Bab 17: Pergi ke Pantai

"Uhuk!"

Ervin terbatuk mendengar ucapan Roni dan keponakannya yang lain. Mereka benar-benar seperti anak liar. Mulut mereka tak bisa ditahan sama sekali.

Membiarkan dirinya dibawa oleh keponakannya, Ervin mengabaikan banyak tatapan dari orang-orang yang ada di sekitar Pantai Ancol.

Banyak sekali mata yang mengarahkan pandangannya ke sosok Ervin yang tak mengenakan pakaian atas, hanya mengenakan celana pendek untuk renang.

Tubuhnya yang dibungkus oleh otot ramping tak berlebihan ini membuat semua mata mau tidak mau harus melirik karena terlalu menarik.

Rasa malu tetap muncul meski sudah ditahan dan berusaha mengabaikan banyak tatapan mata orang-orang.

"Kalian, Paman tidak enak seperti ini, paman ingin mengenakan pakaian dahulu," ucap Ervin dengan pipinya yang memerah.

Semua wanita yang melihat wajah tampan Ervin yang malu tersipu, tidak tahan untuk tidak memotret sosok Ervin dan membagikan fotonya ke teman-teman lingkaran pergaulannya.

Banyak dari mereka yang berdiskusi ingin mendekati Ervin, tetapi tidak ada yang berani karena sosok Ervin mirip dengan pria yang ada di dalam mimpi indah mereka semuanya.

Benar, sosok Ervin begitu tampan, bahkan orang tua yang datang bersama anaknya menganggap Ervin adalah anak dari pasangan artis.

Luna memandang Ervin yang berotot dengan pipi sedikit malu, kemudian berkata, "Paman, lebih bagus seperti ini, semua orang menyukai tubuh Paman."

"Benar! Wanita suka dengan otot, papa memberi tahu aku tentang itu," tambah Deo membenarkan ucapan Luna.

"Lihat ke sekeliling, Paman! Banyak sekali kakak-kakak cantik di sekitar yang melihat tubuh paman dengan tatapan senang, seperti kucing yang ingin berkembang biak!" sambung Roni dengan kalimat yang luar biasa.

Mendengar semua ucapan dan perkataan keponakannya, dia memang harus mengenakan pakaian atas.

Semua orang sempat mendengar ucapan keponakan Ervin, dan mereka pura-pura tidak mendengar apa pun, terus melanjutkan melihat keindahan dunia.

"Kalian tunggu di sini bersama Ayah Deo, jangan nakal."

Setelah mengatakan itu, Ervin melirik Bang Adam sambil mengangguk, kemudian dia berlari kembali ke tempat di mana mereka berganti baju.

Dengan cepat Ervin mengenakan pakaian atasnya dan kembali bersama Kak Flora ke pantai.

Kakak Flora mengenakan baju renang yang tertutup karena di Indonesia ini, selain pantai di Bali, direkomendasikan untuk menggunakan pakaian renang yang tertutup, tidak terbuka dan hanya mengenakan bikini yang kurang sopan.

Itu juga yang membuat Ervin memilih untuk kembali dan mengenakan pakaian atasnya.

Setalah Ervin dan Kak Flora ke pantai, mereka semua mulai bermain air laut dan pasir pantai.

Walaupun Ervin sudah memakai baju atasnya, para wanita masih banyak yang diam-diam mengambil gambar dan foto Ervin.

Mereka ketika ingin memotret Ervin, ponsel di tangannya dengan jelas mengarah ke arah Ervin, dan ini langsung diketahui oleh Ervin sendiri, mereka tidak berbakat menjadi paparazi andal.

Roni dan yang lainnya belum berani masuk ke dalam air laut karena ombaknya menurut mereka keras. Jadi, mereka memutuskan untuk bermain pasir.

Sebagai paman yang baik dan selalu menemani keponakannya, Ervin ikut bermain pasir dengan mereka.

Dengan kreativitas yang terpendam di dalam tubuhnya, kedua tangan Ervin menekan dan memijat pasir hingga membentuk sebuah bangunan kecil.

Bukan bangunan lebih tepatnya, ini mirip dengan rumah karakter kartun bintang laut pink.

Bentuknya hanya setengah lingkaran dan mirip dicetak menggunakan batok kelapa.

Duar!

Bokong kecil terjun dan menghancurkan karya Ervin yang dibuat selama 5 menit lamanya.

Ervin terkejut dan segera melihat pemilik bokong itu, ternyata Farid yang menghancurkan bangunan pasirnya.

"Huaa!!"

Sebelum Ervin berbicara, Farid menangis keras dan memeluk Ervin dengan tangisan yang perih. Perih di gendang telinganya.

Farid, keponakan laki-laki Ervin yang memiliki karakter mudah menangis. Sejak dirinya lahir saja sudah menangis.

"Paman, huaa!!" Farid ingin mengatakan sesuatu, tetapi tertahan oleh tangisannya sendiri.

Tiba-tiba Luna datang dengan keponakan yang lain, melaporkan kejadian bagaimana Farid terjatuh.

Menunjuk ke Roni, Luna berkata pada Ervin, "Paman, Roni nakal, dia mendorong Farid sampai terjatuh."

"Benar, dia mendorong Farid!" Lili membenarkan ucapan Luna.

Putri, Zara, dan Tiada mengangguk tegas, ikut membenarkan ucapan Luna.

Roni yang ingin membela diri dengan keras langsung membatalkan niatnya, melihat mereka semua kompak menyalahkannya.

"Maaf, Paman, aku tidak sengaja mendorong. Aku tidak benar-benar berniat mendorong Farid," kata Roni dengan wajah bersalah.

Wajah Ervin yang tidak senang sekejap berubah, kemudian dia tersenyum dan mengangguk. "Minta maaf kepada Farid jika kamu merasa bersalah."

"Baik, Paman."

Farid yang menangis di dalam pelukan Ervin segera berhenti dan melirik Roni dengan wajah yang sangat sedih.

Berikutnya, Roni mengucapkan permintaan maafnya kepada Farid, terdengar tulus dan sungguh-sungguh.

Alasan Roni mendorong Farid adalah kaki Farid menginjak kakinya tanpa sengaja. Refleks Roni mendorong Farid, tenaga yang dikeluarkan berlebihan sehingga membuatnya terjatuh.

Setelah itu, Ervin menggendong Farid ke Kak Flora untuk diobati, bokongnya mungkin merah karena sakit terbentur.

Saat digendong, Farid kembali menangis hingga dirinya diserahkan ke Kak Flora yang ada di tempat di mana baju dan barang-barang mereka disimpan.

Kak Flora tidak begitu senang berenang, dia mengawasi dari jauh.

Ketika Farid jatuh pun, Kak Flora hendak membantu, tetapi dia melihat di sana ada Ervin. Jadi, tak perlu ke sana dan menunggu Ervin membawa Farid ke dirinya.

Kembali ke keponakan yang lain, kali ini Ervin mengajak bermain keponakannya bermain pasir bersama-sama, tidak sendiri-sendiri lagi.

Sayangnya, Ervin salah mengajak orang.

Sekarang dia sedang dikubur oleh semua keponakannya dan hanya tersisa kepalanya yang terungkap.

Sementara badannya sungguhan ditutup oleh pasir yang banyak sehingga terlihat sedang dikubur.

"Hahaha! Paman dikubur!"

"Cuma kepalanya yang terlihat, hahaha!"

"Paman, bagaimana rasanya dikubur hidup-hidup?"

"Paman, apakah kamu ingin dikubur juga kepalanya?"

"..."

Begitu telinga Ervin mendengar ucapan terakhir dari keponakannya, suasana hati Ervin menjadi tidak baik. Dia takut kepalanya ditimbun oleh pasir, seperti apa yang terjadi pada tubuhnya.

"Ayo tinggalkan paman di sini sendiri! Biar paman terkubur di sini selamanya!" ajak Roni dengan tawa pada ucapannya.

Dengan ajakan Roni, semua keponakan Ervin berlari menjauh meninggalkan Ervin sendiri.

Ervin menggelengkan kepalanya melihat keisengan anak-anak kecil ini.

"Iya, Bu! Aku pasti bermain di bibir pantai saja, tidak jauh-jauh, kok!"

Suara dari wanita dewasa terdengar memasuki telinga Ervin.

Seorang wanita sedang berjalan mundur sambil melihat ke arah keluarganya yang duduk di tempat penyimpanan tas mereka masing-masing.

Tampaknya, wanita ini sedang mengobrol dengan ibunya sendiri.

Akan tetapi, wanita ini terus mengobrol sambil berjalan mundur tanpa melihat ke belakang.

Tidak lama berselang, wanita itu berjalan dan kebetulan melangkahi kepala Ervin yang ada di bawahnya.

Ervin yang berniat ingin berdiri seketika tertegun lantaran melihat sebuah rok wanita melintas tepat di atas wajahnya, menampilkan suatu pemandangan yang luar biasa.

"Sejak kapan kue apem dibungkus gambar stroberi?" ucap Ervin tanpa sadar.

Wanita yang tak sengaja melewati Ervin langsung tersadar karena rok panjangnya terasa tertahan sedikit.

"Eh, ada kepala?"

Terpopuler

Comments

Vinnie Alder

Vinnie Alder

Minta di segel mulut nya nih anak satu

2023-08-22

6

TUAN AMIR

TUAN AMIR

lanjut thor

2023-08-17

3

NorseMolee

NorseMolee

gas thorr lanjutkan 💪💪💪

2023-08-17

3

lihat semua
Episodes
1 Bab 1: Berita Mendadak
2 Bab 2: Kejutan Luar Biasa
3 Bab 3: Perubahan Mendadak
4 Bab 4: Mobil Pertama
5 Bab 5: Masuk ke Mall
6 Bab 6: Bocah Lugu
7 Bab 7: Menonton Film
8 Bab 8: Aku Tidak Punya Musuh
9 Bab 9: Kejujuran Berbohong Ervin
10 Bab 10: Impian Papa
11 Bab 11: Pergi Mendadak
12 Bab 12: Sejarah Monas
13 Bab 13: Roni Pengacau
14 Bab 14: Pertolongan Cepat
15 Bab 15: Roni Menangis
16 Bab 16: Burung Kecil
17 Bab 17: Pergi ke Pantai
18 Bab 18: Berteman
19 Bab 19: Sakit Hati
20 Bab 20: Keras Kepala
21 Bab 21: Bang Adam Selamat
22 Bab 22: Sebuah Pengungkapan
23 Bab 23: Orang Bodoh
24 Bab 24: Wanita Ervin?
25 Bab 25: Undangan Nindya
26 Bab 26: Orang Tak Dikenal
27 Bab 27: Teman Lama
28 Bab 28: Pergi Reuni
29 Bab 29: Masuk ke Restoran
30 Bab 30: Fitri yang Aneh
31 Bab 31: Masalah Joni
32 Bab 32: Penipu Payah
33 Bab 33: Berbahagia Bersama
34 Bab 34: Ide Bisnis
35 Bab 35: Bingung Menghabiskan Uang
36 Bab 36: Menceritakan Nindya
37 Bab 37: Ketegasan Niat
38 Bab 38: Kedatangan Nindya
39 Bab 39: Pria Culun
40 Bab 40: Negosiasi Bibit Lele
41 Bab 41: Keributan Keluarga Orang
42 Bab 42: Kemajuan
43 Bab 43: Persiapan ke Rumah Nindya
44 Bab 44: Berangkat ke Rumah Nindya
45 Bab 45: Setetes Kebahagiaan
46 Bab 46: Kekhawatiran Ervin
47 Bab 47: Bertemu dengan Kakek
48 Bab 48: Bertarung dengan Pengawal
49 Bab 49: Pertanyaan Mengejutkan
50 Bab 50: Pergantian Tahun
51 Bab 51: Pergi ke Kebun Binatang
52 Bab 52: Keseruan Kebun Binatang
53 Bab 53: Keponakan Mulut Tajam
54 Bab 54: Ditinggal Sendiri
55 Bab 55: Nasihat Roni
56 Bab 56: Pulang dari Kebun Binatang
57 Bab 57: Nindya Selingkuh
58 Bab 58: Ajakan Antusias
59 Bab 59: Keponakan yang Rewel
60 Bab 60: Selesai berjalan-jalan
61 Bab 61: Pindah ke Rumah Baru
Episodes

Updated 61 Episodes

1
Bab 1: Berita Mendadak
2
Bab 2: Kejutan Luar Biasa
3
Bab 3: Perubahan Mendadak
4
Bab 4: Mobil Pertama
5
Bab 5: Masuk ke Mall
6
Bab 6: Bocah Lugu
7
Bab 7: Menonton Film
8
Bab 8: Aku Tidak Punya Musuh
9
Bab 9: Kejujuran Berbohong Ervin
10
Bab 10: Impian Papa
11
Bab 11: Pergi Mendadak
12
Bab 12: Sejarah Monas
13
Bab 13: Roni Pengacau
14
Bab 14: Pertolongan Cepat
15
Bab 15: Roni Menangis
16
Bab 16: Burung Kecil
17
Bab 17: Pergi ke Pantai
18
Bab 18: Berteman
19
Bab 19: Sakit Hati
20
Bab 20: Keras Kepala
21
Bab 21: Bang Adam Selamat
22
Bab 22: Sebuah Pengungkapan
23
Bab 23: Orang Bodoh
24
Bab 24: Wanita Ervin?
25
Bab 25: Undangan Nindya
26
Bab 26: Orang Tak Dikenal
27
Bab 27: Teman Lama
28
Bab 28: Pergi Reuni
29
Bab 29: Masuk ke Restoran
30
Bab 30: Fitri yang Aneh
31
Bab 31: Masalah Joni
32
Bab 32: Penipu Payah
33
Bab 33: Berbahagia Bersama
34
Bab 34: Ide Bisnis
35
Bab 35: Bingung Menghabiskan Uang
36
Bab 36: Menceritakan Nindya
37
Bab 37: Ketegasan Niat
38
Bab 38: Kedatangan Nindya
39
Bab 39: Pria Culun
40
Bab 40: Negosiasi Bibit Lele
41
Bab 41: Keributan Keluarga Orang
42
Bab 42: Kemajuan
43
Bab 43: Persiapan ke Rumah Nindya
44
Bab 44: Berangkat ke Rumah Nindya
45
Bab 45: Setetes Kebahagiaan
46
Bab 46: Kekhawatiran Ervin
47
Bab 47: Bertemu dengan Kakek
48
Bab 48: Bertarung dengan Pengawal
49
Bab 49: Pertanyaan Mengejutkan
50
Bab 50: Pergantian Tahun
51
Bab 51: Pergi ke Kebun Binatang
52
Bab 52: Keseruan Kebun Binatang
53
Bab 53: Keponakan Mulut Tajam
54
Bab 54: Ditinggal Sendiri
55
Bab 55: Nasihat Roni
56
Bab 56: Pulang dari Kebun Binatang
57
Bab 57: Nindya Selingkuh
58
Bab 58: Ajakan Antusias
59
Bab 59: Keponakan yang Rewel
60
Bab 60: Selesai berjalan-jalan
61
Bab 61: Pindah ke Rumah Baru

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!