❀ Happy Reading ❀
"Ck .... Apaan dah tu orang tua dipikir gua mau tinggal ama mereka," gadis berusia 17 tahun tersebut mendengus kesal saat mengembalikan ponsel Gegenya.
"Gua udah tau kalau lu bakalan bilang kek gini," Gege tersenyum, sangat hafal dengan semua tingkah adiknya hingga dia dengan mudahnya menebak respon Xinyue.
"Mereka udah ninggalin kita, mereka pikir gua mau tinggal sama salah satu dari mereka,"
Xinyue menyandarkan tubuhnya lagi di atas sofa lalu beralih mengambil ponsel di sakunya.
"Mereka kan udah pisah ninggalin kita berdua di sini, trus mereka minta kita milih buat tinggal ama siapa di antara mereka .... Yaa gua sih jujur lebih milih buat tinggal berdua aja ama lu dari pada ama mereka," Jelas Gege pasti memilih jalan aman agar mereka tidak kembali disia-siakan orang tua mereka.
"Gua juga maunya cuma kek gini, tinggal berdua sama lu hidup kita yang baik-baik aja. Lagian gua juga terbiasa kek gini, jadi kalau tinggal lagi dengan orang tua keknya gua nggak bakalan terbiasa. Gua juga mikir kenapa tu bapak-bapak tiba-tiba pengen ngambil kita lagi? Apa alasannya? Eggak jelas!" Xinyue meletakkan ponsel di atas sofa terus berbincang dengan fokus dan memikirkan matang-matang sebelum dia berbicara.
"Bener .... Tiba-tiba aja Papa kek gitu pengen ngambil kita kembali tanpa alasan yang jelas, padahal semenjak mereka berdua pisah mereka nggak nafkahin kita lagi, kita berdua hidup dengan bantuan Paman Ren, juga sedikit di bantu dengan pekerjaan gua sebagai pegawai cafe," Gege bingung tidak mengerti dengan keadaan sekarang dia hanya menghembuskan nafas gusar.
"Mending menurut gua block aja tu nomor bapak-bapak gua pusing bacanya, terlalu banyak kiasan jijik yang bisa buat gua mual bacanya gua lebih baik hidup kek gini, lagian nggak ngerugiin siapapun juga," Xinyue mengambil ponsel dan tasnya berjalan santai menuju ke kamarnya yang berada di lantai 2.
Gege tertawa senang dengan tingkah adiknya yang selalu teguh dengan pendirian, cepat membuat keputusan, dan selalu memikirkan baik-baik semua yang akan diucapkannya.
Sampai di kamar Xinyue menutup pintu lalu merebahkan tubuhnya di atas kasur, sesekali melihat ke arah jendela yang berada di sebelah kirinya, melihat matahari di sore hari yang mulai terbenam menampilkan sinar orange.
Tenang dan damai, melihat suasana yang sedikit mendung Xinyue bangkit dan duduk di dekat jendela menghirup udara segar, cuaca tidak ingin hujan, hanya mendung karena matahari sedikit tertutup awan.
Beberapa saat hening. Ponsel Xinyue yang ada di dekatnya berdering, sepertinya ada pesan masuk gadis itu berpikir kalau itu dari Lexin atau Fanglin, dia tidak menghiraukannya dia bisa membalas pesan mereka nanti. Saat ini dia hanya fokus untuk melihat suasana di luar jendela.
Ponselnya semakin berdering pesan masuk, Xinyue masih diam di jendela, kicauan burung yang terbang di sekitaran menghangatkan hatinya, lamunannya buyar saat suara ponselnya tersebut berubah menjadi sebuah panggilan telfon.
Xinyue yang merasa terganggu langsung mencapai ponselnya yang tergeletak di atas kasur, melihat siapa yang mengirimkan dirinya pesan berkali-kali hingga menelfon.
Pesan yang banyak dan telfon tersebut berasal dari sebuah nomor yang tidak terdaftar di ponselnya, Xinyue melihat ada sekitar 13an pesan yang belum terbaca, gadis itu melihat pesan terakhir yang dikirim orang tersebut
Nanti malam Papa bakalan ke rumah jemput kamu sama Gege, siapkan pakaian kalian yaa
"Dih .... Lu siapa? Penting juga nggak," Xinyue menghapus nomor tersebut lalu kembali duduk di dekat jendela sambil melihat room chat grup kelasnya.
"Bakalan kangen mereka sih ...."
Gadis itu tersenyum hangat melihat candaan teman sekelasnya di grup, Xinyue memang tidak terlalu akrab dengan teman sekelasnya, tapi mereka semua sangat baik kepada dirinya, yaa walau kadang ada beberapa yang kadang membuat dirinya jengkel.
Mood Xinyue tiba-tiba berubah drastis saat ada seseorang yang menghubungi dirinya, panggilan dari nomor yang baru saja dihapusnya kembali menelfon.
Telunjuk Xinyue tergerak untuk menyentuh lambang hijau untuk menjawab panggilan itu, dia menyalakan speaker panggilan lalu melempar ponselnya ke atas tumpukan bantal.
"Halo Xinyue, Putri cantik Papa. Gimana kabarnya sayang?" suara panggilan dari seberang sana membuat Xinyue kaget sekaligus merasa cringe mendengarnya, dia bangkit dan mengambil ponselnya.
"Heh bapak-bapak lu jangan banyak bacot yaa! gua muak dengan semua omongan lu," ucapan ketus Xinyue yang dengan santainya langsung mematikan telfon sepihak dan melempar ponselnya ke sembarang arah.
Masih merasa kesal gadis itu meraih handuk yang berada di gantungan dekat jendela dan pergi melenggang ke arah kamar mandi.
"Sayang sayang otak mu gua udah lu tinggalin sekarang gua udah hidup enak lu mau ngambil gua lagi, gimanapun gua kagak bakalan mau,"
Xinyue menghidupkan keran air hangat di bathup dan mulai memasukkan beberapa macam sabun yang wangi bunga dan yang wangi permen karet, aroma sabun-sabun tersebut membuatnya relax dan ingin cepat-cepat merendam seluruh tubuhnya.
Sambil menunggu bathup nya penuh, Xinyue mengambil speaker Bluetooth yang ada di kamarnya setelah itu kembali lagi ke kamar mandi, dia ingin memutar lagu-lagu The Weeknd dan Ariana Grande favoritnya untuk menemani waktunya berendam.
Sekitar setengah jam lebih dirinya berendam, sebuah ketukan pintu tiba-tiba membuyarkan pikirannya, dia sangat tidak suka di ganggu saat dirinya sedang merefresh pikirannya.
TOK... TOK... TOK
"Buset ... siapa sih ganggu gua saat kek gini?!" Xinyue mematikan speaker bluetooth yang tidak jauh darinya dan menajamkan pendengarannya menunggu respon dari balik pintu di sana.
"Xinyue lu ngapain di dalam?" suara teriakan Gegenya terdengar dari luar, Xinyue ingin melempar pria itu dengan sebuah barang.
"Napa? Gua lagi berendam,"
"Gua mau bilang 25 menit lagi tu orang tua berdua bakalan ke sini, kagak tau mau apaan, jdi selesai berendam lu kagak usah keluar kamar aja," ucapan Gege diluar membuat Xinyue berdecak kesal, bagus. Rencana Xinyue ingin merefresh pikirannya berantakan, sekarang dia berpikir apa yang akan di lakukannya kalau orang tua mereka datang secara mendadak seperti ini.
"What? Jadi gua di kamar trus gitu sampe tu 2 orang pergi?" Xinyue ingin segera pindah negara atau pindah rumah, dia risih di ganggu orang tua yang sudah membuangnya.
Sebenarnya dia tidak sebenci itu dengan orang tuanya, tapi setelah mengetahui alasan orang tuanya berpisah karena Papa yang tidak menginginkan dirinya, membuat rasa kesal dan kebencian itu muncul memenuhi hatinya setiap Papa berusaha menghubunginya.
"Yes mungkin agak lama sih," gegenya berusaha merapikan kata-kata agar tidak salah omong, dirinya takut nanti kalau salah omong akan menjadi sasaran tendangan adiknya tersebut.
"Mending gua pergi ke rumah Lexin aman dah gua," Xinyue langsung menyelesaikan mandinya lalu keluar dari bathup mencari handuk.
"Yaa serah lu dah," suara langkah Gege terdengar menjauh dan ada suara pintu yang ditutup
Kepala Xinyue terasa sedikit pusing dengan kejadian tidak terduga hari ini, kesal. 1 kata yang memenuhi perasaannya sekarang andai tidak ada Gegenya di bawah dirinya ingin memaki sambil berteriak sekarang.
Setelah siap dengan semua perlengkapan yang ingin dibawanya saat ke rumah Lexin, dengan segera Xinyue berjalan santai keluar kamar sambil membuka beberapa pesan yang masuk ke aplikasi Line miliknya.
Tak lama perhatiannya tertuju pada salah satu id line yang sepertinya baru kali ini mengubunginya, jarinya dengan enteng langsung membuka pesan tersebut.
Yuan? dia dapetin id gua dari siapa? oh, Lexin pasti. Xinyue hanya diam membatin memikirkan hal tersebut dan langsung membaca pesan dari Yuan.
● Yuan Xiao
Hallo Xin, gua Yuan. Gua dapetin id lu dari Lexin. Malam ini gua berencana mau ngajakin lu keluar, bisa nggak?
"Kampret emang si Lexin, tapi gak papa lah keluar sama Yuan mungkin aja ada sesuatu yang bisa gua dapetin jika gua berada dekat dia," Xinyue meneruskan langkahnya menuruni tangga sambil membalas pesan dari Yuan, baru saja kakinya menapaki tangga paling bawah tiba-tiba saja dirinya menabrak sesuatu.
"Jalan itu pakai mata wahai Leader Randzion," Gege berdiri dihadapannya dengan santai berkacak pinggang, sementara Xinyue merapikan rambutnya yang sedikit berantakan.
"Udah tau badan kek gapura, jangan berdiri di depan gua napa sih!" Xinyue dengan entengnya mendorong sedikit gegenya yang menghalangi.
"Lu mau kemana rapi amat? Jadi ke rumah Lexin?" wajah gege menelusuri dari kepala sampai kaki melihat pakaian yang di kenakan adiknya.
"Gua keluar sama Yuan, gua harus cari tau lebih lanjut tentang rencana Jinkyung. Walau saat ini dia udah out dan melepaskan jabatan, kita nggak tau apa yang sebenarnya terjadi,"
"Lu ada benernya juga sih, lu keluar tapi Chaopard sama gua." Gege mengadahkan tangan sebelah kanannya meminta barang yang dimaksudnya, Xinyue tersenyum singkat sebelum mengeluarkan Diamond tersebut dari dalam sakunya.
"Jaga tuh baik-baik, gua nggak mau benda ini kenapa-napa inget, Lao-Zhu nggak bakalan maafin lu kalau sampai ...."
"Udah sana gih pergi buruan, lu nggak denger suara klakson mobil di depan?" Belum sempat menyelesaikan ucapan gege langsung memotongnya dan menarik tangan Xinyue berjalan keluar. Benar saja sudah ada sebuah mobil berwarna hitam di depan pagar.
"Tuh pria yang lu sukai sudah menunggu di depan, buruan pergi sana," Xinyue tidak bisa melakukan apapun untuk melampiaskan rasa kesalnya dengan ejekan gege, terlebih lagi Yuan terlihat keluar dari mobil dan berjalan masuk ke pekarangan rumahnya.
"Itu gege lu?" Yuan tersenyum ramah kearah depan pintu yang dimana ada gege yang bersandar sambil tersenyum melihat gelagat Xinyue.
"Nggak usah dihiraukan, dia emang agak aneh dikit," mendengar hal itu Yuan tertawa kecil lalu memberikan hormat berupa sedikit membungkuk kearah gege, dan detik berikutnya tangannya menarik pergelangan tangan Xinyue mengajaknya ke mobil.
Gege yang melihat tingkah adiknya dan Yuan perlahan mengukir senyum diwajahnya, bukan perasaan senang karena adiknya sudah berani buka hati tapi perasaan yakin kalau musuhnya tersebut akan jatuh dalam waktu dekat.
Hingga saat mobil berlalu pergi gege stay berdiri didepan pintu lalu mengeluarkan Diamond yang tadi di pintanya dari Xinyue, ditatapnya lekat-lekat Diamond berwarna kebiruan tersebut.
"Entah seperti apa isi dari otak Professor Papanya Lao-Zhu sampai-sampai bisa menciptakan Diamond ini, tapi malah jadi malapetaka penyebab kematian putra sulungnya," dirasanya cukup lama dirinya berdiri didepan pintu akhirnya gege melangkahkan kakinya masuk ke dalam dan menutup pintu.
Xinyue dan Yuan berbincang ringan diperjalanan sesekali mereka berdua melempar lelucon ringan sambil mengisi waktu, hingga saat mendekati perempatan jalan mendadak Xinyue diam membuat Yuan yang disebelahnya terheran.
I-itu .... Jinkyung? jangan bilang mereka sengaja ngerencanain ini dan Yuan menjalankan dengan ngebawa gua ke sini?
Xinyue menggumam dalam hati saat melihat pria menggunakan setelan jas panjang berwarna coklat berjalan masuk ke tempat tujuannya dan Yuan, Happy Valley Beijing.
"Lu ngeliatin apaan, Xin? Kok ngelamun gitu?" tangan Yuan melambai beberapa kali didepan wajah Xinyue hingga akhirnya gadis itu menoleh kearahnya.
"Nggak, gua cuma ngeliatin orang tadi kek nggak asing eh rupanya salah orang," dengan cepat memutar otak Xinyue menjawab bohong pertanyaan Yuan, untung saja pria itu hanya mengangguk.
Sampai di parkiran Xinyue dengan cepat keluar dari mobil lalu melihat ke sekeliling mencari orang yang tadi ditemuinya di gerbang depan tempat masuk, tapi nihil mungkin saja orang tersebut menyadari kehadirannya.
"Xin, lu masuk aja duluan tunggu gua di dalem gua bakalan pergi beliin tiket," mendengar ucapan tersebut Xinyue hanya mengangguk dan langsung berjalan masuk.
❁ See You In The Next Part ❁
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 85 Episodes
Comments
Tiểu long nữ
Wah, plot twist-nya bikin aku terpana!
2023-08-02
0
run away.┲﹊
Terima kasih thor, ceritanya bikin aku bahagia selepas capek kerja!
2023-08-02
0
kozumei
Gaya bahasa penulisnya enak banget, bisa ngebuat baper atau ketawa-ketawa.
2023-08-02
1