Pak Satria Esa sedang menunggu Ibu Inara, di depan tempat les Biola putrinya Mita. Ibu Inara dan Mita keluar dari dalam tempat les, Mita langsung berlari ke arah Pak Satria Esa.
"Om Sat." panggil Mita, dan mencium punggung tangan Pak Satria Esa.
"Kak, kok tidak bilang kalau mau kesini?" ucap Ibu Inara.
"Sekalian lewat, ehm.. saya antar kalian pulang." ucap Pak Satria Esa.
"Apa tidak merepotkan?" tanya kembali Ibu Inara.
"Mau Om, Mita ingin naik mobil bagus. Mita kan tidak punya mobil, selama ini naik angkutan umum saja." jawab Mita, gadis berusia 18 tahun.
"Boleh, yuk kita pulang." ucap Pak Satria Esa.
Ketiganya masuk kedalam mobil, Ibu Inara duduk di kursi penumpang paling depan bersama Pak Satria Esa, sedangkan Mita di belakang.
"Kak, bagaimana keadaan Amora?" tanya Ibu Inara.
"Anak itu ternyata peminum dan perokok." jawab Pak Satria Esa.
"Hah.. masa kak? Amora saya lihat, bukan perempuan seperti itu." ucap Ibu Inara.
"Saya salah mendidik dia, saya terlalu memanjakan dia sampai seperti ini."ucap Pak Satria Esa, dengan tatapan mata tetap fokus ke depan.
" Pergaulan Kak, dia salah pergaulan saat di luar negeri. Bahkan fisiknya, semua kata kakak di rubah."
"Iya, mulai dari hidung, bibir, bagian dada, bagian yang menurut dia kurang sempurna. Tapi anak itu, tidak pernah minta uang sama saya, atau sama kakek neneknya. Dia itu dari dulu, kerja untuk hidupnya."
"Om, sekarang kak Amora ada di rumah?" tanya Mita.
"Ada di rumah nya." jawab Pak Satria Esa.
"Mita ingin menjenguk Kak Amora." ucap Mita.
"Kak kita kesana saja, saya juga ingin melihat kondisi dia." ucap Ibu Inara.
Pak Satria Esa diam, tidak menjawab keinginan mereka. Dan hanya fokus, mengemudikan mobilnya.
"Kak, kita kesana ya! " ajak Ibu Inara.
"Nanti lagi saja, kita makan di luar gimana?" ucap Pak Satria Esa.
*****
"Amora, kamu nggak bilang habis semua makanan!" ucap Nenek Lidia.
"Ayah kayaknya beli Nek, kan Ayah tidur disini." ucap Amora sambil memegang laptop nya.
"Loh bukannya si Tentara itu?" ucap Nenek Lidia.
"Maksudnya Eldrian!" ucap Amora.
"Iya, kenapa malah jadi Ayah kamu?"
"Terlalu jahat, hampir melecehkan Amora."
"Melecehkan gimana? pasti kamu nya memancing dia!"
"Nggak Nek, dia coba nodai Amora, untung saja Om Santoso sama Ayah datang. Kalau tidak, sudah terenggut kesucian Amora."
"Kalau memang dia jahat, jauhi dia. Nenek tidak mau, kamu di apa - apakan."
"Betul Nek, untung saja Allah masih melindungi Amora."
"Terus gimana kaki kamu?"
"Sudah agak baikan, saya ini sedang menyelesaikan proyek iklan Nek. Hanya saja sedang cari model pria nya."
"Kamu belum punya pacar saja, kapan ngenalin sama kami?"
"Belum kepikiran kesana, Amora senang seperti ini."
"Amora, Ayah kamu itu ingin berumah tangga. Sampai kapan, kamu larang dia? umurnya semakin tua, biar dia menikmati indahnya berumah tangga hingga akhir hidupnya."
"Nek, Ayah nggak boleh menikah. Ayah milik Amora, tidak boleh ada yang memiliki. Kalau Ayah menikah, Amora akan di singkirkan. Lagian Amora itu cinta, sayang sama Ayah. Sama hal nya, Ayah cinta sama Ibu."
"Cinta Ayah kamu itu beda sama kamu, dia cinta sebagai seorang Ayah. Kamu yang salah pemikiran, otak kamu itu sakit. Kamu itu, di asuh, di biayain sama dia sampai kamu dewasa. Kamu ingin kuliah di luar negeri, dia wujudkan. Sampai dia belikan kamu rumah, mobil, motor. Cobalah kamu mengerti perasaan Ayah kamu, dan kamu carilah pasangan jangan terus memenjarakan Ayah kamu." ucap Nenek Lidia kembali ke arah dapur.
Amora menutup kasar laptopnya, dengan tatapan mata kesal ke arah Nenek Lidia. Lantas pintu rumah terbuka, Pak Satria Esa datang dengan senyuman yang tulus ke arah Amora.
"Ada Nenek ya? Ayah lihat ada sandal nya." ucap Pak Satria Esa.
"Ada tuh di dapur." ucap Amora sambil mencari sesuatu yang di tunggu.
"Belanjaan nya mana?" tanya Amora.
"Belanjaan apa?" tanya kembali Pak Satria Esa.
"Isi kulkas habis Ayah, kan mau belikan katanya." jawab Amora.
"Astagfirullah lupa sayang, Ayah ganti pakaian dulu nanti ke minimarket depan rumah." ucap Pak Satria Esa sambil mengusap kepala Amora.
"Ayah dari mana sih? jam segini baru pulang!"
"Ayah tadi, habis kondangan ke teman." ucap bohong Pak Satria Esa.
"Sat, makan dulu. Bunda tadi habis pesan makanan, mumpung masih hangat." ucap Nenek Lidia.
"Nanti saja, masih kenyang."
****
"Bos, itu dia orangnya." tunjuk seorang pria, yang berada di dalam mobil.
"Kamu yakin dia?" tanya Pria berpakaian rapih, menggunakan jas dan berdasi.
"Iya, kakak bos di hukum mati. Dan semua anak buahnya mati tertembak karena dia, namanya Eldrian dia yang memimpin operasi itu."
"Cari tahu keluarganya, dan cari tahu tentang dia juga."
"Baik Bos."
Eldrian naik ke atas motornya, untuk kembali ke Markas. Dengan kecepatan sedang Eldrian, membelah jalanan. Saat berkendara, Eldrian melihat dari kaca spion motor, ada dua buah motor di belakangnya dengan keadaan yang mencurigakan.
Eldrian lantas mengurangi kecepatannya, dan motor tersebut ikut mengurangi kecepatannya Eldrian lalu menaikan kecepatan motornya, lalu motor tersebut ikut menaikan kecepatannya.
Kedua motor itu terus mengejar Eldrian, dan Eldrian berusaha untuk menghindari kedua motor itu
Dor
Dor
Suara tembakan yang di arahkan ke arah Eldrian, namun Eldrian berhasil menghindari tembakan tersebut. Eldrian memutar motornya kini mereka akan bertabrakan, Eldrian terus berusaha menghindari kedua motor musuh yang terus menembaki Eldrian.
Braaaaakkk
Eldrian melompat dari motornya, dan motor menabrak kedua motor. penjahat itu. Eldrian terguling di jalanan aspal, lantas langsung bangun dan berlari ke arah kedua pria itu yang terjatuh, akibat menabrak motor milik Eldrian.
Buuugghh
Buuugghh
Adu jotos terjadi, dua lawan satu. Eldrian berhasil menendang perut keduanya. Dan salah satu pria itu mengeluarkan pisau, lantas menusuk pinggang Eldrian.
Dengan sigap, Eldrian meninju wajahnya, lalu membanting tubuhnya. Pria yang satu nya lari, dengan menggunakan motornya. Sedangkan pria satu nya, berhasil di lumpuhkan Eldrian.
"Katakan, siapa yang menyuruh kamu?" tanya Eldrian dengan menginjak perutnya.
Pria itu hanya diam, tidak menjawab pertanyaan Eldrian. Eldrian pun langsung menghubungi markas dengan kejadian yang di alami nya sekarang.
***
"Lukanya untung tidak terlalu dalam, hanya 2 cm. Tapi jangan banyak gerak dulu, takut jahitannya lepas." ucap dokter Guntur.
"Terima kasih." ucap Eldrian.
Eldrian lantas segera keluar dari ruangan dokter Guntur, dan menemui Pak Satria Esa yang ada di ruang tunggu pasien.
"Apa kamu tahu, siapa pria yang mencoba membunuh kamu?"
"Saya tidak tahu, yang pasti mereka memiliki dendam pribadi sama saya."
"Dia sudah berada di kantor Polisi, dan masih tetap diam."ucap Pak Satria Esa.
.
.
.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 51 Episodes
Comments
Lilik Utami
untung eldrian gak terlalu parah lukanya
2023-08-06
1
Lilik Utami
aku kok berat ya kak puspa kalau satria esa sama inara,sebenarnya gpp kalau satria esa menikah sama amora kan amora bukan anak kandung satria esa
2023-08-06
1
Nabil abshor
berasa nntn film xtion,,,, 🤗🤗🤗
2023-08-04
1