Mendengar sebuah ilmu dari papa, Ervin hanya bisa tersenyum dengan kaku.
Pasalnya, selama dia makan ini, sebuah cerita dan penjelasan tentang bisnis ikan lele dari papanya sama sekali tidak diminati Ervin.
Melihat antusiasme dari papanya, sebuah ide muncul di kepalanya.
"Pa, maaf aku potong," kata Ervin dengan sopan dan lembut. "Aku ingin bertanya, apakah papa memiliki keinginan untuk punya bisnis peternakan ikan lele?"
Sebuah senyum terbentuk di pipi keriput papa Ervin, dan menjawab sembari mengangguk, "Ervin, Papa memiliki identitas yang tinggi zaman dahulu, tetapi sekarang Papa lepas dan memilih untuk diam, tetapi menghasilkan. Uang Papa masih banyak, tidak cukup banyak untuk mewujudkan mimpi papa membuat peternakan ikan lele besar."
"Bukankah kata Papa bisnis ikan lele itu murah?" tanya Ervin dengan bingung dan masih belum paham.
"Memang benar. Namun, Papa ingin memiliki bisnis ikan lele yang lebih besar," Papa Ervin menjawab dengan santai.
Mendengar jawaban dari papanya, Ervin menjadi ingin memberikan modal untuk papa menjalan bisnis impiannya.
"Kalau begitu, Pa. Aku akan memberikan uang sepuluh miliar untuk membuat bisnis impian."
Kalimat yang keluar dari mulut Ervin terdengar sangat ringan.
Namun, semua anggota keluarga yang mendengar ini tercengang.
"Ervin, bukannya kamu hanya memiliki uang sebesar, satu miliar lebih? Bagaimana kamu memiliki uang lebih dari itu?" Naufal Karl, abang pertama Ervin terkejut dan bertanya dengan cepat.
Semua abang dan kakak dari Ervin mengangguk sembari menatap Ervin hampir bersamaan.
Mereka semua ingin mendengar penjelasan Ervin tentang uangnya.
"Kak, Bang, aku punya banyak rahasia, tetapi aku belum bisa diungkapkan satu per satu. Pada intinya, aku punya uang yang cukup untuk mewujudkan mimpi Papa. Jangan tanya asalnya, sudah pasti legal dan buka ilegal," ungkap Ervin dengan wajah yang serius.
Alih-alih semua anggota keluarganya mengerti, abang dan kakak Ervin menjadi heboh.
"Ervin, beri tahu aku semua rahasianya!"
"Sehabis makan malam, kamu harus memberi tahu tentang rahasia kamu!"
"Kita ini keluarga, kamu jangan bermain rahasia-rahasia dengan saudara kandung kamu! Ingin dicoret dari kartu keluarga?!"
"Pa, Ma, tolong coret Ervin dari kartu keluarga."
"..."
Diskusi dan komentar mereka semua membuat Ervin menggelengkan kepalanya dan pusing.
Orang tua dan anak, keduanya sama saja. Tidak heran jika keponakan Ervin semuanya berani untuk berbuat masalah kepadanya, ternyata orang tua mereka tidak jauh sifatnya.
Dengan begitu, Ervin memberi tahu tentang saham LVHM yang sudah lama ia dapatkan dari tahun-tahun lalu.
Mereka tidak langsung percaya karena kabar ini terlalu besar dan luar biasa.
Akan tetapi, begitu mereka melihat langsung berita terkini tentang bisnis LVHM, perasaan tidak percaya muncul hampir serentak.
Ervin melihat bahwa ada beberapa berita yang menginformasikan tentang pembeberan orang pemegang saham mayoritas lain di Perusahaan LVHM. Namun, mereka tidak diberitahukan nama lengkapnya, hanya inisial hurufnya dan asal.
Asalnya sudah jelas dari Indonesia karena berita ini panas di Indonesia karena ada embel-embel nasionalisme.
Inisial huruf dari nama pemegang tersebut adalah E untuk nama pertama dan K untuk nama kedua.
Tanpa berpikir, semua anggota keluarga Ervin tahu siapa itu.
Benar, Ervin Karl adalah pemegang saham terbesar selain Bunard.
Mereka diperlihatkan saldo rekening Ervin yang memiliki banyak sekali angka no di belakangnya.
Kedua orang tua Ervin sangat terkejut mengetahui saldo rekening bank Ervin yang sekarang.
Pasalnya, itu sangat besar, bahkan Papa Ervin tidak memiliki banyak sebanyak itu.
Glup!
Abang dan kakak Ervin menelan ludah dengan wajah yang tercengang. Mereka lupa bergerak untuk kembali melanjutkan makan malamnya.
Sementara itu, anak-anak tidak peduli dan lebih mementingkan makanannya masing-masing dengan cara makan yang bar-bar.
Dengan cepat, mereka semua tersadar dan menuntun anaknya makan dengan benar sembari melihat Ervin dengan ekspresi luar biasa di wajahnya.
"Aku tidak tahu bagaimana caranya kamu bisa mendapatkan saham itu, aku bangga padamu, Ervin." Papa Ervin merangkul bahu Ervin dengan lembut dan tersenyum lebar.
Semua abang dan kakak Ervin mengangguk, mereka juga merasa sangat bangga terhadap Ervin.
Ervin sangat bahagia mendengar pujian dan ucapan mereka semua.
Tidak ada hal yang paling bahagia selain pujian dari kedua orang tua.
Dengan begitu, Ervin memutuskan untuk memberikan uang 10 miliar kepada papanya, 2 miliar rupiah kepada kakak dan abang kandung Ervin.
Uang sebanyak 2 miliar rupiah untuk modal mereka bisnis.
Umur mereka sudah mencapai 30 tahunan, masih ada banyak waktu untuk membuka bisnis terlebih mereka juga punya pengalaman yang banyak.
Maka dari itu, uang itu untuk membantu mereka membuka bisnis sendiri dan tidak lagi menjadi budak perusahaan korporat.
[Memberi contoh berbakti pada kedua orang tua di depan keponakan dan dapatkan Rumah senilai 350 miliar di Permata Ungu!]
Setelah kembali ke dalam kamar, Ervin mendengar suara Sistem di benaknya.
Sebelum Ervin bereaksi dan bertanya kepada Sistem, beberapa kertas dokumen kepemilikan rumah mewah.
Ervin segera membaca isi dari berkas dokumen tersebut dengan teliti dan cermat, wajahnya menjadi mekar dengan pupil matanya mengecil.
"Sial, dua ribu meter persegi luasnya?!"
Rumah yang Ervin dapatkan dari Sistem memiliki luas 2.000m² dengan luas total bangunan 3.300 m² karena ada 2 lantai.
Kamar yang banyak dan fasilitas yang lengkap.
Sulit untuk Ervin menerima kenyataan ini, hadiahnya terbilang besar karena ini adalah rumah sekaligus tanah.
Meski hadiahnya tidak begitu banyak dari saham LVHM, Ervin sangat bersyukur dengan hadiah ini.
Dengan begitu, informasi tentang ini Ervin simpan terlebih dahulu supaya keluarganya bisa tidur dengan tenang.
Kejutan di hari ini cukup banyak, mereka harus mencerna semua kejutan secara perlahan.
Jika dikeluarkan semuanya, mereka akan kepikiran dan sulit untuk tidur.
Di malam hari, semuanya menjadi tenang karena keponakan Ervin sudah tidur.
Itu hanya tebakannya, pada kenyataannya yang Ervin lihat sekarang, Roni dan keponakan yang berumur 7 sampai 9 tahun masih belum tidur dan asyik menonton televisi bersama Papa, kakek bagi mereka.
Saat Ervin mengambil beberapa makanan kecil di kulkas, semua keponakannya menemukan sosoknya di dapur, kemudian mereka mengikuti Ervin hingga ke dalam kamar.
Luna, Roni, Deo, dan Putri masuk ke dalam kamar Ervin dan ingin tahu apa yang dilakukan Ervin di malam hari.
Sayang sekali, mereka hanya bisa melihat Ervin yang bermain gim di sepanjang malam dengan sangat fokus.
Hal ini membuat Roni dan Deo keluar dari kamar dengan wajah yang mengantuk.
Sementara itu, Luna dan Putri telah tertidur di atas kasur Ervin dengan wajah yang tersenyum.
Ervin memberhentikan joki gimnya untuk menutupi tubuh keduanya dengan selimut.
Begitu Ervin meletakkan selimut di atas tubuh Luna dan Putri, sebuah suara terdengar dari mulut Putri.
"Terima kasih, Paman, aku sayang Paman ...."
Sontak Ervin terkejut dan melirik Putri. Ternyata keponakannya yang cantik ini sedang mengigau.
Ervin tersenyum sambil menggelengkan kepalanya. "Aku juga sayang kalian semua meski kalian nakal."
Setelah mengatakan kalimat itu, Ervin melanjutkan joki gimnya sampai jam 1 malam dan tidur di lantai dengan kasur cadangan.
"Paman! Apakah kita akan bermain lagi?!"
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 61 Episodes
Comments
the Amay one
👍🏿👍🏿
2023-08-15
2
Zyon First D'arc
lanjut Thor jangan berhenti ya
2023-08-10
3
👹IBLIS DARAH👹
next thor
suka banget klau ada anak kecil
jlan ceritanya jadi kocak
2023-08-10
3