"Tapi, kenapa? tidakkah kamu ingin tahu siapa ayahmu?" tanya Rose bingung.
Kaivan menggeleng pelan, "ayahku meninggalkanku bersama ibu kejam seperti itu, bagaimana aku bisa percaya padanya, tidak ada jaminan dia lebih baik dari ibuku kan?"
Rose yang mendengar itu jadi ikutan sedih, dia pun memeluk pipi Kaivan yang dingin itu dan mengusap pipinya dengan tangan mungilnya.
"Sudah, tidak apa, bukankah orang disini baik padamu? mereka juga alasan kamu ingin berubah, bukan?"
Kaivan mengangguk pelan lalu tersenyum kecil, sampai suara perutnya berbunyi nyaring. Rose yang mendengar itu pun terkekeh, suara tawanya seperti bunyi lonceng, membuat Kaivan malu dan kesal.
"Ja-jangan ketawa!"
"Haha, maaf maaf... aku tidak akan ketawa, kalau mau makan, bisa ke dapur, disana kan ada banyak makanan!"
"Tapi... aku sungkan," ucap Kaivan.
"Kalau begitu, mau beli makanan di toko sistem?" tawar Rose, dia mengangkat tablet dengan sihirnya lagi, kemudian membuka toko sistem dan memilih pilihan delivery.
Di pilihan Delivery ada berbagai macam makanan, minuman dan benda lain yang bisa dibeli. Tapi ada beberapa yang masih dikunci, mungkin karena level Kaivan sendiri masih dua.
"Pilihan Delivery akan menyesuaikan tempatmu berada, berhubung ini di Seoul, ada banyak pilihan restoran atau kafe yang buka 24 jam! wah, lihat ayam ini, sepertinya enak! ayo beli ayam!" Rose terlihat tergiur dengan gambar ayam bawang pedas manis dari salah satu restoran.
"Terus nanti ada orang akan kemari?" tanya Kaivan yang masih bingung.
Rose menggeleng, "tidak, makanan akan langsung muncul disini, ini ada pilihan diantar manual atau diantar sistem kan? memang diantar sistem membayar satu poin, jadi sistem yang akan membelikan dan mengantarkannya. oh iya, sebelum beli, kamu tukarkan dulu poin menjadi won, biar tidak susah."
Kaivan mengerti itu, harga di menu delivery adalah menggunakan won, bukan poin. meski bisa dibayar dengan poin, tapi akan sulit, mengingat harga poin itu 100.000 won, padahal harga makanan tidak sampai segitu. Oh iya, 100.000 won itu sekitar 1.169.000 rupiah lah.
Akhirnya Kaivan membeli pizza keju dengan daging sapi pedas, ayam bawang yang Rose inginkan, lalu dua ice cream vanilla dan dua minuman teh dingin.
Semuanya mengeluarkan dua poin saja untuk membayar, itupun Kaivan mendapatkan kembalian 10.000 won. Kembaliannya masuk di saldo rekening sistem, karena Kaivan kan tidak punya rekening sama sekali.
Kaivan tidak menyangka Rose bisa makan makanan manusia, dia bahkan lebih lahap dari Kaivan sendiri. Padahal yang kelaparan kan Kaivan.
Mereka makan sambil menonton drama Korea yang sedang booming.
Kaivan sendiri sudah bisa mengobrol dengan bahasa Korea, dia bisa belajar dengan cepat lewat mengamati ucapan orang lain, belajar dari televisi juga. Sambil makan dan menonton, Kaivan jadi ingat pak polisi lagi, beliau masih mengurusi Kaivan disana karena ingin mendapat informasi dari sindikat penculikan dan penjualan organ ilegal yang membeli Kaivan dari ibunya.
Kaivan bersyukur dia pandai dan berguna, jadi dia bertahan selama delapan bulan di tempat keji itu sebelum kepolisian Korea datang menyerbu dan menyelamatkan Kaivan. Padahal teman satu sel Kaivan banyak yang sudah tiada, sebagian dijual pada orang lain, terutama yang perempuan, dijual pada orang kaya kejam yang suka memiliki budak. Ada juga yang dijual organ dalamnya, Kaivan hidup dalam kengerian di tempat itu, makanya dia mengalami trauma yang berat, apalagi ibunya sendiri yang dengan sadar menjual Kaivan pada mereka.
Kaivan masih ingat, harganya hanyalah dua ratus juta. Memang itu uang yang sangat banyak bagi orang miskin seperti mereka, tapi apakah manusia pantas diperjualbelikan dengan harga yang hanya segitu? Kaivan juga ingat senyuman bahagia ibunya setelah menjualnya.
"Kaivan? Hei!"
Kaivan mulai sadar ketika Rose muncul di depan hidungnya.
"Kau tiba-tiba pucat dan wajahmu aneh, jangan pikirkan hal yang menyakitkan, kita senang-senang saja ya? udah jam segini, mau jalan-jalan keluar?"
Makanan dan minuman telah habis, Rose sudah melenyapkan sampah mereka juga, agar tidak ada yang curiga.
Jam sudah menunjukkan pukul empat pagi kst, Kaivan mengangguk dan menerima usulan Rose.
Sebenarnya Kaivan jarang sekali keluar kamar, selama empat bulan mungkin keluar kamar bisa dihitung dengan jari tangan. Tapi entah mengapa dia sudah hafal dengan letak rumah. Jam segitu pelayan sudah bangun dan membuka kunci rumah lebar-lebar agar udara segar masuk. Pelayan juga sudah pergi ke pasar untuk membeli bahan masak. Jadi, Kaivan bisa menyelinap keluar.
Rumah itu adalah rumah yang cukup besar, untuk ukuran kota metropolitan, sudah jelas penghuni rumah itu orang kaya. Orangtua Dania memiliki rumah lain, mereka juga punya dua mobil, benda-benda mahal juga ada. Bahkan satpam saja ada dua.
Satpam yang bertugas kaget melihat Kaivan muncul, dia hanya bengong sambil menunjukkan ekspresi ketakutan.
Sepertinya pelayan dan satpam sungguhan menganggap dia hantu. Mungkin juga karena penampilan Kaivan sendiri, kulit putih pucat, rambut panjang berantakan, luka-luka di wajah...
"Lukamu sudah sembuh kok, kamu gak ngaca sih!" ucap Rose. Saat itu Kaivan sudah bilang mau jalan-jalan ke sungai Han yang dekat rumah pada satpam dan diangguki saja dengan wajah pucat, satpam sungguhan takut dengan Kaivan.
"Kamu bisa membaca pikiranku?" tanya Kaivan, Rose mengangguk pelan, "bisa jika aku mau membacanya, kamu pendiam sih, susah mengungkapkan apa yang kamu pikirkan, jadi apa boleh buat kan?"
Rose terbang di depan Kaivan, dia terlihat sangat senang saat ini, sayapnya juga berkilauan dan cantik. Hanya Kaivan yang dapat melihat Rose.
"Oh iya, lebih baik kamu olah raga sebagai misi dan mendapat poin ya? silahkan melakukan pemanasan kemudian lari keliling tempat ini. jadi lakukan pemanasan ringan, push up sepuluh kali, sit up sepuluh kali, squat jump sepuluh kali dan lari sepuluh meter saja, kamu akan mendapat 1000 poin!"
"Oh, sedikit ya?"
Rose menggembungkan pipinya kesal, "kalau dibandingkan main game ya sedikit! tapi ini demi tubuhmu sendiri, dimulai dari olahraga sedikit saja, nanti misinya bertambah sesuai tubuhmu dan poin juga bertambah kok!"
Kaivan mengangguk, "aku mengerti, aku tidak masalah dengan poinnya kok, maaf kata-kata ku membuatmu kesal," ucap Kaivan, dia pun mulai melakukan pemanasan seperti yang diajarkan di sekolahnya dulu.
"Yah, aku bisa memaklumi mu sih, kamu jarang ngobrol sama manusia!"
Rose tidak salah, Kaivan jarang mengobrol dan sangat pendiam. Bahkan disini yang banyak mengobrol dengannya hanya Dania, itupun dia yang selalu banyak bicara. Kaivan juga ingin mengobrol tapi dia tidak tahu bagaimana caranya, sangat sulit baginya.
Selama beberapa menit, Kaivan menjalankan misinya untuk olahraga. setelah capek, dia mengeluarkan uang sepuluh ribu won miliknya, lalu membeli minuman segar di mini market dekat sana. Setelah mendapat minumannya, dia pun duduk di bangku taman yang menghadap sungai Han, minum sambil melamun disana.
"Kaivan!!"
Suara yang Kaivan kenali muncul, kemudian terlihat Dasha dan Dania berlarian menghampirinya dengan raut wajah khawatir.
Setelah dekat, Dania memeluk Kaivan dari samping.
"Kaivan! kami pikir kamu kabur! aku sangat khawatir!" ucap Dania sambil menatap Kaivan dengan mata berkaca-kaca.
"Kalau mau pergi jalan-jalan sebaiknya minta ditemani dong! untung saja kami sudah bangun saat pak satpam melapor, kalau ada yang menyakitimu gimana?" ucap Dasha, gadis yang biasanya judes dan cuek itu ternyata sangat mengkhawatirkannya.
"Maaf ya, aku tidak ingin merepotkan kalian," ucapan Kaivan ini adalah yang paling panjang dan paling jelas yang pernah mereka dengar. Untuk beberapa saat mereka bengong, tidak percaya dengan apa yang mereka dengar.
"Kamu bisa bahasa Korea?" tanya Dania.
Kaivan mengangguk perlahan, "sedikit, aku belajar," gumamnya.
"Sudahlah, gimana kalau kita jalan-jalan saja, ayo!" Dasha pun menyeret mereka untuk jalan-jalan di sekitar sana.
Mereka juga membeli jajanan seperti hotteok, tteokpoki dan lainnya dengan menggunakan uang Dasha.
Entah mengapa, Kaivan sangat senang dengan hal itu, dia merasa memiliki teman. Dasha dan Dania sangat baik, mereka bahkan mengkhawatirkan Kaivan, tidak pernah Kaivan dikhawatirkan sebelum ini, biasanya hanya tatapan iba. Antara khawatir dan iba tentu berbeda.
.
.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 85 Episodes
Comments
Scurity MT
👍234 (Dji Sam Soe)
2024-05-17
0
Benny
lanjutkan
2023-09-11
1
amore💞💞
hdr thor
2023-09-02
0