"Amora...!! " pintu kamar rawat terbuka, Eldrian langsung berdiri saat Nenek Retno, Kakek Aji, Nenek Lidia dan Kakek Agus datang.
"Amora, ya Allah kenapa kamu sampai tertembak?" ucap Nenek Lidia panik.
"Coba lihat kakinya!" ucap Kakek Aji membuka selimut, yang menutupi kaki Amora.
"Siapa pelakunya? sudah tertangkap belum?" tanya Kakek Agus.
Amora langsung menunjuk ke arah Eldrian, sontak kedua kakeknya langsung memukul Eldrian.
"Ampun kek, ampun..!" teriak Eldrian meminta ampun.
Buuggghhhh
Buuuggghhh
"Kamu tega, menembak cucu kami." bentak Pak Aji.
"Kamu harus di tahan." ucap Pak Agus.
"Awwwww ampun kek, ampun..!" ucap Eldri yang terus di pukuli.
Ceklek
"Ayah..!!" ucap Pak Satria Esa langsung menarik Eldrian, dan melindunginya.
"Sat, dia itu sudah menembak cucu kami. Cepat kamu, penjarakan dia." ucap Pak Aji sambil menunjuk ke arah Eldrian.
"Ayah, dengarkan dulu. Dia itu menembak kaki Amora, saat itu di sandera. Demi menyelamatkan Amora, karena saat itu tidak ada pilihan lain, dia tembak kaki Amora. Agar terlepas dari penjahat itu, dia bukan penjahat yang ingin mencelakai Amora." ucap Pak. Satria Esa menjelaskan.
"Maafkan saya, tapi saya bertanggung jawab 24 jam menjaga Amora." ucap Eldrian.
"Hah.. 24! kamu pikir, menjaga saya selama itu bisa kaki saus cepat sembuh." ucap Amora.
"Saya akan bantu kamu, selama belum sembuh." ucap Eldrian kembali.
"Kalau kamu mau bertanggung jawab, Sat anak itu harus tinggal di rumah Amora. Semua kebutuhan, harus dia yang tanggung." ucap kakek Aji.
"Nggak! masa mau tinggal berdua sama Amora." ucap Satria Esa tidak setuju.
"Terus, kalau tidak begini, dia akan lari." ucap Pak Agus.
"Tapi tampang seperti dia, nggak akan macam - macam dan bertanggung jawab." ucap Nenek Lidia.
"Orang tua kamu siapa?" tanya Nenek Retno.
"Dia anak Bang Santoso." jawab Pak Satria Esa.
"Oh kamu anaknya Santoso!" ucap Nenek Retno.
"Iya Nek." ucap Eldrian.
"Kalau itu, kami kenal. Kamu harus jaga cucu kami, dia itu seorang photographer dan sedang ada kontrak, dengan sebuah perusahaan. Kamu bantu dia, sampai kaki nya sembuh." ucap Ibu Retno.
"Bu!" ucap Pak Satria Esa.
"Saya akan melakukannya." ucap Eldrian.
****
Setelah semua pergi, kini tinggal Pak Satria Esa yang berada di kamar rawat. Amora dengan manja memeluk tubuh Pak Satria Esa, kini mereka berada di atas tempat tidur yang sama.
"Kamu itu masih manja saja sama Ayah, sudah besar begini nggak pantas lagi." ucap Pak Satria Esa.
"Amora nyaman begini sama Ayah, makannya Amora, nggak mau Ayah menikah. Ayah itu milik Amora, cinta pertama Amora." ucap Amora.
"Ayah juga ingin menikah Amora, masa Ayah sampai sisa hidup belum merasakan rumah tangga."
"Nggak boleh, kalau bisa Amora mau jadi istri Ayah."
Pletak
Awwww
Pak Satria Esa, menjitak kepala Amora dengan reflek memukul dengan botol air mineral kosong, yang ada disampingnya.
"Ayah sakit." ucap Amora memegang kepalanya.
"Ayah bilang, sama kamu. Jangan bicara seperti itu, karena kamu anak Ayah."
"Kenapa juga, harus sebagai Ayah."
"Kamu nanti akan bertemu, pria yang akan seperti Ayah. Amora, Ayah itu sayang sama kamu, walau kamu bukan anak kandung Ayah, tapi kamu itu keponakan Ayah. Kamu mengerti kan hukumnya haram itu? terus ijinkan Ayah, mencari wanita yang bisa sebagai ibu kamu." ucap Pak Satria Esa.
Amora menundukkan kepalanya, Pak Satria Esa membelai rambut Amora, lalu mencium pucuk kepalanya.
"Tidak akan pernah bisa, hubungan kita ini masih sedarah. Ayah tidak pernah larang kamu, seperti hal nya tubuh kamu yang operasi an, hanya ini satu. Ayah didik kamu agama sejak kecil, kamu pasti paham."
"Amora belum memiliki rasa Ayah."
"Rasa sama pria lain?" tanya Pak Satria Esa, Amora pun menganggukkan kepalanya.
"Karena kamu belum menemukan." ucap Pak Satria Esa.
"Amora ingin seperti Ayah."
"Pasti kamu dapat seperti Ayah."
*****
Eldrian memasukan semua makanan yang ada di dalam lemari es, ke dalam kantung plastik. Begitu juga dengan beberapa kotak susu, Eldrian lantas mengambil kunci motor, untuk pergi ke rumah sakit.
"Kamu bawa apa El?" tanya Ibu Salsa.
"Papah belum cerita?" tanya Eldrian kembali.
"Cerita apa El?" tanya Ibu Salsa penasaran.
"El harus merawat anaknya Om Satria." jawab Eldrian.
"Amora maksud kamu! ada apa dengan Amora?"
"Papah tidak cerita? kalau Eldrian menembak kakinya, saat Amora di sandera."
"Ini kan suatu misi, itu pilihan kamu agar sanderanya selamat. Kenapa kamu repot - repot, kamu juga punya pekerjaan."
"El sedang tidak sibuk. Lagian ini sudah tidak sedang bertugas, makannya El mau ke rumah sakit."
"Meisa akan datang, dia akan menginap disini. Apa kamu tidak kangen dengan Meisa?"
"Kita sudah putus 3 tahun lalu, ngapain Mamah masih berhubungan dengan dia. Yang mamah bela, Meisa atau El? sudah jelas Meisa selingkuh masih saja mendekatkan kembali El sama dia."
"Mamah lebih suka Meisa, setiap wanita yang kamu ajak kemari, itu bukan tipe Mamah."
"Iya, makannya El tidak pernah dapat lagi pengganti dia. Seolah yang mau menjalani rumah tangga itu Mamah, bukan El."ucap Eldrian langsung pergi.
" El tunggu." panggil Ibu Salsa, namun pura - pura tidak di dengar oleh Eldrian.
"Anak itu, sama seperti Papahnya." ucap Ibu Salsa.
****
"Kamu makan ya, saya bawakan ini buat kamu." ucap Eldrian.
"Saya tidak suka cemilan seperti ini." tolak Amora, melihat beberapa crackers dan snack chips.
"Kenapa tidak suka?" tanya Eldrian.
"Ini juga banyak di rumah, apalagi susu begini." jawab Amora.
"Jadi kamu mau apa?" tanya Eldrian berusaha bersabar.
"Saya mau Pizza, burger, spaghetti dan juga steak dengan daging setengah matang." jawab Amora.
"Apa kamu akan makan semua?" tanya kembali Eldrian.
"Iyalah, buruan belikan." jawab Amora lantas meminta.
Eldrian pun memesan lewat aplikasi, sesuai pesanan yang Amora mau. Sedangkan Amora, mengambil crackers yang di bawa oleh Eldrian.
"Katanya nggak suka, malah di makan." celetuk Eldrian.
"Siapa bilang nggak suka, di rumah juga banyak."
"Terus dimakan? katanya nggak mau!"
"Lapar, lagian bawel banget sih, nggak ikhlas ya?"
"Bukan nggak ikhlas, tapi ya udahlah."
Eldrian melirik ke arah Amora, ada getaran dalam tubuhnya. Eldrian langsung mengalihkan pandangannya, Amora tahu Eldria melirik nya.
"Kamu kenapa liatin saya terus?" tanya Amora.
"Siapa yang liatin kamu, geer saja." jawab Eldrian.
"Sudah jelas, ngelak lagi."
Eldrian hanya diam, dan langsung fokus pada ponselnya, dan melihat dari camera layar depan menatap Amora, lantas tak sengaja Amora menatap tajam. Eldrian salah tingkah, hingga ponselnya terjatuh.
"Saya laporkan kamu ke atasan kamu, biar di pindahkan ke daerah rawan konflik." ucap Amora dengan wajah kesal.
.
.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 51 Episodes
Comments
MissHaluuu ❤🔚 "NingFitri"
ya ampunn galak galak tpi sayang🤭
2023-08-04
0
🦂⃟ᴍɪʟᷤᴀᷤʜᷫ ᶜᵘᵗᵉ ✹⃝⃝⃝s̊S
laporin aja sapa tau Eldrian suruh pindah ke hatimu heheh Eeaa
2023-08-03
1
Lilik Utami
ya ampun amora kayak orang hamil aja🤭🤭🤭
2023-08-03
1