kalau Salman pasti bisa".

"Iya Yah, yesss aku bisa".

"Tuh sama Kakak kamu, dia dari tadi terus muter-muter".

"Iya, aku akan mengalahkan Kak Salma".

Salman sangat bersemangat, Salma dan Salman akhirnya mereka terlaksana juga ingin bermain sepeda. Aku dan Istriku sendiri duduk sambil melihat mereka bermain sepeda, sungguh bahagia rasanya melihat mereka bahagia.

"Yah anak-anak jalan-jalan kemana ?".

"Katanya sih keliling kampung dan mau ke sungai".

"Tapi beneran ya ? Takutnya mereka masuk lagi ke dalam hutan".

"Yaaa mudah-mudahan aja Bu".

Sementara itu mereka tidak tau kalau sebenarnya Mila dan teman-temannya masuk lagi ke dalam hutan. Dari rumah, Ica membawa mukena untuk membuat penampakan. Saat hendak akan masuk hutan, Ica merasa ketakutan saat memasuki pagar pembatas.

"Beneran nih kita mau masuk lagi? Aku takut". Ucap Ica

"Tenang aja Ca, gak apa-apa ko percaya sama kita". Ucap Mila

"Iya, lu mau konten kita terkenal gak ? Nanti viewers nya banyak". Ucap Rizal

"Kita cukup merekam aja dan nanti lu pakai mukena nya, nah kita rekam dari pas pintu masuknya biar terlihat asli kalau ini benaran di desa siluman. Nanti kita semua berjalan ke sana sampai ke pohon beringin nya, nah pas d pohon beringin nya nanti lu pakai mukena nya. Pokoknya kalau sudah sudah dapat rekamananya kita langsung pulang". Ucap Damar.

Damar ini merupakan ketua nya, dia yang mengatur dan membuat ide kontennya.

"Iya Ca bentaran doang, kalau udah di dapet rekamannya kita langsung keluar dari hutan ini". Ucap Mila

"Yaudah deh iya".

"Nah gitu dong, itu baru namanya bestie".

"Lu bertiga jalan di depan ya, gua yang rekam di belakang". Ucap Damar

"Ok".

Mereka masuk ke dalam pagar pembatas, Damar mulai merekam, jarak dari pagar pembatas ke pohon beringin nya sendiri sekitar 50 meter. Di tengah jalan, Damar merekam semuanya hutan nya dia rekam berkeliling. Hingga kemudian saat dia merekam, dia melihat ada sosok berbaju merah berdiri.

"Siapa itu yang lagi berdiri ?".

"Ada apa Mar ?". Ucap Rizal

"Enggak, gak ada apa-apa".

Damar tidak memberitahu teman-teman nya, dia takut mereka akan kembali lagi terutama Ica dan kontennya tidak akan berjalan. Mereka terus berjalan hingga kemudian sampai di pohon beringin. Damar rekam dengan detail pohon beringin nya.

"Kameranya gua jeda dulu sekarang lo pakai mukena nya Ca dan rambutnya atur. Pokonya pakai mukenanya jangan sampai kepala cukup menutupi badan aja, biar seperti pakai daster dan rambut lu di gerai. Mil bantu Ica biar terlihat lebih seram !".

"Ok siap".

"Eh Mar, rekam yang kemarin besi itu yang  gua cabut dari tanah".

"Ok Zal

Eh ko gak ada besinya ? Perasaan kemarin disini".

"Eh iya ya gak ada, biarin lah yang penting itu penampakannya. Gimana Mil, Ica udah siap ?".

"Udah nih, udah di kasih makeup juga biar lebih seram. Selanjutnya gimana nih Mar ?".

"Jadi gini, Ica berdiri di balik pohon beringin itu. Nah nanti kita pura-pura nya lagi mengeksplor, lu seperti biasa Mil yang menjelaskannya dan di bantu juga sama Rizal. Pas lagi merekam nanti pas di belakang kalian, Ica muncul nunduk aja ekspresinya terus nanti kameranya gua jeda dan lu Ca langsung pindah tempat seolah-olah lo menghilang. Nanti gua pura-pura kaget, dan Ica nanti tiba-tiba muncul di depan pohon beringin nya nanti kita langsung lari, udah kelar nanti kita edit biar lebih bagus".

"Oke-oke gua ngerti". Ucap Rizal

"Gua langsung ke belakang pohon aja nih ? Tapi jangan lama-lama". Ucap Ica

"Cuma muncul doang Ca nanti lu pindah pas dapat perintah dari Damar, udah gitu aja". Ucap Mila

"Iya gitu doang Ca, gak bakal lama ko". Ucap Damar

"Ok kalau gitu".

Ica mulai berjalan ke belakang pohon beringin, mereka bersiap-siap untuk kembali merekam.

"Pas gua bilang actuon, Mila langsung ngomong ya ?".

"Ok gua ngerti".

"Siap ya 'action'..!".

"Hallo guys ini dia pohon beringin nya, konon katanya dulu disini pernah terjadi peristiwa, Lima orang mahasiswa tergantung di pohon beringin ini dengan cara yang mengenaskan. Katanya sih disini ada harta karun nya tapi sampai sekarang belum di temukan harta karunnya". Ucap Mila

"Bener itu guys, disini itu katanya ada penunggunya sosok hitam besar yang sangat berbahaya dan sadis. Korban-korbannya sendiri di bunuh dengan cara sadis, mereka di lilit akar pohon ini sampai isi perut mereka keluar". Ucap Rizal

"Bukan cuma itu guys, ada juga yang perutnya tertancap ranting pohon yang runcing sampai menembus perutnya".

"Iih ngeri banget ya guys, bukan cuma itu katanya oleh tangan sosok hitam itu yang kukunya panjang menusuk dadanya korban sampai dia langsung meninggal".

"Guys... Guys... Bulu kuduk gua ko tiba-tiba merinding ya ?".

"Astaga ! Di belakang lo !". Ucap Damar

"Gua cut dulu nih, sekarang lo langsung pindah Ca !".

"Si Ica ko mukenanya jadi warna merah Mar ?". Ucap Mila

"Iya, tapi bagus nih rekamananya. Ca ! Si Ica mana gak muncul ? Coba lu cari ke belakang pohon !". Ucap Damar

"Gua aja yang ke belakang pohonnya !". Ucap Rizal

Kemudian Rizal berjalan ke belakang pohon beringin mencari Ica.

"Ko si Ica gak ada ?".

"Ah yang bener lo ?". Ucap Mila

"Iya, ko dia ngilang bukannya tadi disini".

"Mungkin dia ngumpet". Ucap Damar

Tiba-tiba Ica menghilang, mereka memutari pohon beringin itu tapi Ica tidak di temukan.

"Ko aneh, gimana ini ? Jangan-jangan !". Ucap Mila panik

"Ica pasti disini, mungkin dia kebelet". Ucap Rizal

"Memangnya lo, buang air di belakang pohon".

Hingga tiba-tiba Ica muncul.

"Aaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa....... !". Rizal kaget pas dia menengok tiba-tiba Ica muncul

"Aduh Ca dari mana aja lo, bikin panik aja". Ucap Mila

"Sorry... Sorry... Tadi gua lihat ada kelinci imut banget gua kejar tapi larinya kenceng".

"Ah lo, udah yu di lanjut yang tadi. Dari pas gua bilang tadi bilang di belakang lo, kita teriak dan langsung lari. Nah nanti Ca lo tiba-tiba muncul di depan, dan kita semua lari".

"Oke-oke.. ayo langsung mulai !".

"Gua lanjut ya 'action'.....!".

"Aaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa..... Lari.. !".

Hingga tiba-tiba Ica muncul di depan mereka, dan semuanya langsung lari.

"Aaaaaaaaaaaaaaa ...... Hantuuuuuuuuuu......".

"Ok cut.. adegan larinya nanti di lanjut. Ok guys bagus nih tinggal di edit". Ucap Damar

"Bagus lo Ca pas adegan muncul dan tadi di pohon bagus banget, tapi itu ko mukenanya jadi merah Ca ?". Ucap Rizal

"Iya perasaan kan tadi putih". Ucap Mila

"Tadi di belakang pohon gua ganti, kan gua bawa yang merah juga kalau putih rasanya kurang pas seperti kuntilanak aja". Ucap Ica

"Haha tapi bagus sih, jadi bagus hasilnya. Keren juga lo Ca, selanjutnya kita semua lari ya sambil pulang". Ucap Damar

"Ok, akhirnya selesai juga nih. Kita dapat rekaman yang bagus". Ucap Rizal

"Iya nih gak sia-sia kita kesini". Ucap Mila

"Gua bilang juga apa, beneran kan gak apa-apa". Ucap Damar

"Tapi guys, gua jadi penasaran sama harta karunnya. Gimana kalau kita cari juga, kalau dapet kan lumayan". Ucap Rizal

"Bener juga lo, sayang banget kan kita sudah kesini kalau cuma merekam doang". 

"Tapi besok aja den kesini lagi, nanti kalau kelamaan Om sama tanteu curiga". Ucap Mila

"Ok besok aja, sekarang kita tinggal adegan larinya aja dan pulang".

Mereka melanjutkannya sambil berlari dan berteriak seolah-olah ketakutan. Mereka semua tidak tau kalau Ica yang bersama mereka bukanlah Ica yang asli, melainkan sosok baju merah yang menyerupai Ica. Ica yang asli di bawa makhluk penunggu pohon beringin itu, dan terjebak di dalam pohon beringin.

Episodes
1 Bab 1 Asal Muasal
2 Bab 2 Aku bangga sama anak-anak ku
3 Bab 3 Tiba di Subang
4 Bab 4 Penyesalan
5 Bab 5 Penasaran
6 Bab 6 Menjalankan misi
7 Bab 7 Kembali ke hutan
8 Bab 8 Tidak pernah kapok
9 Bab 9 Hantu merah
10 Bab 10 Situasi semakin mencekam
11 Bab 11 Trauma Ica
12 Bab 12 Belum menemukan titik terang
13 Bab 13 Mulai membaik
14 Semoga kamu tenang, Ica !
15 Pergi liburan
16 Kembali menjalankan misi
17 Semakin lancar
18 Persiapan
19 Kembali ke Subang
20 Persiapan
21 Mulai penjelajahan
22 Mulai mencekam
23 Kembali mengganggu
24 Meminta bantuan
25 Petunjuk
26 Korban semakin banyak
27 Terus mengganggu
28 Lindungi keluargaku
29 Melindungi rumah
30 Penuh rintangan
31 Banyak keanehan
32 Semakin banyak rintangan
33 Fatamorgana
34 Terbawa angin
35 Aku harus bertahan
36 Semakin tersesat
37 Awal perjalanan
38 Banyak makhluk halus
39 Berada di jaman kerajaan
40 Kampung Pajajaran
41 Masalah di desa
42 Satu masalah selesai
43 Mulai menyiarkan agama Islam
44 Bergotong-royong
45 Asal usul adanya penunggu pohon beringin
46 Semakin rumit
47 Bertemu Raja
48 Misi
49 Sosok makhluk merah
50 Berhasil selamat
51 Mulai di temukan
52 Akhirnya berhasil
53 Berhasil di lumpuhkan
54 Kembali pulang
55 Pulang dengan selamat
56 Kembali pulang
57 Mulai di lumpuhkan
58 Berhasil di kalahkan
59 Membuka lembaran baru
Episodes

Updated 59 Episodes

1
Bab 1 Asal Muasal
2
Bab 2 Aku bangga sama anak-anak ku
3
Bab 3 Tiba di Subang
4
Bab 4 Penyesalan
5
Bab 5 Penasaran
6
Bab 6 Menjalankan misi
7
Bab 7 Kembali ke hutan
8
Bab 8 Tidak pernah kapok
9
Bab 9 Hantu merah
10
Bab 10 Situasi semakin mencekam
11
Bab 11 Trauma Ica
12
Bab 12 Belum menemukan titik terang
13
Bab 13 Mulai membaik
14
Semoga kamu tenang, Ica !
15
Pergi liburan
16
Kembali menjalankan misi
17
Semakin lancar
18
Persiapan
19
Kembali ke Subang
20
Persiapan
21
Mulai penjelajahan
22
Mulai mencekam
23
Kembali mengganggu
24
Meminta bantuan
25
Petunjuk
26
Korban semakin banyak
27
Terus mengganggu
28
Lindungi keluargaku
29
Melindungi rumah
30
Penuh rintangan
31
Banyak keanehan
32
Semakin banyak rintangan
33
Fatamorgana
34
Terbawa angin
35
Aku harus bertahan
36
Semakin tersesat
37
Awal perjalanan
38
Banyak makhluk halus
39
Berada di jaman kerajaan
40
Kampung Pajajaran
41
Masalah di desa
42
Satu masalah selesai
43
Mulai menyiarkan agama Islam
44
Bergotong-royong
45
Asal usul adanya penunggu pohon beringin
46
Semakin rumit
47
Bertemu Raja
48
Misi
49
Sosok makhluk merah
50
Berhasil selamat
51
Mulai di temukan
52
Akhirnya berhasil
53
Berhasil di lumpuhkan
54
Kembali pulang
55
Pulang dengan selamat
56
Kembali pulang
57
Mulai di lumpuhkan
58
Berhasil di kalahkan
59
Membuka lembaran baru

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!