...Tidak akan mungkin tertukar apa yang sudah Allah Takar. ...
...☘️...
Malam semakin larut, dingin udara juga semakin menusuk dada.
Bersama dengan seorang pria yang telah berstatus sah sebagai suaminya. Agak nya Khadijah masih belum bisa mempercayai status baru nya.
Ada tiga iring-iringan mobil yang menemani mereka, entah orang seperti apa Aksara, yang jelas dalam pikirkan Khadiah, sudah tentu suaminya bukan orang biasa.
Khadijah berada dalam satu mobil dengan Aksara dan satu orang supir yang menemani mereka.
Sedari tadi Aksara tampak sibuk memainkan ponselnya, sementara Khadijah hanya bisa terdiam dalam lamunannya.
"Mas kuta mau kemana ?"
Dengan rasa penasaran yang memenuhi hatinya, Khadijah memberanikan diri untuk bertanya.
Namun bukan jawaban yang dia dapatkan, melainkan tatapan dingin Aksara yang seketika melumpuhkan saraf-saraf Khadijah.
"Apa kau mau kita kehutan ?, Membuang atau meninggalkanmu ?"
Terdengar begitu dingin ucapan Aksara masuk kedalam telinga Khadijah.
Aksara terlihat mendekatkan kepalanya pada Khadijah, yang seketika itu membuat jantung Khadijah memompa dengan kencang nya.
"Kenapa pertanyaan bodoh itu harus kau tanyakan, bukankah seharusnya kau tahu kemana aku akan membawa mu !!"
Bisikan Aksara tepat di telinga Khadijah.
Mendengar ucapan Aksara yang entah apa maksudnya, Khadijah hanya bisa diam dan tidak lagi berani untuk bertanya.
Melihat bagaimana reaksi Khadijah, bukan iba justru Aksara terdengar menertawakan Khadijah.
***
Ibukota.
Kali ke dua bagi Khadijah menginjakan kaki di sana.
Daerah Khusus Ibukota Jakarta (DKI Jakarta) adalah ibu kota negara dan kota terbesar di Indonesia. Jakarta merupakan satu-satunya kota di Indonesia yang memiliki status setingkat provinsi. Jakarta terletak di pesisir bagian barat laut Pulau Jawa. Dahulu pernah dikenal dengan beberapa nama di antaranya Sunda Kelapa, Jayakarta, dan Batavia.
Wilayah metropolitan Jakarta (Jabodetabek) yang berpenduduk sekitar 28 juta jiwa, merupakan metropolitan terbesar di Asia Tenggara atau urutan kedua di dunia.
Sebagai pusat bisnis, politik, dan kebudayaan.
Jakarta merupakan tempat berdirinya kantor-kantor pusat BUMN, perusahaan swasta, dan perusahaan asing. Kota ini juga menjadi tempat kedudukan lembaga-lembaga pemerintahan dan kantor sekretariat ASEAN. Jakarta dilayani oleh dua bandar udara, yakni Bandara Soekarno–Hatta dan Bandara Halim Perdanakusuma, serta tiga pelabuhan laut di Tanjung Priok, Sunda Kelapa, dan Ancol.
Khadijah masih merasa asing sebab ini memang bukan tempat yang biasa di kunjungi nya.
Mobil milik Aksara terlihat memasuki komplek perumahan elit disana. Arsitektur bergaya eropa dan tidak lupa setiap rumah memiliki penjaga an ketat nya.
Perasaan berdebar seketika hinggap di dada Khadijah, membayangkan siapa sebenarnya suaminya, karena yang Khadijah tahu Aksara merupakan CEO dimana tempat Orang tuanya dulu bekerja.
Tidak banyak yang mereka bicarakan dalam perjalanan, hanya beberapa kata yang justru membuat Khadijah takut pada sosok suami nya.
Tidak butuh waktu lama, Mobil yang di kemudikan Supir pribadi suaminya, memasuki area perumahan yang sangat luas dan besar tentu nya.
"Turun !"
Khadijah yang masih belum puas mengagumi keindahan dan kemegahan istana di hadapannya begitu kaget takalar Aksara menarik tangannya.
"Astaghfirullah!"
Khadijah mengibaskan begitu saja tangan Aksara, jujur mungkin karena belum terbiasa dengan status baru diantara mereka.
"Ma.Maaf Mas"
Merasa bersalah pada suaminya membuat Khadijah segera meminta maaf pada nya, namun seolah tidak pernah terjadi apa-apa, Aksara hanya diam dan meninggalkan Khadijah sendiri.
Sampai pada saat pintu samping nya terbuka, menampakkan supir pribadi Aksara yang membuka kan pintu untuk nya.
"Terima kasih" Ucap Khadiah
"Mari Bu saya antar masuk" Ujar supir pribadi Aksara yang masih tampak muda seusia suaminya.
"Baik Pak"
"Panggil saja Dion, Saya Asisten Pribadi Pak Aksara"
Mendengar hal itu, Khadijah pun mengangguk kan kepala nya.
Dari kejauhan Khadijah dapat melihat jika suaminya tengah berbincang dengan seorang wanita paruh baya dengan seorang pria yang duduk diatas kursi roda.
Wanita yang Khadijah yakini memiliki usia sama dengan Almarhum ibu nya. Cantik dan juga masih terlihat muda di usianya yang sudah terbilang tidak muda.
Namun tidak heran bagi orang kaya seperti mereka, apapun bisa mereka lakukan demi mendapatkan keinginannya. 'Pikir Khadijah'.
"Tidak perlu takut Bu, mereka Orang tua Pak Aksara, Tuan dan Nyonya baik Orangnya"
Jujur saja ini yang menjadi tanda tanya besar di kepala Khadijah, dan beruntung Asisten Pribadi suaminya mau berbaik hati mengatakan hal itu pada dirinya.
"Assalamualaikum"
Terdengar Lembut suara Khadijah menyapa kedua mertua nya.
Belum mendapatkan jawaban, namun Khadijah mendapatkan sebuah senyuman dari kedua orang tua suami nya. Hal itu cukup meyakinkan Khadijah jika dia diterima, atau mungkin sebaliknya. 'Entah lah'.
"Waalaikumsalam Khadiah"
Sudut bibir Khadiah terangkat seketika, mendengar Nama nya di sebut oleh ibu mertua nya. Jujur ini merupakan kali pertama, dan keduanya belum saling mengenal sebelumnya.
Merasa sungkan Khadijah pun mengangguk kan kepala nya. Tidak lupa Khadijah menyalami Kedua mertua nya. sebagai adab yang mudah terhadap yang lebih tua. Dan hal itu yang dulu selalu diajarkan oleh Almarhum ibu Khadijah pada nya.
"Kamu pasti lelah, Mama antar ke kamar yuk"
'Bu Gita' Merupakan nama dan sapaan akrab ibu dari Aksara.
Khadijah merasa beruntung, dirinya yang hanya orang dari desa bisa diterima dengan baik oleh keluarga dari suaminya.
"Pa. Mama antar Khadijah dulu ya" Lembut suara Bu Gita meminta izin pada suami nya.
"Ma !"
Panggilan Aksara seketika menghentikan langkah Khadijah dan Bu Gita.
"Aku tidak mau satu kamar dengan dia !"
Deg.
Untuk sesaat Khadijah merasakan jantungnya berhenti berdetak. Penolakan Aksara yang baru saja Khadijah dengar cukup menyisakan perih didada.
Bagaimana bisa suami dan istri tidak tidur dalam satu kamar 'Pikir Khadijah'. Meski tidak saling cinta bukankah setidaknya mereka mencoba untuk hidup bersama dan saling berbagi rasa.
"Kalau tidak mau satu kamar, jangan menikah !"
Setelah menjawab Ucapan putranya, Bu Gita lantas meraih bahu Khadijah, kembali menunjukan kamar untuk Khadijah.
Bu Gita tahu putranya tidak memperlakukan istrinya dengan baik. Maka dari itu dia merasa perlu untuk menghibur nya.
Tidak lagi ingin berdebat dengan putranya, Bu Gita lantas membawa begitu saja Khadijah menuju kamar nya.
Ceklek.
Sebuah kamar yang dalam pandangan Khadijah seluas rumah nya. Cukup kagum melihat fasilitas dan mewahnya kamar yang di tunjukan oleh ibu mertua nya.
"Untuk sementara ini akan menjadi kamar kamu Khadijah, semoga kamu suka ya"
"Kalau ada kurang-kurangnya kamu bilang ya sama mama"
Bu Gita merasa tidak tega sejujurnya membiarkan menantu nya tidur di kamar tamu.
"MashaAllah Ma. Ini lebih dari cukup ma, tidak ada kurnag sama sekali" Jawab Khadijah dengan polosnya.
Bu Gita pun tersenyum mendengar ucapan Khadijah.
"Maaf ya Aksa belum bisa menerima kamu sebagai istrinya"
"Dia itu kelihatanya aja galak, tapi sebenarnya baik"
Bu Gita menceritakan sedikit tentang putra sulungnya, dan hal itu cukup membahagiakan bagi Khadijah yang tidak mengetahui apa pun tentang Aksara.
***
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 92 Episodes
Comments
Anonymous
Alhamdulikkah Khatidah punya ibu mertua yg baik
2024-02-05
1
Budyparyanti
semoga cuma di awal pernikahan ajj aksa dingin dan kejam.....dan aemoga khadijah mampu bikin aksa bucin pada akhir xa
2023-12-19
1
Hairiah Kamilah
alhamdulilahibunya baik semoga semuanya baik sam dijah
2023-12-08
0