Sebuah Rahasia

"Amora!" panggil Eldrian.

Amora diam dan tetap menaiki anak tangga, Eldrian terus mengikuti Amora. Tangan Amora, langsung do pegang saat di tangga, dan Amora tepis Eldrian kehilangan keseimbangan menarik tangan Amora, hingga keduanya terjatuh bersama.

Eldrian dan Amora menggelinding dari atas ke bawah, tangan Eldrian melindungi kepala Amora, hingga keduanya tergeletak di lantai. Namun bibir mereka kembali berciuman, dan saat itu Pak Satria Esa, Aji, Ali dan Noah melihatnya.

"Ehhheeemm." Pak Satria Esa berdehem.

Amora langsung bangun dari atas tubuh Eldrian, sedangkan Eldrian tidak bisa bangun merasakan punggungnya sakit.

"Memalukan."ucap Pak Satria Esa sambil berjalan pergi.

Aji, Ali dan Noah pun langsung pergi, dengan tingkah mereka yang kikuk. Amora lantas kembali naik ke atas tangga, sedangkan Eldrian merasakan sakit di punggungnya.

" Tubuh saya lama - lama remuk." ucap Eldrian sambil mencoba bangun.

Sedangkan di dalam kamar mandi, Amora terus membasuh mulutnya dengan sabun. Hingga bibir Amora memerah, tidak hanya dengan sabun Amora berusaha membasuh nya dengan spons.

Amora menatap ke arah cermin, menatap benci pada dirinya sendiri. Amora lantas dengan handuk mengusap kasar, dan tiba - tiba kepala Amora sakit, saat mengingat sesuatu yang pernah terjadi pada dirinya.

"Aaaaaaaa." teriak Amora.

Braaaaakkkk

Braaaaakkkkk

Hiks.. hiks.. hiks..

"Ayah... hiks.. hiks.. tolong Amora Ayah..!"

Pak Satria Esa mendengar teriakan Amora, Eldrian pun mendengar kedua nya lari ke lantai atas.

Braaakkk

Pak Satria Esa dan Eldrian masuk kedalam kamar Amora, dan saat itu kedua nya melihat Amora terdiam duduk di lantai kamar mandi dengan bibir yang lecet.

"Amora kamu kenapa?" tanya Pak Satria Esa.

"Amora!" ucap Pak Satria Esa sambil menggoyang tubuhnya.

Amora tetap diam, dan menatap ke arah Eldrian dengan tatapan mata yang tajam. Eldrian merasa bingung, dan Pak Satria Esa langsung menoleh ke arah Eldrian.

"Kamu apakan anak saya?" tanya Pak Satria Esa.

"Sa - saya tidak lakukan apa - apa." jawab Eldrian.

Pak Satria Esa langsung memapah Amora, berjalan ke arah tempat tidur nya dan membaringkan tubuh putrinya.

"Katakan sama Ayah, apa yang terjadi?" tanya Pak Satria Esa.

"Amora butuh Ayah, Amora ingin Ayah." jawab Amora dengan memegang tangan Amora.

****

"Katakan pada saya, kamu apakan anak saya?" tanya Pak Satria Esa.

"Kemarin, saya mencium paksa Amora." jawab Eldrian.

"Apa! kamu paksa dia ciuman, dan tadi kami lihat kalian ciuman juga!"

"Itu tidak sengaja, kita terjatuh."

Pak Satria Esa terdiam, dan langsung meminta Eldrian untuk duduk. Pak Satria Esa mengambil gelas berisi air putih, di meja tepat di depannya.

"Sebenarnya, ini rahasia saya sendiri. Keluarga besar tidak tahu, bahkan saya itu merasa gagal merawat dia."

"Apa ada sesuatu?"

"Saat itu, 5 tahun lalu terjadi di luar negeri." ucap Pak Satria Esa dengan menahan air mata.

"Kalau Om tidak mau cerita, tidak apa Om." ucap Eldrian.

Pak Satria Esa terisak menangis, saat itu Amora berdiri di antara anak tangga. Eldrian menoleh ke arah Amora, mereka berdua saling bertatapan mata.

****

Amora membersihkan lensa kameranya, saat itu Eldrian mendekati Amora. Eldrian memberikan secangkir cokelat hangat.

"Saya minta maaf, saya banyak salah." ucap Eldrian.

Amora hanya tetap diam dan menatap ke arah photo tersebut, Amora memegang kaca bingkai photonya.

"Ini adalah lomba photo pertama dan terakhir, banyak kejutan tak terduga. Awal semua masalah itu, saya akan tetap pajang itu." ucap Amora.

"Kamu tidak pantas mencintai saya, masih banyak wanita yang waras segala-galanya." ucap Amora kembali.

"Kata siapa kamu gila? kamu itu tidak gila." ucap Eldrian.

"Kamu benar, saya itu wanita murahan. Kamu benar, saya itu tidak ada hargainya. Kamu pantas memperlakukan saya kemarin, bahkan kalau kamu membayar tubuh ini kamu itu pantas."

"Kamu bicara apa sih? seolah kamu itu sedang mabok."

"Mungkin otak saya, akan konslet atau sudah konslet."

"Saya mulai besok, tidak akan berjaga disini lagi. Semuanya juga sama, karena Pak Satria meminta itu semua." ucap Eldrian , yang sebelumnya Pak. Satria Esa meminta untuk tidak menjaga lagi di rumah putrinya.

"Terima kasih, saya akan kasih tips buat kalian." ucap Amora berjalan untuk mengambil uang.

"Kalau kamu mau cerita, saya siap mendengarkan!"

Amora tersenyum sinis, sambil mengambil beberapa lembar uang warna merah. Lalu memberikan pada Eldrian, namun Eldrian tidak menerima uang pemberiannya.

"Terima kasih, tidak membuat laporan tentang ketidak sopan an saya sama kamu. Maaf kalau saya banyak salah, maafkan saya." ucap Eldrian lalu pergi.

Amora menatap punggung Eldrian, dengan mengepalkan kedua tangannya. Lalu kembali fokus pada pekerjaannya.

****

Amora memotret model pria di kantor Meisa, berbagai pose dengan memegang perfume keluaran produk Lou terbaru.

"Smile." ucap Amora.

"Ganti gaya lagi." ucap Amora kembali, sambil mengarahkan kamera.

Meisa pun melihat hasil jepretan Amora, Meisa tersenyum puas melihat photo - photo hasil jepretan Amora. Lalu Amora pun, mengarahkan gaya kembali pada model pria bule itu.

"Fokus kamera. " ucap Amora.

"Meisa!"

Meisa menoleh saat ada yang memanggil namanya, Ibu Salsa langsung memeluk Meisa. Amora menoleh ke arah Ibu Salsa, dan Ibu Salsa menatap dengan sinis ke arah Amora.

"Tante, kok tidak bilang - bilang mau kesini? kalau tante bilang kan, saya mempersiapkan sesuatu buat Tante."

"Ini nih, yang bikin Tante suka sama kamu. Karena perhatiannya, makannya Tante tuh kadang tidak enak."

"Nggak kok Tante santai saja." ucap Meisa.

"Amora sedang apa disini? apa dia kerja sama kamu?" tanya Ibu Salsa.

"Saya yang bekerjasama dengan dia, hasil karya nya bagus." ucap Meisa.

"Bukannya dia itu calon menantu Tante?"

"Menantu apa? kehidupan liar, sampai dia di pakai rame - rame sama pria disana. Sampai masuk rumah sakit karena robek, makannya tubuh oplas dia itu hasil jual diri." ucap Ibu Salsa.

Amora menghentikan memotret nya, hingga semua yang ada di studio menoleh ke arah Ini Salsa. Amora tertunduk, dengan memegang erat kameranya.

"Tante, kita ke ruangan saya. Disini sangat panas." ajak Meisa.

"Kita lanjut." ucap Amora.

****

Amora menaruh semua peralatannya di dalam tas, di bantu asisten nya Purba. Amora tidak banyak bicara, Purba terus memperhatikan Amora.

"Apa kamu mau kita pergi ke suatu tempat?" tanya Purba.

"Saya ingin tidur, kamu boleh langsung pulang."

"Berharap tidur tidak akan bangun?"

Amora tersenyum lalu segera keluar dari dalam studio photo, Purba pun lalu mengikuti langkah kaki Amora dari belakang.

"Mba Amora, anda di tunggu di ruangan nya Ibu Meisa." ucap Nela, sekretaris Meisa.

"Biar asisten saya, yang akan menemui mba Meisa. Saya tidak enak badan, katakan maaf." ucap Amora melanjutkan langkah kakinya.

"Mari, ke ruangan Ibu Meisa." ucap Nela, pada Purba.

.

.

.

Terpopuler

Comments

MissHaluuu ❤🔚 "NingFitri"

MissHaluuu ❤🔚 "NingFitri"

itu mamax el ksian bnget smpe bgitux ngejelekin org🙄😒

2023-08-11

1

@⍣⃝𝑴𝒊𝒔𝒔Tika✰͜͡w⃠🦊⃫🥀⃞🦈

@⍣⃝𝑴𝒊𝒔𝒔Tika✰͜͡w⃠🦊⃫🥀⃞🦈

wah Bu salsa kata" mu pedas sungguh menyakitkan hati

2023-08-11

2

fitri indrawati sutanto

fitri indrawati sutanto

kira kira apa ya masa lalu yg membuat amora trauma

2023-08-11

2

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!