...Tidak Akan Mungkin Tertukar Apa Yang sudah Allah Takar....
...☘️...
Malang.
Merupakan kota yang di juluki dengan sebutan Kota Bunga.
Beberapa sudut kota menyuguhkan keindahan nya, selain wisata Alam Malang juga terkenal sebagai Kota pelajar.
Banyak kampus kampus besar yang berdiri di kota tersebut, dan salah satunya kampus dimana Khadijah kini mengenyam pendidikan kedokteran nya.
"Mau berangkat sekarang ?"
Ajak salah seorang sahabat sekaligus teman kos Khadijah.
"Yuk" jawab Khadijah
Selain karena tidak memiliki kendaraan, Khadijah memang terbiasa berjalan, seperti saat ini dia dengan rombongan teman-temanya berjalan bersama menuju tempat diadakannya kajian sore.
Ini mungkin merupakan kajian pertama sejak Khadijah pulang dari ibukota.
Ditengah merebak nya kasus COVID yang sempat merajalela di seantero Nusantara bahkan Dunia, Khadijah pernah menjadi salah satu dari banyak Sukarelawan Dokter yang mendedikasikan dirinya sebagai tenaga kesehatan yang di perbantukan untuk dikirim ke ibukota.
Dan sejak saat itu mungkin baru saat ini Khadijah bisa kembali aktif mengikuti kajian. Ini pun rasa-rasanya juga tidak akan seaktif dulu, karena saat ini Khadijah yang memang akan lebih jarang berada di Malang.
Khadijah bersama Alma dan teman-teman lainya, berjalan bersama menyusuri gang-gang pinggiran kampus menuju sebuah masjid yang berada di lingkungan Fakultasnya.
Tampak dari kejauhan Khadijah melihat sosok orang yang begitu sangat ingin dia temui. Sosok yang akhir-akhir ini begitu menyita pikiran dan dan perhatian Khadiah.
Khadijah lantas menghentikan langkahnya, menatap jeli pada seorang laki-laki yang tengah duduk di sebuah CoffeShop dengan dinding kaca sebagai pembatas nya.
'Mas Azis' lirih Khadijah
Khadijah sampai harus menghentikan langkahnya untuk meyakinkan dan memastikan jika yang dia lihat memang benar-benar merupakan saudara sepupu nya.
Cukup lama Khadijah menghentikan langkahnya, hingga dia tertinggal cukup jauh dari rombongan nya.
Dan benar saja, sosok yang tengah duduk di sana merupakan putra Abah Hasim yang ke tiga. Sosok yang sangat ingin Khadijah temui.
Sahabat Khadijah menyadarinya jika Khadijah tertinggal, memutuskan untuk kembali. Benar saja Khadijah masih berdiri di depan CoffeShop yang sempat mereka lewati sebelumnya.
"Dijah.. Ayoo!"
"Ngapain disini, Kita bisa telat nanti !"
Khadijah cukup terkejut dengan sahabatnya yang kembali menemuinya.
"Alma"
"Astaghfirullah. Maaf"
Khadijah cukup sadar diri melihat sahabatnya kembali untuk mencari nya. Namun rasa penasaran membuatnya terpaksa memutar haluannya.
"Kamu ngapain ?"
Masih dengan tatapan tertuju pada seseorang di ujung sana.
"Aku mau menemui seseorang, kamu bisa temenin aku nggak ma " pinta Khadijah.
Mendengar ucapan Khadijah Alma pun juga seketika mengarahkan pandanganya pada sosok yang ingin sahabatnya temui.
Alma sedikit ragu dengan ajakan Khadijah, pasalnya sosok yang akan Khadijah temui merupakan seorang laki-laki yang tidak Alma ketahui ada hubungan apa dengan Khadijah.
"Dia kakak ku"
Khadijah sadar jika mungkin saja Alma ragu dengan ajakannya. Sehingga dia memilih menjelaskan status diantara mereka.
Khadijah meminta Alma untuk menemani saja, hanya untuk menjaga agar tidak terjadi fitnah diantara mereka nantinya .
"Tidak akan lama. Mau ya "
Khadijah begitu memohon dan sedikit memaksa agar sahabatnya mau menemani dirinya menemui Azis.
"Okay lah"
Keduanya lantas berjalan bersama, Masuk kedalam CoffeShop.
Perlahan namun pasti Khaijah mendekat pada bangku Diaman Azis menikmati secangkir kopi miliknya.
Meski Azis terlihat cuek saja, namun Khadijah tetap mendekat dan ingin menyapa kakak nya.
"Mas Azis ?" Sapa Khadijah
Azis yang sebelumnya tengah sibuk dengan cangkir di tangannya , seketika mendongakkan kepala mengarahkan pandanganya pada sosok yang tengah berbicara pada dirinya.
"Dijah ?"
Tampaknya Azis begitu terkejut melihat kedatangan Khadijah yang tiba-tiba menemui dirinya.
Jelas Azis langsung tahu jika itu Khadijah, sorot mata yang begitu Azis kenal hanya milik Khadijah sepupunya saja.
Khadijah lantas tersenyum di balik cadar yang dia kenakan. Beruntung Azis bisa mengenalinya dengan mudah.
Tidak menunggu lama dan tanpa.basa-basi Khadijah ingin meminta sedikit waktu Azis untuk berbicara bersama.
"Mas Azis ada waktu, Dijah pengen ngobrol sebentar bisa?"
Terlihat raut wajah Azis yang berbeda setelah mendengar permintaan Khadijah.
Namun melihat bagaimana keinginan besar terlihat di mata adik sepupunya, membuat Azis meras tidak tega jika mengabaikan Khadijah begitu saja.
Hingga anggukan kepala menjadi jawaban Azis atas permintaan Khadijah sebelumnya.
"Dijah. Aku tunggu di sana ya ?" Bisik Alma.
Alma yang sadar akan pembicaraan yang mungkin saja serius, memilih menepi dan menunggu Khadijah di meja lainnya.
"Makasih ya, aku janji tidak akan lama" ujar Khadijah pada Sahabatnya.
Anggukan kepala menjadi jawaban Alma atas ucapan Khadijah sebelumnya.
Setelah mendapatkan persetujuan dari Azis, Khadijah langsung menempatkan posisi duduk di depan Kaka sepupunya.
Khadijah sadar Azis bukan lah orang yang mudah untuk diajak berdiskusi. Maka dari itu Khadijah begitu hati-hati untuk mengajak kakak sepupunya itu berkomunikasi.
"Mas Azis apa kabar ?"
Khadijah melihat senyum di wajah Azis tatkala pertanyaan itu dia tanyakan.
"Seperti yang kamu lihat"
"Apa Abah dan Umi meminta mu untuk menemui ku ?"
Deg.
Khadijah cukup terkejut mendengar ucapan Kakak sepupunya, meski sejujurnya tidak seperti dugaan kakak nya, karena Khadijah hanya ingin menemui Azis karena alasan pekerjaan saja.
"Dijah cuma mau tahu kenapa Mas Azis sudah tidak bekerja di AVB lagi ?"
"Bukan karena Abah dan Umi yang menyuruh Dijah menemuinya Azis"
Dijah terpaksa bertanya, selain karena alasan rasa penasarannya, juga karena melihat ekspresi wajah Abah Hasim tempo hari membuatnya merasa perlu menyelidiki masalah apa yang tengah menimpa kakak sepupu nya.
Selain alasan yang sudah Khadijah sebutkan, jujur saja alasan terbesarnya Khadijah ingin tahu mengapa Beasiswa pendidikannya di cabut begitu saja, tanpa pemberitahuan sebelumnya.
Mungkin saja Azis tahu alasannya ' Pikir Khadijah'
Namun bukan jawaban yang Dijah dapatkan, justru Azis hanya menghela nafas berat.
"Jika tidak keberatan Dijah ingin tahu kenapa mas Azis sudah tidak bekerja di sana"
Dengan hati-hati Khadijah bertanya.
"Alasannya karena aku sudah dipecat Dijah. !!"
Azis sedikit meninggikan nada bicaranya. Hal itu sedikit banyak cukup membuat Khadijah kaget mendengarnya.
"Abah dan Umi juga sudah pasti mengatakan itu pada mu kan ?"
Azis tampak kesal mendengar pertanyaan Khadijah yang mungkin bagi nya begitu menuntut sebuah jawaban.
"Bukan begitu Mas. Abah dan Umi mencemaskan kondisi mas Azis"
"CK"
Mendengar ucapan Khadijah Azis lantas hanya tertawa getir saja.
"Pulanglah sesekali, Abah dan Umi sangat merindukan Mas Azis"
"Mereka pasti senang jika Mas datang"
Sadar jika Azis tidak akan pernah mau mengatakan apa masalahnya, Khadijah memutuskan untuk mengakhiri perbincangan diantara mereka.
"Ya sudah Mas, Dijah Pamit"
"Assalamualaikum"
Khadijah beranjak dari duduknya, melihat Azis yang masih diam dalam lamunannya, Khadiah lantas berlalu saja. Sampai pada saat Khadijah telah keluar dari CoffeShop barulah Azis sadar untuk menjawab salam nya.
"Waalaikumsalam"
***
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 92 Episodes
Comments
Kustri
jgn" pemilik AVB calon dija🤭
2023-12-08
2
Sugiharti Rusli
sepertinya ada hubungannya deh antara dipecat si Aziz dan beasiswa Dijjah yang dihentikan, entah apa
2023-09-09
2
Sadiah
Sibuk hari ini baru bs rahat smbil baca novel ka author,,penasaran sama maslah azis.. 🤔
2023-08-01
0