Hurt Wife
Sitha termenung di dalam mobil, air matanya tak berhenti mengalir. Kenapa suaminya Mas Reza tega mengkhianatinya, apa salahnya. Sitha selalu berusaha menjadi istri yang baik. Hatinya sakit sekali lagi ternyata suaminya Reza berselingkuh dengan Adiknya sendiri Mila.
Sitha tak menyangka ternyata Mila adiknya tega menyakiti hati dan rumah tangga kakaknya sendiri.
Ingin rasanya Sitha berteriak kencang memaki mereka berdua tapi mulutnya seakan terkunci tak mampu mengeluarkan suara.
Sitha hanya bisa menangis, menangisi penghianatan dari orang orang yang begitu ia sayangi.
Sitha baru saja melihat perselingkuhan suaminya dengan adiknya sendiri. Pagi ini setelah selesai sarapan, Sitha bergegas ke butik, tapi baru saja mengendarai mobil, ia teringat kalo ada sketsanya yang tertinggal sehingga ia putuskan untuk balik lagi ke rumah, Karena jaraknya saat ini masih dekat dengan rumahnya, jadi wanita itu memutuskan untuk berjalan kaki.
Sampai di depan rumah, Sitha melihat masih ada mobil suaminya Reza, berarti suaminya itu belum berangkat kerja atau bisa jadi suaminya itu lagi cuti. Akhir akhir ini memang suaminya sering cuti yang membuat Sitha sedikit curiga.
Sitha masuk ke dalam rumah dengan menggunakan kuncinya sendiri yang memang ada untuknya. Ia melihat rumahnya begitu sepi, lalu ia buru buru menuju ke kamar dengan maksud mengambil sketsanya yang ketinggalan, Sewaktu dia melewati kamar tidur Mila adiknya, telinganya mendengar suara orang berbincang. Sesaat ia bingung, Mila berbicara dengan siapa sedangkan cuma ada Reza suaminya dan adiknya itu. Seketika, jantung Sitha langsung berdetak kencang dan tak karuan, pikiran buruk hinggap di kepalanya. Ia menghampiri kamar Mila dan membuka pintu kamar yang tak tertutup rapat itu, dengan perasaan yang tak menentu, Sitha mencoba melihat ke dalam kamar.
Betapa terkejutnya ia melihat apa yang terjadi di dalam kamar tersebut.
Sitha melihat adiknya yang telanjang bulat tanpa mengenakan sehelai benang pun berbaring di atas ranjang dan Reza suaminya yang juga serupa tidak mengenakan apapun di sana. Kepala suaminya sedang berada di area adiknya dan Mila sendiri sepertinya menikmati cumbuan dari kakak iparnya itu.
Sitha terduduk di lantai depan kamar Mila dengan lemas, kakinya tidak tahan menahan tubuhnya, sudah seperti tidak punya tulang, air matanya mengalir deras melihat kejadian di depan matanya sendiri. Ia masih tidak percaya kalo suami dan adiknya tega mengkhianatinya. Bagai petir disiang bolong menghantam tubuhnya.
"Ach, Mas Reza. Enak.... Terus, Mas...." terdengar suara Mila yang merasuki telinganya yang semakin membuat hatinya begitu hancur.
Sitha berdiri dan berlari melangkah keluar dari rumah, terus berlari sampai ketempat ia memarkir mobilnya.
Lama ia termenung dan menangis di dalam mobil. Setelah merasa lebih tenang, Sitha mencoba mengendarai mobilnya menuju butik. Sepanjang perjalanan, kilas kejadian yang tadi ia lihat terbayang bayang di depan matanya.
Sitha teringat akan kejadian di ruang makan. Apa mereka melakukannya di sana juga? Sitha merasakan wajahnya yang memucat, air matanya terus mengalir membasahi pipinya.
Sitha berusaha untuk tenang menahan perasaan sampai akhirnya sampai ke butik. Butik masih sepi, karena memang ia datang lebih pagi. Setelah masuk ke ruangannya, ia menangis sejadi jadinya di sana. Apakah pernikahannya harus berakhir? Tapi ia tak mungkin melakukannya karena kalo ia bercerai gimana dengan kedua orang tuanya. Papanya memiliki penyakit jantung, ia takut papanya shock dan mungkin bisa terkena serangan jantung kalo mengetahui perselingkuhan antara suaminya dan adiknya itu. Sitha tak mau itu terjadi. Ya, Sitha harus tetap bertahan demi pernikahan ini. Anggap saja ia tak mengetahui perselingkuhan antara Reza dan Mila.
Sitha harus bisa melakukannya, menahan perasaan sakit di hatinya, ia tak mau keluarganya berantakan kali mengetahui semuanya. Sitha rela berkorban untuk keluarganya.
*******
Seminggu setelah kejadian tersebut, Sitha berusaha menutup mata dan menahan sakit hati. Wanita itu berusaha biasa saja di hadapan Reza dan Mila. Tetap menjadi istri dan kakak yang baik bagi Reza dan Mila. Tetapi sakit hati Sitha tak bisa ditahan, wanita itu benci melihat Reza dan Mila sehingga selalu berusaha menjauh dari mereka berdua. Itu yang membuat Sitha malahan seperti memberikan kesempatan kepada suaminya berduaan dengan Mila adiknya sendiri karena dia selalu pergi ke butik lebih pagi dan pulang ke rumah lebih malam. Sempat Reza protes tetapi Sitha memberi alasan kalo butik lagi ramai pesanan.
Seperti pagi ini, Sitha baru sampai ke butiknya, masih terlalu pagi membuat suasana di butik masih sepi karena para karyawan Sitha belum ada yang datang.
Sewaktu Sitha masuk ke ruangannya, dia melihat Ilham OB di butik ya lagi beres beres.
Rupanya pemuda itu lagi ngepel lantai. Sitha masuk tanpa melihat kalo lantai masih basah karena baru dibersihkan. Saat dia melangkah, wanita itu terpeleset dan jatuh terduduk di lantai.
"Ough....." pekik Sitha.
Ilham yang tidak menyadari Sitha yang masuk keruangan, berbalik dan terkejut mendapati bos cantiknya terpeleset dan jatuh terduduk dilantai. Segera saja pemuda itu membantu Sitha untuk berdiri, tanpa sengaja tangan Ilham menyentuh gunung kembar milik Sitha ketika wanita itu berdiri.
Sitha kaget begitupun dengan Ilham yang merasa tangannya menyentuh sesuatu yang empuk.
"Eh, maaf, Bu. Saya gak sengaja." ucap Ilham gugup.
"Gak apa apa, Ham. Kamu kan gak sengaja,"
"Ibu gak apa apa? Maaf lantai nya licin karena masih basah,"
"Saya gak apa apa. Tolong bikinkan saya kopi ya," perintah Sitha lalu kemudian melangkah ke kursi kerjanya.
"Baik, Bu. Saya buatkan dulu." Ilham lalu berlalu.
Sitha merasakan dadanya berdegup kencang ketika merasakan telapak tangan Ilham yang tanpa sengaja menyentuh milik kembarnya.
Sementara di tempat lain ada Ilham yang juga merasakan hal yang sama, masih terasa di telapak tangan Ilham kenyalnya milik si Bos cantik itu.
Pemuda berumur 23 tahun itu baru bekerja di Butik Sitha 3 bulan lamanya. Postur tubuh Ilham sedikit macho dan keren serta terlihat rapih walau dia hanya sekelas OB. Ilham sudah menyukai bosnya ketika pertama kali bertemu, selama bekerja dengan Sitha, pemuda itu selalu mencuri pandang ke Sitha. Si Jun nya langsing mengeras seketika ketika melihat body yahud Sitha yang selalu memakai pakaian yang lumayan seksi ditambah badannya yang bagus dan aduhai.
Setelah membuatkan kopi untuk Sitha, Ilham segera menuju ke ruangan Sitha. Ruangannya terletak di belakang karena di area depan dipakai buat pajangan semua baju baju hasil rancangan Sitha.
Ilham berharap semoga karyawan yang lain lebih siang datangnya biar ia bisa lebih lama berduaan dengan pujaan hatinya. Walaupun pemuda itu ada rasa terhadap bosnya sendiri tetapi ia sadar diri tak mungkin Bosnya itu menatap dan menanggapi perasaannya. Karena Sitha mengira ia hanya seorang OB walaupun ia kerja sambil kuliah tapi umur mereka berdua terpaut cukup jauh. Sitha lebih cocok kakaknya daripada kekasih. Maka itu Ilham hanya menyimpan perasaannya diam diam.
Ilham mengetuk pintu ruangan, terdengar suara lembut yang menyuruhnya masuk. Pemuda itu masuk dan melihat Sitha lagi sibuk sama sketsa.
"Ini Bu, kopinya."
"Taruh saja di atas meja,"
Setelah menaruh kopi, Ilham mengambil peralatan pel yang tadi ia tinggalkan.
"Bu, boleh saya lanjutin lagi untuk bersih bersih di ruangan ini?" tanya Ilham memberikan alasan supaya bisa lebih lama berduaan dengan wanita pujaan hatinya.
"Ya udah, dilanjutin aja." jawab Sitha.
Ilham dengan semangat membersihkan ruangan itu sambil sesekali matanya melirik Sitha yang masih asyik dengan sketsa. Sitha yang merasa tatapan mata Ilham tiba tiba mengangkat wajahnya dan mereka berdua akhirnya bertatapan.
"Kenapa, Ham? Ada yang aneh dengan wajah saya?'' tanya Sitha.
"Enggak kok, Bu. Malah ibu cantik sekali," ucap Ilham memuji Sitha.
Wajah Sitha langsung bersemu merah entah kenapa ketika mendengar perkataan Ilham membuat wanita itu berdebar.
"Eh, kamu tuh ya, bisa aja,''
"Maaf, Bu. Tadi ibu gak kenapa napa kan?''
"Gak apa apa. Cuma bokong saya aja yang sedikit sakit,"
"Biar saya bantu pijit biar gak sakit," cetus Ilham yang membuat Sitha terkejut dan Ilham langsung salah tingkah karena mengusulkan sesuatu yang bersifat pribadi seperti itu.
"Hem, emang kamu bisa mijit, Ham?'' entah kenapa Sitha malah meladeni percakapan yang mulai menjurus itu.
"Bisa, Bu. Malah saya ahlinya. Malah nanti ibu bisa keenakan dan ketagihan dipijit sama saya." ucap Ilham yang semakin berani.
Sitha menatap Ilham yang juga sedang menatapnya, baru saja Sitha ingin berbicara terdengar suara ketukan membuat wanita itu menoleh ke arah pintu dan menyuruh siapapun yang ada di balik pintu supaya masuk.
Ilham sedikit kesal ketika kebersamaannya dengan Sitha jadi terganggu dan terpaksa dia pamit keluar dari ruangan itu.
Sitha hanya menghela nafas pelan ketika sadar kalo ia barusan saja tergoda oleh rayuan pegawai sendiri.
Percakapan mereka berdua tadi terlalu berani antara karyawan dan atasannya sendiri.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 58 Episodes
Comments
Elminar Varida
jd penasaran dgn jln ceritanya thor..nyimak ya
2024-10-12
0
Rita
penasaran
2024-01-20
0
Mentari
begitu dapet notif langsung otw....lanjut Thor aku berharap OB dan bosnya berjodoh biar tau rasa si suaminya yg lucknut itu udah dapet kakaknya masih mau juga sm adeknya
2023-08-02
1