Bab 10: Impian Papa

Mendengar sebuah ilmu dari papa, Ervin hanya bisa tersenyum dengan kaku.

Pasalnya, selama dia makan ini, sebuah cerita dan penjelasan tentang bisnis ikan lele dari papanya sama sekali tidak diminati Ervin.

Melihat antusiasme dari papanya, sebuah ide muncul di kepalanya.

"Pa, maaf aku potong," kata Ervin dengan sopan dan lembut. "Aku ingin bertanya, apakah papa memiliki keinginan untuk punya bisnis peternakan ikan lele?"

Sebuah senyum terbentuk di pipi keriput papa Ervin, dan menjawab sembari mengangguk, "Ervin, Papa memiliki identitas yang tinggi zaman dahulu, tetapi sekarang Papa lepas dan memilih untuk diam, tetapi menghasilkan. Uang Papa masih banyak, tidak cukup banyak untuk mewujudkan mimpi papa membuat peternakan ikan lele besar."

"Bukankah kata Papa bisnis ikan lele itu murah?" tanya Ervin dengan bingung dan masih belum paham.

"Memang benar. Namun, Papa ingin memiliki bisnis ikan lele yang lebih besar," Papa Ervin menjawab dengan santai.

Mendengar jawaban dari papanya, Ervin menjadi ingin memberikan modal untuk papa menjalan bisnis impiannya.

"Kalau begitu, Pa. Aku akan memberikan uang sepuluh miliar untuk membuat bisnis impian."

Kalimat yang keluar dari mulut Ervin terdengar sangat ringan.

Namun, semua anggota keluarga yang mendengar ini tercengang.

"Ervin, bukannya kamu hanya memiliki uang sebesar, satu miliar lebih? Bagaimana kamu memiliki uang lebih dari itu?" Naufal Karl, abang pertama Ervin terkejut dan bertanya dengan cepat.

Semua abang dan kakak dari Ervin mengangguk sembari menatap Ervin hampir bersamaan.

Mereka semua ingin mendengar penjelasan Ervin tentang uangnya.

"Kak, Bang, aku punya banyak rahasia, tetapi aku belum bisa diungkapkan satu per satu. Pada intinya, aku punya uang yang cukup untuk mewujudkan mimpi Papa. Jangan tanya asalnya, sudah pasti legal dan buka ilegal," ungkap Ervin dengan wajah yang serius.

Alih-alih semua anggota keluarganya mengerti, abang dan kakak Ervin menjadi heboh.

"Ervin, beri tahu aku semua rahasianya!"

"Sehabis makan malam, kamu harus memberi tahu tentang rahasia kamu!"

"Kita ini keluarga, kamu jangan bermain rahasia-rahasia dengan saudara kandung kamu! Ingin dicoret dari kartu keluarga?!"

"Pa, Ma, tolong coret Ervin dari kartu keluarga."

"..."

Diskusi dan komentar mereka semua membuat Ervin menggelengkan kepalanya dan pusing.

Orang tua dan anak, keduanya sama saja. Tidak heran jika keponakan Ervin semuanya berani untuk berbuat masalah kepadanya, ternyata orang tua mereka tidak jauh sifatnya.

Dengan begitu, Ervin memberi tahu tentang saham LVHM yang sudah lama ia dapatkan dari tahun-tahun lalu.

Mereka tidak langsung percaya karena kabar ini terlalu besar dan luar biasa.

Akan tetapi, begitu mereka melihat langsung berita terkini tentang bisnis LVHM, perasaan tidak percaya muncul hampir serentak.

Ervin melihat bahwa ada beberapa berita yang menginformasikan tentang pembeberan orang pemegang saham mayoritas lain di Perusahaan LVHM. Namun, mereka tidak diberitahukan nama lengkapnya, hanya inisial hurufnya dan asal.

Asalnya sudah jelas dari Indonesia karena berita ini panas di Indonesia karena ada embel-embel nasionalisme.

Inisial huruf dari nama pemegang tersebut adalah E untuk nama pertama dan K untuk nama kedua.

Tanpa berpikir, semua anggota keluarga Ervin tahu siapa itu.

Benar, Ervin Karl adalah pemegang saham terbesar selain Bunard.

Mereka diperlihatkan saldo rekening Ervin yang memiliki banyak sekali angka no di belakangnya.

Kedua orang tua Ervin sangat terkejut mengetahui saldo rekening bank Ervin yang sekarang.

Pasalnya, itu sangat besar, bahkan Papa Ervin tidak memiliki banyak sebanyak itu.

Glup!

Abang dan kakak Ervin menelan ludah dengan wajah yang tercengang. Mereka lupa bergerak untuk kembali melanjutkan makan malamnya.

Sementara itu, anak-anak tidak peduli dan lebih mementingkan makanannya masing-masing dengan cara makan yang bar-bar.

Dengan cepat, mereka semua tersadar dan menuntun anaknya makan dengan benar sembari melihat Ervin dengan ekspresi luar biasa di wajahnya.

"Aku tidak tahu bagaimana caranya kamu bisa mendapatkan saham itu, aku bangga padamu, Ervin." Papa Ervin merangkul bahu Ervin dengan lembut dan tersenyum lebar.

Semua abang dan kakak Ervin mengangguk, mereka juga merasa sangat bangga terhadap Ervin.

Ervin sangat bahagia mendengar pujian dan ucapan mereka semua.

Tidak ada hal yang paling bahagia selain pujian dari kedua orang tua.

Dengan begitu, Ervin memutuskan untuk memberikan uang 10 miliar kepada papanya, 2 miliar rupiah kepada kakak dan abang kandung Ervin.

Uang sebanyak 2 miliar rupiah untuk modal mereka bisnis.

Umur mereka sudah mencapai 30 tahunan, masih ada banyak waktu untuk membuka bisnis terlebih mereka juga punya pengalaman yang banyak.

Maka dari itu, uang itu untuk membantu mereka membuka bisnis sendiri dan tidak lagi menjadi budak perusahaan korporat.

[Memberi contoh berbakti pada kedua orang tua di depan keponakan dan dapatkan Rumah senilai 350 miliar di Permata Ungu!]

Setelah kembali ke dalam kamar, Ervin mendengar suara Sistem di benaknya.

Sebelum Ervin bereaksi dan bertanya kepada Sistem, beberapa kertas dokumen kepemilikan rumah mewah.

Ervin segera membaca isi dari berkas dokumen tersebut dengan teliti dan cermat, wajahnya menjadi mekar dengan pupil matanya mengecil.

"Sial, dua ribu meter persegi luasnya?!"

Rumah yang Ervin dapatkan dari Sistem memiliki luas 2.000m² dengan luas total bangunan 3.300 m² karena ada 2 lantai.

Kamar yang banyak dan fasilitas yang lengkap.

Sulit untuk Ervin menerima kenyataan ini, hadiahnya terbilang besar karena ini adalah rumah sekaligus tanah.

Meski hadiahnya tidak begitu banyak dari saham LVHM, Ervin sangat bersyukur dengan hadiah ini.

Dengan begitu, informasi tentang ini Ervin simpan terlebih dahulu supaya keluarganya bisa tidur dengan tenang.

Kejutan di hari ini cukup banyak, mereka harus mencerna semua kejutan secara perlahan.

Jika dikeluarkan semuanya, mereka akan kepikiran dan sulit untuk tidur.

Di malam hari, semuanya menjadi tenang karena keponakan Ervin sudah tidur.

Itu hanya tebakannya, pada kenyataannya yang Ervin lihat sekarang, Roni dan keponakan yang berumur 7 sampai 9 tahun masih belum tidur dan asyik menonton televisi bersama Papa, kakek bagi mereka.

Saat Ervin mengambil beberapa makanan kecil di kulkas, semua keponakannya menemukan sosoknya di dapur, kemudian mereka mengikuti Ervin hingga ke dalam kamar.

Luna, Roni, Deo, dan Putri masuk ke dalam kamar Ervin dan ingin tahu apa yang dilakukan Ervin di malam hari.

Sayang sekali, mereka hanya bisa melihat Ervin yang bermain gim di sepanjang malam dengan sangat fokus.

Hal ini membuat Roni dan Deo keluar dari kamar dengan wajah yang mengantuk.

Sementara itu, Luna dan Putri telah tertidur di atas kasur Ervin dengan wajah yang tersenyum.

Ervin memberhentikan joki gimnya untuk menutupi tubuh keduanya dengan selimut.

Begitu Ervin meletakkan selimut di atas tubuh Luna dan Putri, sebuah suara terdengar dari mulut Putri.

"Terima kasih, Paman, aku sayang Paman ...."

Sontak Ervin terkejut dan melirik Putri. Ternyata keponakannya yang cantik ini sedang mengigau.

Ervin tersenyum sambil menggelengkan kepalanya. "Aku juga sayang kalian semua meski kalian nakal."

Setelah mengatakan kalimat itu, Ervin melanjutkan joki gimnya sampai jam 1 malam dan tidur di lantai dengan kasur cadangan.

"Paman! Apakah kita akan bermain lagi?!"

Terpopuler

Comments

the Amay one

the Amay one

👍🏿👍🏿

2023-08-15

2

Zyon First D'arc

Zyon First D'arc

lanjut Thor jangan berhenti ya

2023-08-10

3

👹IBLIS DARAH👹

👹IBLIS DARAH👹

next thor
suka banget klau ada anak kecil
jlan ceritanya jadi kocak

2023-08-10

3

lihat semua
Episodes
1 Bab 1: Berita Mendadak
2 Bab 2: Kejutan Luar Biasa
3 Bab 3: Perubahan Mendadak
4 Bab 4: Mobil Pertama
5 Bab 5: Masuk ke Mall
6 Bab 6: Bocah Lugu
7 Bab 7: Menonton Film
8 Bab 8: Aku Tidak Punya Musuh
9 Bab 9: Kejujuran Berbohong Ervin
10 Bab 10: Impian Papa
11 Bab 11: Pergi Mendadak
12 Bab 12: Sejarah Monas
13 Bab 13: Roni Pengacau
14 Bab 14: Pertolongan Cepat
15 Bab 15: Roni Menangis
16 Bab 16: Burung Kecil
17 Bab 17: Pergi ke Pantai
18 Bab 18: Berteman
19 Bab 19: Sakit Hati
20 Bab 20: Keras Kepala
21 Bab 21: Bang Adam Selamat
22 Bab 22: Sebuah Pengungkapan
23 Bab 23: Orang Bodoh
24 Bab 24: Wanita Ervin?
25 Bab 25: Undangan Nindya
26 Bab 26: Orang Tak Dikenal
27 Bab 27: Teman Lama
28 Bab 28: Pergi Reuni
29 Bab 29: Masuk ke Restoran
30 Bab 30: Fitri yang Aneh
31 Bab 31: Masalah Joni
32 Bab 32: Penipu Payah
33 Bab 33: Berbahagia Bersama
34 Bab 34: Ide Bisnis
35 Bab 35: Bingung Menghabiskan Uang
36 Bab 36: Menceritakan Nindya
37 Bab 37: Ketegasan Niat
38 Bab 38: Kedatangan Nindya
39 Bab 39: Pria Culun
40 Bab 40: Negosiasi Bibit Lele
41 Bab 41: Keributan Keluarga Orang
42 Bab 42: Kemajuan
43 Bab 43: Persiapan ke Rumah Nindya
44 Bab 44: Berangkat ke Rumah Nindya
45 Bab 45: Setetes Kebahagiaan
46 Bab 46: Kekhawatiran Ervin
47 Bab 47: Bertemu dengan Kakek
48 Bab 48: Bertarung dengan Pengawal
49 Bab 49: Pertanyaan Mengejutkan
50 Bab 50: Pergantian Tahun
51 Bab 51: Pergi ke Kebun Binatang
52 Bab 52: Keseruan Kebun Binatang
53 Bab 53: Keponakan Mulut Tajam
54 Bab 54: Ditinggal Sendiri
55 Bab 55: Nasihat Roni
56 Bab 56: Pulang dari Kebun Binatang
57 Bab 57: Nindya Selingkuh
58 Bab 58: Ajakan Antusias
59 Bab 59: Keponakan yang Rewel
60 Bab 60: Selesai berjalan-jalan
61 Bab 61: Pindah ke Rumah Baru
Episodes

Updated 61 Episodes

1
Bab 1: Berita Mendadak
2
Bab 2: Kejutan Luar Biasa
3
Bab 3: Perubahan Mendadak
4
Bab 4: Mobil Pertama
5
Bab 5: Masuk ke Mall
6
Bab 6: Bocah Lugu
7
Bab 7: Menonton Film
8
Bab 8: Aku Tidak Punya Musuh
9
Bab 9: Kejujuran Berbohong Ervin
10
Bab 10: Impian Papa
11
Bab 11: Pergi Mendadak
12
Bab 12: Sejarah Monas
13
Bab 13: Roni Pengacau
14
Bab 14: Pertolongan Cepat
15
Bab 15: Roni Menangis
16
Bab 16: Burung Kecil
17
Bab 17: Pergi ke Pantai
18
Bab 18: Berteman
19
Bab 19: Sakit Hati
20
Bab 20: Keras Kepala
21
Bab 21: Bang Adam Selamat
22
Bab 22: Sebuah Pengungkapan
23
Bab 23: Orang Bodoh
24
Bab 24: Wanita Ervin?
25
Bab 25: Undangan Nindya
26
Bab 26: Orang Tak Dikenal
27
Bab 27: Teman Lama
28
Bab 28: Pergi Reuni
29
Bab 29: Masuk ke Restoran
30
Bab 30: Fitri yang Aneh
31
Bab 31: Masalah Joni
32
Bab 32: Penipu Payah
33
Bab 33: Berbahagia Bersama
34
Bab 34: Ide Bisnis
35
Bab 35: Bingung Menghabiskan Uang
36
Bab 36: Menceritakan Nindya
37
Bab 37: Ketegasan Niat
38
Bab 38: Kedatangan Nindya
39
Bab 39: Pria Culun
40
Bab 40: Negosiasi Bibit Lele
41
Bab 41: Keributan Keluarga Orang
42
Bab 42: Kemajuan
43
Bab 43: Persiapan ke Rumah Nindya
44
Bab 44: Berangkat ke Rumah Nindya
45
Bab 45: Setetes Kebahagiaan
46
Bab 46: Kekhawatiran Ervin
47
Bab 47: Bertemu dengan Kakek
48
Bab 48: Bertarung dengan Pengawal
49
Bab 49: Pertanyaan Mengejutkan
50
Bab 50: Pergantian Tahun
51
Bab 51: Pergi ke Kebun Binatang
52
Bab 52: Keseruan Kebun Binatang
53
Bab 53: Keponakan Mulut Tajam
54
Bab 54: Ditinggal Sendiri
55
Bab 55: Nasihat Roni
56
Bab 56: Pulang dari Kebun Binatang
57
Bab 57: Nindya Selingkuh
58
Bab 58: Ajakan Antusias
59
Bab 59: Keponakan yang Rewel
60
Bab 60: Selesai berjalan-jalan
61
Bab 61: Pindah ke Rumah Baru

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!