Hujan begitu deras, bahkan petir menyambar begitu kencang. Ketiga Tentara itu berada di ruang tamu, dengan pintu terbuka sambil berjaga.
Eldrian membawakan mie rebus untuk mereka, lalu makan bersama. Saat makan lampu mati, Aji lalu menyalakan senter dari ponselnya.
"Apa tidak ada lampu emergency?" tanya Ali.
"Saya cari, mungkin biasanya tergantung atau di laci. Tapi saya harus minta ijin dulu, yang punya rumah dimana?" tanya Noah.
"Sepertinya masih di atas, saya bantu cari." jawab Eldrian.
Eldrian mencari lampu Emergency, dan menemukan sebuah lampu yang tertempel di dinding, Eldrian menyalakan lampu nya. Sedangkan dapur, sudah terpasang lampu Emergency otomatis.
Eldrian berjalan menaiki anak tangga, melihat lampu emergency menyala. Eldrian melihat Amora, sedang sibuk di depan laptopnya.
"Kamu tidak istirahat?" tanya Eldrian.
"Tanggung, ini harus di kirim ke Lou Kosmetik." jawab Amora.
"Kamu sudah makan?"
"Belum, nanti selesai ini."
"Makanlah dulu, lihat sudah pukul 9 malam."
"Sebentar lagi."
Eldrian melihat beberapa photo tergeletak di meja kerja Amora, satu persatu Eldrian lihat. Lantas Eldrian melihat, satu photo bingkai besar photo Amora hanya berbalut dengan sebuah kain warna putih.
"Itu siapa yang photo?" tanya Eldrian.
"Itu teman saya, waktu masih di luar negeri." jawab Amora.
"Apa kamu, pernah photo lebih dari ini?" tanya Eldrian.
"Iya, tapi itu langsung di bakar sama Ayah." jawab Amora.
"Murah sekali kamu!" ucap Eldrian
"Kamu bilang apa tadi?"
"Kamu murahan seperti itu." ucap Eldrian.
Braaakkkk
"Kamu!" tunjuk Amora.
"Kamu sama saja seperti Ayah!" ucap Amora lantang, hingga ketiga anak buah Eldrian pun mendengar.
"Karena itu rasa sayang, saya juga tidak suka."
"Bukan urusan kamu, karena kamu bukan apa - apa saya."
"Tapi saya mencintai kamu!"
"Kamu terus bilang cinta, berapa kali saya bilang tidak suka sama kamu."
"Tidak apa kamu tidak membalas sekarang, tapi suatu saat kamu akan menerima saya."
"Pede sekali kamu." ucap Amora melangkahkan kaki, untuk menuruni anak tangga, namun Eldrian menarik tangan Amora, lantas mencium bibir Amora.
Kedua mata Amora terbelalak sempurna, melihat apa yang di lakukan Eldrian. Amora berusaha, mendorong tubuh Eldrian namun semakin erat Eldrian memeluk tubuh Amora dengan erat, dan sebuah ciuman yang semakin dalam.
Plaaak
Amora menampar pipi Eldrian, air matanya jatuh membasahi pipinya. Amora lari menuruni anak tangga, Eldrian hanya berdiri mematung.
"Apa mereka bertengkar?" tanya Aji.
"Khusus orang dewasa, kita hanya anak kecil." jawab Noah.
Didalam kamar, Amora menangis sambil mengusap bibirnya secara kasar. Masih terasa sentuhan bibir Eldrian, saat melakukan ciuman tadi.
Hujan semakin deras, lampu pun masih padam. Amora lantas naik ke atas tempat tidur, lalu menutup wajahnya dengan bantal.
****
Eldrian melihat kamar Amora masih tertutup rapat, Eldrian merasakan sangat bersalah. Lalu setelah pengganti yang menjaga rumah Amora datang, Eldrian pergi untuk berangkat dinas.
Amora di dalam kamar masih tertidur, namun Amora bermimpi buruk hingga keringat membasahi tubuhnya. Amora mencengkram seprai nya, hingga kedua matanya membuka dengan melotot. Nafas yang baik turun, Amora memegang dadanya dengan detak jantung begitu kencang.
Amora menangis, hingga mengeratkan selimutnya. Amora lantas, mengambil sebuah pil langsung di minum dan merebahkan kembali tubuhnya.
Pak Satria Esa datang, melihat dalam rumah sepi, hanya ada yang menjaga di depan. Pak Satria Esa menaiki anak tangga, melihat pintu kamar Amora masih tertutup rapat.
Tok.. tok..
"Amora." panggil Pak Satria Esa.
Tok.. tok..
"Amora..!! " panggil kembali namun tidak ada jawaban.
Pintu kamar terkunci, lalu mencoba menelepon Amora. Ponselnya terdengar dari dalam kamar, namun tidak di respon.
"Amora, ini Ayah nak. Kamu marah sama Ayah? maafkan Ayah, kamu buka dulu pintunya." ucap Pak Satria Esa namun tidak ada jawaban dari Amora.
Pak Satria terus mengetuk pintu, hingga Aji naik ke lantai atas dan menghampiri Pak Satria Esa yang sedang mengetuk pintu sangat keras.
"Maaf, kalau saya lancang." ucap Aji.
"Ada apa?" tanya Pak Satria Esa.
"Tadi malam, Amora dan Kapten El bertengkar." jawab Aji.
"Hubungannya apa? sampai anak saya mengunci di kamar! semarah nya Amora, dia tidak seperti ini." ucap Pak Satria Esa.
Tok.. tok..
"Amora, buka pintunya! kalau ada sesuatu kamu bilang sama Ayah. Jangan mengunci dan membuat khawatir Ayah."
Namun tetap tidak ada jawaban, lantas Pak Satria Esa akan mendobrak pintu kamar nya, namun Aji menahannya untuk tidak melakukannya.
"Biar saya yang dobrak."
Aji lantas mendobrak pintu kamar Amora, dan saat terbuka melihat Amora sedang tertidur pulas. Pak Satria Esa mendekati putri nya, dan melhat sangat lelap.
"Amora bangun." panggil Pak Satria Esa, namun Amora tetap diam.
Mata Pak Satria Esa kaget, saat melihat laci milik Amora terbuka sedikit. Dan saat akan menutup matanya melihat, ada sebuah botol berisi obat. Saat di lihat sebuah obat tidur, dan melihat banyak bungkus rokok.
"Kamu pakai obat tidur?" ucap Pak Satria Esa.
****
Amora jam 5 sore baru bangun, dengan penampilan yang masih acak - acakan. Amora melihat Pak Satria Esa sedang duduk di depan televisi, Amora langsung menghampiri Ayahnya dan memeluk tubuhnya.
"Sudah kenyang tidur nya?" tanya Pak Satria Esa.
"Ayah kenapa dobrak pintu kamar?" tanya Kembali Amora.
"Kamu tidur seperti orang mati, sejak kapan kamu konsumsi obat seperti itu?"
"Sejak di luar negeri."
"Coba kamu cerita sama Ayah, pasti ada sesuatu yang kamu alami disana!"
"Tidak ada Ayah, nggak pernah ada masalah."
"Cerita sama Ayah, kamu kan sudah anggap sebagai teman curhat kamu sejak dulu."
"Tinggal lah nanti malam, Amora butuh Ayah." ucap Amora mengeratkan tubuh Ayahnya.
"Ayah ingin kamu menikah!"
Amora melepaskan pelukannya dan menatap ke arah Ayahnya, Pak Satria Esa menarik kembali tubuh Amora ke dalam pelukannya.
"Carilah lelaki, untuk di jadikan imam. Ayah tidak akan bisa seperti ini terus sama kamu, suatu saat Ayah akan pergi seperti kedua orang tua kamu."
"Ayah jangan dulu pergi, kalau Ayah pergi bawa Amora walau itu selama - lamanya."
"Ayah tidak tahu, apa yang terjadi sama kamu hingga berubah. Ayah merasa gagal mendidik kamu, Ayah berdoa agar anak Ayah yang dulu itu kembali, bukan Amora yang sekarang."
"Berat untuk cerita, biar Amora yang menanggung semua bebannya. Amora hanya ingin, Ayah tetap tersenyum pada Amora. Ingin tetap, Ayah tidak jauh dari Amora."
"Katakan sama Ayah, kamu bisa seperti ini kenapa? orang tua juga ingin tahu, ada apa sebenarnya! Ayah sudah berjanji, akan mengasuh kamu seperti anak sendiri. Hingga Ayah berhasil, kamu sampai besar seperti ini. Ayah juga takut, bila sesuatu terjadi pada kamu."
.
.
.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 51 Episodes
Comments
MissHaluuu ❤🔚 "NingFitri"
ada apa ya🤔
2023-08-10
1
ᴄᷤʜͦɪͮᴄͥʜͣɪᷡᴋͣ
pasti Amora memiliki trauma yang mendalam dan akhirnya dia jatuh ke dalam pergaulan bebas
2023-08-10
2
Nabil abshor
penasaran,,,,,, 🤔🤔🤔 jgn² amora pernah dilecehkan diluar negri,,,,,.hiks,,,,.kasiaaan,,,,
2023-08-10
1