Jadi Sandera

"Kalau kalian tetap menembak, wanita ini akan saya tembak kepalanya!" ucapnya sambil mengarahkan pistol tetap di pelipis Amora.

"Mundur semua." ucap nya kembali.

Tim merah dan Tim Biru pun, menurunkan senjatanya, para penjahat itu pun berjalan mundur, dengan senjata yang mengarahkan pada Para Tentara.

"Tolong, jangan tembak saya." ucap Amora dengan nada bergetar.

"Diam kamu! karena sudah berani mendekati kami, kamu akan jadikan sandera." ucap nya.

"Lepaskan wanita itu!" ucap Eldrian.

"Kami tidak akan lepaskan, kecuali kalian lepaskan Bos kami." ucapnya.

"Bos kalian sudah terbukti bersalah, menyerah lah sebelum kami tembak kalian semua." ucap Eldrian.

"Kami akan bawa dia, kami meminta menukar dengan Bos kami."

"El, kita tidak bisa melakukan apa - apa. Karena ini melibatkan warga sipil, jalan satu - satunya bawa dia."ucap Brian.

Eldrian pun menatap gadis tersebut, dengan wajah yang ketakutan. Eldrian pun menaikan senjatanya, dan mengarahkan ke arah mereka.

" Apa yang kamu lakukan?" tanya Bowo.

"Kamu pikir, kita mau di bodohi mereka!" jawab Eldrian.

"Arahkan senjata pada mereka." ucap Eldrian memberikan perintah.

"El!" ucap Bowo.

"Ini perintah! tembak." ucap Eldrian.

Dor

Dor

Arrrggghhh

Eldrian menembak kaki Amora, hingga tersungkur, lantas tembakan kedua Eldrian tepat mengenai jantung pria yang mengarahkan pistolnya pada pelipis Amora.

Dor

Dor

Eldrian dan semua anggota Tim nya menembaki para penjahat, hingga satu persatu penjahat itu tewas tertembak. Eldrian langsung membawa Amora, yang kaki nya tertembak.

"Kapten awas..!" teriak Cacing, saat penjahat akan menembak.

Dor

Dor

Cacing menembaknya hingga tewas, helikopter pun datang untuk mengevakuasi korban. Dua korban pun di naikan ke atas helikopter, Eldrian pun ikut naik karena bertanggung jawab telah menembak kaki Amora.

Aaaaaaa

Amora menjerit, kesakitan dengan rasa panas dan perih di area kaki yang tertembak. Eldrian lantas mengikat bagian yang terluka, agar darah tidak terus mengalir.

Amora tanpa sadar memegang tangan Eldrian, terlihat begitu sangat kesakitan. Eldrian terus menatap ke arahnya, Amora pun akhirnya pingsan.

*****

Pak Santoso berjalan menelusuri lorong rumah sakit, setelah mendapatkan kabar bahwa Eldrian telah menembak warga sipil secara sengaja.

Terlihat Eldrian berdiri di depan pintu kamar operasi, Pak Santoso langsung menonjok wajahnya Eldrian.

"Ayah!" ucap Eldrian memegang pipinya yang sakit.

"Kamu kenapa tembak dia?" bentak Pak Santoso.

"Dia sandera Ayah, saya sengaja agar dia melepaskan gadis itu, dan dia minta menukar dengan Bos nya." ucap Eldrian.

"Tapi jangan kamu tembak kakinya."

"Hanya satu cara itu Ayah." ucap Eldrian.

Pintu pun terbuka, dokter pun keluar begitu juga gadis yang di tembak kakinya oleh Eldrian. Terlihat begitu lemas, dengan mata terpejam.

"Pasien syok karena kejadian itu." ucap dokter Mulya.

"Tapi kakinya tidak ada masalah kan?" tanya Eldrian.

"Rasa panik itu wajar, antara pilihan yang sulit." jawab dokter Mulya.

Saat Eldrian dan Pak Santoso berjalan ke kamar Amora, keduanya bertemu dengan Pak Satria Esa.

"Satria." sapa Pak Santoso.

"Bang, kenapa ada disini?" tanya Pak Satria Esa.

"Kamu kenapa disini?" tanya Kembali Pak Santoso.

"Dapat kabar dari rumah sakit, Amora tertembak." jawab Pak Satria Esa.

"Amora! lantas bagaimana kondisi dia?" tanya Pak Santoso.

"Ini saya mau ke kamarnya." jawab Pak Satria Esa.

"Kita lihat Amora dulu El." ajak Pak Santoso.

"Tapi saya harus lihat dia Yah." ucap Eldrian.

"Yasudah."

Ketiganya berjalan ke arah kamar rawat, Eldrian mengikuti langkah kaki mereka, saat melihat sama - sama masuk ke ruangan yang sama.

"Tunggu dulu, ini anaknya Om Satria?" tanya Eldrian.

"Sat, itu Amora?" tanya Pak Santoso.

"Iya itu Amora!" jawab Satria Esa.

"Om saya minta maaf, karena tidak ada pilihan lagi Om." ucap Eldrian, dan Pak Satria Esa langsung menatap ke arah Eldrian.

"Sat, El itu sedang mengadakan misi, penangkapan penjahat obat terlarang. Dia jadi sandera dengan meminta menukar Bos nya yang sudah tertangkap lebih dulu." ucap Pak Santoso.

"Ayah..!" panggil Amora, dan langsung Pak Satria Esa menghampiri Amora.

"Hiks.. hiks.. Ayah, Tentara itu menembak kaki Amora." isak Amora.

"Kamu kenapa sampai bisa bertemu mereka?" tanya Satria Esa.

"Mereka curiga mengira Amora itu mata - mata, gara - gara kamera yang Amora bawa." jawab Amora, lantas menatap ke arah Eldrian.

"Nah itu dia Ayah, dia pasti anak buah Ayah. Cepat kasih hukuman ke dia, sudah buat kaki Amora dia tembak." ucap Amora kesal.

"Amora, kalau dia tidak menembak kamu akan disandera, dan kamu juga akan di tembak mati oleh penjahat itu. Tidak ada pilihan, Eldrian mengambil keputusan itu."

"Pokoknya kamu tanggung jawab!" bentak Amora.

"Saya akan tanggung jawab." ucap Eldrian.

****

"Sat, saya kok sampai tidak mengenali Amora. Soalnya dia beda banget, seperti bukan Amora." ucap Pak Santoso.

"Dia operasi plastik di bagian wajahnya, entahlah anak itu merubah ciptaan." ucap Pak Satria Esa.

"Kamu kurang tegas."

"Tegas, tapi anak itu gampang saja ucapannya, yang bikin saya tutup mulut."

"Namanya anak, dari kecil tidak merasakan kasih sayang orang tua, jadinya seperti itu."

"Saya asuh, saya kasih perhatian seperti anak sendiri."

"Tapi Amora itu, di luar nalar. Perhatian kamu, di anggap bukan perhatian Ayah pada anaknya. Kamu bilang dong, kalau kamu itu saudara kandung Ayahnya."

"Amora pikir saya bercanda, kalau saya ini saudara kembarnya, karena wajah yang berbeda. Apalagi wajah saya ini, tampak muda tidak seperti umur mau setengah abad."

"Kenapa dengan wajah kamu? masih menyesal dengan orang yang mengoperasi wajah kamu menjadi wajah orang lain?"

"Sudahlah jangan ingat - ingat itu." ucap Pak Satria Esa.

*****

"Panggil saja saya El, tapi kamu itu jauh umurnya dengan saya." ucap Eldrian.

"Saya tidak tanya." ucap Amora.

"Saya tidak tahu, kalau kamu itu anaknya Om Satria Esa. Dan Ayah kita ini bersahabat, nggak menyangka."

"Terus, saya harus bilang wow gitu?"

Hanya kasih tahu." ucap Eldrian.

"Terus kamu ngapain disini?"

"Saya menunggu kamu, takutnya kamu butuh sesuatu."

"Nggak perlu, yang penting kamu bayar rumah sakit sampai saya keluar. Dan ingat satu lagi, kamu harus ganti kamera saya."

"Kalau kamera kan bukan salah saya, kenapa harus ganti!"

"Kan, gara - gara kalian sehingga mereka curiga sama saya."

"Enak saja, karena mereka orang jahat. Apalagi hutan yang kamu kemarin itu, sudah masuk Hutang biasa bukan tempat wisata. Dan memang disana titik kita menangkap mereka. Eh tiba - tiba kamu masuk, kita pun rubah rencana."

"Bodoh amat, yang jelas saya minta ganti rugi."

"Baiklah, nanti saya akan ganti, dengan uang pribadi saya." ucap Eldrian.

Eldrian terus menatap ke arah Amora, terasa detak jantung begitu sangat kencang saat menatap ke arah Amora.

"Ngapain kamu lihat - lihat?" bentak Amora.

"Kamu cantik, uppsss! " ucap Eldrian langsung menutup mulutnya sendiri.

.

.

.

Terpopuler

Comments

🦂⃟ᴍɪʟᷤᴀᷤʜᷫ ᶜᵘᵗᵉ ✹⃝⃝⃝s̊S

🦂⃟ᴍɪʟᷤᴀᷤʜᷫ ᶜᵘᵗᵉ ✹⃝⃝⃝s̊S

Eldrian modus

2023-08-03

1

༄༅⃟𝐐𝗧𝗶𝘁𝗶𝗻 Arianto🇵🇸

༄༅⃟𝐐𝗧𝗶𝘁𝗶𝗻 Arianto🇵🇸

idih el...cantik y...biasa ato pake banget nih...😂
cinta yg salah nih kl amora cinta ma ayahnya krn mereka sedarah..krn dr garis ayah...

2023-08-03

1

ᴄᷤʜͦɪͮᴄͥʜͣɪᷡᴋͣ

ᴄᷤʜͦɪͮᴄͥʜͣɪᷡᴋͣ

ampun deh anaknya Satria Ade jatuh cinta sama Satria Esa Oh Tuhan aku gak bisa bayangin

2023-08-02

2

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!