Bab 14: Pertolongan Cepat

Jauh di depan mobil mereka yang terjebak macet, tepatnya di depan kemacetan yang terjadi dengan jarak lebih dari ratusan meter dari mobil mereka berada, Ervin bisa melihat sesosok kakek berhenti di tengah jalan dengan kondisi pingsan.

Dengan menggunakan matanya yang tajam, pemandangan itu bisa dilihat jarak yang jauh dan sulit dijangkau oleh mata manusia normal.

Kakek itu sedang menyetir mobil dan berhenti di jalan dengan posisi mobil miring hingga menghalangi jalan.

Salah satu faktor mengapa tiba-tiba macet makin parah di ruas jalan Kota Jakarta yang Ervin lalui.

Mengetahui ini, Ervin memiliki pilihan di dalam hatinya, yakni memutuskan untuk menolong kakek tersebut.

"Bang Eric, aku turun ke mobil untuk membantu menyelesaikan ini. Kalian terus berjalan sampai kemacetan menghilang."

Setelah mengatakan kalimat itu, pintu mobil Ervin buka di tengah-tengah kemacetan yang kian parah.

Eric menjadi ingin tahu, dan bertanya melirik Ervin di luar mobil, "Ada di depan sana? Kamu melihat sesuatu?"

"Benar, ada seorang kakek yang pingsan di dalam mobil. Anehnya, orang-orang tak bisa menyelesaikan masalah ini," jawab Ervin dengan cepat.

"Bagaimana kamu bisa tahu?"

Sebuah keheranan datang di dalam pikiran Eric. Pasalnya dia sama sekali tidak melihat kakek yang dibicarakan Ervin dari sini.

"Aku bisa melihatnya di kejauhan, aku pergi dahulu!"

Tanpa menunggu Eric bertanya lagi, Ervin berlari cepat di antara kemacetan yang padat di jalan raya ini. Melewati berbagai sepeda motor dan mobil yang terjebak macet dengan banyak sekali gerakan sederhana semi-parkour.

Beberapa orang yang ada di dalam mobil dan ada di atas jok sepeda motor melihat Ervin yang berlari dengan penampilan tampak dan keren.

Mereka tidak mempermasalahkan ini karena Ervin juga tak merusak apa pun saat berlari.

Tidak lama kemudian, sosok Ervin tiba di sebuah mobil sedan berukuran kecil yang terlihat sedikit tergelincir.

Seorang kakek-kakek yang pingsan ada di dalam mobil ini.

Beberapa orang mengerubungi mobil ini dan mereka sedang mencari cara untuk membukanya.

"Kaca mobilnya dikunci dari dalam! Kita tidak bisa membukanya!"

"Tolong ambil batu atau apa pun itu yang keras! Asalkan jangan yang panjang dan keras!"

"Apa yang sebenarnya terjadi dengan pengemudi di dalam?"

"Mengapa ada seorang kakek tua menyetir mobil? Ke mana anak dan cucunya?"

"..."

Diskusi bisa didengar di dalam gendang telinga Ervin ketika ia berdiri untuk melihat lebih dekat mobil.

Setelah mendengar semua diskusi itu, sebuah keputusan cepat diambil oleh Ervin tanpa banyak berpikir.

Tidak tahu apa yang membuatnya bisa mengambil keputusan itu.

Jadi, Ervin meminta beberapa orang menjauh dari salah satu bagian kaca.

Di depan semua orang, tinju tangan kanan Ervin melayang dan menabrak kaca pintu mobil bagian belakang.

Duar!

Suara kaca pecah terdengar memasuki telinga semua orang yang dekat dengan posisi berdiri Ervin.

Selanjutnya, Ervin mengulurkan tangannya ke dalam mobil melalui pintu mobil yang kacanya berhasil ia pecahkan, dan membuka pintu mobil dari dalam.

Semua orang bisa melihat bahwa tangan Ervin sedikit berdarah dan mengeluarkan beberapa tetesan darah akibat menghancurkan kaca dengan tinju mentah tanpa dibungkus sesuatu kepala tangannya.

Ervin mengabaikan rasa sakit ini, kemudian dia masuk ke mobil untuk membukakan semua pintu mobil dari dalam.

Keempat pintu mobil terbuka semuanya oleh Ervin dan mereka semua bergerak menolong kakek tua yang pingsan di dalam.

Tak lama berselang, ambulans datang dan kakek tua tersebut berhasil dibawa ke rumah sakit dengan cepat.

Mobil kakek tua ini dipinggirkan terlebih dahulu orang-orang sambil menelepon nomor keluarga dari kakek tua ini.

Ervin, orang yang menghancurkan kaca untuk membuka semua pintu dengan cepat sehingga kesempatan kakek tua itu untuk dirawat telah menghilang.

Semua orang tidak menyadari ke mana Ervin pergi.

Usai membuka mobil, Ervin diam-diam pergi ketika semua orang berbondong-bondong menggendong kakek tua itu dan memindahkan mobil.

Awalnya, Ervin ingin membantu menggotong tubuh kakek itu, tetapi ia pikir tidak perlu karena ada banyak orang yang ingin menolong.

Memberikan peluang untuk orang lain ikut menolong, tidak hanya Ervin yang bergerak dalam pertolongan ini.

Ervin cepat kembali ke mobil dengan bantal jari-jari tangan kanannya memerah dan ada darah.

Luka ini Ervin sembunyikan di dalam saku celananya hingga masuk ke dalam mobil.

"Bagaimana? Sudah selesai?" tanya Eric yang penasaran dengan hasilnya.

Mengambil sabuk pengaman mobil, Ervin bersiap untuk berangkat bersama mobilnya, mencari tempat bagian tempat duduk yang nyaman dan menjawab, "Sudah, kakek itu sudah dievakuasi dan dibawa ke rumah sakit. Lihat jalannya, mobil di depan mulai berjalan ke depan."

Eric bisa melihat mobil di depannya mulai bergerak maju, kemacetan perlahan memudar dan mereka bisa melanjutkan perjalanan pulang.

Keponakan-keponakan Ervin ingin tahu alasan pamannya keluar dari mobil barusan.

"Paman, kamu tadi ke mana?" tanya Luna dengan rasa ingin tahu.

Menoleh ke belakang, Ervin menjawab, "Paman pergi ke depan kemacetan untuk membantu seorang kakek yang pingsan."

"Membantu? Paman yakin membantunya? Aku lihat paman selalu merecoki nenek kalau sedang memasak, bukannya cepat selesai malah makin lama selesainya," celetuk Roni dengan ucapan yang jujur.

Wajah Ervin berubah mendengar ini, ucapan Roni membuat Ervin sedikit naik darah.

"Tentu saja Paman membantu. Kalau tidak membantu, tidak mungkin kemacetan ini menghilang."

"Bisa saja itu kebetulan," ucap Deo secara spontan.

Semua keponakannya skeptis terhadap paman sendiri. Inilah yang membuat Ervin takut dengan mereka sebelumnya.

Untungnya, ada Sistem yang membantu Ervin untuk melawan mereka dan memanfaatkan mereka.

"Terserah kalian saja, terpenting Paman sudah memberi tahu yang sebenarnya." Ervin melambaikan tangan kanannya dan menoleh kembali ke arah depan mobil.

Namun, Ervin tidak sadar bahwa luka pada tangannya sempat terlihat oleh keponakannya dan itu membuat mereka terdiam sejenak.

"Paman! Tangan kamu kenapa?!"

Semua keponakan Ervin berteriak dan bertanya dengan jeritan yang membuat telinga sakit.

Di dalam ruang IGD rumah sakit, seorang wanita cantik sedang berbicara dengan suster begitu serius.

"Suster, apa yang sebenarnya terjadi pada kakek?" tanya wanita cantik itu kepada perawat di sampingnya.

Wajahnya terlihat panik dengan kekhawatiran yang besar.

Suster atau perawat itu dengan tenang menjelaskan, "Kakek Anda pingsan menurut petugas yang membawa kakek Anda ke sini. Kalau tidak salah mendengar, ada seorang pria muda yang memberanikan diri untuk menghancurkan kaca mobil dan membuka pintu mobil yang terkunci seluruhnya. Untungnya, ada pria itu, kalau tidak, kakek Anda tidak bisa diselamatkan karena lambat dalam mendapatkan pertolongan."

"Seorang pria muda?" Wanita itu terkejut sesaat, kemudian bertanya, "Apakah suster tahu siapa pria itu?"

"Tidak tahu, aku tidak ikut naik ke ambulans. Coba tanyakan kepada petugas ambulans yang di luar."

Terpopuler

Comments

Kang Comen

Kang Comen

ini bocil Roni calon pling cocok untuk menjdi jendral

2023-11-05

3

the Amay one

the Amay one

👍🏿👍🏿

2023-08-15

2

Dragonoid

Dragonoid

next tor

2023-08-14

3

lihat semua
Episodes
1 Bab 1: Berita Mendadak
2 Bab 2: Kejutan Luar Biasa
3 Bab 3: Perubahan Mendadak
4 Bab 4: Mobil Pertama
5 Bab 5: Masuk ke Mall
6 Bab 6: Bocah Lugu
7 Bab 7: Menonton Film
8 Bab 8: Aku Tidak Punya Musuh
9 Bab 9: Kejujuran Berbohong Ervin
10 Bab 10: Impian Papa
11 Bab 11: Pergi Mendadak
12 Bab 12: Sejarah Monas
13 Bab 13: Roni Pengacau
14 Bab 14: Pertolongan Cepat
15 Bab 15: Roni Menangis
16 Bab 16: Burung Kecil
17 Bab 17: Pergi ke Pantai
18 Bab 18: Berteman
19 Bab 19: Sakit Hati
20 Bab 20: Keras Kepala
21 Bab 21: Bang Adam Selamat
22 Bab 22: Sebuah Pengungkapan
23 Bab 23: Orang Bodoh
24 Bab 24: Wanita Ervin?
25 Bab 25: Undangan Nindya
26 Bab 26: Orang Tak Dikenal
27 Bab 27: Teman Lama
28 Bab 28: Pergi Reuni
29 Bab 29: Masuk ke Restoran
30 Bab 30: Fitri yang Aneh
31 Bab 31: Masalah Joni
32 Bab 32: Penipu Payah
33 Bab 33: Berbahagia Bersama
34 Bab 34: Ide Bisnis
35 Bab 35: Bingung Menghabiskan Uang
36 Bab 36: Menceritakan Nindya
37 Bab 37: Ketegasan Niat
38 Bab 38: Kedatangan Nindya
39 Bab 39: Pria Culun
40 Bab 40: Negosiasi Bibit Lele
41 Bab 41: Keributan Keluarga Orang
42 Bab 42: Kemajuan
43 Bab 43: Persiapan ke Rumah Nindya
44 Bab 44: Berangkat ke Rumah Nindya
45 Bab 45: Setetes Kebahagiaan
46 Bab 46: Kekhawatiran Ervin
47 Bab 47: Bertemu dengan Kakek
48 Bab 48: Bertarung dengan Pengawal
49 Bab 49: Pertanyaan Mengejutkan
50 Bab 50: Pergantian Tahun
51 Bab 51: Pergi ke Kebun Binatang
52 Bab 52: Keseruan Kebun Binatang
53 Bab 53: Keponakan Mulut Tajam
54 Bab 54: Ditinggal Sendiri
55 Bab 55: Nasihat Roni
56 Bab 56: Pulang dari Kebun Binatang
57 Bab 57: Nindya Selingkuh
58 Bab 58: Ajakan Antusias
59 Bab 59: Keponakan yang Rewel
60 Bab 60: Selesai berjalan-jalan
61 Bab 61: Pindah ke Rumah Baru
Episodes

Updated 61 Episodes

1
Bab 1: Berita Mendadak
2
Bab 2: Kejutan Luar Biasa
3
Bab 3: Perubahan Mendadak
4
Bab 4: Mobil Pertama
5
Bab 5: Masuk ke Mall
6
Bab 6: Bocah Lugu
7
Bab 7: Menonton Film
8
Bab 8: Aku Tidak Punya Musuh
9
Bab 9: Kejujuran Berbohong Ervin
10
Bab 10: Impian Papa
11
Bab 11: Pergi Mendadak
12
Bab 12: Sejarah Monas
13
Bab 13: Roni Pengacau
14
Bab 14: Pertolongan Cepat
15
Bab 15: Roni Menangis
16
Bab 16: Burung Kecil
17
Bab 17: Pergi ke Pantai
18
Bab 18: Berteman
19
Bab 19: Sakit Hati
20
Bab 20: Keras Kepala
21
Bab 21: Bang Adam Selamat
22
Bab 22: Sebuah Pengungkapan
23
Bab 23: Orang Bodoh
24
Bab 24: Wanita Ervin?
25
Bab 25: Undangan Nindya
26
Bab 26: Orang Tak Dikenal
27
Bab 27: Teman Lama
28
Bab 28: Pergi Reuni
29
Bab 29: Masuk ke Restoran
30
Bab 30: Fitri yang Aneh
31
Bab 31: Masalah Joni
32
Bab 32: Penipu Payah
33
Bab 33: Berbahagia Bersama
34
Bab 34: Ide Bisnis
35
Bab 35: Bingung Menghabiskan Uang
36
Bab 36: Menceritakan Nindya
37
Bab 37: Ketegasan Niat
38
Bab 38: Kedatangan Nindya
39
Bab 39: Pria Culun
40
Bab 40: Negosiasi Bibit Lele
41
Bab 41: Keributan Keluarga Orang
42
Bab 42: Kemajuan
43
Bab 43: Persiapan ke Rumah Nindya
44
Bab 44: Berangkat ke Rumah Nindya
45
Bab 45: Setetes Kebahagiaan
46
Bab 46: Kekhawatiran Ervin
47
Bab 47: Bertemu dengan Kakek
48
Bab 48: Bertarung dengan Pengawal
49
Bab 49: Pertanyaan Mengejutkan
50
Bab 50: Pergantian Tahun
51
Bab 51: Pergi ke Kebun Binatang
52
Bab 52: Keseruan Kebun Binatang
53
Bab 53: Keponakan Mulut Tajam
54
Bab 54: Ditinggal Sendiri
55
Bab 55: Nasihat Roni
56
Bab 56: Pulang dari Kebun Binatang
57
Bab 57: Nindya Selingkuh
58
Bab 58: Ajakan Antusias
59
Bab 59: Keponakan yang Rewel
60
Bab 60: Selesai berjalan-jalan
61
Bab 61: Pindah ke Rumah Baru

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!