Amora bangun dari tidur panjangnya, kepalanya merasakan pusing, dan melihat obat nya pun telah habis.
"Berharap tidak bangun lagi, tapi tetap bangun. Padahal dosis sudah di tambah, hanya rasa jantung saja yang berdebar - debat, tak kira langsung mati." ucap Amora lalu turun dari atas tempat tidur.
Amora keluar dari kamar nya, melihat hari sudah semakin sore. Dirinya tertidur selama 24 jam, hingga tubuhnya merasakan tidak enak.
"Siapa yang masak?" tanya Amora karena mencium bau masakan.
Amora mencium bau masakan, melihat ada seorang pria sedang memasak. Amora berjalan mengendap dan mengambil sapu yang tergeletak di lantai, saat akan memukul pria tersebut berkata.
"Saya dapat ijin masuk kapan saja, dari Ayah kamu. Saya sengaja masakkan untuk kamu, biar kamu makan. Apalagi kamu tidur, seperti orang mati." ucap Eldrian.
"Ayah mengijinkan kamu!" ucap Amora.
"Makan, saya masak banyak." ucap Eldrian sambil membawa masakan nya ke arah meja makan.
"Yakin sama rasanya?"
"Yakin, kenapa memang?" tanya Eldrian sambil mengambil piring dan menuangkan nasi untuk Amora.
"Makan, kamu pilih lauk yang mana?" ucap Eldrian.
"Saya mau udang goreng tepung."
Eldrian mengambilkan lauk yang di minta, dan lalu Amora makan langsung dengan lahap, hingga tersedak. Eldrian pun, dengan sigap menuangkan air minum dan memberikan nya pada Amora.
"Saya tidak akan minta, ini masih banyak." sindir Eldrian.
"Kamu ngajak ngomong terus." ucap Amora kesal.
"Bisa nggak, kamu tidak panggil nama atau kamu ke saya?" tanya Eldrian.
"Memangnya mau di panggil apa?" tanya kembali Amora.
"Mas, kakak, atau Abang!" jawab Eldrian.
"Umur kamu berapa?" tanya Amora.
"Hey saya itu 27 tahun, kamu 23 tahun. Terus, kita ini sudah di jodohkan." jawab Eldrian, hingga Amora tersedak.
"Jodohkan, memangnya jaman orang tua kita dulu! lagian juga saya tidak suka kamu."
"Tapi saya suka kamu, saya menerima kamu apa adanya!" ucap Eldrian serius.
Amora diam dan kembali fokus pada makannya, sedangkan Eldrian masih tetap menatap ke arah Amora.
"Kemarin, bukan maksud saya itu merendahkan kamu. Maaf kalau saya lancang, tapi jujur saya itu suka sama kamu. Ingin mengajak kamu serius."
"Masakan kamu enak."
****
Ibu Salsa menunggu di meja makan, bersama Pak Santoso dan Meisa, makan malam sudah disiapkan, bahkan Pak Santoso sampai memainkan sendok di atas piring.
"Papah sudah lapar." ucap Pak Santoso.
"Tunggu lah sebentar, Mamah sedang mencoba menelepon El. " ucap Ibu Salsa.
"Dia itu tidak akan datang, mau menunggu sampai jam 12 juga. Kamu tidak lihat Meisa, dia juga lapar." ucap Pak Santoso.
"Santai saja Om, saya akan menunggu." ucap Meisa, padahal dalam hati Meisa pun kecewa.
Ibu Salsa mencoba menghubungi Eldrian, namun teleponnya tidak di angkat. Hingga Ibu Salsa meng chat Eldrian, bahkan mencoba menelepon berkali-kali.
"Anak nakal." ucap Ibu Salsa kesal.
"Sudah kita makan, Mei kita makan." ucap Pak Santoso.
****
"Kamu tidak ingin keluar? ini malam minggu, mumpung saya free." ucap Eldrian.
"Purba tidak ada kalau malam minggu, dia pulang. Soalnya kemana - mana sama dia, jarang main keluar. Tahu sendiri teman - teman saya, banyak disana." ucap Amora.
"Ayolah kita keluar, ada acara festival seni, disana juga ada banyak barang asli dari berbagai daerah di pamerin."
"Boleh, saya siap - siap dulu."
"Dandan yang cantik ya!"
Sedangkan di luar, ada sebuah mobil yang berhenti tidak jauh dari rumah Amora. Seorang pria muda bersama seorang pria paruh baya, memperhatikan Amora dan Eldrian yang sedang berada di atas motor yang akan pergi.
"Apa kamu merindukan dia?"tanya pria paruh baya.
"Jelas."jawab pria muda.
" Kita bisa jadikan sasaran empuk, dia pasti akan langsung mencabik - cabik kita kalau melihat kita."
"Kita bisa, jadikan wanita cantik itu umpan, kita mainkan dia. Sudah lama, Ayah merindukan tubuhnya."
"Ayah sangat rakus, kekasih anaknya malah di minta."
"Hahahaha.. bukannya kamu senang, kita berbagi?"
"Ikuti mereka." ucap Pria muda memberikan perintah.
*****
Pak Satria Esa bersama Ibu Inara, sedang melihat penampilan Mita di atas panggung. Acara pembukaan festival seni, yang di hadiri dan di buka langsung oleh gubernur.
"Mita hebat." ucap Pak Satria Esa.
"Kakak harus tahu, yang dia bawakan itu ciptaan dia sendiri." ucap Ibu Inara.
"Hebat ya."
"Siapa dulu mamah nya."
Amora dan Eldrian berada di acara festival seni, keduanya melihat penampilan seorang gadis yang sedang bermain biola. Eldrian mengajak Amora, untuk duduk di salah satu kursi pengunjung.
Amora tak sengaja melihat Ayahnya duduk di antara, para tamu undangan. Namun Amora, langsung kesal saat melihat Ibu Inara di sampingnya.
"Ngapain sih itu Ayah?" ucap Amora kesal.
Eldrian menoleh ke arah Amora, lantas melihat keberadaan Pak Satria Esa yang sedang menonton bersama seorang pria.
"Biarkan Om sedang ingin menikmati masa tuanya." ucap Eldrian.
"Mereka itu ingin merebut Ayah, saya tidak akan rela. Ayah itu milik Amora, tidak ada yang boleh memiliki." ucap Amora kesal.
Amora berdiri, dan akan berjalan ke arah mereka. Namun Eldrian menahannya, tapi Amora menepis tangan Eldrian.
"Amora!" panggil Eldrian.
Amora berjalan mendekat, Eldrian pun mengekor mengikuti langkah Amora. Pak Satria Esa dan Ibu Inara kaget, saat melihat Amora berdiri tepat di depan mereka.
"Amora!" ucap Pak Satria Esa.
"Pulang, Amora bilang pulang!" ucap Amora.
"Maaf Amora, sebentar lagi ya! setelah acara pembukaan, Mita akan tampil lagi." ucap Ibu Inara.
"Itu urusan Tante, saya hanya minta Ayah saya untuk pulang."
"Amora, kamu jangan bikin malu." bisik Eldrian.
"Pulang!" ucap lantang Amora, hingga menarik perhatian.
"Maafkan saya Inara, saya harus pamit." ucap Pak Satria Esa.
"Tapi Kak!" ucap Ibu Inara.
"Maaf, katakan maaf pada Mita." ucap Pak Satria Esa langsung menarik tangan Amora untuk keluar.
Setelah jauh dari panggung, Pak Satria Esa melepaskan pegangannya dengan kasar. Pak Satria Esa langsung menatap tajam ke arah Amora, sedangkan Amora membuang wajahnya.
"Ayah bukan anak kecil, Ayah sudah dewasa. Ayah pantas memilih kehidupan Ayah sendiri, kalau kamu tidak suka carikan untuk Ayah. Carikan Ayah pengganti Ibu kamu! carikan yang mirip seperti dia, bukan begini caranya."
"Saya mirip dengan Ibu, saya yang Ayah cari! jodoh Ayah ini, bukan wanita itu." ucap Amora yang membuat kaget Pak Satria Esa.
"Lama - lama otak kamu konslet, kejadian itu membuat kamu berpikir gila! semuanya berubah, seakan kamu tidak mengerti agama! Ayah menyesal, membiarkan kamu pergi ke luar negeri, bagai burung yang baru lepas dari sangkarnya, kamu coba semuanya, nikmat berakhir dengan tragis." ucap Pak Satria Esa emosi.
"Maksud Ayah apa?" tanya Amora kaget.
"Ayah sudah tahu semuanya, kamu berubah karena itu." jawab Pak Satria Esa.
"Ayah minta maaf." ucap Pak Satria Esa kembali.
"Ayah sudah tahu!" ucap Amora dengan mata berkaca - kaca.
"Iya, Ayah sudah tahu."
"Hanya Ayah, hiks.. hiks.. hiks.. hanya Ayah harapan Amora, hiks.. hiks.. "
Kedua mata Amora tak sengaja melihat pria jahat yang sudah menghancurkannya, Amora lantas mengejar pria itu.
"Amora mau kemana?" panggil Eldrian berteriak.
.
.
.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 51 Episodes
Comments
Delita Nirayana
jangan egois dong Amora
biarkan Ayah mu mencari kebahagiaan dia sendiri, umurnya uda setengah abad
dan untuk Amora lupakan masa lalu, suatu saat akan Ada karma bagi pelaku kejahatan yg melecehkan dirimu. raihlah masa depanmu dengan orang yg benar2 mencintai dan menyayangi mu,
2025-01-05
0
@⍣⃝𝑴𝒊𝒔𝒔Tika✰͜͡w⃠🦊⃫🥀⃞🦈
Amora seharusnya sadar biarkan ayahnya bahagia dengan yang lain dan dia kan ada El .. untuk bersatu dengan ayahnya itu tak mungkin
2023-08-13
2
fitri indrawati sutanto
kl mau deketin bpknya ambil hati anknya dulu Bu
2023-08-12
2