'20

Sementara Amira pula, dia begitu bahagia karena apa yang ia katakan mampu membuat Rohan semakin bertambah benci lagi dan lagi pada Rere. Karena alasannya tak lain adalah, anak kesayangan, keluarga yang dianggap, dan juga anggota sah hanyalah Rere. Sementara Amira, dia hanya anak tiri yang terbuang.

Padahal, kenyataan yang sesungguhnya tidak seperti itu. Amira dan Rere sama-sama dianggap anak di rumah. Tidak ada sedikitpun perbedaan di dalam rumah orang tua Rere. Tapi Amira yang jahat, malah membicarakan hal yang tidak-tidak agar dirinya mendapat simpati yang lebih dari Rohan.

....

"Bi Sari. Aku akan keluar sebentar. Jaga mama dengan baik ya, Bi. Jangan biarkan siapapun masuk kecuali tim medis saja."

"Non Rere mau ke mana, non?" Bi Sari memberikan tatapan serius pada Rere.

"Aku mau pulang ke rumah sebentar, Bi. Ada yang harus aku selesaikan di rumah. Dan juga, aku harus berganti pakaian. Apa bibi ada yang ingin dititipkan padaku?"

"Mm ... tolong bawakan baju bibi dua atau tiga pasang aja, non. Bibi juga gak punya baju buat ganti selama di sini."

"Oh, iya deh. Nanti aku bawakan. Tapi bibi harus ingat yah, jangan sampai ada orang lain masuk ke kamar ini selain tim medis."

Wajah bi Sari pun mendadak tidak tenang. Hal itu membuat Rere merasa tidak nyaman.

"Ada apa, bi? Apa yang sedang mengusik hati bibi saat ini?"

"Itu ... bagaimana jika yang datang itu tuan Haris, non Rere? Apa yang harus bibi lakukan?"

Rere pun langsung melepas dengusan pelan. Papanya. Ya, dia tahu kalau papanya adalah orang yang sedikit keras kepala. Tentu saja bi Sari tidak bisa melawan papa Rere jika orang tua itu memaksa.

Sambil memegang dahinya dengan satu tangan, Rere pun berusaha berpikir. Hingga beberapa menit kemudian, ia menemukan cara agar bisa melindungi sang mama dari semua kemungkinan orang jahat yang akan mendekati sang mama.

"Ah, begini saja, bi. Aku akan minta Dani buat temani bibi jaga mama di sini."

"Lah tapi, non. Non Rere bagaimana? Non Rere juga tidak boleh ke mana-mana sendirian. Non harus di temani Dani biar hati bibi gak cemas saat non berada jauh dari bibi. Maklum non, jika apa yang non pikirkan itu benar, tidak menutup kemungkinan kalau non Rere juga sedang dalam bahaya saat ini."

Rere lagi-lagi terdiam. Perlahan tapi pasti, benaknya langsung membenarkan apa yang bi Sari katakan. Tadi malam, mereka berdua menghabiskan waktu hingga tengah malam hanya untuk membicarakan prasangka yang Rere rasakan.

Prasangka memang tidak baik. Tapi apa yang sudah mamanya alami membuat Rere tidak bisa untuk memikirkan hal yang baik-baik. Bagaimana tidak? Keterangan yang ia dengar mengatakan kalau sang mama jatuh, lalu tertimpa gucci. Kenyataannya, gucci yang mengenai mamanya itu tepat di bagian tengah-tengah kepala. Ada di mana gucci tersebut sampai bisa berada di tengah-tengah kepala sang mama.

Satu kejanggalan yang sangat mengganjal untuk hati Rere. Yang kedua, dia sudah berusaha menghubungi bi Nani, orang yang sedang menjadi ART di rumah sang mama. Tapi sayangnya, orang tua itu bulang, saat ini dia sedang berada di kampung halamannya. Kapan bi Nani pulang? Bukannya saat ia datang tadi pagi, itu si bibi sedang berbelanja ke pasar. Mamanya juga tidak ada membahas soal bi Nani yang minta izin pulang.

Hal-hal itu Rere anggap sungguh mengganjal. Karena itu, dia berniat untuk menyelidiki semua kejadian yang mamanya alami sampai tuntas. Agar rasa curiga yang ada dalam hatinya bisa terbayarkan.

Kecurigaan yabg Rere rasakan ternyata dirasakan juga oleh bi Sari. Orang tua itu malah membuat prasangka yang Rere rasakan semakin bertambah kuat.

"Ini memang sangat ganjal, non. Bibi juga merasa ada yang tidak beres dari kecelakaan yang nyonya Lastri alami."

"Nyonya mengalami kecelakaan setelah non Rere bercerita soal Amira pada nyonya. Bukankah ini sebuah kebetulan yang mencurigakan?"

"Bibi benar, bi. Apa mungkin mama bertengkar dengan Amira sebelumnya. Karena mama sangat tidak suka dengan yang namanya pengkhianatan setelah apa yang papa lakukan pada mama puluhan tahun yang lalu."

Bi Sari terus membenarkan apa yang Rere katakan. Dia juga menarik kesimpulan yang sama dengan apa yang Rere katakan. Hingga pada akhirnya, Rere pun memutuskan untuk menyelidiki sendiri apa yang sudah terjadi.

Jika menunggu sang mama sadar, itu akan membutuhkan waktu yang sangat lama. Dokter mengatakan kalau sang mama mungkin akan koma dalam waktu yang paling singkat itu selama enam bulan. Sedangkan prediksi waktu lama, mungkin akan menghabiskan waktu dua atau tiga tahun.

Itupun masih belum pasti. Karena benturan keras itu membuat sang mama sulit untuk kembali pulih dari sakitnya. Jadi, waktu pasti untuk kesadaran sang mama masih belum bisa diputuskan.

....

Pada akhirnya, yang menjaga mama Rere hanya bi Sari seorang diri. Sedangkan Rere terpaksa menerima permintaan bi Sari untuk pergi dengan di temani oleh Dani, adik sopir yang ia pekerjakan belum genap satu minggu ini.

"Ke mana kita sekarang, kak?"

Pertanyaan Dani langsung mengalihkan perhatian Rere yang sejak tadi terdiam. Dia pun menjawab pertanyaan itu dengan malas.

"Langsung ke rumah, Dan."

"Oke, baiklah."

Sepanjang perjalanan, Dani berusaha menghibur Rere. Dia tahu kalau kakak bos nya ini sedang berada dalam masalah besar, karena itu, sebisa mungkin dia berusaha untuk meredakan pikiran kacau yang saat ini sedang bersarang di hati Rere.

Tapi sayangnya, usaha Dani tidak berhasil. Rere yang sedang banyak pikiran, tak sedikitpun terpancing dengan apa yang Dani katakan. Hingga pada akhirnya, sebuah permasalahan Dani angkat untuk ia jadikan pokok pembahasan.

"Nenek muda ku juga ada di sana, kak. Beliau juga di rawat di rumah sakit itu karena koma akibat jatuh dari tangga. Tapi sekarang, nenek muda sudah siuman. Om Alvin senang banget karena kesadaran nenek mudaku. Aku .... "

"Barusan kamu bilang apa, Dani?" Sepertinya, ucapan Dani barusan cukup menarik perhatian Rere. Sampai-sampai, Rere langsung memotong ucapan Dani yang masih belum sempat Dani selesaikan.

"Oh, soal nenek muda yang baru sadar dari koma akibat jatuh dari tangga, kak. Kenapa? Apa kakak merasa tidak nyaman dengan apa yang aku katakan."

"Ah! Bukan begitu, Dani. Anu ... maksud aku, bukan soal itu. Tadi, aku seperti mendengar kamu menyebutkan nama seseorang. Siapa itu .... " Rere juga langsung menggantungkan kalimatnya saat ini. Karena sekarang, benaknya sedang berusaha memutar ulang apa yang Dani bicarakan.

"Oh ... aku pikir kak Rere tidak nyaman dengan apa yang sudah aku katakan. Mm ... aku bilang, om Alvin sangat senang karena mama nya sembuh, kak."

Terpopuler

Comments

Alanna Th

Alanna Th

sptny alvin bisa mmbantu rere mnjaga ma"nya

2023-09-19

0

sella surya amanda

sella surya amanda

lanjut

2023-08-03

2

Liswati Angelina

Liswati Angelina

pertemukan rere dengan laki laki yg bisa ngelindungi rere thooorrr.....buang tuh papa dan rohan ke laut

2023-08-03

2

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!