"Pu-putri." ucapku padanya
Saat memelukku, Putri Isabella terlihat menangis tersedu-sedu, air matanya jatuh bercucuran di pundakku dan meninggalkan bekas pada baju hangat yang sedang kupakai. Saat itu tiba-tiba saja hujan, semakin menambah suasana dalam yang sedang dirasakan olehnya. Dia seperti sudah memendam perasaannya begitu lama, dan sekarang Dia mencoba untuk lebih terbuka kepada orang lain.
"Biarkan aku memelukmu lebih lama." ucapnya.
"Isabel-"
Belum apa-apa, tiba-tiba pelukan Putri Isabella terasa sangat kuat. Tentu saja aku merasa sangat kesakitan, dikarenakan luka yang ada ditangan kiriku belum sembuh.
"Sa-sakit, pelukanmu terlalu erat Putri!" ucapku sambil menahan rasa sakit.
"Ma-maaf ... aku terbawa suasana." ucap Putri sambil melepaskan pelukannya.
Singkat cerita diapun menyembuhkan diriku menggunakan sihir heal. Di saat itu juga dirinya bercerita begitu banyak padaku, yang tentu saja membuatku semakin paham mengapa dia begitu bersikap menyebalkan selama ini.
"Intinya ...
Aku minta maaf dan juga berterimakasih karena sudah menyelamatkanku waktu itu." ucapnya.
Diapun melanjutkan perkataannya seperti karakter cewek Tsundere dalam anime.
"A-aku menyembuhkanmu bukan karena aku suka yah!
Melainkan membalas atas kebaikanmu!
Da-dan juga sekarang kita impas!" ucapnya.
Dengan Dia yang bercerita sambil menyembuhkanku, tak terasa waktu berlalu begitu cepat. Aku pun berniat untuk mengantarkannya kembali ke tempat Dia menginap.
"Ayo kita pulang ... mau ku antar?" tanyaku padanya.
Saat ku tanyai demikian, terlihat Putri Isabella seperti malu-malu.
"Hm~ Anu~ apa aku boleh pergi ke rumahmu?" balik tanya Putri.
Tentu saja mendengar pertanyaan itu darinya membuatku heran. Untuk apa seorang tuan Putri berada di rumah bobrok milikku.
"Hah?!" ucapku
"Bu-bukan berarti aku ingin berkunjung yah~!
Hanya saja ...
Kau pasti mengerti apa alasannya ..." ucap Dia
Sebenarnya aku tidak keberatan dengan dirinya berkunjung ke rumahku, namun yang ku khawatirkan adalah reaksi dari Ibu dan Kak Wulan nanti. Dengan membawa seorang Putri kerajaan ke Rumah tentu saja akan membuat seisi rumah menjadi heboh.
"Bagaimana ..?
Apa aku boleh ke rumahmu?" kembali Putri Isabella bertanya.
Karena rasa kasihan, dengan terpaksa aku menerimanya.
"Baiklah, kau boleh datang ke rumah." jawabku."
Setelah menjawab pertanyaan Putri Isabella, terlihat wajahnya mengungkapkan perasaan bahagia. Namun tidak dengan diriku yang justru merasa terbebani.
Singkat cerita, sampailah kami di rumah. Terlihat bahwa Putri Isabella terus memandang ke rumahku.
"Bagaimana ... ?
Rumahku terlihat jelek dan juga hampir bobrok kan? Mana ada seorang Putri pewaris kerajaan yang mau masuk ke dalamnya?" Ucapku.
Setelah mengatakan hal tersebut, tiba-tiba saja Mama datang dan langsung berteriak marah ke arahku.
"Rumah mana yang dirimu sebut jelek dan juga hampir bobrok, Rama?!" ucap mamah sambil berlari ke arahku.
Karena kaget tiba-tiba Mama berlari ke arahku, aku kemudian berusaha untuk lari darinya. Namun, Mama dengan cepat mengeluarkan sihir air yang ia manipulasi seperti tali dan berhasil mengikatku dengan jurusnya.
"Mama ...
Mama salah paham! aku bisa menjelaskannya!" ucapku
Dengan tangan kiri yang sudah diselimuti oleh mana dan siap untuk memukulmu, terlihat Mama sangat marah sekali.
"Cepat katakan! apa alasanmu kali ini?!"
Karena takut dengan hawa kekuatan yang Dia keluarkan, tak ada satu pun kata-kata yang bisa ku ucapkan.
"Sudah keluar Rumah tidak memberitahu kami, setelah pulang dirimu malah menjelek-jelekkan tempat kita berteduh selama ini!" lanjut perkataanya.
Saat akan memukul diriku dengan sekuat tenaga, tiba-tiba Putri Isabella berbicara.
"Permisi, Bu ...
Saya temannya Rama." ucap Putri Isabella pada Mama.
Seketika itu, Mama kemudian menghentikan pukulan yang tadinya akan Dia arahkan kepadaku.
"Siapa? Kamu?" tanya Mama.
Setelah itu terlihat Putri Isabella tersenyum kepada Mama sambil memperkenalkan diri dengan sopan layaknya seorang bangsawan dengan mengangkat roknya.
"Perkenalkan nama saya Isabella Verdifield berumur 14 tahu-"
Belum menyelesaikan perkataannya, Mama seketika berteriak histeris seolah tidak percaya dengan pemandangan apa yang baru dilihatnya saat ini.
"A~
Pu-Putri Kerajaan Verdifield ada disini?! ucapnya sambil histeris.
"Maaf karena tidak sopan ...
Maaf karena tidak mengenali Anda ...
Maaf jika anakku melakukan hal yang tidak-tidak kepada Anda ...
Saya pastikan Dia akan ku hukum dengan berat." ucapnya sambil membungkuk-bungkuk berkali-kali.
"Ti-tidak ...
Rama tidak melakukan hal yang aneh-aneh kok, Bibi." ucap sanggahan Putri Isabella.
"Dia justru menjadi penyelamat bagiku." lanjut perkataanya.
Seketika mendengar hal tersebut Mama langsung menatap diriku dengan sangat tajam.
"Rama! nanti kita bicara secara empat mata!" ucapnya
Dalam hatiku, Mama pasti menyalah artikan perkataan Putri Isabella tentang 'penyelamat'.
Singkat cerita, akhirnya kami bertiga masuk ke rumah. Terlihat Putri Isabella duduk di kursi sambil disuguhi minuman dan berbagai makanan ringan yang disembunyikan oleh Mama selama ini.
Tentu saja diriku kecewa dengan hal itu. Tak lama, aku kemudian berniat mengambil salah satu makanan yang tersaji di atas meja secara perlahan. Dengan cepat, Mama menyingkirkan tanganku dan dengan tatapan tajamnya Mama juga seolah berkata kalau ini bukanlah untukku. Tentu saja aku hanya bisa diam dan berkata.
"Dasar pilih kasih, ke anak sendiri seperti itu perlakuannya." ucapku dalam hati.
Saat itu kemudian Mama melihat ke arah Putri Isabella, dengan ekspresi muka 180 derajat yaitu tersenyum dia mengatakan.
"Silahkan dimakan dan minum tuan Putri." ucapnya sambil tersenyum manis.
Kemudian Putri Isabella memakan kripik yang tersedia di meja. Terlihat wajahnya tersenyum tanda bahwa kripik tersebut enak.
"Wah~
Ini enak sekali." ucapnya sambil memuji kripik tersebut.
"Dasar anak kota!" gumamku setelah Putri Isabella memakan kripik tersebut.
"Apa yang barusan Kau katakan, Rama!" ucap Mama sambil marah kembali kepadaku.
Karena takut, aku kemudian mengalihkan pembicaraan dengan menanyakan keberadaan Kak Wulan.
"Di-dimana Kak Wulan saat ini, Mama?" ucapku.
"Oh Dia pergi ke pasar, membeli beberapa bahan makanan." jawab Mama.
"Maaf menyela, jadi Rama punya Kakak?" tanya Putri Isabella.
Mendengar pertanyaan darinya, Mama kemudian menyemburkan minuman karena kaget.
"Bi-bisa dibilang begitu, tuan Putri."
Tidak lama kemudian, Kak Wulan datang.
"Aku pulang~" ucapnya sambil membuka pintu.
"Aku punya kabar mengejutkan!" lanjut perkataan Kak Wulan.
"Apa itu?" tanyaku padanya sambil meminum air.
"Saat di pasar, tadi kulihat banyak sekali prajurit kerajaan yang sedang mencari Putri Isabella.
Mereka bilang, bahwa Putri Isabella tiba-tiba saja menghilang dari penginapan." lanjut perkataan Kak Wulan kembali.
Mendengar hal tersebut, sontak membuatku kaget dan menyemburkan air yang akan ku minum tadi. Mama seketika melirik ke arahku dengan pandangan mata yang sangat tajam. Sementara, pandangan Kak Wulan tertuju ke arah Putri Isabella yang sedang duduk dan setelah sadar siapa yang dilihatnya, Kak Wulan pun kaget.
"Pu-Putri Isabella ada disini?!" ucap Kak Wulan.
Dengan polosnya Putri malah tersenyum.
"Senang rasanya bisa dikenali." ucapnya.
_Bersambung
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 83 Episodes
Comments