Pak Satria Esa baru saja turun dari mobilnya, yang terparkir tepat di depan rumahnya. Pak satria Esa melihat, di samping rumahnya ada yang baru saja pindah.
Pak Satria Esa melihat, ada seorang wanita yang sedang mengangkat barang sendiri, yang di ambil dari dalam mobil.
"Maaf, baru ya disini?" tanya Pak Satria Esa, dari depan rumah nya.
"Oh iya, saya baru saja pindah." jawabnya.
"Kok tidak ada yang bantuin, angkat sendiri saja?" tanya Pak Satria Esa kembali.
"Sebagian yang besar - besar sudah masuk, ini pakaian dan buku - buku saja." jawabnya.
"Kenalkan saya Satria Esa, panggil saja Satria." ucap Pak Satria Esa berjabat tangan dengan nya.
"Wulan, saya kebetulan membuka praktek dokter disini." ucap nya.
"Oh dokter, keluarganya mana?"
"Kebetulan, saya janda. Suami saya menikah lagi, dan saya belum punya anak."
"Oh maaf."
"Tidak masalah."
"Saya bantu ya." ucap Pak Satria Esa.
"Jangan, nanti merepotkan."
"Tidak kok, saya bantu ya. Ini berat loh, nanti bisa kena sakit pinggang."
"Hahahaha.. bisa saja, mentang - mentang sudah tua."
"Ya usia sekita kan memang begini, udah rawan."
"Maaf, kalau boleh tahu umur berapa?" tanya Ibu Wulan.
"Saya sudah setengah abad." jawab Satria Esa.
"Nggak mungkin ah, nggak percaya."
"Iya serius."
"Tapi kok kelihatan masih muda saja."
"Dirawat dong, hidup sehat."
"Iya ya benar, perawatan tubuh dari dalam dan luar. Makanan bergizi, olahraga raga teratur."ucap Ibu Wulan.
Pak Satria Esa dan Ibu Wulan, mengangkat barang - barang masuk ke dalam rumah, bahkan Pak Satria Esa ikut membantu menata buku - buku di dalam tas.
" Dinas di rumah sakit mana?" tanya Pak Satria Esa.
"Di RSUD." jawab Ibu Wulan.
"Mau minum apa? atau cemilan apa nanti saya pesankan!" tanya Ibu Wulan menawarkan.
"Tidak usah, rumah sebelah saja. Kalau ingin minum." jawab Pak Satria Esa.
"Maaf ya jadi merepotkan, nanti kalau ada waktu saya ingin kenalan sama istri dan anaknya."
"Saya belum berkeluarga, tapi punya anak satu."
"Hah! " ucap Ibu Wulan kaget.
"Kalau begitu saya pamit ya, kalau butuh apa - apa bisa hubungi saya." ucap Pak Satria Esa.
"Iya, terima kasih." ucap Ibu Wulan.
****
"El, Mamah mau tanya sama kamu. Siapa perempuan, yang kamu bayar pura - pura jadi pacar kamu?" tanya Ibu Salsa dengan wajah serius.
Pak Santoso yang sedang membaca koran, langsung menoleh ke arah istrinya. Sedangkan Eldrian fokus, pada mengaduk susu.
"El Mamah itu sedang bicara sama kamu, jawab pertanyaan Mamah." ucap Ibu Salsa membentak.
"El tidak punya pacar bayaran, El itu kalau serius ya serius sama seorang wanita." ucap Eldrian santai lalu berjalan dan duduk di samping Papahnya.
"Siapa dia? anaknya siapa dan pekerjaan nya apa?" tanya Ibu Salsa.
"Amora." jawab Eldrian.
"Papah setuju, kamu pacaran sama Amora." ucap Pak Santoso.
"Kenapa harus Amora! apa tidak ada lagi?" ucap Ibu Salsa.
"Mah, Amora juga jelas keturunannya. Mamah juga tahu orang tuanya, El sama dia serius." ucap Eldrian.
"Tapi Mamah lebih suka sama Meisa."
"Mah, sudahlah jangan suka ikut campur, masalah anak. Yang penting anak kita bahagia, Amora juga punya perusahaan sendiri. Dia tidak kerja sama orang, malah orang yang kerja sama dengan dia Kuliah juga di luar negeri, orang tua nya berpendidikan, dia sekarang di asuh dengan Om nya. Sedangkan Meisa, sudah menyakiti hati El mamah mau mendukung, anak kita balikan?" ucap Pak Santoso.
"Sudah Pah, jangan sok ceramahin Mamah. Pria itu tidak mengerti mana yang baik dan benar, Mamah tahu dan mengerti untuk masa depan." ucap Ibu Salsa.
"Memangnya selama ini, Mamah sudah menjadi istri yang baik buat papah?" tanya Pak Santoso.
"Maksud Papah apa? selama ini Mamah, melayani Papah."
"Iya, tapi seperti orang tidak ikhlas."
"Sudah - sudah, masalah begini saja jadi merambat ke yang lainnya." ucap Eldrian lalu bangun dari duduknya.
***
Tok.. tok..
Pak Satria Esa mendengar suara ketukan pintu, dan ucapan salam. Pak Satria pun membalas ucapan dalamnya, lalu membuka pintu rumah.
"Ibu Wulan." ucap Pak Satria Esa.
"Ini ada kue buat Pak Satria." ucap Ibu Wulan menyerahkan sepiring irisan bolu pandan.
"Terima kasih, sudah merepotkan." ucap Pak Satria Esa.
"Tidak kok, ini sebagai tanda perkenalan." ucap Ibu Wulan.
"Masuk dulu, maaf kalau berantakan." ucap Pak Satria Esa menyuruh Ibu Wulan masuk.
Ibu Wulan masuk kedalam rumah Pak Satria Esa, Ibu Wulan melihat ada photo seorang wanita muda, dan photo pria kembar dengan sama - sama mengenakan seragam Tentara.
"Itu siapa?" tunjuk Ibu Wulan pada photo Pak Satria Esa semasa muda.
"Itu saya sama almarhum saudara kembar saya, Satria Ade Ayahnya Amora, yang sekarang saya asuh seperti anak sendiri." ucap Pak Satria Esa.
"Tapi wajahnya?" ucap Ibu Wulan.
"Ceritanya panjang bagaimana saya bisa menggunakan wajah ini." ucap Pak Satria Esa.
"Kalau boleh, saya ingin tahu ceritanya!" ucap Ibu Wulan.
"Kejadiannya, sekitar 25 tahun yang lalu. Saat itu saya pergi ke tempat dinas yang baru, mobil yang kami tumpangi kecelakaan dan masuk jurang. Saat itu, keluarga mengira saya sudah meninggal dunia. Ternyata jenazah yang keluarga saya terima itu, jenazah teman saya yang meninggal di tempat akibat luka bakar. Selama kurang lebih 2 tahun, saya telah di anggap mati. Saat kejadian itu, saya di tolong oleh seorang dokter, ternyata dokter bedah plastik itu baru kehilangan anaknya yang Tentara dan mengindap suatu penyakit. Meninggalnya dia, tidak ada yang tahu. Lalu dia merubah wajah saya, dan saya menjadi anak dia. Mereka menyangka, saya itu anaknya. Saya ingin berontak, dan membongkar kejahatan dokter itu, tapi dia mengancam akan mencelakai keluarga saya. Saat dia meninggal dunia, saya berusaha untuk mengembalikan semuanya, mengatakan pada semuanya kalau Satria Esa masih hidup. Banyak cerita hal yang tidak di duga, saya pun harus merelakan cinta pertama pertama saya, harus menikah dengan saudara kembar saya. Dia menangis saat saya kembali, namun semuanya terlambat. Hanya Amora, kenangan terindah dari mereka. Saya ikhlas menerima takdir, jalan hidup saya memang seperti ini." ucap Pak Satria Esa menceritakan masa lalunya.
"Maaf, apa sampai sekarang belum menikah karena cinta pertama itu?" tanya Ibu Wulan.
"Tidak juga, anak itu melarang saya menikah. Kalau saya itu milik dia, tidak boleh saya dimiliki oleh orang lain. Mungkin karena sejak bayi, dia sama saya." jawab Pak Satria Esa.
"Sekarang dia dimana?"
"Di rumahnya, saya belikan dia rumah. Saya suruh dia mandiri, anaknya manja."
"Pantas manja, sudah seperti orang tua sendiri."
"Iya, apa saja saya lakukan. Termasuk dia ingin sekolah di luar negeri, bahkan keinginan dia punya mobil mewah saya belikan."
"Om yang sangat penyayang, kapan - kapan saya ingin berkenalan dengan dia."
"Boleh, kalau dia sedang ke sini."
.
.
.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 51 Episodes
Comments
@⍣⃝𝑴𝒊𝒔𝒔Tika✰͜͡w⃠🦊⃫🥀⃞🦈
awas Bu Dokter Amora itu akan galak jika ayahnya didekati orang lain
2023-08-08
2
Murni Zain
Jodoh bang satria esa...janda kembang 🤭
2023-08-07
2
Nabil abshor
lebih baik g usah bu wulan, anaknya gaaaalaknya bukan main,,,, susah ngedapatin hatinya,,, 🤭🤭
2023-08-06
2