BUNGA-BUNGA

Semenjak dirinya mengetahui tentang rahasia Aleeya, Devan selalu berdiam diri di Restonya. Sekarang ia tengah sibuk membuat model makanan dan minuman baru untuk di tawarkan di Resto berbintang lima warisan keluarganya.

“Kenapa hatiku sepi seperti ini” batin Devan.

Dari kejauhan seorang gadis cantik tengah memasuki Restoran mewah ini sendirian, langkahnya berhenti di salah satu meja restoran.

“Pelayan” panggil gadis itu.

Seorang pelayanan wanita mendatangi gadis cantik itu dan mencatat pesanannya, kemudian beranjak pergi meninggalkan meja itu dengan sopan.

Devan melihat gadis cantik dengan rambut ikal itu.

“Alangkah cantiknya ia apabila menggunakan hijab” batin Devan.

Kemudian pikirannya tersadar, ia mengutuki dirinya telah terpesona dengan gadis cantik itu.

Tanpa sengaja seorang pelayan menumpahkan segelas minuman di bahu gadis cantik itu, membuatnya sontak berdiri.

“Maaf nona, saya tidak sengaja” kata pelayan itu sambil menunduk takut.

Rena, nama gadis cantik itu. Ia tidak dapat berkata apa-apa selain memaafkan pelayan itu.

“Baiklah tidak masalah, lain kali jalan hati-hati” jawab Rena sambil mengambil tisue kemudian membersihkan bajunya.

Devan yang melihat kejadian itu langsung menuju meja gadis itu.

Devan mengambil tisue mencoba membersihkan bekas minuman yang menempel di bahu sang gadis.

“Tak apa, aku bisa melakukannya sendiri” kata Rena.

“Sudahlah kamu pergi saja” perintah Rena kepada pelayanan yang masih diam mematung.

“Sekali lagi saya minta maaf nona” kata pelayan itu kemudian beranjak pergi.

Devan menatap kembali gadis itu. " Saya minta maaf atas kelalaian pekerja saya" kata Devan tulus.

Rena menatap Devan, sesungguhnya hatinya tengah berdegup kencang sekarang.

“Kenapa perasaanku jadi begini?” batin Rena.

“Nona” panggil Devan ketika Rena hanya diam menatap dirinya.

Rena tersadar dari lamunannya, ia mengutuki dirinya telah terpesona dengan ketampanan pria di depannya ini.

“E iya, gak masalah” jawab Rena.

Devan menatap Rena kembali. " Boleh saya tahu nama nona?" tanya Devan.

“Rena Talia, panggil saja aku Rena” jawab Rena sambil membersihkan bahunya.

“Baik nona, panggil saya Devan” kata Devan memperkenalkan diri.

Rena menatap Devan kembali. “Cukup panggil Rena tanpa sebutan nona, Devan” pinta Rena.

“Baik Rena” jawab Devan. “Bagaimana jika saya mengantar kamu pulang sebagai tanda maaf saya?” tawar Devan.

Hati Rena berbunga-bunga, jarang sekali ia mudah jatuh cinta pada seorang pria. Bahkan Faiz saja yang sudah bertahun-tahun bersamanya tidak dapat menaklukkan hatinya. Karena mereka berdua sahabatan, begitulah pikir Rena.

“Boleh” kata Rena tanpa menatap wajah Devan.

Sejujurnya ia tidak ingin Devan melihat wajahnya yang memerah seperti kepiting rebus.

“Mari” ajak Devan mendahului Rena.

*************

Faiz terheran-heran melihat sikap Rena yang baru sampai ke kantor setelah jam makan siang, gadis ini menari-nari layaknya di pesta dansa.

“Hey nyonya Cinderella” sindir Faiz. “Pestanya sudah selesai, waktunya bekerja” lanjutnya.

Rena yang mendengar sindiran Faiz kemudian tersadar.

“Sibuk banget, aku lagi seneng nih” jawab Rena kemudian duduk di tempatnya.

Rena masih senyum-senyum sendiri.

Faiz hanya menggelengkan kepalanya, kemudian ia menuju tempat duduk Rena mencoba menyadarkan gadis itu.

“Hey sadar” kata Faiz sambil menepuk-nepuk pipi Rena.

Rena yang masih dalam khayalannya berhalusinasi bahwa pria di depannya adalah Devan, ia kemudian melingkarkan kedua tangannya di leher Faiz.

Faiz terheran melihat kelakuan sahabatnya ini, pastilah dia sedang berhalusinasi.

“Aku Faiz, sadar Ren” kata Faiz seraya melepaskan tangannya Rena.

Belum sempat Faiz melepaskan tangan Rena, Rena telah menarik paksa wajah Faiz sehingga jarak diantara mereka sangatlah dekat.

Bola mata Faiz membulat. “Ren sadar, aku Faiz Ren” kata Faiz sambil terus melepaskan tangan Rena.

Aleeya datang ke Sanjaya Corp, ia ingin memberi kejutan makan siang untuk Faiz. Aleeya telah membawa makan siang spesial, hanya saja agak telat dikarenakan macet di perjalanan.

Aleeya membuka pintu ruang kerja Faiz dengan perasaan percaya diri, tapi pemandangan di depan Aleeya membuatnya tak dapat berkata apa-apa.

“Brakkk”

Terdengar suara barang jatuh, Faiz dan Rena sontak melihat kemana arah suara itu. Rena tersadar, Faiz berlari menarik tangan Aleeya tapi Aleeya menepisnya kasar.

“Ternyata kakak masih punya perasaan sama dia” kata Aleeya berkaca-kaca.

Aleeya menatap Rena dengan sedih.

Faiz mencoba menenangkan Aleeya, Aleeya menepis segala sentuhan Faiz.

“Jangan sentuh aku” pinta Aleeya.

“Ini gak seperti yang kamu lihat Al” kata Faiz mencoba meyakinkan Aleeya.

“Gak seperti yang aku lihat apa? Jelas-jelas aku lihat kalian bersikap seperti sepasang kekasih” kata Aleeya masih dengan air mata mengalir.

Faiz mencoba memegang tangan Aleeya, Lagi-lagi ditepisnya.

Rena yang melihat kejadian ini merasa bersalah, tidak seharusnya ia terbawa khayalan dan membawanya ke dunia nyata. Ia mengutuki dirinya sendiri.

"Bukan seperti… " belum sempat Rena menjelaskan Aleeya telah berlari keluar.

Faiz yang melihat Aleeya berlari segera mengejarnya, baru beberapa langkah berlari Aleeya jatuh tak sadarkan diri.

“Kenapa gelap semua?” batin Aleeya kemudian tak sadarkan diri.

“Aleeya!” panggil Faiz, tangannya dengan sigap menopang tubuh Aleeya yang terkulai lemas.

“Faiz” panggil Rena.

“Panggil dokter sekarang, cepat” perintah Faiz, tampak raut kekhawatiran di wajahnya.

Rena yang masih terkejut dengan keadaan segera menelpon dokter kepercayaan, Faiz segera membaringkan Aleeya di kamar khusus direktur yang ada di dalam ruang kerjanya.

Faiz tidak bisa diam menunggu hasil pemeriksaan dokter, Rena mencoba menenangkan.

“Tenang Iz, Aleeya pasti gak kenapa-napa” hibur Rena.

“Aku gak bisa tenang Ren, Aleeya sedang hamil anak aku” kata Faiz.

Satu hal yang baru Rena tahu, Aleeya istri Faiz sedang mengandung.

“Sabar Iz, Aleeya pasti kuat” hiburnya lagi.

Faiz hanya terdiam masih dalam keresahannya.

Tak berapa lama kemudian dokter keluar dari ruangan, Faiz segera menuju ke tempat dokter dan bertanya.

“Bagaimana keadaan istri saya dok?” tanya Faiz masih dengan wajah cemas.

Dokter terdiam kemudian tersenyum. “Alhamdulillah, istri bapak tidak kenapa-napa” jawab dokter.

“Alhamdulillah” jawab mereka serempak.

“Istri bapak hanya kelelahan dan emosinya sedang buruk, saran saya agar istri bapak jangan sampai memikirkan hal-hal yang berat yang akan membuat janinnya melemah” lanjut dokter.

Faiz mengangguk mengerti. “Baik dok, saya pastikan kejadian ini tidak akan terulang lagi” jawab Faiz.

“Baiklah kalau begitu, saya pamit dulu” ucap dokter.

“Baik dok, Terima kasih banyak” jawab Faiz.

Dokter kemudian berlalu, sementara Faiz dan Rena memasuki kamar itu.

Faiz menatap Aleeya sendu, ia menyalahkan dirinya sendiri yang telah membuat Aleeya menjadi seperti ini.

“Maafin aku Aleeya” kata Faiz perlahan.

Dapat Rena rasakan Faiz benar-benar mencintai wanita ini, perasaanya sangat dalam.

Aleeya membuka perlahan bola matanya, terlihat jelas wajah Faiz dan gadis yang ada di album foto waktu itu.

“Kamu” kata Aleeya lemas sambil menatap Rena.

Rena yang mengerti mengenai panggilan itu buru-buru mendekati Aleeya, ia ingin menjelaskan semuanya.

“Maafin aku Aleeya, ini semua salah ku” kata Rena dengan raut wajah menyesal.

Mata Aleeya mulai berkaca-kaca lagi, ia masih teringat semua kejadian tadi.

“Aku tadi sedang menghayalkan seseorang yang sedang aku sukai, tapi bukan Faiz” kata Rena jujur. “Aku tidak sadar dengan sikapku tadi, tapi satu hal yang harus kamu ketahui Aleeya. Faiz benar-benar mencintai kamu” terang Rena tegas.

Aleeya kemudian menatap wajah Faiz, tampak jelas kekhawatiran di wajahnya.

Faiz kemudian memegang jemari Aleeya, membiarkan tangan mereka saling menempel.

“Percaya sama ku Al, aku hanya mencintai kamu” kata Faiz tulus.

Air mata Aleeya tidak dapat terbendung, sangat mengharukan kalimat-kalimat yang dilontarkan Faiz.

“Faiz memang pernah mencintai aku tapi itu dulu, rasa itu sudah mati. Sekarang aku dapat merasakan cinta Faiz ke kamu lebih dalam daripada ketika ia mencintai aku dulu” kata Rena.

Lagi-lagi air mata Aleeya mengalir, Faiz menghapus air mata itu perlahan. Aleeya meyakinkan dirinya bahwa Faiz benar-benar mencintainya dan ia akan tetap mempercayai dan mencintai suaminya itu.

“Tidak ada lagi keraguan” batin Aleeya.

Ruangan itu penuh dengan keharuan.

.

.

.

MENGGAPAIMU

Terpopuler

Comments

Medeia (✿ ♥‿♥)

Medeia (✿ ♥‿♥)

mwehehe iya
untung gk kek si pho 🤣

2023-07-29

3

Tamahiko Chan

Tamahiko Chan

untung bukn pelakor wkwkw

2023-07-27

3

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!