Menjadi Paman Sepuluh Keponakan
"Pemain pertama, cara bermainmu jelek, Bajingan!"
Di jam 3 malam, di saat semua orang tidur terlelap dengan tenang, seorang pemuda yang biasa saja, dengan penampilan tubuh tidak mengesankan, tidak begitu tinggi, wajah pun tidak tampan atau rupawan, tengah bermain ponselnya dengan wajah yang geram.
Dalam kamar yang rapi dan bersih, pria ini menghabiskan waktu beristirahat di malam hari hanya demi bermain gim ponsel.
Terdengar dari kata-katanya yang bijak, pria ini sedang memarahi teman bermainnya dalam gim karena bermain buruk membuat timnya kalah.
"Sial!" Pria ini melemparkan ponselnya dengan sekuat tenaga ke bantal yang super lembut.
Meskipun sedang marah, barang yang telah dimiliki tidak boleh dirusak, harus dijaga dengan baik, dilempar satu kali itu tidak mengapa.
Melihat ponselnya baik-baik saja, pemuda ini menghela napas panjang. "Untung tidak terkena tembok."
"Ervin ...."
Suara wanita yang begitu lembut terdengar dari luar ruangan, membuat pemuda tersebut berdiri tegak dan menoleh ke arah pintu kamarnya.
"Iya, Ma?" sahut pemuda tersebut karena ibunya telah memanggil namanya.
Ceklek!
Pintu dibuka dan seorang wanita yang cukup tua, memiliki penampilan yang penuh kelembutan dan damai, masuk ke dalam kamar untuk memeriksa pemuda itu.
"Kamu belum tidur?"
Pemuda itu menggelengkan kepalanya sambil menggaruk pipi. "Belum, Ma. Masih ada kerjaan yang belum selesai, sebentar lagi juga Ervin tidur."
Mendengar ucapan anaknya, ibunya tersenyum lembut dan mengangguk. "Jangan banyak bergadang, enggak baik buat kesehatan kamu. Cepat selesaikan kerjaannya lalu pergi tidur. Mama lupa memberi tahu kamu, besok pagi, semua keponakan kamu datang ke sini."
Deg!
Wajah pemuda itu segera memucat seolah tubuhnya diserang oleh penyakit mematika secara mendadak.
Tubuhnya membeku untuk waktu yang singkat, kemudian pemuda tersebut mengangguk kaku kepada ibunya. "I–Iya, Ma. Ervin akan menyelesaikan kerjaan ini dengan cepat."
"Bagus, Mama mau tidur lagi. Jangan lupa bereskan kamarmu sebelum tidur."
Setelah mengatakan itu, ibunya menutup kamar dan pergi meninggalkan pemuda itu di dalam kamar.
"Papa, dia sudah tua, tetapi masih kuat saja ...."
Pemuda itu masih bisa mendengar ibunya yang mengucapkan kalimat yang ambigu.
Usai merasa ibunya sudah jauh dari kamarnya, pemuda itu melompat ke atas kasur dan langsung menutup seluruh tubuhnya dengan selimut.
"Mereka datang ke sini, aku bisa mati!" Pemuda itu menggigil tidak karuan dengan mata yang dipenuhi rasa takut.
Pemuda itu bernama Ervin Karl, pria muda berumur 20 tahun yang memutuskan untuk tidak kuliah demi kebebasannya. Entah kebebasan apa yang dimaksud olehnya.
Tidak kuliah bukan berarti dia menganggur. Saat ini, di umur 20 tahun kurang 1 bulan, Ervin memiliki pekerjaan sebagai penjoki akun gim, di mana dia dibayar untuk menaikkan peringkat dalam sebuah gim hingga mencapai peringkat tertinggi.
Tentu saja, penjoki terkadang tidak berjalan mulus, seperti yang barusan dia alami ketika mencoba menaikkan peringkat sendirian, dia mendapatkan kekalahan.
Jika kliennya tahu, bisa-bisa dia takkan disewa lagi oleh pelanggan.
Wanita tua yang masih segar dan terawat adalah ibu kandungnya. Kedua orang tua masih sangat sehat, mereka berdua tinggal di rumah tak bekerja karena umur sudah tua. Jadi, anak-anaknya yang gilirannya merawat mereka.
Omong-omong, kedua orang tuanya memiliki 6 orang anak, dan Ervin adalah anakku bungsu, artinya anak terakhir atau anak keenam dari kedua orang tuanya.
Memiliki 5 kakak atau abang, terdiri dari 2 anak laki-laki dan 3 anak perempuan. Bisa dibilang sepasang, ditambah dengannya menjadi 3 anak laki-laki dan 3 anak perempuan.
Kelima abang dan kakak Ervin sudah menikah, dan sialnya mereka menikah di waktu yang berdekatan sehingga mereka juga mempunyai anak yang waktu lahirnya sangat berdempetan satu dengan lainnya.
Masih jelas di dalam kepala Ervin sebuah peristiwa yang melelahkan baginya, yaitu dia dan orang tuanya bolak-balik berkunjung ke rumah sakit untuk menemani kakak kandung dan kakak iparnya melahirkan.
Genap 10 kali Ervin ke rumah sakit yang berbeda untuk melihat keponakannya lahir.
Dengan 10 kali berkunjung ini, Ervin mendapatkan 10 keponakan yang lucu dan ... membuat kepala meledak.
Bagi orang lain, mempunyai keponakan adalah suatu impian yang membahagiakan. Baginya, memiliki keponakan adalah hal yang buruk, apa lagi ada 10 keponakan yang selalu berteriak dan memintanya untuk melakukan hal yang tak masuk akal, membuatnya merasa ada di tempat penyiksaan.
Terakhir kali Ervin pergi ke rumah sakit di dua tahun yang lalu untuk melihat kakak kandung melahirkan anak yang kedua.
Benar, masing-masing dari abang dan kakaknya punya dua anak dengan selisih melahirkan 1 sampai 3 tahun, antara kemunculan anak pertama dan kedua.
"Tidak-tidak! Kumohon, jangan biarkan mereka ke sini! Ampun, DJ!!"
Pada saat ini, Ervin yang menutupi tubuhnya dengan selimut karena ketakutan, tak sadar dirinya tertidur dan mengalami mimpi buruk yang mengerikan.
Brak!
Ervin terjatuh dari atas tempat tidur dengan wajah yang pucat dan panik.
Merasakan sakit di punggung dan kepalanya, Ervin berusaha untuk bangun dan melihat ke sekeliling kamar.
"Di mana mereka?!" Ervin kembali panik dan memandang ke setiap sudut kamar. Sama sekali dirinya tidak melihat ada anak kecil.
Wajah pucat Ervin menjadi merah, jantungnya yang berdetak begitu cepat mulai kembali tenang, menghirup napas dalam-dalam untuk menstabilkan pernapasan. "Fiuh ... itu cuma mimpi buruk."
Hati Ervin menjadi lega saat tahu bahwa peristiwa yang mengerikan yang telah dia alami ternyata cuma mimpi belaka.
"Jam berapa ini?" tanya Ervin setelah sadar bahwa ia tidak sengaja tidur.
Dengan cepat Ervin mengambil ponselnya yang keluaran 2 tahun lalu tampak sedikit usang, kemudian melihat jam di layar.
Muka merah Ervin kembali memutih dengan bola mata yang hampir keluar ketika melihat jam saat ini.
"Tidak!"
Ervin melempar ponselnya ke kasur, dia berlari ke kamar mandi dalam kamar dan menguncinya.
Di dalam sana, Ervin tampak sangat cemas seolah ia diteror oleh sesuatu yang membahayakan nyawanya.
Berdiri sembari bersandar di balik pintu toilet, pandangan Ervin bergerak ke atas ruangan dengan ekspresi memohon.
"Zeus, Apollo, Lucifer, Gatot Kaca, siapa pun orang yang hebat, tolong bantu aku dalam menghadapi sepuluh keponakanku yang akan datang! Kumohon bantu aku, Dewa Zeus Gacor! Setidaknya, tolong lambatkan waktu untukku agar aku bisa mempersiapkan diri untuk menghadapi mereka semua. Tolong ... aku benar-benar belum siap ...."
Ervin memohon ke langit dengan suara yang lirih dan erdengar pasrah. Dia berlutut di lantai kamar mandi dengan wajah yang depresi.
Pemuda ini punya ketakutan tersendiri terhadap keponakannya, mungkin dia punya phobia keponakan di dalam dirinya.
"Tidak, aku tak boleh takut. Aku harus berani menghadapi mereka, bagaimana juga, mereka semua adalah keponakanku," gumam Elvin sambil mengepalkan tinjunya di atas lantai kamar mandi.
Penampilan Ervin seperti seorang MC yang mendapatkan kekuatan tersembunyi, dan memiliki niat berjuang yang tinggi.
"Yosh! Aku akan berjuang untuk hidup bersama mereka!! Demi Keluarga Karl! Ura!!"
Dengan seruan yang keluar dari mulutnya, Ervin melakukan kegiatan selanjutnya dengan penuh kegigihan dan keseriusan yang tinggi.
Di saat mandi pun, dia menggosok tubuhnya dengan mata yang tajam dan penuh kebulatan tekad.
Namun, Ervin tidak tahu bahwa tubuhnya mengalami perubahan yang luar biasa.
"Aneh, mengapa daki hitam di tubuhku banyak sekali? Air di bak saja sampai menjadi keruh."
Keluar dari kamar mandi, sebuah perasaan aneh memenuhi tubuh dan pikirannya.
Ervin menggelengkan kepalanya, mencoba mengabaikan keanehan pada dirinya. Dia mengambil baju yang ada di atas kasur dan segera mengenakannya dengan cepat, kemudia mengambil ponsel yang ia lempar untuk melihat jam.
"Sudah jam sembilan pagi? Aku menghabiskan satu jam di dalam kamar mandi? Aneh." Ervin terkejut saat tahu dirinya sudah terlalu lama saat mandi.
Wajar saja, dia sudah menghabiskan banyak air untuk memastikan tubuhnya benar-benar bersih dari banyak daki hitam yang luntur dan berjatuhan.
Tidak tahu kenapa tubuhnya menghasilkan banyak kotoran. Mungkin karena dirinya belum mandi 3 hari.
Duduk di atas kasur, Ervin bergumam, "Seharusnya, mereka akan tiba sebentar lagi—"
Tok! Tok! Tok!
"Paman!! Buka pintunya!"
"Paman, aku datang!!!"
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 61 Episodes
Comments
miyamura kun~
admin slot 🗿
2024-04-05
0
Hyung-Nim
uraaaaaa uraaaaaa
2024-01-27
0
PHOENIX UNGU
jam 3 malam atau jam 3 pagi
2023-12-07
0