"Kenapa kamu tiba tiba datang dan bilang mau kerja di kantor papa?'' tanya Rudi dengan penasaran dan menatap Ilham.
"Ya, gak apa apa, Pa. Ilham cuma mau mulai belajar bekerja disini tapi Ilham tetap menyelesaikan kuliah Ilham,"
"Kamu yakin hanya karena alasan itu aja?" ucap Rudi, pria itu masih tidak percaya dengan alasan yang diberikan putra tunggalnya itu.
"Jujur sama papa karena apa kamu tiba tiba datang ke kantor papa?'' selidiknya.
Ilham terdiam sejenak, pemuda itu sedikit bingung. Apa harus ia ceritakan tentang Sita ke Rudi.
"Ilham....!!'' panggil Rudi ketika Ilham itu hanya diam dan seperti orang kebingungan.
Ilham menarik nafas panjang secara perlahan dan memutuskan untuk menceritakan tentang Sitha kepada papanya.
"Ilham jatuh cinta, Pa."
"Terus apa hubungannya dengan kamu yang mau bekerja di kantor papa?'' tanya Rudi semakin bingung menatap Ilham.
"Itu karena Ilham mau lebih bertanggung jawab, Ilham janji tetap menyelesaikan kuliah, tapi Ilham juga mau mulai belajar tentang perusahaan ini," pinta Ilham kepada Rudi.
"Luar biasa sekali perempuan itu bisa merubah kamu menjadi seperti ini," ucap Rudi menatap Ilham. Pria separuh baya itu semakin penasaran dengan perempuan yang dicintai suaminya itu.
"Karena Ilham mencintainya, Pa. Ilham mau menikah dengannya." jawabnya santai tapi memang dia mengutarakan isi hatinya yang sebenarnya.
"Ya ampun, Nak. Tidak segampang yang kamu pikirkan itu menikah dan menjalani kehidupan rumah tangga. Jangan hanya karena kamu jatuh cinta, kamu ingin segera menikah! Kamu masih muda, baru berusia 23 tahun sudah mau menikah?! Pikirkan lagi. Papa akan terima kamu buat bekerja di kantor ini. Tapi, kalo tentang menikah sebaiknya kamu buang jauh jauh dari pikiran kamu karena papa tidak akan beri ijin kamu menikah sebelum menyelesaikan kuliah!" tegas Rudi kepada Ilham.
"Tapi, Pa...."
"Cukup!! Itu sudah keputusan, Papa!'' ucap Rudi memotong perkataan Ilham.
Pemuda itu menghela nafas. Pemuda itu kecewa karena papanya tidak menerima keinginannya untuk segera menikah. Ilham hanya bisa berharap semoga berjalannya waktu sikap papanya bisa melunak. Yang penting sekarang paling tidak, ia sudah bisa mulai bekerja di kantor papanya.
#######
Sitha merasa lega ketika mengetahui ternyata papanya hanya kecapean. Mereka baru saja pulang dari rumah sakit. Sekarang Adam papanya baru saja masuk ke kamar untuk beristirahat, dan Sitha sedang duduk berdua dengan mamanya mengobrol.
"Nak, kamu tidak bilang ke adik kamu kalo papa lagi sakit?'' tanya Uti mamanya.
"Sudah Sitha coba telepon ke nomornya Mila, Ma, tapi tidak diangkat, biar nanti saat pulang ke rumah Sitha kasih tau."
"Ya sudah, tidak apa apa, Nak. Lagian papa juga sudah baikan. Mama cuma kangen aja sama Mila,"
"Mungkin Mila lagi sibuk sama kuliahnya, Ma." ucap Sitha. Wanita itu tidak mampu mengatakan tentang Mila apa yang sebenarnya terjadi.
"Ya sudah, nanti kalo papa kalian sudah sehat biar mama ajak ke rumah kamu ya, Nak." ucap Uti senyum melihat anak pertamanya itu.
"Iya, Ma..datang aja."
"Kamu sudah makan, Sayang?'' tanya Uti. Baru saja Sitha hendak menjawab pertanyaan mamanya tapi tiba tiba ponselnya berdering.
"Sebentar ya, Ma. Ada telepon."
Uti mengangguk dan Sitha langsung meraih ponselnya yang berada di dalam tasnya.
"Halo?'' sapa Sitha ketika dia sudah menekan tombol hijau di layar ponselnya.
"Halo, Sayang? Kamu lagi dimana? Tadi aku lewat butik kamu, tapi mobil kamu gak ada di sana," kata Ilham.
"Aku lagi di rumah Mama, Papa sakit."
"Apa? Jadi bagaimana kondisinya sekarang?'' tanya Ilham yang ikut cemas juga.
"Gak apa apa, cuma kecapean aja."
"Alhamdullah kalo gitu. Masih lama di sana, Sayang?'' tanya Ilham.
"Hmm, mungkin. Emang kenapa?''
"Aku kangen, Sayang.... Kita ketemuan ya, sekalian ada yang mau aku ceritain." kata Ilham dengan suara rayuannya.
"Iya, sebentar, aku pamitan dulu sama mama. Kita ketemuan dimana?'' tanya Sitha.
"Kamu ke apartemenku aja ya, Sayang." jawab Ilham.
"Ya udah. Mau sekalian dibelikan makanan?'' tanya Sitha karena mengingat tidak ada bahan makanan sama sekali di apartemen Ilham.
"Gak usah. Sebenarnya aku pengen makan, tapi maunya melahap kamu, Sayang." goda Ilham.
"Nakal kamu ya, Ham. Ya udah sampai ketemu, bye." wanita itu masih tersenyum ketika selesai menerima telepon dari Ilham.
"Telepon dari siapa, Nak?'' tanya Uti yang mengagetkan Sitha.
"Eh, telepon dari teman, Ma. Ngajakin ketemuan," jawab Sitha gugup ketika kepergok sama Uti saat senyum senyum sendiri.
"Ya udah, kalo kamu mau pergi gak apa apa, Sayang, pergi aja," ucap Uti.
"Tapi, Ma... Papa gimana?'' tanya Sitha merasa tidak enak meninggalkan mamanya sendirian di sana.
"Papa kan sudah tidak apa apa, lagian tadi dokter bilang papa cuma kecapean aja. Istirahat yang cukup pasti sembuh. Udah kamu pergi aja," jawab Uti menyakinkan Sitha.
"Ya udah, kalo gitu Sitha pamit dulu ya, Ma. Besok Sitha kesini lagi." ucap Sitha sambil pamit sama Uti sang mama.
"Iya, Sayang. Kalo kamu lagi banyak kerjaan jangan dipaksain datang, Sit." seru mamanya.
"Iya, Ma. Sitha pamit dulu ya,"
Wanita itu langsung mengendarai mobilnya menuju apartemen Ilham.
Sepanjang perjalanan, Sitha terus memikirkan Reza dan Mila. Dia sebenarnya mau segera bercerai dengan suaminya, tetapi melihat orangtuanya, kembali membuat Sitha untuk mengurungkan niatnya berpisah dengan Reza. Mungkin kalo suaminya berselingkuh dengan wanita lain dia bisa saja langsung cerita sama orang tuanya, tetapi ini adiknya sendiri yang ikut kebawa dalam penghianatan suaminya.
Sitha benar benar bingung harus bagaimana, ingin segera rasanya bertemu dengan Ilham untuk melepaskan beban pikirannya. Hingga tak terasa wanita itu sudah memasuki kawasan apartemen lelaki itu dan setelah memarkir mobilnya, Sitha langsung bergegas menuju unit Ilham.
Di depan pintu apartemen, Sitha berhenti sejenak dan menghela nafasnya. Dibalik pintu ini ada pemuda yang bilang dia mencintainya dan pemuda itu juga yang beberapa hari ini membuat Sitha melupakan tentang suaminya yang berkhianat.
Pemuda itu ternyata anak orang kaya, pemuda yang usianya jauh lebih muda dan pemuda yang membuatnya menjadi wanita yang lebih liar.
Memikirkan tentang Ilham membuat si dedek sudah merasa lembab. Tangan Sitha menekan bel yang ada disamping pintu, dan tidak lama pintu itu segera terbuka dan Ilham sudah berdiri di sana.
Pemuda itu tersenyum manis dan menarik lengan Sitha, menuntun Sitha masuk ke dalam apartemennya. Pemuda itu membawa Sitha duduk di sofa, sofa tempat mereka pernah bergumul dengan liar.
"Duduk dulu, Sayang. Aku ambilkan minum," ucap Ilham yang langsung berlalu ke dapur untuk mengambilkan minuman untuk Sitha.
Sitha yang melihat Ilham ke dapur memutuskan untuk mengikuti langkah pemuda itu. Dilihatnya Ilham sedang sibuk membuatkan kopi untuknya. Dengan perlahan Sitha mendekati Ilham dan memeluk pemuda itu dari belakang. Ilham terdiam sejenak, lalu berbalik badan dan memeluk Sitha. Mereka saling berpelukan dengan diam seakan memikirkan sesuatu.
"Kenapa?'' tanya Ilham setelah mereka terdiam beberapa saat.
"Aju tidak tega untuk memberi tahu orang tuaku tentang Reza dan Mila, Ham." sahut Sitha pelan.
Ilham melepaskan pelukannya dan menatap Sitha, "Apa yang terjadi?''
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 58 Episodes
Comments
Rita
TTLM mah teman tapi lebih mesra
2024-01-20
0
Emn Sc
emang seb menikah yg terbayang kn hny yg manis manis NY az.. masa pacaran blum tau sipat buruk apa yg JD pasangan kt.
2023-12-18
1
Sunarmi Narmi
Otak Ilham isinya cuma sex...harusny kmu sbgi perempuan lbih tegas Sitha..cri bukti perselingkuhanmu dulu...selesaikan jgan cuma ngikutin Ilham yg otaknya cuma sek...sek jg butuh makan kali....
2023-09-14
1