Bagaimana bisa Kaivan diam saja? Dia bahkan tidak menghiraukan ucapan Dasha untuk memanggil seseorang.
Berkat penguatan mental, Kaivan tidak takut meski Dasha bilang mantannya itu sabuk hitam taekwondo, sabuk berlian pun Kaivan tidak peduli juga.
Tanpa ba-bi-bu, Kaivan mendekat lalu mulai menyerang pria itu, hingga akhirnya Dasha dilepaskan juga.
Karena pria itu kuat, sabuk hitam pula, dia dengan mudah melawan Kaivan. Skill beladiri taekwondo yang Kaivan beli itu setara dengan sabuk hitam, jadi mereka berdua setara. Namun, yang menjadi perbedaan adalah, penguatan fisik milik Kaivan, memang hanya level satu, tapi berkat itu, Kaivan bisa unggul.
Semua tendangan dan pukulan dari pria itu dapat Kaivan hindari dengan baik. Kaivan sengaja membuat pria itu terus menyerangnya hingga dia kelelahan. Saat pria itu mulai kelelahan dan lengah, disanalah Kaivan bisa menendangnya hingga tersungkur di rerumputan.
"Sial, kau ini siapa, bocah!" Teriak pria itu, perutnya kesakitan karena tendangan Kaivan.
"Aku? Kenalkan namaku Kaivan, jangan sakiti kak Dasha lagi! Aku akan jadi lebih kuat dari ini dan mengejarmu! Lagian kamu kan yang menyakiti kak Dasha duluan, ngapain datang lagi? Pergi dengan selingkuhan mu!"
Dasha menarik Kaivan mundur, "ayo kita pergi saja, biarkan dia disini."
(Kamu berhasil menolong Dasha!)
(Kamu mendapat hadiah tiket gratis untuk mendapat toko baru di game tap and be rich)
Kaivan dan Dasha pun meninggalkan pria itu, tapi kemudian Kaivan melapor pada keamanan komplek agar pria itu diusir saja.
Kaivan bisa mengetahui ekspresi Dasha sedang sedih. Tidak heran sih, pria itu pernah dipercayai Dasha, disayangi Dasha juga. Tapi kini pria itu sudah menyakitinya berkali-kali, bagaimana Dasha tidak hancur hatinya? Dikhianati orang yang kita pikir dekat sekali dengan kita itu sangat menyakitkan.
"Selamat datang - Dasha kenapa?" Ibunya Dasha, Jihyo, datang menyambut mereka, namun Dasha hanya diam lalu pergi ke kamarnya.
Kaivan terpaksa bercerita apa yang telah terjadi sebelumnya. Ada Mark dan Dania yang mendengar cerita Kaivan juga, mereka tadinya selesai makan malam.
"Keterlaluan sekali dia! Aku tidak akan tinggal diam, dia sudah menyakiti putriku!" Mark sangat marah saat itu, Kaivan tidak takut, hanya merinding saja.
"Kaivan ke kamar dan mandi dulu saja, jangan pikirkan kak Dasha dulu, habis ini kita belajar lagi, ya?" Ucap Dania.
Kaivan mengangguk lalu pergi ke kamarnya. Sampai kamar bukannya mandi, dia malah rebahan saja.
"Aku mau main game!"
Rose muncul di depan hidung Kaivan, terbang sambil memasang wajah kesal.
"Apa?" Tanya Kaivan.
"Harusnya pria tadi dihajar lebih dari itu, jika kamu bisa baca pikirannya, itu sangat kotor!"
Kaivan tertawa mendengar ucapan Rose, "kenapa juga kamu baca pikiran dia? Aku tidak mungkin lebih dari tadi, dia kuat juga, lalu dia juga pernah jadi pria yang kak Dasha sayangi."
"Tapi dia mendekati Dasha hanya karena tubuh seksi Dasha saja, makanya dia tidak terima putus dengannya sebelum menikmati tubuhnya! Ugh, aku kesal sekali!" Rose mendarat di bantal sebelah kepala Kaivan, memukul bantal dengan tangan mungilnya.
"Sudahlah, orang seperti itu banyak, kenapa kamu begini, harusnya tidak perlu kaget" ucap Kaivan.
"Aku bukannya kaget, kesal saja!"
Kaivan sendiri sudah terbiasa dengan pola seperti itu. Pria mendekati wanita karena wajah dan tubuhnya, niat ingin menikmati tubuh itu. Namun si wanita yang perasaannya lembut, menganggapnya romantis dan menyayangi dengan tulus. Ada banyak wanita lemah yang akhirnya tertipu dan hamil di luar nikah, ditinggal pacarnya.... Pola seperti itu sangat umum di tempat Kaivan tinggal.
Yang dihina oleh masyarakat, tentu si wanitanya. Yang salah selalu wanitanya, padahal sudah jelas wanita itu lemah, tidak semua bisa melawan. Kaivan sendiri tahu, jika dalam keadaan takut, bergerak sedikit saja sulit, apalagi melawan.
Kemudian, yang disalahkan penampilan si wanita, yang terlalu terbuka lah, ini lah, itulah. Padahal kasus begitu banyak yang terjadi pada wanita baik-baik yang selalu menutupi tubuhnya. Bahkan anak perempuan polos juga menjadi korban.
Kaivan merasa sesak hatinya memikirkan hal itu, lebih sesak lagi karena dia tak bisa menolong.
"Kaivan? Jangan sedih, itu bukan salahmu, kamu tidak seperti mereka saja sudah baik, jangan salahkan diri sendiri."
Rose berubah jadi 50% tubuhnya dan memeluk Kaivan.
Tubuh Rose yang dingin membuatnya merasa sejuk dan nyaman.
"Terimakasih, Rose, aku akan mandi sekarang."
"Ada sabun cair dan shampoo terbaru di toko sistem, kamu gak mau coba?"
Kaivan memeriksa toko sistemnya, memang barang itu sudah ada sejak Kaivan naik level tiga. Karena di kamar mandi sabun dan lainnya masih banyak, Kaivan tidak tertarik membelinya.
Tapi kali ini dia penasaran juga.
Kaivan pun melihat informasi sabun cair yang Rose maksud. Ada banyak varian, seperti jeruk, bunga mawar, bunga Lily, lavender, madu, dan lainnya. Klaim dari sabun itu, bisa melembutkan kulit, aroma wangi yang tahan seharian penuh, menyehatkan kulit, mencerahkan kulit, mengeluarkan racun dan lemak berlebih sebanyak 5%.
Kaivan masih ingat bathbomb bisa mengeluarkan racun dan lemak yang tidak dibutuhkan sampai 15%. Jadi intinya sabun agak sama, namun tidak seefektif itu.
Oh, ternyata ada sabun batangan juga selain sabun cair, efeknya sama saja. Kaivan sudah terbiasa dengan sabun cair sekarang.
Untuk shampoo, variannya sama banyaknya dengan sabun. Klaimnya bisa menyehatkan kulit kepala, melembutkan rambut, wangi tahan sampai dua hari, mengobati masalah ketombe, dan masalah rambut lainnya, bisa menyuburkan rambut lebih cepat 10% dari shampoo biasa, bahkan bisa melenyapkan kutu dan telur-telurnya.
Kaivan melongo melihat semua klaim dari shampoo, karena itu terlalu luar biasa untuk sebuah shampoo. Memang sih harganya itu 1 poin, baik sabun atau shampoo.
Itu artinya harga shampoo 100.000 won atau sekitar satu jutaan rupiah lebih sedikit.
Tapi sabun atau shampoo dikemas dalam botol 500 ml, jadi lumayan lah ya.
Kaivan pun membeli shampoo dan sabun cair dengan varian madu. Aroma madunya sangat manis dan lembut, tapi tidak berlebihan, Kaivan suka sekali aromanya.
"Kaivan! Eh, kamu belum mandi?" Dania datang, masih dengan pakaian seragamnya sama seperti Kaivan. Gadis itu melihat sabun dan shampoo yang Kaivan pegang, dia pun duduk di samping Kaivan lalu meraih sabun milik Kaivan.
"Kamu beli sabun ini dimana? Baunya enak banget!"
"Kalau kamu mau, aku bisa belikan, itu produk baru dari seseorang, tidak dijual saat ini, ada banyak varian seperti mawar, lavender, apalagi aku lupa."
"Kok kamu bisa dapat? Jangan-jangan yang kamu maksud itu Vicky ya?"
Kaivan menggeleng, "bukan, bisnisnya Vicky itu semacam make up, berbeda."
"Aku mau nyoba ini dulu deh, boleh ya?"
Kaivan mengangguk "ini buat kamu semuanya, aku ada lagi kok."
"Beneran?"
"Iya, pakai saja, aku akan pakai sabun seperti itu juga."
Karena akan memakai aroma yang sama, Dania semangat sekali, "kalau gitu aku mandi dulu, setelah mandi ku tunggu di ruang tengah ya? Kita belajar."
"Baiklah."
Dania pun pergi membawa sabun dan shampoo dari Kaivan.
"Kamu baik banget sama dia ya?" Komentar Rose, saat Kaivan membeli lagi sabun dan shampoo serupa.
"Dia juga baik padaku, memangnya kenapa sih?"
Rose terlihat cemberut, "yah, soalnya ternyata dia sengaja menjebak pacarnya untuk selingkuh, agar dia bisa putus dari pacarnya, dia aneh."
Kaivan terkekeh pelan, "tapi apa dia salah? Kalau Seon memang baik, dia tidak akan selingkuh kan? Dania mungkin hanya ingin membuktikan."
"Dia melakukan itu untukmu tahu" gumam Rose kesal, Kaivan tidak mendengar dengan jelas karena sudah siap mandi.
"Kamu ngomong apa?"
"Hmm? Enggak, mandi aja sana! Apa mau mandi bareng?" Rose memasang wajah jahilnya.
"Jadi peri itu mandi juga ya?"
"Jelas lah! Kita peri sering mandi di pemandian mata air susu! Kamu nyebelin, mandi aja sana!"
"Kok marah, gak jadi mandi bareng?" Tanya Kaivan dengan polosnya, dia melihat Rose seperti anak kecil dalam wujud 50% itu, jadi tidak ada perasaan aneh dalam pikirannya.
Rose bisa memilih untuk menjadikan tubuhnya solid atau tidak. Jika solid bisa dilihat Dania sekalipun, jika tidak, maka tidak akan terlihat selain Kaivan.
"Enggak!"
"Ya udah..."
Wajah Rose memerah setelah Kaivan pergi ke kamar mandi dalam kamarnya. Tiap kamar di rumah itu ada kamar mandi pribadi, jelas itu rumah mewah disana. Meski tidak semewah Un village di Hannam-dong, tetap saja itu di wilayah kompleks mewah.
"Kaivan itu, dia tidak menganggap ku wanita! Lihat saja jika aku mendapatkan 100% tubuh!" Rose mengomel sendiri karena kelakuan Kaivan yang menyebalkan baginya.
.
.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 85 Episodes
Comments
Benny
lanjut
2023-09-11
1
Nurul
Takut dikira lolicon mungkin???
2023-09-08
1
amore💞💞
hhhh
2023-09-02
0