Note : Cerita ini masih tentang masa lalunya Rama sebelum ke isekai.
Tampak Hani yang sedang memperkenalkan dirinya.
"Halo semua, perkenalkan, saya Hani. Saya sangat tertarik dengan seni bela diri, khususnya pencak silat. Saya ingin mengajak kalian semua untuk bergabung dengan ekstrakurikuler pencak silat di sekolah kita. Mari kita tingkatkan kedisiplinan, kekuatan, dan kepercayaan diri bersama dalam mempelajari seni bela diri yang kaya budaya ini. Ayo, bergabunglah dan bersama-sama kita ciptakan momen tak terlupakan dalam perjalanan belajar pencak silat! Terima kasih."
Rama yang mendengarkan itu langsung kagum kepada sosok Kakak kelasnya itu, bagaimana tidak? Sosok Hani yang sangat cantik ditambah dirinya yang pandai dalam seni beladiri langsung membuat Rama jatuh cinta pada pandangan pertama.
Kemudian, terlihat Hani yang sedang memberikan selembaran kertas yang berisi informasi tentang kegiatan ekstrakurikuler nya itu, serta pada bagian belakang nya terdapat informasi biodata yang dapat di isi oleh para murid baru bila mana ada yang tertarik untuk bergabung.
"Bila mana ada yang tertarik bergabung dengan ekstrakurikuler pencak silat ini, pada bagian belakang kertas terdapat informasi biodata diri yang bisa kalian isi." ucap Hani kepada semua orang di dalam kelas
"Kalau sudah mengisi data diri kalian, berikan saja ke saya." lanjutnya perkataan Hani
Kemudian Hani pun pergi, dan selanjutnya ia akan mempromosikan kegiatan ekstrakurikuler nya pada kelas lain, namun sebelum itu dia mengucapkan terimakasih kepada semua murid di kelas tersebut.
Lalu, terdapat kakak kelas lainnya yang sama-sama mempromosikan kegiatan ekstrakurikuler nya, kali ini dari ekstrakurikuler musik, dan namanya adalah David.
Rama ternyata lebih fokus untuk membaca selembaran yang dibagikan tadi, dia berencana untuk ikut kegiatan ekstrakurikuler pencak silat. Saat akan menulis data dirinya pada selembaran itu, di sampingnya terdapat dua orang yang sedang mengobrol membicarakan tentang ekstrakurikuler pencak silat.
"Lu mau ikut ekstrakurikuler pencak silat ini gak?" ucap salah seorang dari mereka.
"Gak ah, ngapain ikut hal yang terlihat kuno dan kolot seperti itu." jawab salah seorang dari mereka.
Salah seorang dari mereka kemudian merobek selebaran tersebut, dan di ikuti oleh yang lainnya.
Rama yang tadi akan mengisi data dirinya kemudian mengurungkan niatnya, dalam dirinya bertanya-tanya. Apa respon orang-orang ketika dia mengikuti kegiatan yang mereka anggap kuno dan sudah ketinggalan zaman ini. Tentunya masa SMP yang suram akan terulang kembali. Benar itu adalah pembullyan.
Pada akhirnya, Rama memilih mengambil jalur aman dengan tidak mengikuti kegiatan ekstrakurikuler manapun.
(Bunyi bel pulang sekolah tanda waktunya pulang)
*Ting .... Tong ....
Singkat cerita Rama dalam perjalanan pulang menuju rumahnya. Saat dia melewati sebuah taman, tampak Hani yang sedang bermain ayunan. Dia terlihat murung dan sedih, entah apa yang dipikirkannya saat itu.
Rama yang melihat hal itu, kemudian mengumpulkan keberanian dan datang menemuinya.
"Kak Hani, sedang apa?" tanya Rama
Hani kemudian kaget karena ternyata Rama tiba-tiba muncul entah darimana
"Nggak kok Rama, aku cuman lagi memikirkan sesuatu." jawab Hani
Rama kemudian tahu betul bahwa kakak kelasnya itu sedang memikirkan ekstrakurikuler pencak silat, terlihat dari tidak adanya selembaran bukti pendaftaran diri. Dalam lubuk hatinya, sebenernya Rama ingin sekali untuk ikut, namun mengajak satu lalat kecil tidaklah akan mengubah apapun.
Di tengah-tengah dilema yang di rasakan oleh Rama, tiba-tiba Hani kakak kelasnya mengajak Rama untuk pergi ke suatu tempat.
"Rama, mau ikut aku gak?" tanya Hani pada Rama tanda mengajaknya ke suatu tempat
Mendengar hal tersebut, wajah Rama kemudian berubah menjadi warna merah tanda dia malu.
"A-a ... pa?" ucapnya sambil terbata-bata
Kemudian Hani menertawakan Rama, dan dia hanya ingin mengajak Rama ke tempat makan saja.
" Haha ... Aku cuman mau ngajak kamu ke tempat makan doang kok." ucapnya sambil tertawa
"Gimana? Mau ikut?" lanjut perkataan Hani
Dalam beberapa saat, Rama hanya diam terpaku di tempat. Karena terlalu lama, akhirnya Hani pun memegang tangan Rama dan mengajaknya berlari.
"Kelamaan mikir kamu mah, ayo cepetan." ucap Hani
Sambil di ajak berlari. Rama kemudian mengatakan "tu-tunggu."
Sampailah mereka di salah satu rumah makan, tampak Hani yang tengah lahap memakan salah satu satu hidangan yang tersaji di meja. Sementara untuk Rama, dia hanya sibuk melihat tangan kananya yang tadi di pegang sambil di ajak berlari oleh kakak kelasnya tersebut.
"Kamu gak makan, Rama?" tanya Hani
Dengar reflek, Rama langsung menyembunyikan tangan kanan yang sedari tadi dia lihat.
"I-iyaaa, aku makan sekarang, hehe." jawabnya sambil menahan malu
Di saat keduanya asyik menyantap makanan, tiba-tiba ada dua orang yang langsung menerobos antrian dan langsung menuju tempat kasir. Tidak di sangka-sangka! ke dua orang itu merupakan seorang perampok lengkap dengan membawa senjata tajam berupa pisau.
Akibatnya orang-orang di dalam rumah makan berlari serta berteriak histeris. Kepada kasir rumah makan, salah seorang dari perampok mengancam menggunakan pisau yang di bawanya.
"Cepat! serahkan semua uang yang ada dalam mesin kasir itu, atau nyawamu akan melayang!" gertak perampok itu
Rama yang melihat kejadian itu juga menjadi panik, karena tindak kejahatan terjadi berada tepat di depan matanya. Yang terlintas di dalam benaknya adalah kabur bersama ketua kelas dan segera menelepon polisi secepatnya.
"Kak Hani ... ayo kita la-"
Belum selesai menyelesaikan kata-katanya, Hani kemudian naik ke atas meja dan segera berlari ke arah perampok itu. Di tangan kanannya terdapat piring dan segera langsung melemparkannya.
Piring yang tadi di lemparkan oleh Hani, dengan tepat mengenai kepala si perampok. Belum cukup sampai di situ, ia kemudian melakukan tendangan berputar yang mengarah ke ulu hati si perampok. Akhirnya, si perampok pun tersungkur dan mengeram kesakitan.
Satu orang perampok lainnya pergi begitu saja meninggalkan temannya.
Rama tidak percaya dengan apa yang di lihatnya barusan, dia hanya bisa terpaku kagum kepada Kakak kelasnya tersebut.
"Sepertinya ... siapapun yang kelak menjadi suami Kakak kelas, akan menjadi seorang SUSI (suami takut istri)." Gumamnya
Kemudian, Rama merasakan rasa bersalah di dalam hatinya. Bagaimana tidak? seharusnya pria lah yang melindungi wanita dan bukannya malah sebaliknya.
Di tengah-tengah rasa bersalahnya itu, Rama teringat akan perkataan Ibunya. Namun, dalam bayangan di dalam pikirannya itu, hanya tergambar mulut Ibunya yang bergerak seolah-olah mengatakan sesuatu.
Kemudian Hani memalingkan wajahnya ke arah Rama dan tersenyum padanya. Rama kemudian membalas senyuman Kakak kelasnya itu sambil berkata.
"Sepertinya ... aku akan ikut ekstrakurikuler nya kakak Hani." ucapnya sambil tersenyum.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 83 Episodes
Comments
Danzel
kalo mau ngejelasin mending di capt awal baru mulai ceritanya
2023-10-06
0
Mariloly Salas Sandoval
Ngikik terus gara-gara cerita ini.
2023-07-30
1
Alea Thya
Enak banget karya ini, aku nggak sabar nunggu kelanjutannya!
2023-07-30
1