Bab 13: Roni Pengacau

Roni, sang penghancur suasana datang untuk mengobrak-abrik kebahagiaan Ervin yang tengah memandang cewek cantik di depannya.

Wajah Ervin yang tersipu segera berubah, dia memandang Roni dengan ekspresi menahan amarah.

"Ada apa, Roni?" Ervin bertanya dengan senyum yang dipaksakan.

Ervin menoleh ke wanita yang masih berdiri di depannya dan tersenyum sambil berkata, "Anu, ini keponakanku."

Mendengar ucapan Ervin, wanita tersebut tersenyum dan mengangguk.

"Paman! Aku ingin coba terjun ke bawah!!" pinta Roni dengan wajah yang polos.

Sudut mata Ervin berkedut begitu mendengar permintaan Roni yang di luar nalar.

Semua orang yang ada di tugu Monas sekejap melirik ke arah Roni, kemudian memandang Ervin dengan aneh.

Ervin melemparkan senyuman kaku di wajahnya sembari mengangguk memberi isyarat menyapa kepada mereka semua.

Berikutnya, Ervin menatap Roni dengan ekspresi serius.

"Kamu tidak boleh terjun ke bawah."

"Memangnya kenapa? Bukannya itu seru?" tanya Roni dengan memiringkan wajahnya.

Wajah Ervin dan yang lainnya menjadi stagnan, memandang Roni dengan tanda tanya besar akan sesuatu yang ada di dalam otak Roni sekarang.

Menahan rasa kesal di hatinya, Ervin menjawab, "Pakai nanya, tentu saja kamu akan tamat, dan tak ada keseruan ketika kamu tamat lalu merasakan rasa sakit yang luar biasa."

"Oh, seperti itu."

Roni mengangguk paham dengan wajah bodohnya.

Setelah itu, Roni diarahkan untuk bersama Kak Rasha terlebih dahulu karena Ervin ingin berkenalan dengan wanita yang ada di depannya.

Begitu Ervin melihat ke tempat wanita itu awal berdiri, ternyata wanita itu sudah menghilang.

Pada saat Ervin menoleh ke sekeliling dan mencari wanita cantik tersebut, Luna menghampirinya dan berkata, "Paman, kakak itu kayanya ketakutan mendengar ucapan Roni. Jadi, dia pergi ke lift dan kabur."

Ekspresi pasrah muncul di wajah Ervin. Ingin sekali ia marah kepada Roni, tetapi itu keponakannya sendiri.

Memang bukan takdirnya untuk mendapatkan pacar, ada saja halangannya.

Saat dia menemukan tipe wanita idealnya, wanita tersebut kabur sekarang dan tampaknya sulit untuk ditemukan lagi.

Sementara ada wanita yang menyukainya, Ervin sama sekali tidak tertarik dengan mereka.

Serba salah semuanya.

Menggelengkan kepalanya, Ervin berjalan ke arah keponakannya yang sedang berkumpul di dekat Kak Rasha dan Bang Eric, ikut mengawasi mereka semua di atas sini.

Setelah puas melihat pemandangan kota di atas Tugu Monas, mereka semua turun menggunakan lift, dan langsung keluar dari bangunan Tugu Monas yang sangat luar biasa ini.

Meninggalkan Tugu Monas dengan hati yang senang dan gembira. Ervin dan keponakannya menampilkan senyuman di wajahnya.

Tidak menyesal pergi ke Monas, mereka mendapatkan pengalaman yang luar biasa setelah keluar dari sana.

Melirik jam yang di dalam layar ponselnya, Ervin berpikir bahwa masih ada banyak waktu untuk mereka melanjutkan menikmati jalan-jalan di Monumen Nasional ini.

Masih ada sekitar 4 jam yang tersisa sebelum sore hari tiba.

Dengan begitu, Ervin membawa keponakannya semua menuju ke tempat makanan dan penjual jajanan yang dikunjungi olehnya di pagi hari, usai turun dari mobil.

Nama tempat makanan tersebut adalah Lenggang Jakarta, terletak di area parkir mobil dan sepeda motor di tepi kawasan taman Monas.

Supaya bisa ke sana, mereka semua harus mengantre di halte kecil untuk menaiki odong-odong atau bis kecil yang memiliki muatan untuk banyak orang. Ervin punya ide untuk mengajak semua keponakannya naik odong-odong kereta.

Anak-anak kecil pasti menyukai kendaraan transportasi ini.

Luna sampai ke Putri, semuanya menyukai kendaraan mainan ini. Mereka sibuk mengobrol dan berdiskusi mengenai apa pun di taman Monas.

Geno yang masih kecil pun berteriak dengan suara susunya yang imut dan menggemaskan.

Ketika mereka menaiki odong-odong yang melaju dan berjalan ini, semua anak-anak terlihat senang dan bahagia, mereka semua tersenyum kegirangan sambil melihat-lihat sekeliling taman Monas.

Ervin menyempatkan diri untuk merekam video di momen membahagiakan ini. Meskipun keponakannya mengerikan, Ervin sangat senang dengan adanya kehadiran mereka di hidupnya.

Tanpa keponakan, takkan ada Sistem dan hadia yang datang.

Setelah puas, mereka turun dari kendaraan unik ini.

Harus ekstra hati-hati dan sabar ketika mereka semua turun dari odong-odong. Anak-anak kecil ini terlalu brutal dan harus benar-benar dijaga.

Setelah semuanya turun dengan baik dan tak ada yang terluka, Ervin menggendong Putri dan Zara sembari memimpin semua keponakannya ke dalam tempat di mana banyak sekali toko makanan menghuni.

Di sepanjang jalan menuju ke tempat makan, ada ratusan pasang mata yang melirik Ervin dan keponakannya yang tertawa dan berbicara bersama.

Tanpa memedulikan pandangan penasaran orang-orang, mereka terus berjalan keluar dari taman Monas dan lanjut masuk ke area parkiran yang terdapat spot atau tempat-tempat kuliner.

Setibanya di sana, banyak makanan mereka pesan untuk dimakan bersama, berbagai makanan khas Jakarta mereka santap, misalnya soto betawi, ketoprak, dan kerak telur, dan masih banyak variasinya.

Untungnya, anak-anak memesan makanan yang mereka suka. Tidak ada makanan yang terbuang sia-sia, semua makanan habis tak tersisa sedikit pun.

Semua keponakan Ervin menyentuh perutnya yang membulat karena telah diisi oleh banyak makanan.

Ternyata mereka semua pencinta makanan dan tak memilih-milih makanan. Banyak sekali makanan tradisional yang mereka sukai.

Ervin bangga dengan mereka yang mencintai makanan Nusantara dari kecil.

Sehabis itu, mereka pulang ke rumahnya karena hari sudah mulai sore dan diwajibkan untuk kembali ke rumah nenek dan kakek.

Jalanan Jakarta di sore hari mulai padat, tetapi tidak begitu padat, mereka masih bisa melaju walau harus pelan-pelan.

[Mengajak keponakan ke tempat bersejarah dan dapatkan hadiah Mata Elang!]

[Mata Elang: Kemampuan Pasif yang membuat tuan rumah bisa melihat dengan jelas sesuatu di jarak yang jauh. Jangkauan pandangan 10 kilometer.]

Tepat ketika macet sedang berlangsung dan mobil mereka harus berhenti karena terjebak.

Mata Ervin merasakan perih yang mendalam, kemudian ia meminta Bang Eric untuk mengambil alih setir.

Mereka melakukan pergantian sopir di dalam mobil.

Kedua mata Ervin sangat gatal dan perih, tidak sedikit pun Ervin garuk atau gosok. Pasalnya, dia tahu bahwa ini proses integrasi kemampuan baru.

Sensasi yang dirasakan sama halnya perasaan sakit saat proses peningkatan tubuh dan yang lainnya.

Biarkan itu berjalan sebagaimana seharusnya meski Ervin harus tersiksa.

Ervin sampai menundukkan matanya dengan tubuh sedikit bergetar.

Rasa perih dan gatal ini sangat-sangat tidak tertahankan.

Beruntung, tidak terlalu lama dan Ervin berhasil melalui proses integrasi yang luar biasa menyiksa.

Bang Eric dan yang lainnya tidak memerhatikan Ervin barusan, mereka fokus menceritakan dan mendengar keponakannya berbicara.

Pada saat Ervin melihat ke depan, cahaya ungu melintas di pupil matanya dan penglihatan tajam Ervin ditingkatkan.

Sebuah pemandangan beberapa ratus meter di depan bisa Ervin lihat melalui jendela mobil yang ada di depan.

Namun, wajahnya berubah seketika saat sesuatu di kejauhan berhasil ia lihat.

"Tidak baik."

Terpopuler

Comments

the Amay one

the Amay one

👍🏿👍🏿👍🏿

2023-08-15

3

NorseMolee

NorseMolee

lanjut thooorrrr

2023-08-13

3

Dragonoid

Dragonoid

crazy up tor

2023-08-13

3

lihat semua
Episodes
1 Bab 1: Berita Mendadak
2 Bab 2: Kejutan Luar Biasa
3 Bab 3: Perubahan Mendadak
4 Bab 4: Mobil Pertama
5 Bab 5: Masuk ke Mall
6 Bab 6: Bocah Lugu
7 Bab 7: Menonton Film
8 Bab 8: Aku Tidak Punya Musuh
9 Bab 9: Kejujuran Berbohong Ervin
10 Bab 10: Impian Papa
11 Bab 11: Pergi Mendadak
12 Bab 12: Sejarah Monas
13 Bab 13: Roni Pengacau
14 Bab 14: Pertolongan Cepat
15 Bab 15: Roni Menangis
16 Bab 16: Burung Kecil
17 Bab 17: Pergi ke Pantai
18 Bab 18: Berteman
19 Bab 19: Sakit Hati
20 Bab 20: Keras Kepala
21 Bab 21: Bang Adam Selamat
22 Bab 22: Sebuah Pengungkapan
23 Bab 23: Orang Bodoh
24 Bab 24: Wanita Ervin?
25 Bab 25: Undangan Nindya
26 Bab 26: Orang Tak Dikenal
27 Bab 27: Teman Lama
28 Bab 28: Pergi Reuni
29 Bab 29: Masuk ke Restoran
30 Bab 30: Fitri yang Aneh
31 Bab 31: Masalah Joni
32 Bab 32: Penipu Payah
33 Bab 33: Berbahagia Bersama
34 Bab 34: Ide Bisnis
35 Bab 35: Bingung Menghabiskan Uang
36 Bab 36: Menceritakan Nindya
37 Bab 37: Ketegasan Niat
38 Bab 38: Kedatangan Nindya
39 Bab 39: Pria Culun
40 Bab 40: Negosiasi Bibit Lele
41 Bab 41: Keributan Keluarga Orang
42 Bab 42: Kemajuan
43 Bab 43: Persiapan ke Rumah Nindya
44 Bab 44: Berangkat ke Rumah Nindya
45 Bab 45: Setetes Kebahagiaan
46 Bab 46: Kekhawatiran Ervin
47 Bab 47: Bertemu dengan Kakek
48 Bab 48: Bertarung dengan Pengawal
49 Bab 49: Pertanyaan Mengejutkan
50 Bab 50: Pergantian Tahun
51 Bab 51: Pergi ke Kebun Binatang
52 Bab 52: Keseruan Kebun Binatang
53 Bab 53: Keponakan Mulut Tajam
54 Bab 54: Ditinggal Sendiri
55 Bab 55: Nasihat Roni
56 Bab 56: Pulang dari Kebun Binatang
57 Bab 57: Nindya Selingkuh
58 Bab 58: Ajakan Antusias
59 Bab 59: Keponakan yang Rewel
60 Bab 60: Selesai berjalan-jalan
61 Bab 61: Pindah ke Rumah Baru
Episodes

Updated 61 Episodes

1
Bab 1: Berita Mendadak
2
Bab 2: Kejutan Luar Biasa
3
Bab 3: Perubahan Mendadak
4
Bab 4: Mobil Pertama
5
Bab 5: Masuk ke Mall
6
Bab 6: Bocah Lugu
7
Bab 7: Menonton Film
8
Bab 8: Aku Tidak Punya Musuh
9
Bab 9: Kejujuran Berbohong Ervin
10
Bab 10: Impian Papa
11
Bab 11: Pergi Mendadak
12
Bab 12: Sejarah Monas
13
Bab 13: Roni Pengacau
14
Bab 14: Pertolongan Cepat
15
Bab 15: Roni Menangis
16
Bab 16: Burung Kecil
17
Bab 17: Pergi ke Pantai
18
Bab 18: Berteman
19
Bab 19: Sakit Hati
20
Bab 20: Keras Kepala
21
Bab 21: Bang Adam Selamat
22
Bab 22: Sebuah Pengungkapan
23
Bab 23: Orang Bodoh
24
Bab 24: Wanita Ervin?
25
Bab 25: Undangan Nindya
26
Bab 26: Orang Tak Dikenal
27
Bab 27: Teman Lama
28
Bab 28: Pergi Reuni
29
Bab 29: Masuk ke Restoran
30
Bab 30: Fitri yang Aneh
31
Bab 31: Masalah Joni
32
Bab 32: Penipu Payah
33
Bab 33: Berbahagia Bersama
34
Bab 34: Ide Bisnis
35
Bab 35: Bingung Menghabiskan Uang
36
Bab 36: Menceritakan Nindya
37
Bab 37: Ketegasan Niat
38
Bab 38: Kedatangan Nindya
39
Bab 39: Pria Culun
40
Bab 40: Negosiasi Bibit Lele
41
Bab 41: Keributan Keluarga Orang
42
Bab 42: Kemajuan
43
Bab 43: Persiapan ke Rumah Nindya
44
Bab 44: Berangkat ke Rumah Nindya
45
Bab 45: Setetes Kebahagiaan
46
Bab 46: Kekhawatiran Ervin
47
Bab 47: Bertemu dengan Kakek
48
Bab 48: Bertarung dengan Pengawal
49
Bab 49: Pertanyaan Mengejutkan
50
Bab 50: Pergantian Tahun
51
Bab 51: Pergi ke Kebun Binatang
52
Bab 52: Keseruan Kebun Binatang
53
Bab 53: Keponakan Mulut Tajam
54
Bab 54: Ditinggal Sendiri
55
Bab 55: Nasihat Roni
56
Bab 56: Pulang dari Kebun Binatang
57
Bab 57: Nindya Selingkuh
58
Bab 58: Ajakan Antusias
59
Bab 59: Keponakan yang Rewel
60
Bab 60: Selesai berjalan-jalan
61
Bab 61: Pindah ke Rumah Baru

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!