Bab 6 Menjalankan misi

Dengan pencapaian mereka di kontennya yang semakin meningkat, membuat mereka ingin melanjutkan lagi mengunjungi hutan itu.

"Nanti setelah kita selesai semuanya kita pergi ke hutan lagi ya ?". Ucap Damar

"Oke, kita bilang aja mau main sepeda jalan-jalan". Ucap Rizal

"Iya pokoknya jangan sampai ada yang tau kita me hutan". Ucap Mila

"Tapi aku masih takut". Ucap Ica

"Tenang aja Ca, nanti Kakek kan mau membantu kita sebelum pulang kita harus bisa menuntaskan konten kita sampai selesai. Kan lumayan nanti setelah ke kota lagi, kita sudah punya rekaman bagus dan menarik apalagi kalau sampai hantu nya muncul pasti konten kita akan langsung meningkat viewers nya". Ucap Rizal

"Apalagi kan di sosmed lagi heboh tentang Desa Siluman tapi hanya beberapa saja yang menayangkan konten tentang desa ini. Kebanyakan mereka takut karna cerita dulu yang menelan korban, kalau kita berhasil membuat kontennya, kita akan jadi satu-satunya yang berhasil menayangkan desa siluman ini. Pasti orang-orang akan mencari tentang desa siluman ini karna lagi hangat di bicarakan". Ucap Mila

"Betul, kalau misal hantunya gak muncul gimana kalau kita bikin hantu bohongan ? Dengan begitu pasti yang nonton makin banyak dan heboh, bukannya kalau kita bikin konten hantu tapi gak ada hantunya malah kurang seru. Yang nonton pasti kecewa kalau hantunya gak muncul, tapi kita bikinnya jangan yang jelas hanya penampakan saja sekilas kalau dibikin jelas nanti yang nonton akan tau itu bohongan". Ucap Damar

"Ide bagus tuh mar, lu benar-benar pintar. Tapi gimana bikin hantunya ? Apa nanti aja di edit ?".

"Jangan, kalau di edit justru lebih terlihat bohong nya. Gini deh Mila atau Ica punya daster gak atau kalau enggak mukena aja, gak usah muncul tapi cukup kelihatan dikit aja nanti biar lebih serem kita pake efek biar lebih nyata". Ucap Damar

"Gua gak punya daster ada juga mukena". Ucap Mila

"Yaudah gak apa-apa mukena aja tapi yang warna putih ya ?". Ucap Damar

"Eh nanti yang pakai mukena nya Ica aja kan dia rambutnya panjang nanti mukanya di tutupin rambut". Ucap Rizal

"Ko gua sih, takut ah". 

"Gak apa-apa Ca, cuma bentar doang gak usah lama-lama yang penting nanti kita sudah dapat rekamananya".

"Rekaman apa ?". Ucapku

"Eh Om, enggak kita mau merekam sungai yang di bawah. Sungai nya bagus banget dan airnya jernih, kita pengen kesana sambil menikmati gunung yang di depannya". Ucap Damar

"Oh, nah iya mending rekam pemandangan aja jangan yang aneh-aneh".

"Enggak ko Om, nanti kita mau main sepeda lihat-lihat pemandangan di desa ini dan mau ke sungai". Ucap Mila

"Iya silahkan aja, tapi awas kalian jangan pergi ke hutan itu lagi !".

"Gak bakalan ko Om, kita sudah ganti tema nya sekarang ini mau meliput keindahan desa ini aja". Ucap Rizal

"Bagus itu, Om juga mau main sepeda sama Salman dan Salma. Gimana kalau bareng-bareng aja sepedaan nya ?".

"Gak usah Om, eh maksudnya kan Salma dan Salman masih belajar sepeda nya jadi jangan jauh-jauh. Kita kan mau keliling desa ini, lihat-lihat pemandangan takutnya nanti Salma dan Salman kecapean kalau mainnya kejauhan". Ucap Damar

"Iya juga sih, Om akan ngajak mereka di depan rumah aja".

"Nah iya Om, kan di depan rumah juga cukup luas. Salma dan Salman cukup muter-muter aja belajarnya jangan jauh-jauh".

"Iya bener, yaudah kita sarapan dulu aja ! Sarapannya sudah siap, Tante juga tadi lagi masak".

"Ok siap Om, aku sendiri sudah lapar". Ucap Mila

"Iya nih, gak biasanya pagi-pagi makan. Disini rasanya laper terus  apalagi masakan nenek yang enak". Ucap Ica

"Bisa-bisa pulang dari kampung nanti malah jadi gendut haha". Ucap Mila

"Haha iya nih, suasananya enak".

Mereka semua pergi ke dapur untuk makan bersama, nasi hangat dan lauk yang masih panas membuat mereka semua langsung lapar.

"Ayo anak-anak kita sarapan !". Ucap Ibu

"Iya Nek".

"Kalian suka makan karedok leunca gak ?". Ucap Ayah

"Apa itu karedok leunca Kek ?". Ucap Mila

"Cobain aja rasanya enak". Ucap Istriku

"Iya kalian harus coba makanan dari sini". Ucapku

"Bentuknya seperti anggur ya tapi kecil-kecil dan warnanya hijau". Ucap Ica

"Cobain aja, mantap nih pagi-pagi ada sambel terasi, lalapan, ikan asin dan oseng genjer". Ucapku

"Oseng genjer kesukaan kamu ya Yah ?". Ucap istriku

"Hee iya, aku suka oseng-oseng".

"Ko Salma dan Salman sama ayam goreng ?". Ucap Mila

"Iyalah, masa bocah di kasih sambel nanti mencret yang ada". Ucap Ica

"Haha iya nih, si Mila bilang aja pengen". Ucap Rizal

"Kalau kalian pengen ada ko tuh di wajan bawa aja !". Ucap istriku

"Aku pengen dong tan !". Ucap Mila

"Aku juga". Ucap Damar

"Kalian ambil aja" 

Katapun makan bersama, lagi-lagi aku makan dengan lahapnya. Pulang dari sini sepertinya berat badan ku akan naik, mantap bener yang bikin enak itu nasi nya enak dan pulen karna disini pake kayu bakar dan pakai aseupan anyaman bambu yang berbentuk segitiga. Setelah selesai makan, Mila dan yang lainnya langsung pergi katanya langsung mau mandi.

"Kalau sudah makan jangan langsung mandi, pamali !". Ucap Ibu

"Memangnya kenapa Nek ?". Ucap Rizal

"Ya pamali, kalau pamali itu jangan di lakuin". Ucapku

"Yaudah iya, bentar lagi aja". 

Mereka itu tidak bisa di nasehati, baru beberapa menit satu persatu mulai mandi.

"Sekarang sudah boleh kan Om ? Udah beberapa menit nih aku pengen cepat mandi udah gerah soalnya". Ucap Mila langsung pergi ke kamar mandi

"Kamu ini Mil, susah di bilangin". 

"Nanti sesudah kamu giliran aku Mil !". Ucap Ica berteriak

"Anak-anak sekarang mah, susah untuk di nasehatin". Ucapku pada Ibu

"Gak apa-apa mereka memang sudah terbiasa dengan kehidupan di kota".

"Salman dan Salma masih pada makan nih ? Gimana enak ayam nya ?". Ucap Istriku

"Enak banget Bu rasanya gurih". Ucap Salman

"Tapi agak alot dagingnya". Ucap Salma

"Hehe namanya juga ayam kampung nak tapi ayam kampung itu rasanya lebih gurih".

"Iya Yah enak banget ayam nya". Ucap Salma

"Makan yang banyak ya kalian, nanti habis ini kalian mandi terus nanti kita main sepeda". Ucapku

"Horeeeeeeeeee..... Kita main sepeda !". Ucap Salman

"Kita mau main sepeda dimana Yah ?". Ucap Salma

"Di depan rumah aja ya jangan jauh-jauh dulu, nanti kalau sudah lancar baru nanti kita keliling desa".

"Iya Yah, Salman pengen cepat bisa naik sepedanya".

"Iya pasti cepat ko asal terus berlatih".

"Ibu mau main sepeda juga ?". Ucap Salma

"Iya nanti Ibu juga mau main sepeda".

"Ibu kan belum bisa, berarti di ajarin Ayah juga dong ?".

"Ayah ini ah pake bilang Ibu gak bisa main sepeda kan Ibu jadi malu sama anak-anak".

"Haha ya gak apa-apa kan Bu, nanti kita jadi sekalian latihan juga biar Ibu bisa".

"Iya Bu, nanti kita sama-sama latihan sampai bisa".

"Iya nak, kita harus semangat biar cepat bisa".

Aku senang melihat mereka yang bersemangat, setelah anak-anak selesai makan kita beristirahat dulu sambil melihat kebun di belakang rumah. Ayahku dan Ibu sedang berada di kebun, mereka menanam beberapa sayuran, ada bumbu-bumbu dapur seperti daun bawang, bawang merah, daun seledri, daun kemangi dan masih banyak lagi.

"Cucu-cucu Kakek mau pisang gak ?".

"Mau-mau Kek".

"Bentar ya ada pisang yang matang, akan Kakek petik dulu !".

"Iya Kek".

"Wah udah pada kuning ya Pak, biar aku bantu Pak !".

"Iya Sep, kebetulan kalian kesini pas sudah pada matang pisang nya".

"Neng kamu mau buah limus ?". Ucap Ibu pada Istriku

"Asem ya Bu ?".

"Enggak, kalau yang mateng rasanya manis neng. Ada tuh di dalam karung disini lagi musim limus".

"Iya Bu, nanti aku cobain".

Disini ada banyak buah-buahan dan sayuran juga, hampir semua penduduk disini memiliki kebun masing-masing.

"Om kita mau pergi dulu ya !". Ucap Mila

"Kalian mau pada kemana ?". Ucap Istriku

"Mau keliling desa ini aja Tan, sambil lihat sungai".

"Jangan lama-lama ya dan jangan sampai malam lagi".

"Enggak ko Tan, gak bakal lama nanti kita balik lagi".

"Yasudah kalau gitu kalian hati-hati !".

"Iya Tan kami pergi dulu !".

"Awas ya kalian jangan aneh-aneh lagi !".

"Siap Om".

Mereka sangat bersemangat sekali entah pada mau kemana, tapi kasihan juga kalau terus-terusan di rumah karna tujuan kita kesini untuk liburan. Aku sendiri akan mengajak anak-anak dan istriku main sepeda di depan rumah.

Episodes
1 Bab 1 Asal Muasal
2 Bab 2 Aku bangga sama anak-anak ku
3 Bab 3 Tiba di Subang
4 Bab 4 Penyesalan
5 Bab 5 Penasaran
6 Bab 6 Menjalankan misi
7 Bab 7 Kembali ke hutan
8 Bab 8 Tidak pernah kapok
9 Bab 9 Hantu merah
10 Bab 10 Situasi semakin mencekam
11 Bab 11 Trauma Ica
12 Bab 12 Belum menemukan titik terang
13 Bab 13 Mulai membaik
14 Semoga kamu tenang, Ica !
15 Pergi liburan
16 Kembali menjalankan misi
17 Semakin lancar
18 Persiapan
19 Kembali ke Subang
20 Persiapan
21 Mulai penjelajahan
22 Mulai mencekam
23 Kembali mengganggu
24 Meminta bantuan
25 Petunjuk
26 Korban semakin banyak
27 Terus mengganggu
28 Lindungi keluargaku
29 Melindungi rumah
30 Penuh rintangan
31 Banyak keanehan
32 Semakin banyak rintangan
33 Fatamorgana
34 Terbawa angin
35 Aku harus bertahan
36 Semakin tersesat
37 Awal perjalanan
38 Banyak makhluk halus
39 Berada di jaman kerajaan
40 Kampung Pajajaran
41 Masalah di desa
42 Satu masalah selesai
43 Mulai menyiarkan agama Islam
44 Bergotong-royong
45 Asal usul adanya penunggu pohon beringin
46 Semakin rumit
47 Bertemu Raja
48 Misi
49 Sosok makhluk merah
50 Berhasil selamat
51 Mulai di temukan
52 Akhirnya berhasil
53 Berhasil di lumpuhkan
54 Kembali pulang
55 Pulang dengan selamat
56 Kembali pulang
57 Mulai di lumpuhkan
58 Berhasil di kalahkan
59 Membuka lembaran baru
Episodes

Updated 59 Episodes

1
Bab 1 Asal Muasal
2
Bab 2 Aku bangga sama anak-anak ku
3
Bab 3 Tiba di Subang
4
Bab 4 Penyesalan
5
Bab 5 Penasaran
6
Bab 6 Menjalankan misi
7
Bab 7 Kembali ke hutan
8
Bab 8 Tidak pernah kapok
9
Bab 9 Hantu merah
10
Bab 10 Situasi semakin mencekam
11
Bab 11 Trauma Ica
12
Bab 12 Belum menemukan titik terang
13
Bab 13 Mulai membaik
14
Semoga kamu tenang, Ica !
15
Pergi liburan
16
Kembali menjalankan misi
17
Semakin lancar
18
Persiapan
19
Kembali ke Subang
20
Persiapan
21
Mulai penjelajahan
22
Mulai mencekam
23
Kembali mengganggu
24
Meminta bantuan
25
Petunjuk
26
Korban semakin banyak
27
Terus mengganggu
28
Lindungi keluargaku
29
Melindungi rumah
30
Penuh rintangan
31
Banyak keanehan
32
Semakin banyak rintangan
33
Fatamorgana
34
Terbawa angin
35
Aku harus bertahan
36
Semakin tersesat
37
Awal perjalanan
38
Banyak makhluk halus
39
Berada di jaman kerajaan
40
Kampung Pajajaran
41
Masalah di desa
42
Satu masalah selesai
43
Mulai menyiarkan agama Islam
44
Bergotong-royong
45
Asal usul adanya penunggu pohon beringin
46
Semakin rumit
47
Bertemu Raja
48
Misi
49
Sosok makhluk merah
50
Berhasil selamat
51
Mulai di temukan
52
Akhirnya berhasil
53
Berhasil di lumpuhkan
54
Kembali pulang
55
Pulang dengan selamat
56
Kembali pulang
57
Mulai di lumpuhkan
58
Berhasil di kalahkan
59
Membuka lembaran baru

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!