Kesialan Yang Berujung Mengantarkan Ku Ke Dunia Lain (Isekai)

"Aku tak menyangka, akan pulang selarut ini!" Ucap cemas ku dalam hati sambil berlari.

Karena keadaan hari yang semakin larut, di tambah dengan keadaan pencahayaan jalan yang minim, saat menemukan dua atau tiga ruas jalan, diriku selalu kebingungan ketika harus mencari jalan pulang.

"Tunggu, jalan menuju rumah apa benar yang ini yah?" Tanyaku pada diriku sendiri

Daripada terus berada dalam kebimbangan sepele seperti ini, dengan insting yang kumiliki, aku pun lantas memutuskan untuk melanjutkan langkahku ke salah satu jalan.

Di saat tengah berlari menuju rumah, pandanganku tertuju pada salah satu pemandangan, yang seharusnya tidak pernah aku lihat. Benar saja, tampak ada 6 preman jalanan yang sedang mengeroyok seseorang.

Di lihat dari pakaian yang di pakai orang korban, sepertinya dia merupakan pekerja kantoran. Jasnya yang seharusnya rapi, malah terlihat robek dan juga kotor lusuh akibat tindakan pengeroyokan.

Dalam benakku, tersirat berbagai macam alasan mengapa para preman jalanan ini mengeroyok orang malang tersebut. Namun, hal yang mungkin adalah mereka sedang merampoknya.

Tidak heran, karena akhir-akhir ini sering terjadi tindak kejahatan dengan dalih ekonomi. Pagi tadi ini saja, aku melihat berita tentang perampokan sebelum pergi ke sekolah

Sejenak aku terpaku dalam kebimbangan, antara lari menyelamatkan diri atau justru menolong orang malang tersebut.

Dalam keadaan terpaku itu, aku teringat akan kata-kata ketua.

"Rama, apa kamu tahu hal apa yang membuat dirimu sulit berkembang?"

"Cinta dan kasih sayang."

Teringat akan perkataan ketua, tanpa berpikir panjang Aku pun langsung menyerang salah satu preman tersebut. Salah seorang dari mereka berhasil ku jatuhkan dengan tendangan.

Setelah melayangkan tendangan, aku pun melihat sebuah celah melarikan diri bagi korban, aku tahu betul bahwa kami bisa saja lari bersama-sama. Namun itu terlalu beresiko, di karenakan tiga sampai 4 orang dari mereka akan pasti akan mengejar.

"Bapak! cepat lari dari sini." ucapku sambil berteriak

"Tapi Nak, bagaimana dengan kamu?" tanya bapak tersebut

"Bapak pergi saja terlebih dahulu, jangan mengkhawatirkan saya, saya pasti akan menyusul!" ucap tegasku pada si Bapak

Bapak korban pengeroyokan kemudian menganggukkan kepala tanda memahami situasi, dan dia pun lari pergi menjauh.

Kemudian aku pun memasang kuda-kuda tanda bersiap untuk bertarung melawan ke 5 sisa preman tersebut.

Salah seorang dari mereka melayangkan serangan berupa pukulan, namun aku berhasil menangkis dan membalasnya dengan menyerang ulu hatinya yang merupakan salah satu dari titik vital manusia.

Tak berhenti sampai di situ, salah seorang lainnya dari mereka kemudian mencoba melakukan hal yang sama dengan melakukan serangan pukulan. Beruntungnya, karena aku yang sudah memprediksi gerakannya dengan cepat aku pun melayangkan tendangan yang mengarah ke kepalanya.

Tiga dari mereka akhirnya tumbang, berarti tinggal tersisa tiga lainnya. Di saat aku lengah, ternyata salah seorang dari mereka yang sudah ambruk justru melakukan hal licik dengan melemparkan debu. Akibatnya, debu yang dilemparkannya berhasil mengenai mataku dan seketika membuatku tidak bisa melihat dengan baik.

Sambil membawa kayu di tangannya, salah seorang dari mereka kemudian maju dan berniat menyerang kepalaku. Di saat bersamaan, aku pun langsung menyilangkan kedua tanganku di atas kepala, guna menghindari cedera yang lebih parah.

Dengan tangan kanan, aku pun langsung mengambil kayunya dan segera menyerangnya melakukan tendangan berputar. Dia pun langsung jatuh dan mengeram kesakitan.

Tanpa sadar, salah seorang dari mereka menyelinap di belakangku dan mengunciku dari belakang. Dengan segera, aku langsung menginjak kaki kanannya dan diapun berteriak kesakitan. Karena kuncian tangannya melemah, aku langsung mendaratkan serangan berupa sikut ke bagian rahang bawah. Orang yang mengunciku tersebut kemudian jatuh.

Tanpa sadar, ternyata orang terakhir dari mereka berhasil mendaratkan serangan. Awalnya aku tidak merasakan apa-apa mungkin karena adrenalin ku yang begitu tinggi.

setelah beberapa saat, aku merasakan rasa sakit yang luar biasa; aku bahkan tidak bisa mendeskripsikan dengan kata-kata. Kemudian tubuhku terasa lemas, dan akhirnya jatuh ambruk.

Dengan tangan gemetar, sekilas aku melihat tangan ini diselimuti warna merah, teksturnya sedikit kental, dan juga sedikit bau amis. Tidak terlihat jelas apa yang aku lihat, dikarenakan efek debu yang di lemparkan salah satu preman itu tadi.

"Apa ini?" ucapku sambil melihat tanganku

"Da ... rah ... yah?"

Aku pun menyadari bahwa itu adalah darahku sendiri, ternyata salah seorang dari preman itu membawa senjata tajam berupa pisau dan dia berhasil menusuk tepat di perutku. Aku sudah tahu bahwa sudah tidak bisa terselamatkan lagi, karena tusukan dari pisau itu cukup dalam ditambah dengan dicabutnya menyebabkan pendarahan yang begitu hebat.

Di tengah jalan yang sepi, gelap dan juga mengerikan. Aku sadar bahwa takkan ada seseorang yang dapat menyelamatkanku. Mungkin jasadku akan di temukan esok hari ataupun beberapa saat kemudian, tapi percuma saja karena aku mungkin sudah tidak bernafas.

Dalam keadaan sekarat, aku hanya teringat akan 2 hal. Yakni Ibu dan juga ketua, aku selalu melihat foto di rumah dengan sosok Ibu di dalamnya, sosok yang bahkan aku saja tidak pernah melihatnya secara langsung, di karenakan Dia tiada saat melahirkanku. Sosok yang pertama kali menerima diriku apa adanya yaitu ketua, orang yang selalu sabar dalam mengajariku seni beladiri ditambah nasehat-nasehatnya yang begitu berharga.

Entah karena kesadaran yang semakin menghilang, aku kemudian membayangkan sosok wanita cantik serta anggun berada di depanku. Sambil tersenyum dia mengatakan sesuatu

"Kamu sudah berusaha dengan baik yah ... Rama." ucapnya

"Tapi, perjalananmu tidak berhenti sampai disini. Kami masih membutuhkanmu, untuk menyelamatkan dunia kami." Lanjutnya

Mendengar hal tersebut keluar dari mulut seseorang membuatku keheranan.

"Aku? Dibutuhkan?" tanyaku padanya.

"Ya ... kamu memiliki sesuatu yang bahkan tidak kami miliki di sana." jawabnya.

"Suatu saat nanti, kamu pasti akan mengerti, mengapa kami membutuhkanmu." lanjut perkataan sosok wanita itu

Perlahan tapi pasti sosok wanita itu semakin mendekat. Dan kemudian, salah satu dari tangannya meraih dan menutupi ke dua mataku. sejenak, aku merasakan hawa dingin yang menyelimuti seluruh tubuh serta rasa sakit yang ku rasakan bekas penusukan tadi berangsur-angsur menghilang.

Rasa sakit tadi kemudian hilang dan justru berubah menjadi rasa kantuk yang sangat tak tertahankan. Kemudian, aku pun tertidur.

Saat bangun, aku menoleh ke kiri dan ke kanan. Kemudian melihat fisikku yang seperti anak laki-laki berusia 12 tahun.

"Hah cuman mimpi ternyata." gumam ku sambil menyeka mata karena baru bangun tidur.

Kemudian, aku pun menyadari bahwa kasur yang kutiduri ini sangatlah nyaman dan juga empuk, diri ini pun kemudian melanjutkan sebuah ritual yang para manusia pemalas sebut sebagai rebahan.

"ahh empuk sekali ... mending tidur lagi." ucapku.

Di saat tengah asyik melakukan ritual rebahan, ada satu hal yang ku rasakan berbeda. Aku kemudian bangun dan mulai meraba-raba bagian tubuhku, mulai dari ujung rambut sampai ujung kaki.

"Tunggu ... tunggu .... siapa ini?" tanyaku pada diri sendiri

Panik karena berada di dalam tubuh seorang bocah berusia kurang lebih berumur 12 tahun, aku pun kemudian berteriak karena saking paniknya.

*(Entah sekeras apa suara teriakannya, author pun tidak tau)

Karena suara teriakan yang sangat keras, mengundang perhatian beberapa orang yang sedang melakukan aktivitasnya masing-masing.

Masih bingung dengan apa yang sebenarnya terjadi, tiba-tiba ada yang membukakan pintu kamar. Alangkah terkejutnya, ternyata yang membukakan pintu itu adalah seorang wanita. Aku sadar betul, bahwa aku pasti akan di tuduh yang tidak-tidak.

"Maaf sepertinya aku salah rumah." ucapku sambil tertawa-tawa tipis dan menggaruk kepala

"Aku akan segera keluar dari sin-"

Belum menyelesaikan perkataan, wanita tersebut kemudian menghampiri dan segera memelukku dengan sangat eratnya.

"Rama ... syukurlah ... syukurlah kamu sehat." ucapnya sambil menangis tersedu-sedu.

Aku yang masih kebingungan dengan apa yang sebenarnya terjadi. Dalam hati ini kemudian bertanya.

"Siapa wanita ini?"

Terpopuler

Comments

Mehayo official

Mehayo official

Aku butuh lebih banyak kisah seru darimu, cepat update ya thor 🙏

2023-07-30

1

cocondazo

cocondazo

Mantap nih cerita, semoga author terus semangat!

2023-07-30

1

lihat semua
Episodes
1 Awal Mula
2 Kesialan Yang Berujung Mengantarkan Ku Ke Dunia Lain (Isekai)
3 Ketua
4 Kakak kelas
5 Ternyata Isekai Itu Ada!
6 Potensi
7 Kekuatan Sihirku Tidak Keluar
8 Kekuatan Sihir Ibu
9 Dewi Reinkarnasi Akhirnya Muncul
10 Ada Kuntilanak Di Isekai?
11 Ibu VS Kuntilanak
12 Wulan Si Kuntilanak
13 Puncak Perayaan Hari Panen
14 Menyelamatkan Putri Isabella!
15 Teman Masa Kecil
16 Berlatih Di Malam Yang Sunyi
17 Isabella Verdifield
18 Kegaduhan Di Rumah
19 Isabella Verdifield VS Selvia Greenfield
20 Keputusan Dan Ajakkan
21 Sosok Hijau Bertubuh Besar
22 Mengalahkan Buto Ijo
23 Masa Lalu Putri
24 Masa Lalu Putri Bag. 2
25 Masa Lalu Putri Bag. 3
26 Putri dan Rama Berada Di Istana
27 Adik Kakak Yang Tidak Pernah Akur
28 Rama VS Renia
29 Raja Dan Mimpi Yang Aneh
30 Hari Pertama Masuk Akademi
31 Belajar Di Hari Pertama
32 Putri Dan Sosok Kuntilanak Merah
33 Kerja Sama!
34 Terjebak Di Lembah Neraka
35 Party Amatir
36 Kesalahpahaman
37 Melawan Petualang Dan Si Putri Keras Kepala
38 Bertemu Dengan Veteran Petualang
39 Menolong Manusia Setengah Binatang
40 Membentuk Party Sementara
41 Membentuk Party
42 Melawan Lisa Si Resepsionis Guild (Serikat)
43 Ujian Tahap Kedua Penerimaan Party
44 Mencari Isabella Di Gedung Terbengkalai
45 Sosok Kuntilanak Merah Itu Muncul Kembali
46 Misi pertama : Mencari Bunga Mawar Hitam
47 Kebingungan Yang Terjadi Di Party Kami
48 Memelihara Serigala Di Dalam Party Kami
49 Bertarung Secara Habis-habisan!
50 Kematian Luna Si Serigala
51 Apa Yang Sebenarnya Terjadi Pada Diri Rama?!
52 Lisa VS Rama
53 Pertemuan Kembali Dengan Dewi Fifi
54 Reruntuhan Istana Volcanofall
55 Agria Raja Volcanofall
56 Misteri Yang Akan Di Ungkap!
57 Kebenaran!
58 Misi Ke Dua, Membantu Anna!
59 Anna Si Anak Yatim Piatu
60 Misi Mencari Tanaman Herbal Di Hutan Merah
61 Bertarung Melawan Kawanan Serigala Aul
62 Pengganggu Mulai Bermunculan!
63 Berkemah Di Hutan Merah
64 Perpisahan
65 Apakah Ini Benar-Benar Sebuah Kebetulan?
66 Berjalan-jalan Di Pasar Malam
67 Serangan Yang Tiba-tiba
68 Kemunculan Kembali Alter Rama
69 Alter Rama VS Vanisha
70 Rama Melawan Diri
71 Misi Di Benua Langit!
72 Misi Baru : Mengambil Batu Sihir!
73 Pertarungan Di Dalam Goa!
74 Pengorbanan Rama Dengan Sumpah Jiwa!
75 Draven Menjadi Guruku!
76 Kekuatan Yang Tidak Kuduga!
77 Pelatihan Yang Sangat Keras!
78 Mendapatkan Kemampuan Terbang!
79 Bermain-main dengan Guru
80 Alter Rama vs Draven Darkheart
81 Pengumuman Penting!!!
82 Tiga Bula Berlalu
83 Merencanakan Strategi
Episodes

Updated 83 Episodes

1
Awal Mula
2
Kesialan Yang Berujung Mengantarkan Ku Ke Dunia Lain (Isekai)
3
Ketua
4
Kakak kelas
5
Ternyata Isekai Itu Ada!
6
Potensi
7
Kekuatan Sihirku Tidak Keluar
8
Kekuatan Sihir Ibu
9
Dewi Reinkarnasi Akhirnya Muncul
10
Ada Kuntilanak Di Isekai?
11
Ibu VS Kuntilanak
12
Wulan Si Kuntilanak
13
Puncak Perayaan Hari Panen
14
Menyelamatkan Putri Isabella!
15
Teman Masa Kecil
16
Berlatih Di Malam Yang Sunyi
17
Isabella Verdifield
18
Kegaduhan Di Rumah
19
Isabella Verdifield VS Selvia Greenfield
20
Keputusan Dan Ajakkan
21
Sosok Hijau Bertubuh Besar
22
Mengalahkan Buto Ijo
23
Masa Lalu Putri
24
Masa Lalu Putri Bag. 2
25
Masa Lalu Putri Bag. 3
26
Putri dan Rama Berada Di Istana
27
Adik Kakak Yang Tidak Pernah Akur
28
Rama VS Renia
29
Raja Dan Mimpi Yang Aneh
30
Hari Pertama Masuk Akademi
31
Belajar Di Hari Pertama
32
Putri Dan Sosok Kuntilanak Merah
33
Kerja Sama!
34
Terjebak Di Lembah Neraka
35
Party Amatir
36
Kesalahpahaman
37
Melawan Petualang Dan Si Putri Keras Kepala
38
Bertemu Dengan Veteran Petualang
39
Menolong Manusia Setengah Binatang
40
Membentuk Party Sementara
41
Membentuk Party
42
Melawan Lisa Si Resepsionis Guild (Serikat)
43
Ujian Tahap Kedua Penerimaan Party
44
Mencari Isabella Di Gedung Terbengkalai
45
Sosok Kuntilanak Merah Itu Muncul Kembali
46
Misi pertama : Mencari Bunga Mawar Hitam
47
Kebingungan Yang Terjadi Di Party Kami
48
Memelihara Serigala Di Dalam Party Kami
49
Bertarung Secara Habis-habisan!
50
Kematian Luna Si Serigala
51
Apa Yang Sebenarnya Terjadi Pada Diri Rama?!
52
Lisa VS Rama
53
Pertemuan Kembali Dengan Dewi Fifi
54
Reruntuhan Istana Volcanofall
55
Agria Raja Volcanofall
56
Misteri Yang Akan Di Ungkap!
57
Kebenaran!
58
Misi Ke Dua, Membantu Anna!
59
Anna Si Anak Yatim Piatu
60
Misi Mencari Tanaman Herbal Di Hutan Merah
61
Bertarung Melawan Kawanan Serigala Aul
62
Pengganggu Mulai Bermunculan!
63
Berkemah Di Hutan Merah
64
Perpisahan
65
Apakah Ini Benar-Benar Sebuah Kebetulan?
66
Berjalan-jalan Di Pasar Malam
67
Serangan Yang Tiba-tiba
68
Kemunculan Kembali Alter Rama
69
Alter Rama VS Vanisha
70
Rama Melawan Diri
71
Misi Di Benua Langit!
72
Misi Baru : Mengambil Batu Sihir!
73
Pertarungan Di Dalam Goa!
74
Pengorbanan Rama Dengan Sumpah Jiwa!
75
Draven Menjadi Guruku!
76
Kekuatan Yang Tidak Kuduga!
77
Pelatihan Yang Sangat Keras!
78
Mendapatkan Kemampuan Terbang!
79
Bermain-main dengan Guru
80
Alter Rama vs Draven Darkheart
81
Pengumuman Penting!!!
82
Tiga Bula Berlalu
83
Merencanakan Strategi

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!