"Ough! Aargh, Sssttt.... Ilham...!''
Serangan Ilham semakin gencar. Tounge pemuda itu mengobrak abrik si dedek, semakin membuatnya wet.
Sitha yang selama pernikahannya dengan Reza tak pernah melakukan seperti itu dengannya, wanita itu seakan pasrah bahkan begitu menikmati kenakalan bibir dan tongue pemuda itu.
"Ough, Arrghh.... Udah, Sayang...." desah Sitha.
Ilham berdiri dan mengusap mouth nya yang belepotan. Dengan tergesa gesa pemuda itu langsung ke inti permainan olahraganya. Tanpa aba aba lagi, Ilham menghantamnya langsung dengan cepat dan kuat.
"Ough!!!" pekik Sitha mengerang antara sakit dan nikmat. Wanita itu tetap belum terbiasa menerima si Jun yang tidak seperti milik suaminya itu.
Ilham dengan nafsunya terus memompa dan menusuknya. Dengan posisi seperti itu membuat si Jun menjelajah lebih dalam. Kuatnya hantaman si Jun membuat tubuh wanita itu gencar. Sang gunung juga ikut mantul mantul erotis.
"Hemph, Sayang.... Enak...." erang Sitha mendapatkan kenikmatannya. Ilham semakin gencar melakukan serangan olahraga itu, pemuda itu seakan ingin mendapatkan puncaknya juga, hingga dalam serangan terakhir, akhirnya semua puncaknya tercapai juga.
Deru nafas tersengal sengal terdengar bersahutan di antara mereka berdua. Ditariknya si Jun, lelehan bukti cinta mereka terlihat jelas di sana.
Sitha membalik tubuhnya dan langsung memeluk Ilham. Dengan mesranya pemuda itu mengecup pucuk kepala Sitha.
Di saat mereka berdua lagi meresapi sisa sisa kenikmatan yang baru saja mereka rasakan, terdengar suara pintu di ketuk dari luar.
Sitha begitu panik dan langsung mencari pakaiannya yang berserakan di mana mana akibat permainan panas mereka. Wanita itu tergesa gesa langsung memakainya. Sementara Ilham hanya membenahi pakaiannya saja karena tidak seperti Sitha.
"Bu Sitha, ada Ibu Santi datang lagi mau bertemu sama ibu," ucap karyawannya yang masih mengetuk pintu.
"Iy....iya, tunggu sebentar." jawab Sitha dengan gugup. Wanita itu panik sekali. Dia takut apa yang dia lakukan dengan Ilham ketauan sama orang lain. Biar bagaimanapun dia telah menikah dan apa yang barusan saja terjadi merupakan perselingkuhan.
"Sssst.... Tenang, Sayang. Jangan gugup." ujar Ilham menenangkan Sitha.
"Mereka bisa curiga, Ham," sahut Sitha dengan panik. Wanita itu berusaha membersihkan bekas asmara dan cinta mereka yang ada di sana.
Ilham menarik lengan Sitha supaya berdiri dan merapikan pakaian wanita itu. Menghapus keringat di wajahnya dan mengecup keningnya.
"Gak apa apa kalo mereka curiga, itu urusan mereka,"
"Aku sudah bersuami, Ham. Kamu lupa?," teriak Sitha kesal. Wanita itu marah seakan Ilham tak mengerti apa yang akan terjadi dan menganggap enteng masalah mereka.
"Aku todak lupa itu, Sit. Tapi dengan kamu yang kelihatan panik seperti ini, mereka akan lebih curiga dengan kita." sentak Ilham.
"Tenangkan diri kamu. Kamu pasti bisa, Sayang...." bujuk Ilham. Pemuda itu merapikan rambut Sitha dan tersenyum menatapnya.
Suara ketukan pintu terdengar lagi. Ilham akhirnya melangkah menuju ke arah pintu. Sebelum membukakan pintu, pemuda itu menatap Sitha sejenak.
"Are you oke?" tanya Ilham. Sitha menarik nafas perlahan lalu mengangguk dan Ilham langsung membuka pintu.
Wajah terkejut, kelihatan di wajah kedua wanita yang sedang berdiri di depan pintu ruang kerja Sitha. Mereka tak menyangka yang membukakan pintu adalah Ilham.
Ilham dengan cuek keluar setelah mempersilahkan pelanggan Sitha untuk masuk. Dengan mantap pemuda itu melangkah menuju ruang pantry. Setelah pemuda itu di dalam pantry, dia menghela nafas panjang.
Ilham cuma bisa berharap Sitha tidak berubah pikiran setelah tadi hampir kepergok. Pemuda itu tahu, Sitha adalah seorang wanita yang halus perasaannya. Ia takut karena kejadian tadi membuat wanita itu berubah pikiran, takut mendengar omongan buruk orang orang dan memutuskan hubungan mereka yang masih rentan dan rapuh ini.
Ilham harus secepatnya membereskan masalah ini. Lebih baik kalo ia berterus terang saja kepada Sitha tentang siapa dia sebenarnya.
Ilham akan memutuskan untuk menceritakan semua tentang dirinya kepada Sitha secepatnya. Pemuda itu berharap semoga saja Sitha lebih percaya dengan perasaannya setelah mendengarkan kebenaran tentang dirinya.
********
Sitha menghela nafas ketika sudah selesai urusan dengan pelanggannya Ibu Santi. Wanita itu duduk di kursi kerjanya dengan masih merasa gemetar. Hampir saja dia dan Ilham ketahuan. Keringat dingin membasahi dirinya sedari tadi bahkan sisa bukti cinta mereka masih terasa di pahanya.
Apa yang dilakukannya tadi dengan Ilham seharusnya tidak boleh terjadi. Gilanya dia bercinta dengan pemuda itu di saat butiknya sedang buka dan ada karyawan lain yang sedang bekerja.
Ketika Sitha sedang kalut dalam pikirannya, ketukan pintu terdengar dan Ilham masuk. Sitha berdiri dan bersandar di tepian meja. Sambil melipat lengannya melingkari tubuhnya sendiri, Sitha menatap Ilham.
"Tadi seharusnya tidak boleh terj-----''
Ucapan Sitha terhenti ketika tiba tiba Ilham melangkah maju dan langsung mencium bibir wanita itu sehingga membuatnya sontak terdiam.
"Jangan pernah mengatakan hal seperti itu," perintah Ilham sambil jemarinya mengusap lembut bibir wanita itu yang sedikit basah karena saliva mereka berdua.
"Kita sudah membicarakan hal ini dan aku tidak menerima kalo kamu merasa ada yang salah sama apa yang kita lakukan tadi. Ingat suamimu yang lebih dulu berselingkuh dan sekarang ini bukan kamu yang berkhianat, tetapi aku yang menggoda kamu," kata Ilham dengan tegas.
"Tapi aku tetap merasa bersalah, Ham. Seharusnya itu tidak boleh terjadi." ucap Sitha menunduk dan merasa terpuruk.
"Tidak ada yang salah!'' tekan Ilham, berusaha menyakinkan Sitha.
"Sekarang tenangkan diri kamu, Nanti sore kita bicara lagi," tambahnya.
Sitha akhirnya menuruti kemauan Ilham. Wanita itu berusaha untuk lebih tenang dan fokus dengan pekerjaannya di butik.
**********
Sudah jam lima sore dan butik baru saja di tutup. Wanita itu masih berada di ruang kerjanya. Sepanjang hari ini, wanita itu tidak bisa fokus dengan pekerjaannya. Wanita itu sudah mengambil keputusan untuk menjauhi Ilham sementara waktu dulu. Rasanya tidak adil buat pemuda itu. Masa depannya masih panjang. Lagian Sitha juga harus menyelesaikan masalahnya dulu dengan suaminya Reza.
Nanti, setelah selesai berbicara dengan Ilham, Sitha bermaksud untuk pulang ke rumah dan membicarakan hal ini. Sudah saatnya dia memberi tahu Reza tentang penghianatan yang diperbuat oleh lelaki itu. Sitha tidak mau hatinya semakin lama tersakiti.
Tidak lama kemudian, Ilham masuk ke ruang kerjanya. Pemuda itu benar benar pemuda yang tampan dan gagah. Hati Sitha terasa bergetar saat bertatapan dengannya.
"Ayo, ikut aku." ajak Ilham kepada Sitha.
"Tapi kan kita harus bicara dulu, ada yang harus aku omongin sama kamu, Ham." kata Sitha karena Ilham sudah menggenggam tangannya.
"Iya, kita akan bicara. Tapi tidak disini, Ayo ikut aku," ajak Ilham menarik lengannya dan mengajak keluar dari ruang kerjanya.
"Kita pakai mobil kamu aja ya, biar motor aku tinggal di butik,"
Wanita itu hanya menurut dan memberikan kunci mobilnya ke Ilham. Setelah mengunci butik, mereka berdua pergi meninggalkan butik.
"Kita mau kemana?'' tanya Sitha yang penasaran karena dari tadi Ilham hanya diam saja tanpa memberi tahu kemana tujuan mereka.
"Kita ke tempat aku," jawabnya singkat.
Akhirnya mereka berdua hanya diam tanpa bicara sampai ketika Ilham masuk ke kawasan apartemen mewah membuat Sitha semakin bingung.
"Ham, kita sebenarnya mau kemana? Mau ngapain kesini?'' tanya Sitha menatap Ilham, bingung kenapa masuk ke kawasan tempat apartemen mahal. Pria itu tidak menjawab.
Setelah mencari tempat parkir, Ilham keluar dari mobil dan berjalan memutari mobil untuk membukakan Sitha pintu dan menyuruhnya untuk turun.
"Ham....?" suara parau terdengar dari mulut wanita itu.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 58 Episodes
Comments
Mentari
apakah Sitha akan tetap menerima Ilham setelah tau siapa Ilham sebenarnya lanjut thor
2023-08-13
0