18. Keinginan Talita

Mas Priyatno!"

Talita tertegun melihat Priya sudah berdiri di belakangnya. Segera dia menyeka pipi untuk kedua kali dan menggeserkan diri memberikan tempat yang cukup untuk Priya.

"Ck, panggil aku Priya! P-R-I-Y-A! Jangan Priyatno!" ucap Priya yang sebal jika ada seseorang memanggil nama lengkapnya. Tapi detik berikutnya, dia kembali menatap Talita dengan sorot mata iba. "Ta, kamu sedih dicuekin Mas Faras?"

Talita terkekeh seraya menundukkan kepala menatap kedua kakinya yang menginjak-injak rumput taman.

"Sedih? Enggak juga."

Priya menarik nafas panjang sebelum berkata, "Aku tahu kamu jatuh hati sama Mas Faras. Iya kan?"

Talita tersentak, memegang kedua pipinya yang entah kenapa menjadi terasa lebih hangat. Pasti sekarang kedua pipi Talita sudah bersemu merah.

"Memangnya aku kelihatan banget suka sama Mas Faras ya?"

Priya mengangguk sebagai jawaban. "Kelihatan dari cara kamu natap Mas Faras dan kamu yang selalu diam-diam mencuri pandang ke arah Mas Faras. Kelihatan banget, Ta."

Kini giliran Talita yang menarik nafas panjang. Dia melempar pandangan ke ujung taman yang dihiasi bunga anggrek. Namun, sorot mata Talita terlihat kosong. Pikirannya melayang kepada nasib percintaan yang tragis.

"Aku harusnya sadar diri, Mas Priya. Mana mungkin sih Mas Faras bisa suka sama aku. Aku ini kan cuma gadis kampung, miskin, nggak berpendidikan," meski tak ada lagi air mata yang tumpah, namun suara Talita masih terdengar terisak.

Membuat Priya menoleh memandang wajah Talita dengan lekat. Jika dipandang dari dekat, Talita memiliki wajah yang rupawan. Hidungnya memang tak semancung aktris hasil operasi plastik, tapi wajah Talita putih bersih dan yang paling penting ialah mulus.

Talita memiliki bibir penuh yang jika dipoles lipstik merah akan terlihat menggoda. Ditambah lagi bola mata hitam yang bulat nan bening.

"Nggak ada yang nggak mungkin. Kamu itu cantik, Ta. Dan siapa bilang kamu miskin? Kamu bakal punya uang 1 M di rekening kamu. Kamu bisa gunakan uang itu untuk apapun yang kamu mau."

Talita masih terdiam. Dia tak tahu harus menanggapi apa dari ucapan Priya. Maka dia pun hanya menunduk memandang rumput hijau yang basah oleh udara malam.

Priya melingkarkan lengan di pundak Talita dan mengusapnya dengan lembut. Dia merasa iba dengan apa yang dialami gadis belia itu. Menurut Priya, semua orang berhak mencintai siapapun yang mereka pilih.

"Lagipula," kata Priya melanjutkan. "Kamu itu masih muda. Perjalanan kamu masih panjang. Aku sarankan kamu itu kejar mimpi kamu dulu, Ta."

Talita menganggukkan kepala. Satu tangannya pun melingkar di pinggang Priya lalu menyandarkan kepala di pundak laki-laki itu.

Satu hal yang baru Talita ketahui, meskipun setiap hari Priya selalu berkelakuan gemulai, tapi ternyata laki-laki itu memiliki sifat yang berwibawa dan dewasa.

"Makasih atas sarannya, Mas Priya," ucap Talita yang masih menyandarkan kepala di pundak Priya. Orang asing yang melihat pasti akan mengira mereka adalah sepasang kekasih. "Mas Priya bener juga. Buat apa aku nangis masalah cinta. Harusnya aku fokus untuk kejar mimpi aku, bahagiakan ibu dan juga Ulfa."

Talita tertawa sumbang. Seketika teringat olehnya bagaimana rumitnya hubungan Melani dengan Baron yang tak mendapatkan restu orang tua.

Sekalipun seandainya Talita mendapatkan cinta dari Faras, mereka berdua tak akan mungkin bisa bersama. Kehidupan mereka bagaikan langit dan bumi. Talita ragu jika orang tua Faras mau menerima dia dan juga keluarganya.

Talita menghirup udara malam sebanyak-banyaknya ke dalam rongga dada. Tangan Talita terkepal kuat. Dia tak sabar ingin segera mengakhiri sandirawa ini dan mendapatkan uang satu milyar.

Talita sudah membulatkan tekad untuk pergi sejauh mungkin dari Faras setelah dia mendapatkan uang yang telah dijanjikan.

Getaran ponsel di saku Priya membuat mereka harus melepaskan pelukan. Priya merogoh saku kemejanya untuk mengambil ponsel dan segera mengangkat telepon.

"Iya, iya, Mas Faras. Aku segera ke sana," kata Priya yang kemudian langsung mematikan telepon. Dia menatap Talita dengan raut bersalah. "Ta, maaf aku dicari sama Mas Faras."

Talita mengangguk. Dia sendiri masih ingin berdiam diri di taman itu. Maka Priya pun bergegas untuk masuk kembali ke dalam gedung.

Dia menemui Faras yang ternyata sedang berbincang dengan Natali. Perlahan dia mendekat ke belakang punggung Faras dan tak sengaja mendengar percakapan mereka.

"Apa minggu depan kamu ada waktu kosong? Aku pengin ajak kamu makan malam."

Natali tampak terkejut sekaligus bahagia dengan tawaran Faras. Namun sebisa mungkin dia harus menunjukan rasa biasa saja dan harus tetap elegan.

"Makan malam? Memangnya nggak akan ada yang marah?"

"Enggak. Siapa yang akan marah?"

Bibir Natali seketika melayangkan senyuman. Lalu dia pun mengangguk menyetujui. "Oke, setuju. Minggu depan."

"Minggu depan," sahut Faras mengecup punggung tangan Natali.

Priya berdeham agar Faras tahu akan keberadaannya. Sekali berdeham, Faras dan Natali masih terpaku dengan saling menatap satu sama lain. Sehingga Priya berdeham lebih keras untuk kedua kalinya.

Faras melirik sebal pada Priya. Dia memang meminta Priya untuk segera mendatanginya tapi bukan untuk mengganggu momen dirinya bersama Natali.

"Kenapa kamu, Priyatno?" tanya Faras kesal.

"Ini, Mas. Nggak sengaja ada serangga masuk ke mulut," jawab Priya seasalnya. Dia menoleh pada Natali yang masih berdiri di dekat mereka. "Natali, maaf ya? Pinjem dulu Mas Farasnya. Ada urusan penting."

Natali mengangguk dan Priya pun buru-buru menarik lengan Faras untuk mencari tempat yang agak jauh dari Natali. Priya membawa Faras ke tangga darurat dimana jarang ada orang lewat kesana.

"Apa sih, Priyatno? Kamu itu ganggu aku aja," Faras menghempaskan tangan, membebaskan diri dari cengkraman tangan Priya.

"Mas Faras, aku tahu Mas itu suka sama Natali dari dulu tapi..."

"Kalau sudah tahu, ya sudah. Diem aja! Nggak usah ikut campur!" Faras berteriak penuh amarah pada Priya.

Dua laki-laki itu saling melayangkan tatapan tajam, berdiam dalam sepi, hanya terdengar suara derap langkah dan gelak tawa dari kejauhan.

Sejak menjadi manager Faras, Priya tahu jika Faras diam-diam menyukai Natali. Mereka berdua satu agensi tapi sayangnya cinta Faras bertepuk sebelah tangan saat mendengar berita Natali yang berpacaran dengan Jackson.

"Kamu tahu sendiri, kan, Pri? Bagaimana aku suka sama Natali? Sejak dulu aku pengin dia jadi pacar aku, tapi dia milik orang lain. Sekarang, waktu yang aku tunggu-tunggu datang juga. Dia sudah putus sama Jackson."

Kerutan wajah Faras menunjukan jika dia sedang sangat marah. Membuat Priya tak berani untuk berkata sepatah kata pun. Dia sendiri pun baru tahu jika Natali kini menjadi wanita lajang.

Pantas saja Faras terlihat gencar mengejar Natali, pikir Priya dalam hati.

Jari telunjuk Faras menekan dada Priya kuat. Dia mendorong dada sang managernya itu hingga mundur satu langkah. Sedangkan tatapan matanya mengisyaratkan bahwa dia sedang memberikan sebuah ultimatum.

"Ini saat-saat yang aku tunggu. Aku pengin Natali. Jadi, kamu jangan ikut campur masalah aku! Ngerti?"

Episodes
1 1. Mencari Pekerjaan
2 2. Gosip (Revisi)
3 3. Pacar Kontrak (Revisi)
4 4. Setuju ( Revisi)
5 5. Akting (Revisi)
6 6. Papi Mami Pulang (Revisi)
7 7. Bersama Melani (Revisi)
8 8. Mengungkit (Revisi)
9 9. Obrolan Berdua (Revisi)
10 10. Membawa Talita (Revisi)
11 11. Suap Menyuap (Revisi)
12 12. Aneh (Revisi)
13 13. Menyelidiki (Revisi)
14 14. Bertemu Sigit (Revisi)
15 15. Akan Putus (Revisi)
16 16. Berharap (Revisi)
17 17. Diabaikan
18 18. Keinginan Talita
19 19. Bertemu Fans Fanatik
20 20. Hambar
21 21. Minta Maaf
22 22. Tidur Malam
23 23. Dilanda Cemburu (Revisi)
24 24. Terjebak Api (Revisi)
25 25. Pengakuan Faras
26 26. Harus Memilih
27 27. Di Dalam Pelukan
28 28. Diam
29 29. Siapa Sigit
30 30. Cuek
31 Hiatus Semantara
32 32. Curhat
33 33. Hutang
34 34. Ungkapan Cinta
35 35. Melamar
36 36. Hubungan Palsu
37 37 Pergi
38 38. Mencari
39 39. Permintaan
40 40. Masalah Keluarga
41 41. Bukan Sekarang
42 42. Menguntit
43 43. Tekad
44 44. Jago Akting
45 Draft
46 46. Faras dan Devon
47 47. Gila
48 48. Jangan Sampai Tahu
49 49. Pelakunya
50 50. Izin
51 51. Kata Hati
52 52.
53 53.
54 54. Rindu
55 55.
56 56
57 57
58 58.
59 59.
60 60.
61 61
62 62
63 63
64 64
65 65
66 66
67 67
68 68
69 69
70 70
71 71
72 Pengumuman
Episodes

Updated 72 Episodes

1
1. Mencari Pekerjaan
2
2. Gosip (Revisi)
3
3. Pacar Kontrak (Revisi)
4
4. Setuju ( Revisi)
5
5. Akting (Revisi)
6
6. Papi Mami Pulang (Revisi)
7
7. Bersama Melani (Revisi)
8
8. Mengungkit (Revisi)
9
9. Obrolan Berdua (Revisi)
10
10. Membawa Talita (Revisi)
11
11. Suap Menyuap (Revisi)
12
12. Aneh (Revisi)
13
13. Menyelidiki (Revisi)
14
14. Bertemu Sigit (Revisi)
15
15. Akan Putus (Revisi)
16
16. Berharap (Revisi)
17
17. Diabaikan
18
18. Keinginan Talita
19
19. Bertemu Fans Fanatik
20
20. Hambar
21
21. Minta Maaf
22
22. Tidur Malam
23
23. Dilanda Cemburu (Revisi)
24
24. Terjebak Api (Revisi)
25
25. Pengakuan Faras
26
26. Harus Memilih
27
27. Di Dalam Pelukan
28
28. Diam
29
29. Siapa Sigit
30
30. Cuek
31
Hiatus Semantara
32
32. Curhat
33
33. Hutang
34
34. Ungkapan Cinta
35
35. Melamar
36
36. Hubungan Palsu
37
37 Pergi
38
38. Mencari
39
39. Permintaan
40
40. Masalah Keluarga
41
41. Bukan Sekarang
42
42. Menguntit
43
43. Tekad
44
44. Jago Akting
45
Draft
46
46. Faras dan Devon
47
47. Gila
48
48. Jangan Sampai Tahu
49
49. Pelakunya
50
50. Izin
51
51. Kata Hati
52
52.
53
53.
54
54. Rindu
55
55.
56
56
57
57
58
58.
59
59.
60
60.
61
61
62
62
63
63
64
64
65
65
66
66
67
67
68
68
69
69
70
70
71
71
72
Pengumuman

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!