Bab 19: Sakit Hati

"Sadar!"

Wanita itu menampar pelan wajah pria tersebut setelah mendengar ucapannya.

Merasakan pipinya ditampar, pria tersebut tercengang dan dia melirik wanita itu dengan ekspresi yang kecewa.

"Kamu tidak menganggap aku pacarmu?" tanya pria itu dengan mata yang lesu.

Dengan cepat wanita yang pernah berkenalan dengan Ervin menggelengkannya sebagai jawaban.

"Sudah, jangan main-main, aku akan lapor ayah nanti," ancam wanita itu dengan wajah yang marah.

"Hehe, maaf-maaf."

Setelah keduanya mengobrol, mereka berdua pergi ke tempat di mana keluarga mereka berdua berada.

Bangunan pasir yang dibuat oleh Ervin difoto dan dikirim oleh orang-orang yang hadir di sini, khususnya para orang tua dan anak kecil.

"Lihat! Ini kuasa dewa! Tidak ada yang bisa membuat bangunan dari pasir seperti ini!"

"Aku harus cepat-cepat mengirim kabar besar ini ke grup media sosial! Ini gawat!"

"Bahan konten, nih. Mantap!"

"Tidak mungkin satu orang pun yang membuat karya ini dari pasir! Akan aku viralkan pasir-pasir ini!"

"..."

Semua orang menjadi ramai yang melihat karya seni Ervin yang membuat segala bentuk bangunan dari pasir.

Ada beberapa keponakan Ervin yang tidak ikut Ervin kembali ke tempat di mana mereka menyimpan barang-barang.

Pada saat ini, Roni dan beberapa keponakan yang lain duduk di dekat Ervin dengan wajah yang bingung.

"Paman, kamu kenapa? Apa paman sedang pup di celana?" Deo bertanya dengan wajah yang polos.

Keponakannya merasakan Ervin tidak sedang baik-baik saja, terlebih ketika melihat wajah pamannya yang mendung seolah tidak ada sinar keceriaan.

Ervin diam, dia masih mengingat kue apem yang dibungkus oleh CD bergambar stroberi dan wajah dari pemilik kue apem membentuk belahan surga dunia.

Namun, sebuah ingatan lain muncul untuk membuat hati Ervin sakit, seperti dadanya telah ditonjok oleh Dewa Hercules.

Baru saja dia mencintai wanita, sekarang langsung disakiti begitu saja.

Bukan wanita itu yang salah, tetapi harapannya sendiri yang bersalah.

Tidak ada orang lain yang mengecewakan Ervin, itu hanya ekspektasi dan harapannya sendiri.

Mungkin wanita itu menganggap Ervin sebagai teman. Sesuai dengan ucapan awal Ervin ingin berteman.

"Coba saja aku bilang ingin berpacaran dengannya dari awal, aku tidak akan kecewa seperti ini," gumam Ervin penuh penyesalan yang datang ke dalam hatinya.

Semua keponakan Ervin mendengar gumaman Ervin yang sangat kecewa dengan ekspresi muram mendung.

Luna yang ikut bersama Roni dan beberapa keponakan yang lain mulai mendekati Ervin yang sedang sedih, kemudian dia berkata, "Paman, kamu tidak perlu bersedih, masih ada miliaran perempuan di dunia ini, pasti salah satunya ada perempuan yang Paman suka selain kakak itu."

Kak Flora tidak ikut campur masalah Ervin, dia hanya menonton Ervin di belakangnya sambil memakan es krim bersama Vino, anak keduanya.

Anak pertama Kak Flora dan Bang Adam adalah Deo. Deo dan Vino adalah adik dan kakak. Selisih satu tahun umurnya.

Begitu mendengar ucapan Luna, Kak Flora memberikan jempol dari belakang.

Apa yang dikatakan oleh Luna ada benarnya juga.

Reaksi Ervin mendengar ucapan Luna hanyalah hembusan napas panjang, kemudian menatap Luna dengan tatapan yang lembut.

"Ya, kamu benar, Luna, Paman tidak perlu bersedih hanya karena perempuan yang belum tentu jodoh Paman." Ervin mengangguk setuju.

Semua keponakan Ervin yang ikut Ervin duduk langsung merasa senang melihat pamannya kembali ceria.

Roni mengambil tangan kiri Ervin dan buru-buru berkata, "Paman, ayo kita kembali ke pantai! Kita akan mencari perempuan yang cantik lagi!"

Plak!

Stik es krim menghantam celana pantai Roni dan Vino menatap Roni dengan tidak senang, "Roni, kamu tidak boleh seperti itu!"

"Biarkan saja, aku ingin mencari kakak cantik untuk paman!" Roni tidak memedulikan ucapan Vino dan dia terus menarik Ervin untuk bangun.

Berikutnya, Ervin membiarkan Roni menarik tubuhnya dan pergi ke pantai bersama keponakannya yang lain.

Kakak Flora menggelengkan kepalanya melihat perilaku Roni yang sudah sangat berbeda dengan anak kecil yang lain. "Kupikir Roni ini mewarisi sifat Kakeknya waktu muda."

Deo dan Vino mencium kedua pipi Kakak Flora, mereka pergi mengikuti Ervin dan yang lainnya, tidak lupa Vino mengambil kembali stik es krim yang dilempar dan dimasukkan ke tong sampah.

Saat sampai di tempat di mana mereka bermain pasir, itu masih dikunjungi oleh orang-orang di pantai.

Beberapa keponakan Ervin juga masih main pasir di sana bersama Bang Adam yang mengawasi mereka.

Memang abang dan kakaknya tidak ingin terlalu ikut campur dengan masalah Ervin, biarkan urus masalahnya sendiri, kecuali memang Ervin membutuhkan bantuan.

Mengabaikan orang-orang yang melirik wajahnya, Ervin membawa keponakannya yang lain untuk bermain air laut.

"Paman, apakah paman bisa berenang?" tanya Vino dengan penasaran.

Pertanyaan Vino langsung dijawab oleh Ervin, "Tentu saja bisa, memangnya ada apa, Vino?"

"Vino juga bisa berenang, aku diajarkan oleh ayah." Vino menatap Bang Adam di sebelahnya. "Iya, kan, Ayah?"

Kepala Bang Adam mengangguk beberapa kali sebagai tanggapannya.

Deo dan Vino bisa berenang, tetapi Bang Adam memberi peringatan kepada kedua anaknya untuk tidak berenang di air laut yang lebih dalam.

Bang Adam menganjurkan anak-anak kecil ini main di sekitar pantai dengan dasar yang dangkal.

"Paman, bisakah kamu mengajari Roni berenang?" Roni menarik celana Ervin tiga kali, dan itu hampir melorotkan celananya.

Tangan Ervin dengan cepat menahan celananya yang ingin terlepas ke bawah. "Bisa, tetapi Roni lepaskan tangannya dari celana paman."

"Oke." Cengkeraman Roni dilepas setelah mendengar permintaan pamannya.

"Paman, aku juga mau diajari berenang!"

"Aku juga, Paman!"

"Paman! Aku mau!!"

"..."

Dalam sekejap suara keponakannya mengisi penuh gendang telinga Ervin, mengucapkan kalimat yang sama.

Mereka semua ingin mempelajari kemampuan berenang.

Sebagai paman yang baik dan tampan, Ervin menuruti permintaan semua keponakannya yang sudah mulai merengek seperti bayi.

Satu per satu Ervin mengajari mereka bagaimana caranya berenang melalui teori atau secara teori.

Melihat semuanya mengangguk paham dan mengerti, Ervin menggendong Roni dan meletakkan Roni di permukaan laut.

Tubuh Roni ditahan dan ditopang oleh kedua tangan Ervin, melihat Roni yang ketakutan, Ervin berkata, "Sudah paman bilang, jangan panik jika ingin bisa berenang. Gerakan kaki kamu dan tangan kamu, Paman akan menuntun kamu sampai bisa."

"Huaa! Paman! Ombaknya sangat kencang!" seru Roni yang tidak mendengarkan ucapan Ervin.

Sementara orang yang mendengar ucapan Roni langsung mengubah wajahnya menjadi datar, ombak yang menerpa Ervin bahkan tidak bisa menghempaskan anak balita.

Ombaknya sangat-sangat kecil.

Setelah puluhan menit berselang Ervin mengajari keponakannya berenang, kini dia bisa melihat keponakannya asyik bermain air laut tanpa takut tenggelam.

[Mengajari keponakan berenang dan dapatkan Keterampilan Berenang Profesional!]

Suara sistem memasuki benak Ervin, lengkungan tipis muncul di mulutnya.

"Halo!"

Terpopuler

Comments

biji bernapas

biji bernapas

ajarin dong puh lumpuh

2023-10-26

4

the Amay one

the Amay one

next thor 👍🏿👍🏿👍🏿

2023-08-19

3

the Amay one

the Amay one

maklum masih pemula

2023-08-19

4

lihat semua
Episodes
1 Bab 1: Berita Mendadak
2 Bab 2: Kejutan Luar Biasa
3 Bab 3: Perubahan Mendadak
4 Bab 4: Mobil Pertama
5 Bab 5: Masuk ke Mall
6 Bab 6: Bocah Lugu
7 Bab 7: Menonton Film
8 Bab 8: Aku Tidak Punya Musuh
9 Bab 9: Kejujuran Berbohong Ervin
10 Bab 10: Impian Papa
11 Bab 11: Pergi Mendadak
12 Bab 12: Sejarah Monas
13 Bab 13: Roni Pengacau
14 Bab 14: Pertolongan Cepat
15 Bab 15: Roni Menangis
16 Bab 16: Burung Kecil
17 Bab 17: Pergi ke Pantai
18 Bab 18: Berteman
19 Bab 19: Sakit Hati
20 Bab 20: Keras Kepala
21 Bab 21: Bang Adam Selamat
22 Bab 22: Sebuah Pengungkapan
23 Bab 23: Orang Bodoh
24 Bab 24: Wanita Ervin?
25 Bab 25: Undangan Nindya
26 Bab 26: Orang Tak Dikenal
27 Bab 27: Teman Lama
28 Bab 28: Pergi Reuni
29 Bab 29: Masuk ke Restoran
30 Bab 30: Fitri yang Aneh
31 Bab 31: Masalah Joni
32 Bab 32: Penipu Payah
33 Bab 33: Berbahagia Bersama
34 Bab 34: Ide Bisnis
35 Bab 35: Bingung Menghabiskan Uang
36 Bab 36: Menceritakan Nindya
37 Bab 37: Ketegasan Niat
38 Bab 38: Kedatangan Nindya
39 Bab 39: Pria Culun
40 Bab 40: Negosiasi Bibit Lele
41 Bab 41: Keributan Keluarga Orang
42 Bab 42: Kemajuan
43 Bab 43: Persiapan ke Rumah Nindya
44 Bab 44: Berangkat ke Rumah Nindya
45 Bab 45: Setetes Kebahagiaan
46 Bab 46: Kekhawatiran Ervin
47 Bab 47: Bertemu dengan Kakek
48 Bab 48: Bertarung dengan Pengawal
49 Bab 49: Pertanyaan Mengejutkan
50 Bab 50: Pergantian Tahun
51 Bab 51: Pergi ke Kebun Binatang
52 Bab 52: Keseruan Kebun Binatang
53 Bab 53: Keponakan Mulut Tajam
54 Bab 54: Ditinggal Sendiri
55 Bab 55: Nasihat Roni
56 Bab 56: Pulang dari Kebun Binatang
57 Bab 57: Nindya Selingkuh
58 Bab 58: Ajakan Antusias
59 Bab 59: Keponakan yang Rewel
60 Bab 60: Selesai berjalan-jalan
61 Bab 61: Pindah ke Rumah Baru
Episodes

Updated 61 Episodes

1
Bab 1: Berita Mendadak
2
Bab 2: Kejutan Luar Biasa
3
Bab 3: Perubahan Mendadak
4
Bab 4: Mobil Pertama
5
Bab 5: Masuk ke Mall
6
Bab 6: Bocah Lugu
7
Bab 7: Menonton Film
8
Bab 8: Aku Tidak Punya Musuh
9
Bab 9: Kejujuran Berbohong Ervin
10
Bab 10: Impian Papa
11
Bab 11: Pergi Mendadak
12
Bab 12: Sejarah Monas
13
Bab 13: Roni Pengacau
14
Bab 14: Pertolongan Cepat
15
Bab 15: Roni Menangis
16
Bab 16: Burung Kecil
17
Bab 17: Pergi ke Pantai
18
Bab 18: Berteman
19
Bab 19: Sakit Hati
20
Bab 20: Keras Kepala
21
Bab 21: Bang Adam Selamat
22
Bab 22: Sebuah Pengungkapan
23
Bab 23: Orang Bodoh
24
Bab 24: Wanita Ervin?
25
Bab 25: Undangan Nindya
26
Bab 26: Orang Tak Dikenal
27
Bab 27: Teman Lama
28
Bab 28: Pergi Reuni
29
Bab 29: Masuk ke Restoran
30
Bab 30: Fitri yang Aneh
31
Bab 31: Masalah Joni
32
Bab 32: Penipu Payah
33
Bab 33: Berbahagia Bersama
34
Bab 34: Ide Bisnis
35
Bab 35: Bingung Menghabiskan Uang
36
Bab 36: Menceritakan Nindya
37
Bab 37: Ketegasan Niat
38
Bab 38: Kedatangan Nindya
39
Bab 39: Pria Culun
40
Bab 40: Negosiasi Bibit Lele
41
Bab 41: Keributan Keluarga Orang
42
Bab 42: Kemajuan
43
Bab 43: Persiapan ke Rumah Nindya
44
Bab 44: Berangkat ke Rumah Nindya
45
Bab 45: Setetes Kebahagiaan
46
Bab 46: Kekhawatiran Ervin
47
Bab 47: Bertemu dengan Kakek
48
Bab 48: Bertarung dengan Pengawal
49
Bab 49: Pertanyaan Mengejutkan
50
Bab 50: Pergantian Tahun
51
Bab 51: Pergi ke Kebun Binatang
52
Bab 52: Keseruan Kebun Binatang
53
Bab 53: Keponakan Mulut Tajam
54
Bab 54: Ditinggal Sendiri
55
Bab 55: Nasihat Roni
56
Bab 56: Pulang dari Kebun Binatang
57
Bab 57: Nindya Selingkuh
58
Bab 58: Ajakan Antusias
59
Bab 59: Keponakan yang Rewel
60
Bab 60: Selesai berjalan-jalan
61
Bab 61: Pindah ke Rumah Baru

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!