Setelah mandi, Sitha melilitkan handuk di tubuhnya dan melangkah keluar. Wanita itu memutuskan untuk memakai pakaian Ilham saja karena rasanya sedikit risih kalo menggunakan pakaiannya yang semalam ia gunakan.
Sitha membuka lemari pakaian milik pemuda itu dan mengambil satu buah kaos oblong milik Ilham dan langsung memakainya. Karena postur tubuh Ilham yang tinggi besar membuat kaos yang dikenakan Sitha bisa menutupi tubuh wanita itu walaupun panjang kaosnya hanya menutupi setengah paha wanita itu, sudah seperti dress mini baginya.
Sitha melihat kalo Ilham masih tidur pulas. Wanita lalu memutuskan untuk ke dapur saja dan berniat untuk memasak sarapan pagi. Sitha merasa perutnya sudah keroncongan karena berhubung mereka belum makan dan lupa karena sibuk mengejar kenikmatan.
Sitha melihat suasana dapur apartemen Ilham yang begitu mewah, wanita itu masih tidak menyangka kalo Ilham ternyata anak orang kaya. Wanita itu mencoba mencari bahan makanan tetapi dia yakin kalo Ilham pasti jarang sekali masuk ke dapur itu karena yang ada di kulkas hanya minuman kaleng dan beberapa buah yang sudah tidak kelihatan fresh lagi. Setelah melihat kulkas yang lain, akhirnya ia menemukan mie instan dan telor.
Akhirnya, Sitha memutuskan mie goreng dan telor dadar saja. Saat dia sedang sibuk memasak, wanita itu terkesiap ketika ada lengan yang melingkar di perutnya dan menarik masuk ke pelukan Ilham. Ternyata pemuda itu sudah bangun dan langsung mencari Sitha ketika tak menemukan wanita itu di sampingnya.
"Masak apa, Sayang?'' tanya Ilham sembari sibuk menggigiti daun telinga Sitha sehingga membuat wanita itu merinding geli. Sementara tangan pemuda mengelus elus perut Sitha yang hanya tertutup kaos oblong milik Ilham.
"Aaahh, masak mie goreng," desah Sitha.
Sitha protes ketika tiba tiba tangan Ilham terulur dan mematikan kompor.
"Ilham, Aku belum selesai masaknya," protes Sitha tapi Ilham sudah membalikkan tubuh Sitha sehingga menghadapnya dan langsung ******* bibir wanita itu. Protes Sitha terlupakan karena wanita itu sibuk membalas ciuman Ilham. Lengan Sitha melingkar di leher Ilham sedangkan pemuda itu memeluk erat tubuh Sitha dan sedikit mengangkat tubuh wanita itu sehingga posisi mereka sejajar. Cumbuan panas mereka lakukan, tongue saling bergelut, kecupan wet terjadi hingga akhirnya Sitha mendorong tubuh Ilham ketika nafas wanita itu hampir habis.
Dengan tersengal, Sitha menarik nafas panjang. Ilham kembali mengecup bibir wanita itu kemudian membalikkan tubuh Sitha ke arah konter dapur dengan cepat dan sedikit kasar, seakan pemuda itu sudah tak tahan lagi menahan hasratnya.
"Pegangan pada konter, Sayang," perintah Ilham. Pemuda itu tak melihat lagi apa Sitha menurutinya atau tidak, Ilham malah sibuk fingering tubuh Sitha, diangkatnya kaos oblong yang dikenakan wanita itu dan tangan pemudah itu mengelus paha mulus nan putih Sitha. Pemuda itu langsung menuju ke sasaran yang ia cari. Polos dan tak tertutupi dengan cd karena memang Sitha hanya menggunakan kaos oblong milik Ilham tanpa menggunakan dalaman.
Hand Ilham dengan nakal langsung mengobok obok dedek membuat nafas wanita itu tercekat.
"Nakal kamu, Sayang.... Sudah wet....'' bisik Ilham.
"Ham.... Ough! Pelan pelan, masih terasa ngilu!'' desah Sitha.
Pemuda itu tidak mendengar permintaan Sitha, dia malah semakin menekan punggungnya, menahannya dengan tangannya sehingga Sitha sedikit menunduk dan kakinya yang melebar.
"Ilham!''
Pemuda itu tidak menjawab malah semakin nakal di sana. Dengan lihainya, Ilham menyentuh, mengelus dedek donat. Index finger Ilham menggosok berirama sementara thumb menguak dedek Sitha dengan pelan. Fingers itu dengan nakalnya bergerak lincah bergerak bersamaan memberikan kenikmatan kepada Sitha hingga akhirnya wanita itu terlempar ke ujung hasratnya. Sitha merasa panas dan pusing dalam terjangan gairahnya apalagi ketika fingers Ilham menemukan klitorisnya yang blush serta wet dan membelainya dengan cepat membuat wanita itu merintih. Sitha mengerang ketika terasa fingers Ilham in ke dalam lobang dedek dan mulai bereaksi di sana.
"Aaaarrkkk.....''
Tangan Sitha terkepal erat dan kakinya mengerut ketika dia berusaha menahan sensasi nikmat itu lebih lama lagi. Wanita itu menekan dahinya yang lembab ke permukaan batu dingin konter dengan nafas menderu. Ilham semakin gencar mempermainkannya hingga akhirnya wanita itu menyerah dalam satu teriakan panjang dan melepaskan semua bukti kenikmatannya.
"Aaaa..... Ough!''
Ilham tak memberi waktu lagi buat Sitha menghela nafas dan membiarkan denyut nyeri si dedek mereda. Dengan cepat Ilham menerobos masuk tanpa aba aba. Kekuatan Ilham nyaris membuat Sitha terjungkal. Dia terdorong ke depan ketika Ilham dengan brutalnya mengengkol si jun ke sana.
Sitha kembali menjerit saat Ilham menghentak hips nya dengan kasar membuat si jun masuk semakin dalam. Wanita itu tersengal, berusaha mengatur jeda nafas namun Ilham mulai bergerak liar, dengan irama cepat dan brutal, keras dan semakin tak terkendali. Sitha merintih dan mengerang kuat sambil mencoba membantu menyeimbangi olahraganya yang dipegang erat oleh Ilham. Telapak tangan Sitha berkeringat membuat wanita itu seakan tergelincir dan kuatnya pergerakan olahraganya pemuda itu membuat Sitha menabrak pelan permukaan konter itu setiap kali Ilham menghujamnya.
Tapi Sitha tak peduli. Ilham juga tampaknya tak peduli. Suara nafas mereka bersahutan bercampur dengan rintihan dan erangan. Tubuh keduanya telah basah berkeringat. Penyatuan mereka semakin cepat ketika gelombang kenikmatan datang bersamaan.
Hujaman kuat Ilham mengakhiri kepuasan yang mereka dapatkan. Sitha terjerembab di atas konter dengan Ilham menimpanya dari belakang.
"Pagi yang luar biasa," ucap Ilham menciumi leher Sitha.
Pemuda itu menarik diri dan mundur menjauhi Sitha. Sitha dengan lemas berusaha berdiri dan berbalik menatap Ilham. Pemuda itu bersandar pada konter dengan tangan terlipat di depan dada, berdiri begitu percaya diri dengan tubuh terpampang nyata. Membuat wanita itu hanya menatap ke arah Ilham dengan pandangan sayu. Tubuh wanita itu terasa luluh lantak karena dahsyatnya percintaan Ilham.
*********
Sitha dan Ilham baru selesai serapan pagi, setelah permintaan mereka yang dashyat. Sitha akhirnya meneruskan melanjutkan membuat sarapan pagi untuk mereka.
"Aku akan berhenti kerja dari butik kamu," ucap Ilham tiba tiba.
Sitha menatap Ilham dengan sangat terkejut. Wanita itu bingung kenapa Ilham memutuskan untuk berhenti kerja dari butiknya.
"Kenapa?'' tanya Sitha terkejut dan menatapnya.
"Karena aku mau serius sama kamu, jadi aku mau mulai bekerja di kantor papa dan secepatnya menyelesaikan kuliahku," jelas Ilham.
"Aku juga mau mulai bilang sama suamimu untuk bercerai," tambah pemuda itu tanpa menatap Sitha.
"Tapi aku tak bisa semudah itu untuk bilang mau cerai sama Reza, kamu tau kan, Ham? Itu gak segampang yang kamu pikirkan, banyak hal yang harus aku pikirkan," ucap Sitha bergetar.
"Kenapa tidak bisa?----"
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 58 Episodes
Comments