"Ham....?'' suara parau terdengar dari mulut wanita itu.
"Kita akan ke apartemenku, nanti aku jelasin semuanya di sana. Kamu percaya kan samaku?''
"Iya." jawab Sitha singkat. Wanita itu akhirnya pasrah dan mengikuti langkah Ilham menuju unit apartemen yang dibilang miliknya.
Di dalam lift, Ilham menarik lengan Sitha dan memeluk tubuh wanita itu. Sitha merasa sekarang ini seakan seperti gadis remaja bukan wanita dewasa yang sudah menikah karena perlakuan Ilham yang terkesan lebih dewasa darinya.
Sampailah mereka di depan pintu unit apartemen. Setelah Ilham memasukkan kode akses di depan pintu, pemuda itu sedikit menarik tubuh Sitha agar masuk ke dalam apartemennya.
Sitha sedikit terperangah melihat suasana di dalam apartemen tersebut. Begitu mewah dan terkesan mahal. Wanita itu tidak percaya kalo Ilham yang hanya seorang OB bisa mempunyai apartemen yang begitu mewah. Pertama melamar kerja saja, Ilham bilang kalo ia butuh pekerjaan untuk membantu orang tuanya meringankan biaya kuliahnya. Bagaimana mungkin seorang pria itu mempunyai apartemen yang begitu mewah dan mahal.
"Duduk dulu, Sit. Mau minum apa?'' tanya Ilham terus melangkah ke mini bar yang adi apartemen itu.
"Ilham, jelaskan semua ini? Apa yang sebenarnya terjadi? Apa yang telah kamu lakukan? Apa ini?'' bentak Sitha yang sudah tidak tahan lagi akan rasa penasarannya.
"Aku melihat kamu ketika menghadiri acara ulang tahun perusahaan Papaku," jelas Ilham sambil mengambil minuman buat Sitha. Setelah meletakkan gelas itu di atas meja, pemuda itu menarik lengan Sitha dan menyuruh wanita itu duduk di sofa, Ilham ikut duduk di depan wanita itu.
"Aku jatuh cinta pada pandangan pertama saat melihat kamu. Bahkan, ketika aku tahu bahwa kamu sudah menikah, itu tidak membuatku menyerah, makanya aku melamar kerja di butik agar bisa mendekatimu."
"Itu tidak mungkin.... Aku sudah menikah, Ham," ucap Sitha lirih. Wanita itu masih tidak percaya dan sangat kaget dengan apa yang Ilham katakan.
"Percayalah, itu yang terjadi. Reza suamimu bekerja di perusahaan papaku, Aku bahkan berpikir bahwa pernikahan kalian begitu bahagia karena itu aku tidak mencoba untuk masuk di antara kalian dan menghancurkan pernikahan kalian, tetapi ketika aku tahu suamimu Reza berkhianat, maka aku tak mungkin bisa melepasmu lagi,"
Lelaki itu ikut pindah ke sebelah Sitha, mengambil tangannya dan menggenggamnya serta mengecup lembut kening wanita itu.
"Aku tahu umurku lebih muda dan masih kuliah, tetapi aku serius dengan perasaanku. Aku akan minta kerja sama papa dan akan segera menyelesaikan kuliah, tolong percaya denganku, Hmm?" pinta Ilham menatap dan berusaha menyakinkan wanita itu agar percaya dengan perasaannya.
Sejenak, Sitha terdiam mendengar ucapan Ilham itu. Wanita itu tidak menyangka bahwa Ilham begitu serius dengan perasaannya. Sitha hanya mengira kalo dirinya cuma dijadikan pelampiasan nafsu dari pemuda itu saja tetapi ternyata Ilham begitu serius dengannya. Tapi Sitha sadar dia masih menjadi istri dari pria lain makanya ia tidak mau memberikan harapan kepada Ilham. Jalan pemuda itu masih panjang walaupun dia menerima perasaan Ilham, belum tentu orang tuanya mau menerima anaknya bersama dengan wanita yang lebih tua dan apalagi sudah pernah menikah.
"Ilham, aku tidak bisa menerimanya. Memang aku mungkin akan bercerai dengan suamiku, tetapi tetap saja kita tidak akan pantas untuk bersama." kata Sitha berusaha senyum dan meyakinkannya.
"Apanya yang tidak pantas? Jangan bicara yang tidak masuk di akal! Memang umurku lebih muda tetapi itu bukan jadi masalah, Sit?! Banyak di luaran sana yang wanitanya malah lebih tua dari lelakinya. Apa yang salah dengan itu?!'' kata Ilham sedikit marah dengan perkataan Sitha.
"Aku mohon, jangan menyerah. Akan aku buktikan kalo kita pantas bersama. Percayalah denganku," tambah Ilham dan menarik wanita itu kedalam pelukannya.
"Tapi...."
"Tolong percaya denganku! Semua pasti akan baik baik saya, yang penting kamu harus percaya samaku. Kamu mau kan kita bersama?'' kata Ilham sembari mengangkat dagu Sitha yang menunduk.
Sitha terdiam. Dia masih tidak mau melihat Ilham, hingga akhirnya dia mengangguk pelan walau masih berkecamuk berbagai macam pikiran dibenaknya. Wanita itu mau menerima Ilham. Dia sudah pasrah dengan apa yang akan terjadi nanti dengannya dan Ilham. Wanita itu merasa hatinya telah berada di genggaman pemuda itu membuat dia tidak bisa lagi melepaskan dirinya.
Ilham begitu bahagia ketika Sitha menjawab mau menerima perasaannya dan tidak mau menyerah dengan hubungan mereka. Di ciumnya lembut bibir Sitha dan di balas mesra oleh wanita itu. Ciuman mereka berkembang bahkan lebih panas lagi. Sitha merintih ketika tangan Ilham meremas si gunung dengan kuat. Kesempatan itu tidak disia siakan oleh Ilham. Tounge pemuda itu masuk ke dalam mouth Sitha dan langsung bercumbu dengan tounge wanita itu. Sambil terus bercumbu, Ilham menuntun Sitha untuk merebahkan tubuhnya di sofa. Kecupan Ilham turun ke leher jenjangnya.
"Aarrrghh....." rintih Sitha ketika ilham menghisap dan menggigitnya di sana.
Ilham segera melepas semuanya yang digunakan wanita itu hingga terpampang nyata di sana. Kecupan pemuda itu terus berlanjut ke semua sudut tubuh Sitha hingga dengan nakalnya pemuda itu meninggalkan tanda di sana.
"Aasrghh... Ilham, jangan beri tanda nanti suamiku tahu," lirih Sitha melarangnya.
Ciuman dan cumbuan Ilham langsung berhenti ketika mendengar perkataan Sitha. Pemuda itu menatap Sitha dengan tajam.
"Jangan pernah lagi membiarkan pria itu menyentuhmu!''
"Tapi dia suamiku----"
"Aku tidak peduli biarpun dia suamimu! Pokoknya jangan pernah mau disentuh olehnya lagi, kalo dia ingin, biarkan dia dengan selingkuhannya saja melakukan itu! Kamu mengerti?!'' tegas Ilham seakan cemburu, marah dan tidak mau mendengar hal itu. Dia menatap tajam ke Sitha. Pemuda itu tidak akan rela kalo tubuh wanita yang sangat dicintainya itu di sentuh oleh suaminya.
"Iya...." jawab Sitha lirih.
"Bagus! Kamu milikku dan aku tidak mau kamu disentuh oleh orang lain biarpun itu suami kamu sendiri,"
"You are my mine!!!'' tegas Ilham menatapnya.
"Iya, aku milikmu." rintih Sitha ketika Ilham sudah kembali menciumi dan mulai mengecupnya lagi, memberikan tanda cinta hingga tanda merah keunguan bertebaran di gunung sana. Ilham semakin tak karuan hingga sudah seperti seorang anak yang haus membuat Sitha membusungkannya.
Suara suara khas dari Ilham terdengar di ruang apartemen itu, sang gunung dinikmati secara bergantian. Setelah puas, baru dis mulai ke arah yang paling disukainya yaitu dedek donat.
Sitha sudah bersiap untuk di santap pemuda itu membuat Ilham semakin tergesa gesa. Sitha hanya berbaring menatap Ilham. Dalam hatinya masih tidak percaya kalo dia takluk sama sosok pemuda yang berusia lebih muda darinya. Memang dia akui, bahwa Ilham tampan dan semuanya ada padanya, hanya saja wanita itu masih belum percaya dengan apa yang dia lakukan sebelumnya sangat berbanding terbalik dengan sekarang. Mata wanita itu menatap tubuh Ilham yang sudah tidak mengenakan apapun sama sepertinya. Matanya menyusuri pemuda itu, mulai atas hingga ke bawah. Sitha menelan salivanya ketika melihat si Jun yang sudah begitu tak karuan dan memang Sitha akui bahwa milik Ilham berbeda jauh milik Reza. Melihat si Jun membuat dedek berdenyut dan wet di sana.
"Suka sama yang kau lihat, Sayang?'' tanya Ilham tersenyum nakal ketika mendapati Sitha menatap si Jun.
Sitha yang mendengar ucapan Ilham langsung menatap pemuda itu dengan wajah memerah karena malu. Ilham berlutut dan membelai pipi Sitha yang sudah merah merona itu.
"Cantik sekali," ucap Ilham menatapnya dengan penuh cinta.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 58 Episodes
Comments
Rita
posesif
2024-01-20
0
hye2 ming
waaaahhh..karen thorr.. lanjut thor..buat sitha kepanasan dengan kelincahan c illham memuaskan dedek donut mu
2023-08-14
0