BENIH CINTA

Aleeya merasakan pusing dikepalanya, sudah beberapa hari ini ia tidak masuk kuliah. Tubuhnya mudah lemas setelah melakukan sesuatu, termasuk hal yang paling mudah sekalipun. Beruntungnya, Faiz selalu berada di sampingnya dan selalu siap siaga jika ia membutuhkan sesuatu.

“Kak!” panggi Aleeya, ketika ia melihat Faiz tengah memakai kemeja dan dasi. Dasi?

Hari ini adalah hari wisuda Faiz, Aleeya akan menghadiri resepsi wisuda suaminya itu. Natasya dan Hanafi juga diundang, hanya saja kali ini tidak dihadiri oleh ayah dan ibu Faiz. Mereka masih berada di Amerika karena urusan bisnis. Mengenai Tania? Faiz belum mengatakannya.

“Al, buruan” kata Faiz. “Nanti kita terlambat” sambungnya. Faiz menunggu di halaman depan.

“Iya, sabar dong kak” jawab Aleeya yang masih merapikan pakaiannya.

Faiz tersenyum melihat kesibukan Aleeya. “Kamu udah cantik kok” kata Faiz jujur, ia sekarang dapat melihat hal-hal positif dalam diri Aleeya.

“Gak usah ngeledek” kata Aleeya kesal, bibirnya manyun ke depan.

“Kok ngeledek sih” kata Faiz tersenyum. “Kamu beneran cantik lho, Al” jawab Faiz lagi.

Aleeya tersenyum, kali ini semoga ia tidak salah telah membuka hatinya kembali untuk Faiz.

“Yaudah, ayo masuk!” kata Faiz sambil membuka pintu mobil untuk Aleeya.

“Silahkan masuk tuan putri” kata Faiz sambil memperagakan gaya pangeran kuda putih.

“Terima kasih pengawal” balas Aleeya sambil tertawa.

Wajah Faiz berubah cemberut.

“Kok pengawal? ini pangeran, Al” protes Faiz.

Aleeya menahan tawa.

“Ee iya, Terima kasih pangeran” jawab Aleeya akhirnya.

Faiz tersenyum penuh kemenangan, Faiz kemudian mulai menjalankan mobilnya.

..

"Selamat datang kami ucapkan kepada para hadirin yang berbahagia… "

Pembukaan Master of Ceremony sudah terdengar, tanda acara wisuda ini akan segera dimulai. Faiz tersenyum menatap Aleeya dari kejauhan, tempat duduk mereka memang dipisahkan antara tamu dengan para wisudawan.

Pesan masuk

My LovelyLovely

Faiz tersenyum melihat nama yang tertera di handphone nya, ia mulai merubah nama Aleeya menjadi My LovelyLovely sejak ia tanpa sadar memegang handphone Aleeya. Aleeya membuat nama dirinya dengan sebutan My LovelyLovely, itulah yang membuat Faiz mengganti nama Aleeya dengan sebutan itu juga. Faiz ingin terlihat Matching dengan istrinya itu.

My LovelyLovely

Semangat! Jangan grogi kak

Faiz tersenyum membaca pesan masuk dari Aleeya, terlebih-lebih emoticon yang diberikan Aleeya sangat menggemaskan.

Anda

Pasti dong sayang, aku gak bakalan grogi. Aku cuma grogi kalau di dekat kamu

Diseberang sana, Aleeya tersenyum salah tingkah. Beberapa hari ini Faiz memang sangat romantis, membuat Aleeya ingin meleleh rasanya.

“Duh… kok aku seperti anak ABG baru kenal apa arti cinta sih” celetuk Aleeya pada dirinya sendiri. Kemudian ia tersenyum kembali.

My LovelyLovely

Dasar raja gombal…

Faiz tertawa melihat jawaban Aleeya, Raja gombal?

Anda

Raja gombal, tapi kamu tetap suka kan?

Dapat Faiz lihat dari jauh wajah Aleeya memerah karena salah tingkah, ia pun ikut tersenyum.

“Memasuki acara yang selanjutnya, wisudawan dan wisudawati yang memiliki ipk terbaik”

Terdengar suara ricuh, bersorak-sorak mendengar perkataan MC tentang mahasiswa yang memiliki indeks prestasi terbaik.

“Tahun ini jatuh kepada… FAIZ ANUGRAH SANJAYA dari Fakultas Ekonomi jurusan Bisnis, dengan IPK 3,95. Beri tepuk tangan yang meriah!”

Tepuk tangan dan sorak-sorak memenuhi ruangan ini. Aleeya sangat bahagia ketika nama suaminya disebut sebagai wisudawan dengan IPK terbaik, Faiz memang pantas mendapatkan penghargaan ini. Sudah beberapa kali ia membawa nama kampus ke kancah Nasional, dari LKTIN, Essay, PKM dan sebagainya.

Faiz tersenyum bahagia ketika berfoto dengan rektor Universitas, merupakan suatu kebanggan dalam dirinya mendapat penghargaan seperti ini. Apalagi Faiz melihat saat ini Aleeya sedang tersenyum bangga kepadanya. “Kebahagiaan yang sempurna” batinnya.

“Kak lepasin dong! malu dilihat orang” kata Aleeya ketika Faiz terus-terusan menggenggam tangannya.

“Kok malu? emang gak boleh pegang ya?” kata Faiz tanpa melepaskan genggamanmya.

Sejak keluar dari gedung serbaguna, Faiz terus saja mengenggam tangan Aleeya. Awalnya Faiz beralasan takut terpisah dengan Aleeya karena banyaknya orang di dalam gedung, Aleeya membiarkan Faiz memegang tangannya.

“Kak!” panggil Aleeya sambil menatap mata Faiz.

“Hmm… Apa?” jawab Faiz masih dengan senyuman di ujung bibirnya.

“Lepasin” kata Aleeya membujuk.

“Mereka cocok ya? yang satu ganteng yang satu cantik, Serasi banget”

Terdengar percakapan dua orang disekeliling Aleeya dan Faiz, membuat keduanya jadi salah tingkah.

“Tuh kan, mereka aja bilang kita serasi” kata Faiz menatap wajah Aleeya.

Aleeya juga menatap wajah Faiz, mata mereka bertemu.

“Faiz!” panggil seseorang dengan nada tinggi.

Faiz dan Aleeya tersentak.

“Tania?” jawab Faiz terkejut.

Aleeya tak kalah terkejutnya dengan Faiz, ia langsung menarik tangannya dari genggaman Faiz.

“Kamu kok pegang-pegang tangan Aleeya?” tanya Tania menyelidik, nampak kekesalan diwajahnya.

Faiz belum menjawab.

“Kalian main dibelakang aku ya?” tanya Tania menatap Aleeya tajam. “Aku gak nyangka kamu nikung aku dari belakang Al!” bentak Tania, ia benar-benar marah sekarang.

“Kak, Ak… aku…” jawab Aleeya terbata-bata.

“Apa? Aku kira kamu wanita baik-baik Al! aku udah nganggap kamu kayak adik kandung aku sendiri, tapi apa yang udah kamu lakuin sekarang? kamu mau rebut Faiz dari aku?” tanya Tania berapi-api, emosinya tidak terkontrol.

Air mata Aleeya menetes, ia belum siap kalau hari ini akan terjadi.

“Apa yang kamu lihat dari Aleeya? Dia hamil diluar nikah, dia bukan wanita baik-baik iz!” kata Tania menjelekkan Aleeya.

"Oo atau kamu yang goda Faiz? menawarkan tubuhmu, iya? kata Tania menyindir Aleeya.

Tania kelewatan.

Faiz mengangkat tangannya, hendak menampar Tania.

“Apa? kamu mau nampar aku cuma gara-gara wanita ini? Kamu udah dibutakan sama dia iz!” kata Tania menatap tajam Faiz.

Faiz mengepalkan tangannya.

“Lalu kamu apa? Kamu juga udah punya anak kan, tapi kamu tidak mengakuinya. Ibu seperti apa kamu?” tanya Faiz berapi-api, kali ini ia sangat emosi.

Mata Tania membulat, bagaimana Faiz tahu?

“Oo iya anak yang sedang di kandung Aleeya adalah anak aku, kami sudah menikah” kata Faiz kemudian berlalu.

Tania benar-benar tidak percaya dengan apa yang ia dengar, tidak mungkin!

“Dasar pengkhianat! Perebut calon suami orang!” teriak Tania.

Orang-orang mulai datang berkerumun, sepertinya akan ada gosip baru.

“Ayo kita pergi” kata Faiz seraya menarik tangan Aleeya.

Faiz dan Aleeya pun berlalu, meninggalkan Tania dalam keadaan emosi.

“Faiz!” jerit Tania.

Drrrrt… drrrrt… drrrttt…

“Kalian dimana?” tanya seorang wanita dari telepon.

“Aku sama Aleeya udah di mobil mau pulang” jawab Faiz.

“Kok pulang sih? aku sama Hanafi baru datang nih” protes wanita yang tidak lain adalah Natasya, kakak kandung Faiz.

“Iya, tadi ada masalah sedikit. Tania ngelabrak aku sama Aleeya” jawab Faiz.

“Tuh kan, udah kakak bilang dari kemarin. Langsung putusin hubungan dengan Tania, jangan beri harapan palsu! Wanita butuh kepastian” lanjut Natasya.

Benar, wanita butuh kepastian.

“Iya kak, nanti akan aku bilang sama Tania. Udah dulu ya kak, Aleeya lagi nangis sekarang” kata Faiz.

“Iya, iya… titip salam sama Aleeya ya” kata Natasya kemudian menutup telepon.

“Siapa kak?” tanya Aleeya.

“Natasya, dia nanyain kita dimana sekarang” jawab Faiz.

Aleeya hanya mengangguk tanda mengerti.

“Udah jangan nangis lagi” kata Faiz menenangkan Aleeya.

Setelah kejadian tadi, Faiz menarik Aleeya masuk kedalam mobil.

“Kak?” panggil Aleeya.

“Apa sayang?” tanya Faiz lembut, ia mengelus puncak kepala Aleeya.

“Kakak masih cinta sama kak Tania?” tanya Aleeya serius, matanya masih berkaca-kaca.

Faiz terdiam, ia tidak tahu harus menjawab apa. Dilubuk hati Faiz yang paling dalam, ia masih mencintai Tania. Di lain sisi ia juga mencintai Aleeya, semakin hari rasa cinta itu semakin besar.

“Aku gak bisa jawab sekarang Al” jawab Faiz menatap lurus kedepan.

Aleeya tahu suaminya itu masih mencintai wanita lain, Faiz masih mencintai Tania. Sudah hampir 2 bulan pernikahannya dengan Faiz, tapi kehadirannya belum bisa membuat Faiz melupakan Tania. Aleeya menahan rasa sakit itu di hatinya.

“Aku cinta kamu Aleeya” kata Faiz sebelum menjalankan mobilnya.

Aleeya hanya tersenyum getir, ia tahu Faiz hanya ingin menenangkannya.

“Aku juga cinta kamu kak” balas Aleeya, kalimat itu keluar dari hati Aleeya yang paling dalam. Seandainya Faiz tahu.

.

.

.

MENGGAPAIMU

Terpopuler

Comments

Medeia (✿ ♥‿♥)

Medeia (✿ ♥‿♥)

hemm tania bgusan menghilang ajahh

2023-07-29

3

Tamahiko Chan

Tamahiko Chan

tania, baikny qm cari yg lain ajaah

2023-07-27

3

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!