The Agency System

The Agency System

︵‿︵‿୨ ୧‿︵‿︵

❁Happy Reading❁

Pagi yang selalu datang seperti biasa, gadis bernama Dai Xinyue masih meringkuk dibalik selimut, masih enggan bangun dari kasur nya yang nyaman, setelah 10 menit berdiam di kasur tanpa berbuat apapun, perlahan dirinya bangkit beranjak dan berjalan gontai dengan rambutnya acak-acakan menuju ke kamar mandi.

"Kapan hidup gua berubah?" ucapan singkat penuh harapan yang selalu Xinyue katakan setiap mandi di pagi hari.

Selesai mandi Xinyue langsung bergegas memakai seragam sekolahnya lalu lanjut merapikan buku-buku pelajaran. Selesai itu dia pun turun ke bawah dan menemui kakak laki-laki nya di meja makan.

"Tumben awal lu siap-siap ke sekolah?" Xuxi, Gege Xinyue (Brother) terheran melihat ke arah adiknya yang turun dari tangga, dalam benaknya berpikir tumben adiknya itu bangun awal untuk ke sekolah.

"Gua ada piket kelas makanya gua siapnya awal, kamar gua tolong rapihin ya gua buru-buru soalnya." dengan cepat tangan Xinyue mengambil sepotong roti di piring Gegenya dan sekotak susu lalu bersiap menuju sekolah.

Xinyue berjalan santai sambil memakan roti yang dibawanya tadi menuju ke kelas melewati koridor panjang yang masih lumayan sepi, lalu langkah kakinya berbelok menuju ke tangga.

Cuaca pagi ini lumayan hangat, matahari sudah naik sejak tadi tapi panas yang dihasilkan tidak terlalu menyengat, sesekali Xinyue menyapa beberapa murid-murid lain, tersenyum hangat melihat ramahnya warga sekolah yang ditemuinya.

Sesampainya di kelas Xinyue lalu meletakkan tas di bangkunya dan mulai membereskan kelas, karena dirinya datang awal kelas masih kosong dan dirinya dengan leluasa beberes, beberapa menit kemudian 2 sahabat dekatnya datang, Hao Lexin dan Huang Fanglin.

"Morning Xin!" sapa Lexin saat masuk ke kelas dengan bersemangat langsung melempar tas dan meletakkan beberapa buku paket nya di atas meja sembarangan.

"Morning," Xinyue tidak berniat menyambung pembicaraan, hanya menjawab singkat tetap fokus dengan menyapu.

"Eh lu tau nggak sih katanya Hu Wanhui anak kelas sebelah ngecrushin lu?" dengan wajah julid sedikit cuek khasnya, Fanglin memecah keheningan membuka acara pergibahan yang pasti dilakukan saat mereka berkumpul.

"Lah? Nggak mungkin cowok seganteng dia suka ama gua, seleranya pasti tinggi bukan sembarang cewek kek gua yang dia mau," mendengar hal itu tentu saja dirinya berusaha mengelak mendengar ucapan sahabatnya yang dia anggap sebagai omong kosong.

Sebenarnya Xinyue sudah tau rumor itu dari beberapa hari yang lalu saat seorang gadis yang tidak di kenalinya menghampiri sewaktu dirinya di parkiran ingin pulang, gadis itu mengatakan kalau Hu Wanhui meminta Id Line nya karena berniat untuk mendekati.

Xinyue mengatakan ke gadis itu untuk menyampaikan pesannya ke Hu Wanhui kalau dirinya sedang ingin sendiri dan menyuruhnya mencari gadis lain yang lebih baik. Gadis itu mengangguk dan setuju untuk menyampaikan pesannya.

"Tapi kan bisa aja, kita nggak tau pikiran dan isi hati orang lain menurut lu dia nggak mungkin suka sama lu, tapi bisa aja emang kenyataan dia suka," argumen Fanglin semakin menyakinkan diikuti dengan anggukan kepala dari Lexin.

"This, gua setuju pendapat Fanglin bisa saja kalau Wanhui emang suka sama lu, kan lu cantik," Lexin menyahuti dengan senyum sumringah.

"Pfftt ... haha gua cantik? Kalau gua cantik gua pasti udah lama bisa dapetin tu crush gua," tawa Xinyue tertahan diikuti menggelengkan kepalanya sambil berjalan keluar kelas membuang sampah yang tadi dia bersihkan.

"Yaa lu mah Yuan kan kagak tau kalau lu suka ama dia, kalau dia tau mungkin dia juga suka balik ama lu," Fanglin memutar bola matanya malas dengan respon sahabatnya itu lalu mengambil ponselnya didalam tas.

"Mungkin kalau suka kalau kagak," Xinyue selalu saja berusaha mengelak dengan semua ucapan sahabatnya itu, langkah kakinya berjalan dengan malas meletakkan sapu dan kembali ke bangkunya.

"Bener juga kata lu, Lin. Kan Yuan kagak tau kalau Xinyue ngecrushin dia," Lexin diam sejenak berpikir lalu menoleh ke arah Fanglin, "Kita cepuin aja apa ya ke orangnya?"

"Lu berdua cepuin gua, gua kagak bakalan kasi kalian contekan," Ancaman singkat yang hanya candaan itu sukses membuat kedua sahabatnya kelabakan, dirinya sudah seperti google pribadi bagi kedua sahabatnya itu makanya mendengar ucapannya barusan Lexin Fanglin langsung terdiam tidak berkutik.

"Wth, kagak diberi contekan, iya dah kagak bakalan dicepuin," Helaan nafas pasrah terdengar dari Fanglin saat mendengar ancaman yang dilemparkan Xinyue. Tapi sebenernya dirinya juga setuju dengan ide Lexin tadi

"Good." Xinyue berjalan duduk ke bangkunya setelah membersihkan papan tulis dengan tersenyum mengejek, "Eh btw Gege gua bakalan pindah ke Korea, gimana kalau kalian sesekali nemenin gua di rumah?"

"What? Gege lu mau ke Korea? Ngapain?" Lexin yang gampang terpancing dengan obrolan ringan langsung berjalan duduk di sebelah Xinyue.

"Ya mana gua tau, dia cuma bilang gitu doang," Xinyue mengedikkan bahunya sambil memiringkan bibirnya singkat.

"Kita sih mau-mau aja nginep di rumah lu," Lexin ikutan berjalan mendekat dan ikut bergabung dan duduk dengan santainya di atas meja Xinyue.

"Tapi harus ada makanannya sih," sahut si Fanglin sembari melempar pandangan ke arah lain. Anak ini tergolong cuek tapi kalau soal makanan dia adalah yang paling cepat.

"Njir, pikiran lu yang ada cuma makanan doang, Lin?" Lexin terkejut sekaligus heran mendengar ucapan sahabatnya itu, ingin di buang tapi sayang ama Fanglin.

"Bukan gitu, kalau gua nginep di rumah orang gua cepet lapar makanya gua nanya ada makanan kagak," Fanglin berusaha mengelak memberi penjelasan agar pikiran kedua sahabatnya tidak kemana-mana.

"Ya pasti ada lah bego, Gegenya aja hobi belanja kagak mungkin kagak ada makanan di rumahnya," Lexin geram ingin menoyor kepala Fanglin tapi di tahannya takut kualat sama yang lebih tua.

Jam menujukkan pukul 7.30AM, beberapa murid kelasnya sudah mulai berdatangan dan duduk di bangku masing-masing, melihat murid-murid yang masuk ke kelas mereka bertiga berpencar berjalan kembali ke bangkunya.

Dengan santainya Xinyue meletakkan kepalanya berbaring di atas meja beralaskan tangan sebelah kirinya sementara tangan kanannya memegang ponsel sambil men-scroll sosial media.

Beberapa saat setelah bel masuk berbunyi salah seorang murid sekelasnya datang menghampiri, awalnya tidak di hiraukannya tapi setelah beberapa saat anak itu berdiri di sebelahnya akhirnya dengan malas Xinyue mengangkat tubuhnya membenarkan posisi duduk.

"Xin, Yuan ngajak lu pulang bareng," Ucap gadis itu dengan santainya. Mendengar ucapan teman sekelasnya barusan dia gelagapan hingga melepaskan ponsel di tangannya begitu saja.

"Ha? A-apa nggak salah denger nih?" Xinyue dengan suara sedikit lantang membuat Fanglin dan Lexin yang duduk di meja belakang datang menghampiri nya.

"Napa, Xin?" Lexin mengedarkan pandangannya ke gadis di depan Xinyue dengan penuh tanda tanya.

"Yuan anak kelas sebelah ngajak Xinyue pulang bareng," gadis itu mengulangi ucapannya. Lexin Fanglin menganga tidak percaya dengan ucapan murid pendiam sekelasnya ini, alias Gyuri.

"WHAT?!" Dengan suara teriakan yang tertahan mereka berdua tersenyum tidak percaya dengan ucapan Gyuri.

"Seriously?" Xinyue bertanya lagi menyakinkan apa yang barusan gadis itu ucapkan. Gyuri ikutan tersenyum melihat respon ketiga manusia di hadapannya.

"Yes, buat apa gua asal ngomong," Gyuri temannya itu hanya bersikap tenang, sedangkan mereka bertiga gelagapan tidak jelas.

"Ee, nanti gua bakalan bilang gua mau apa kagak, lu balik aja dulu ke bangku lu,"

"Ok." Gyuri berjalan kembali ke bangkunya. Fanglin dan Lexin langsung duduk di sebelah gadis itu menunggu responnya. Bisa dipastikan kalau wajah Xinyue pasti sedang memerah semu.

"Beneran ini Yuan?" Tanya Xinyue yang berusaha menahan agar tidak salah tingkah dan berusaha biasa saja. Tangannya berusaha mencapai ponsel di meja tapi terasa berat.

"Yaiyalah anjir siapa lagi, mending lu langsung mau aja pulang bareng, gila sih pulang sama crush apa kagak seneng lu?" tangan Lexin terulur mengusap kepala Xinyue pelan melihat wajah sahabatnya yang masih memerah.

"Ya seneng lah, tapi ini beneran Yuan yg ngajak gua pulang, kan?" lipi Xinyue semakin memanas mendengar hal itu, ada perasaan senang dan terasa seperti ada hal aneh di perutnya.

"Bukan Xin, yang ngajak lu pulang Hu Wanhui," Fanglin melemparkan ucapan asal malas menanggapi sahabatnya yang sibuk salah tingkah lalu dirinya beranjak pergi kembali ke bangkunya.

"Apaan dah," Xinyue memutar matanya mendengar nama itu, Lexin hanya terkekeh pelan melihat kebiasaan kedua sahabatnya yang kadang seperti Tom and Jerry.

Sembari menunggu guru mata pelajaran datang sesekali Xinyue melihat seisi kelasnya lalu teralihkan ke luar melihat beberapa orang murid lewat di depan kelasnya dia tidak terlalu memperhatikan mereka, tapi arah pandangan mata Xinyue jatuh pada seseorang yang dengan mudah dia kenali.

"Lah njir Yuan masuk," Lexin yang baru duduk di bangku belakang ternyata juga menyadari hal itu dan langsung mencolet bahu Xinyue.

Yuan masuk ke kelasnya dan menghampiri salah satu murid yang duduk di bangku dekat pintu. Melihat hal itu Xinyue jadi salah tingkah sendiri dan langsung mencari kesibukan dengan bermain ponselnya.

"Eh, Xinyue itu ...." Fanglin mencoba menarik tangan Xinyue agar melihat ke arah pintu, dan ternyata hal itu dinotice oleh Yuan.

Dengan santainya pria itu berjalan menuju ke bangku Xinyue dan berdiri di depan bangkunya, disaat seperti ini Xinyue tidak tau apa yang harus dia lakukan sehingga dia tetap diam dan berusaha fokus pada ponselnya.

"Pulang sekolah lu mau kan bareng gua?" Deep voice milik Yuan membuat Xinyue gelagapan setengah mati, dia sedikit gugup untuk menjawabnya agar tidak terlihat salah tingkah dia langsung menjawab dengan santai.

"Emm .... Yaa boleh aja sih gua pulang bareng lu tapi lu kagak keberatan kan?" lidah Xinyue seakan-akan berbelit menjawab ucapan Yuan. Terdengar tawa singkat dari anak itu.

"Enggak lah kan gua yang ngajak. Ok nanti pulang sekolah gua tunggu di parkiran," Yuan tersenyum singkat dan sebelum keluar kelas tangan Yuan terulur mengusap kepala Xinyue pelan.

Sorot mata Xinyue tidak berhenti menatap bahu lebar milik Yuan yang pergi, murid-murid di kelasnya melihatnya heran, dan ada beberapa yang melihat dengan tatapan tidak suka.

Saat Yuan sudah benar-benar keluar Lexin dan Fanglin langsung teriak histeris melihat kejadian barusan di depan mata mereka. Xinyue memegang kepalanya pasrah, dalam benaknya dia berpikir padahal yang diajak pulang dirinya tapi yang salah tingkah malah kedua sahabatnya.

"Anjir itu beneran Yuan, kan?" bukan Xinyue yang salah tingkah, tapi malah Lexin. Gadis itu mengguncang tubuh kurus Xinyue hingga rambutnya sedikit berantakan.

"Gila gua baru tau dia cowok sesoft itu," Fanglin menggenggam tangan Xinyue yang terasa dingin. Ekspresi gadis itu hanya datar tapi wajah dan tangannya tidak bisa berbohong kalau dia sedang menahan salah tingkah.

"Apa kagak tremor lu, Xin? Diajak pulang secara langsung trus kepala lu diusap barusan," Lexin terus mengguncang lengan baju Xinyue hingga meninggalkan kusut di seragam gadis itu.

"Kagak tau, gua masih memproses semuanya," Xinyue diam terpaku seakan-akan dihipnotis, otaknya memproses semua kejadian barusan.

"Beh .... Langsung lemot dah tu otak," Fanglin menepuk pelan pundak Xinyue sebelum kembali ke bangkunya.

Mendengar keluhan dari kedua sahabatnya dia hanya tersenyum sebenarnya dia hanya berpura-pura untuk melihat respon keluhan dari kedua sahabatnya, keluhan sahabatnya adalah hal simpel yang sangat menghiburnya. Keadaan kelas lengan hingga seorang guru wanita berjalan masuk dengan senyum yang santai sambil membawa beberapa buku di tangannya.

Sejenak Xinyue diam sesaat berpikir sebelum memutar tubuhnya menoleh ke belakang tepatnya ke bangku Fanglin yang duduk sendirian, Lexin ikutan menoleh melihat Xinyue. Si Fanglin yang memegang buku novel di tangannya mengerutkan dahi melihat kedua sahabatnya.

"What?" Asing dimata Fanglin melihat pemandangan wajah kedua sahabatnya yang dirasanya sedikit gila.

Tangan Xinyue meraih sesuatu di dalam saku lalu membuka kepalan tangannya di atas meja, melihat apa yang ada di tangan Xinyue, Lexin menganga tidak percaya dengan apa yang ada di hadapannya sekarang.

"Kok sama lu? Bukannya sama kak Zishu?" Lexin menopang kepalanya menggunakan tangan melirik ke arah tangan Xinyue.

"Lu kok tolol bet sih, Lex? Kan Xinyue leader makanya sama dia," Fanglin memicingkan matanya menatap sadis ke arah Lexin yang terkadang otaknya memiliki jaringan 3G.

"Iya juga sih, kok berani sih lu bawa ke sekolah? Nggak khawatir diambil?" Lexin bertanya sambil memasang wajah yang menggemaskan saat berpikir.

"Malah gua bawa makanya biar lebih aman, gua denger-denger berita angin dari Jingyi katanya Black Aoudra udah tau Diamond ini sama gua," Xinyue menyimpan kembali Diamond berwarna biru tersebut kedalam saku bajunya.

"Wadoh udah lama juga nih nggak bentrok sama Black Aoudra, terakhir kali keknya pas balapan 3 bulan yang lalu, ya gak sih?" Lexin mengerutkan dahinya sedikit berusaha mengingat memastikan kalau dirinya tidak salah omong.

"Iya keknya balapan di dekat alun-alun 3 bulan yang lalu itu terakhir kali kita bentrok dikit ama mereka," Xinyue mengangguk setuju dengan ekspresi sedikit julid.

"Ingat kan kalian kalau Black Aoudra punya anggota 00L yang rame beut tuh?" Fanglin melihat ke depan sebentar memastikan guru tidak menyadari kalau mereka mengobrol, dirasanya guru sedikit fokus dengan laptopnya perlahan tangannya mengeluarkan cemilan ringan dari dalam tas.

"Heum. Kebanyakan anggota Seoul kan?pertanyaan gua cuma satu, gimana cara Jinkyung bisa ngambil anggota sampai ke Seoul sana?" Xinyue membenarkan duduknya sambil menoleh ke arah guru, tangannya perlahan meraba cemilan yang terbuka di meja Fanglin.

"I don't know, keknya dia punya banyak kenalan? Tapi kalau 00L mereka rame anak Seoul berarti Black Aoudra udah lumayan famous di China dan KorSel?" Pertanyaan Fanglin mendapat jentikan tangan dari Lexin dan anggukan setuju dari Xinyue.

"Kita nggak berniat merekrut anggota Seoul, Xin?" Lexin melemparkan pertanyaan begitu saja.

"Liat dulu kedepannya kek gimana, gua nggak janji bakalan nambahin anggota luar China," Fanglin Lexin mengangguk mengiyakan dengan ucapan Xinyue.

Melihat respon dari keduanya Xinyue hanya tersenyum tipis dan memutar tubuhnya ke arah depan lagi saat menyadari kalau guru tadi keluar dari kelasnya. Kelasnya yang tadi anteng kembali sedikit riuh dari anak deretan bangku sebelah yang melanjutkan permainan kartu.

❁ See u in the next part ❁

Terpopuler

Comments

World-official

World-official

Halo, Kak. Boleh kasih kritik dan saran?

2023-12-18

1

Disss

Disss

mampirr

2023-11-28

1

agail saputra

agail saputra

ini yg nulis juga chinesse?

2023-09-28

1

lihat semua
Episodes
1 ︵‿︵‿୨ ୧‿︵‿︵
2 ︵‿︵‿୨ ୧‿︵‿︵
3 ︵‿︵‿୨ ୧‿︵‿︵
4 ︵‿︵‿୨ ୧‿︵‿︵
5 ︵‿︵‿୨ ୧‿︵‿︵
6 ︵‿︵‿୨ ୧‿︵‿︵
7 ︵‿︵‿୨ ୧‿︵‿︵
8 ︵‿︵‿୨ ୧‿︵‿︵
9 ︵‿︵‿୨ ୧‿︵‿︵
10 ︵‿︵‿୨ ୧‿︵‿︵
11 ︵‿︵‿୨ ୧‿︵‿︵
12 ︵‿︵‿୨ ୧‿︵‿︵
13 ︵‿︵‿୨ ୧‿︵‿︵
14 ︵‿︵‿୨ ୧‿︵‿︵
15 ︵‿︵‿୨ ୧‿︵‿︵
16 ︵‿︵‿୨ ୧‿︵‿︵
17 ︵‿︵‿୨ ୧‿︵‿︵
18 ︵‿︵‿୨ ୧‿︵‿︵
19 ︵‿︵‿୨ ୧‿︵‿︵
20 ︵‿︵‿୨ ୧‿︵‿︵
21 ︵‿︵‿୨ ୧‿︵‿︵
22 ︵‿︵‿୨ ୧‿︵‿︵
23 ︵‿︵‿୨ ୧‿︵‿︵
24 ︵‿︵‿୨ ୧‿︵‿︵
25 ︵‿︵‿୨ ୧‿︵‿︵
26 ︵‿︵‿୨ ୧‿︵‿︵
27 ︵‿︵‿୨ ୧‿︵‿︵
28 ︵‿︵‿୨ ୧‿︵‿︵
29 ︵‿︵‿୨ ୧‿︵‿︵
30 ︵‿︵‿୨ ୧‿︵‿︵
31 ︵‿︵‿୨ ୧‿︵‿︵
32 ︵‿︵‿୨ ୧‿︵‿︵
33 ︵‿︵‿୨ ୧‿︵‿︵
34 ︵‿︵‿୨ ୧‿︵‿︵
35 ︵‿︵‿୨ ୧‿︵‿︵
36 ︵‿︵‿୨ ୧‿︵‿︵
37 ︵‿︵‿୨ ୧‿︵‿︵
38 ︵‿︵‿୨ ୧‿︵‿︵
39 ︵‿︵‿୨ ୧‿︵‿︵
40 ︵‿︵‿୨ ୧‿︵‿︵
41 ︵‿︵‿୨ ୧‿︵‿︵
42 ︵‿︵‿୨ ୧‿︵‿︵
43 ︵‿︵‿୨ ୧‿︵‿︵
44 ︵‿︵‿୨ ୧‿︵‿︵
45 ︵‿︵‿୨ ୧‿︵‿︵
46 ︵‿︵‿୨ ୧‿︵‿︵
47 ︵‿︵‿୨ ୧‿︵‿︵
48 ︵‿︵‿୨ ୧‿︵‿︵
49 ︵‿︵‿୨ ୧‿︵‿︵
50 ︵‿︵‿୨ ୧‿︵‿︵
51 ︵‿︵‿୨ ୧‿︵‿︵
52 ︵‿︵‿୨ ୧‿︵‿︵
53 ︵‿︵‿୨ ୧‿︵‿︵
54 ︵‿︵‿୨ ୧‿︵‿︵
55 ︵‿︵‿୨ ୧‿︵‿︵
56 ︵‿︵‿୨ ୧‿︵‿︵
57 ︵‿︵‿୨ ୧‿︵‿︵
58 ︵‿︵‿୨ ୧‿︵‿︵
59 ︵‿︵‿୨ ୧‿︵‿︵
60 ︵‿︵‿୨ ୧‿︵‿︵
61 ︵‿︵‿୨ ୧‿︵‿︵
62 ︵‿︵‿୨ ୧‿︵‿︵
63 ︵‿︵‿୨ ୧‿︵‿︵
64 ︵‿︵‿୨ ୧‿︵‿︵
65 ︵‿︵‿୨ ୧‿︵‿︵
66 ︵‿︵‿୨ ୧‿︵‿︵
67 ︵‿︵‿୨ ୧‿︵‿︵
68 ︵‿︵‿୨ ୧‿︵‿︵
69 ︵‿︵‿୨ ୧‿︵‿︵
70 ︵‿︵‿୨ ୧‿︵‿︵
71 ︵‿︵‿୨ ୧‿︵‿︵
72 ︵‿︵‿୨ ୧‿︵‿︵
73 ︵‿︵‿୨ ୧‿︵‿︵
74 ︵‿︵‿୨ ୧‿︵‿︵
75 ︵‿︵‿୨ ୧‿︵‿︵
76 ︵‿︵‿୨ ୧‿︵‿︵
77 ︵‿︵‿୨ ୧‿︵‿︵
78 ︵‿︵‿୨ ୧‿︵‿︵
79 ︵‿︵‿୨ ୧‿︵‿︵
80 ︵‿︵‿୨ ୧‿︵‿︵
81 ︵‿︵‿୨ ୧‿︵‿︵
82 ︵‿︵‿୨ ୧‿︵‿︵
83 ︵‿︵‿୨ ୧‿︵‿︵
84 ︵‿︵‿୨ ୧‿︵‿︵
85 ︵‿︵‿୨ ୧‿︵‿︵
Episodes

Updated 85 Episodes

1
︵‿︵‿୨ ୧‿︵‿︵
2
︵‿︵‿୨ ୧‿︵‿︵
3
︵‿︵‿୨ ୧‿︵‿︵
4
︵‿︵‿୨ ୧‿︵‿︵
5
︵‿︵‿୨ ୧‿︵‿︵
6
︵‿︵‿୨ ୧‿︵‿︵
7
︵‿︵‿୨ ୧‿︵‿︵
8
︵‿︵‿୨ ୧‿︵‿︵
9
︵‿︵‿୨ ୧‿︵‿︵
10
︵‿︵‿୨ ୧‿︵‿︵
11
︵‿︵‿୨ ୧‿︵‿︵
12
︵‿︵‿୨ ୧‿︵‿︵
13
︵‿︵‿୨ ୧‿︵‿︵
14
︵‿︵‿୨ ୧‿︵‿︵
15
︵‿︵‿୨ ୧‿︵‿︵
16
︵‿︵‿୨ ୧‿︵‿︵
17
︵‿︵‿୨ ୧‿︵‿︵
18
︵‿︵‿୨ ୧‿︵‿︵
19
︵‿︵‿୨ ୧‿︵‿︵
20
︵‿︵‿୨ ୧‿︵‿︵
21
︵‿︵‿୨ ୧‿︵‿︵
22
︵‿︵‿୨ ୧‿︵‿︵
23
︵‿︵‿୨ ୧‿︵‿︵
24
︵‿︵‿୨ ୧‿︵‿︵
25
︵‿︵‿୨ ୧‿︵‿︵
26
︵‿︵‿୨ ୧‿︵‿︵
27
︵‿︵‿୨ ୧‿︵‿︵
28
︵‿︵‿୨ ୧‿︵‿︵
29
︵‿︵‿୨ ୧‿︵‿︵
30
︵‿︵‿୨ ୧‿︵‿︵
31
︵‿︵‿୨ ୧‿︵‿︵
32
︵‿︵‿୨ ୧‿︵‿︵
33
︵‿︵‿୨ ୧‿︵‿︵
34
︵‿︵‿୨ ୧‿︵‿︵
35
︵‿︵‿୨ ୧‿︵‿︵
36
︵‿︵‿୨ ୧‿︵‿︵
37
︵‿︵‿୨ ୧‿︵‿︵
38
︵‿︵‿୨ ୧‿︵‿︵
39
︵‿︵‿୨ ୧‿︵‿︵
40
︵‿︵‿୨ ୧‿︵‿︵
41
︵‿︵‿୨ ୧‿︵‿︵
42
︵‿︵‿୨ ୧‿︵‿︵
43
︵‿︵‿୨ ୧‿︵‿︵
44
︵‿︵‿୨ ୧‿︵‿︵
45
︵‿︵‿୨ ୧‿︵‿︵
46
︵‿︵‿୨ ୧‿︵‿︵
47
︵‿︵‿୨ ୧‿︵‿︵
48
︵‿︵‿୨ ୧‿︵‿︵
49
︵‿︵‿୨ ୧‿︵‿︵
50
︵‿︵‿୨ ୧‿︵‿︵
51
︵‿︵‿୨ ୧‿︵‿︵
52
︵‿︵‿୨ ୧‿︵‿︵
53
︵‿︵‿୨ ୧‿︵‿︵
54
︵‿︵‿୨ ୧‿︵‿︵
55
︵‿︵‿୨ ୧‿︵‿︵
56
︵‿︵‿୨ ୧‿︵‿︵
57
︵‿︵‿୨ ୧‿︵‿︵
58
︵‿︵‿୨ ୧‿︵‿︵
59
︵‿︵‿୨ ୧‿︵‿︵
60
︵‿︵‿୨ ୧‿︵‿︵
61
︵‿︵‿୨ ୧‿︵‿︵
62
︵‿︵‿୨ ୧‿︵‿︵
63
︵‿︵‿୨ ୧‿︵‿︵
64
︵‿︵‿୨ ୧‿︵‿︵
65
︵‿︵‿୨ ୧‿︵‿︵
66
︵‿︵‿୨ ୧‿︵‿︵
67
︵‿︵‿୨ ୧‿︵‿︵
68
︵‿︵‿୨ ୧‿︵‿︵
69
︵‿︵‿୨ ୧‿︵‿︵
70
︵‿︵‿୨ ୧‿︵‿︵
71
︵‿︵‿୨ ୧‿︵‿︵
72
︵‿︵‿୨ ୧‿︵‿︵
73
︵‿︵‿୨ ୧‿︵‿︵
74
︵‿︵‿୨ ୧‿︵‿︵
75
︵‿︵‿୨ ୧‿︵‿︵
76
︵‿︵‿୨ ୧‿︵‿︵
77
︵‿︵‿୨ ୧‿︵‿︵
78
︵‿︵‿୨ ୧‿︵‿︵
79
︵‿︵‿୨ ୧‿︵‿︵
80
︵‿︵‿୨ ୧‿︵‿︵
81
︵‿︵‿୨ ୧‿︵‿︵
82
︵‿︵‿୨ ୧‿︵‿︵
83
︵‿︵‿୨ ୧‿︵‿︵
84
︵‿︵‿୨ ୧‿︵‿︵
85
︵‿︵‿୨ ୧‿︵‿︵

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!