"Kenapa tidak bisa?! Reza sudah jelas jelas selingkuh, jadi itu alasan buat kalian untuk berpisah!'' tatap tajam Ilham.
"Bukan seperti itu, Ham. Aku gak mau buat orang tuaku kecewa," kata Sitha pelan.
"Tapi, Sayang. Tak mungkin juga kalo kamu terus mempertahankan pernikahan kalian, lalu bagaimana dengan kita?''
"Aku tau, Ham. Tapi, gimana aku bisa bilang sama orang tuaku kalo Reza berselingkuh dengan Mila adikku sendiri. Aku takut membuat papa sama mama shock apalagi papa ada riwayat penyakit jantung," kata Sitha menatap Ilham.
"Jadi kamu tetap begini aja? Membiarkan mereka berdua dan pura pura tidak akan tahu akan perselingkuhan mereka. Begitu maumu?!'' tegas Ilham.
"Bagaimana dengan kita berdua, apa kamu tidak mau kita bersama?!''
"Tolong jangan memaksaku, aku juga bingung mau gimana," ucap Sitha dengan putus asa. Wanita itu terlihat bingung harus memulai dari mana.
"Kemarin kamu sendiri yang bilang mau bersamaku biarpun hanya selingkuhan," tekan Sitha berusaha untuk mengingat kembali perkataan Ilham kepadanya beberapa waktu lalu.
"Sial!'' ketus Ilham. Pemuda itu sangat kesal, ternyata hubungan mereka menjadi mundur lagi hanya karena keraguan Sitha.
Pemuda itu menarik lengan Sitha hingga wanita itu berdiri di hadapannya. Dielusnya pipi Sitha pelan.
"Iya. Memang aku pernah bilang kalo rela menjadi selingkuhan kamu, tapi sekarang aku tidak bisa lagi begitu, Sayang. Aku mau hubungan kita serius. Aku mau kamu menjadi istriku. Kita membangun rumah tangga bersama." kata Ilham penuh dengan keyakinan menatap tajam mata Sitha dan memberi tahu wanita itu bahwa dia bersungguh sungguh.
"Tak mungkin kita begini selamanya, itu sama aja kita seperti suamimu yang berselingkuh," tambah lelaki itu. "Jadi aku mohon, bantu aku buat hubungan kita ini berhasil." ucap Ilham memohon dsn menggenggam tangan Sitha.
Sitha meneteskan air mata. Wanita itu begitu terharu mendengar perkataan Ilham, dan melihat keseriusan pemuda itu.
"Tapi bagaimana dengan orang tuamu? Apa mungkin mereka mau menerimaku, Ham?'' tanya Sitha ragu.
"Itu urusanku. Cuma aku mohon sama kamu, bereskan semua urusan pernikahan kalian agar kita bisa bersama. Kamu mau kan? Jangan ragu dan buat hubungan kita mundur lagi," ucap Ilham memohon.
Sambil menghapus air mata yang mengalir di pipi Sitha, Ilham mengecup lembut bibir wanita itu dan memeluk tubuhnya dengan erat.
"Iya. Aku akan coba bilang ke Mas Reza, Mila dan orang tuaku." jawab Sitha akhirnya setelah lama terdiam.
"Terima kasih, Sayang. Aku berjanji akan membahagiakan kamu." ucap Ilham dengan sepenuh hati, pemuda itu berjanji akan memberikan kebahagiaan kepada wanita yang dicintainya itu.
Pagi itu, Sitha membuka hatinya kepada Ilham dan mencoba untuk memulai hubungan baru, berharap semoga hubungan mereka berdua menuju ke arah yang lebih bahagia.
***********
Sitha baru saja sampai di butiknya. Wanita itu telat datang ke butik akibat Ilham kembali memadu kasih dengannya. Pemuda itu seakan tak pernah puas bercinta dengannya. Tetapi Sitha pun tak sanggup menolak ajakan Ilham dalam mengarungi kenikmatan dan melepaskan hasratnya.
Setelah diruang kerjanya, Sitha berusaha memulai aktifitasnya tetapi pikirannya selalu teringat sama Ilham. "Apa mungkin secepat itu aku bisa jatuh cinta sama pemuda itu?'' batin Sitha.
Sedang sibuk dalam pikirannya, terdengar suara telepon berbunyi. Sitha langsung mengangkat telepon itu yang ternyata dari mamanya.
"Halo, Ma. Ada apa?'' kata Sitha setelah panggilan diangkat.
"Papa sakit, dia kemarin sudah tidak enak badan." jawab mamanya tanpa basa basi.
"Apa, Ma? Sekarang papa dimana? Sudah di bawa ke dokter?'' wanita itu terperanjat dari kursinya karena begitu kagetnya.
"Papa tidak mau ke dokter. Mama sudah kasih obat, sekarang papa lagi tidur." jawab mamanya yang terdengar sedih.
"Sitha kesana sekarang, Ma...."
"Hati hati di jalan ya, Nak. Jangan lupa kasih tau adikmu, Mama kangen sama Mila, sudah lama dia tidak pernah ke toko lagi."
"Iya, Ma. Nanti Sitha kasih tau Mila. Kalo mama tidak bisa jaga sendirian toko, ditutup aja, Ma." kata Sitha sangat khawatir.
"Iya, Sayang. Hati hati di jalan, ya."
"Iya, Ma."
Sitha langsung menutup panggilan teleponnya dan langsung bergegas keluar dari ruangannya. Dia memberi tugas kepada karyawannya lalu wanita itu bergegas segera pergi ke toko orang tuanya. Sitha akhirnya menelpon Mila untuk memberi tahu tentang papa mereka yang lagi sakit tetapi nomor gadis itu rupanya sedang sibuk hingga Sitha memutuskan untuk mengirim pesan.
Sepanjang perjalanan, Sitha sangat cemas dengan papanya. Keputusan buat memberitahu tentang suaminya Reza dan adiknya Mila tidak mungkin dia lakukan. Sitha takut papanya akan semakin shock lagi kalo mengetahui tentang perselingkuhan antara Reza dan Mila.
Rupanya Sitha masih harus bersabar dan menunggu waktu yang tepat untuk melakukan hal itu. Walau dirinya sudah tidak sabar untuk segera bercerai dengan Reza tetapi tidak mungkin juga dia membuat orang tuanya bersedih dan kecewa dengan Mila.
***************
Ilham telah sampai di kantor papanya. Setelah tadi berpisah dengan Sitha karena wanita itu akan ke butiknya. Ilham memutuskan untuk masuk ke kantor papanya dan mulai berencana untuk bekerja di sana. Sudah lama juga papanya menyuruh anak semata wayangnya itu untuk membantu beliau tapi karena pemuda itu ingin segera menyelesaikan kuliahnya membuat Ilham belum bisa memenuhi kemauan papanya.
Sitha yang membuat Ilham memilih buat kerja di kantor papanya lebih cepat. Karena wanita yang dicintainya itu, ia harus bisa menjadi seorang lelaki yang bertanggung jawab. Karena bagaimanapun juga akhirnya yang harus memegang perusahaan papanya.
Pemuda itu segera masuk dan menuju ruangan papanya Rudi.
"Papa, ada Mbak?'' tanya Ilham kepada sekretaris Rudi.
"Ada di dalam. Sebentar Mbak bilang dulu kalo ada kamu,"
Ilham tersenyum dan mengangguk kepala. Pemuda itu sudah kenal lama dengan sekretaris papanya yang bernama Sisi itu karena sudah bekerja di sana hampir 20 tahun.
"Masuk aja, Ham," ucap Sisi setelah memberi tahu Rudi.
Setelah mengucapkan terima kasih, Ilham masuk ke ruang kerja papanya dan melihat beliau sedang sibuk dengan kertas kertas yang ada dia atas meja.
"Ada apa kamu ke kantor Papa?'' selidik Rudi menelisik melihat putranya itu karena tak biasanya dia melakukan hal itu.
"Ilham mau mulai bekerja di kantor ini, Pa." jawab Ilham sembari duduk di depan Rudi.
Rudi mengangkat kepalanya dan memandangi putranya tunggalnya itu yang berada di depannya dengan tatapan serius.
Rudi hanya mempunyai seorang putra. Ilham merupakan putra satu satunya, anak yang benar benar baik dan penurut bagi orang tuanya.
Walaupun Ilham terlahir dalam kondisi berkecukupan, tidak membuat pemuda itu menjadi menyombongkan yang dia punya. Makanya Rudi benar benar bersyukur akan hal itu.
Dan sekarang Ilham anaknya duduk di hadapannya dan bilang mau mulai bekerja. Tentu saja Rudi senang mendengarnya tetapi pria paruh baya itu sedikit merasa heran kenapa tiba tiba saja Ilham berkeinginan untuk bekerja padahal kuliahnya saja belum selesai.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 58 Episodes
Comments
S
Gimana reaksi papanyabya klo tahu anaknya tergiala gila dg calon janda?
2023-08-18
0