Seluruh kerabat dan kolega bisnis Wijaya Company hadir di rumah duka, berbondong-bondong menyatakan turut berbelasungkawa. Papan karangan bunga tanda duka terpampang rapi di depan rumah, berjejer nama-nama milyuner terkenal dalam ukuran besar. Ada yang benar-benar datang dan menangis tanda kesedihan, ada juga yang hanya datang sebagai tanda formalitas. Begitulah kerasnya hidup bahkan perasaan mati dibuatnya. Hanya sebagian orang yang mengerti makna hidup yang sebenarnya, kemudian menjalaninya dan memasrahkannya kepada Tuhan.
“Sabar ya nak Aleeya, Allah punya rencana sendiri dibalik semua ini, yang tabah ya nak” kata Sanjaya salah satu kolega bisnis Wijaya, sekaligus calon mertuanya.
“Jangan pernah merasa sendiri, ada kami nak” sambung istri Sanjaya kemudian merangkul pundak Aleeya, ia dapat merasakan getaran kesedihan pada tubuh gadis itu.
"Soal perjodohan, kita akan membahasnya setelah… " belum sempat Sanjaya melanjutkan kalimatnya.
“Saya bersedia om, saya bersedia dijodohkan dengan anak om” kata Aleeya cepat, masih terlihat jelas dari wajahnya bahwa Aleeya belum baik-baik saja.
“Tidak usah terburu-buru nak, kami bisa menunggumu” kata istri Sanjaya ketika melihat bahwa Aleeya menyetujuinya hanya karena sedang tertekan.
“Tidak tante, saya bersedia dan saya ingin pernikahan ini segera dilaksanakan” pinta Aleeya dengan sedikit memohon.
Baik Sanjaya maupun istrinya saling bertatapan, apakah ini keputusan yang tepat mengadakan pernikahan ketika masih dalam keadaan duka? Namun beberapa detik kemudian mereka mengiyakan.
“Baiklah nak Aleeya, jika nak Aleeya benar-benar menginginkannya kami akan mempersiapkan pernikahan ini secepat mungkin” jawab Sanjaya akhirnya.
"Bunda ayah… Al akan menikah, maafkan Al baru sekarang bisa mengabulkannya. Hiks…hiks kenapa penyesalan selalu datang di akhir! " sesal Aleeya pada dirinya.
First Night
Seharusnya malam ini adalah malam yang paling tak terlupakan bagi sepasang suami istri baru, Aleeya dan Faiz menikah hari ini tepat seminggu setelah kepergian Wijaya dan Istrinya. Pernikahan yang dilakukan secara sederhana dan hanya dihadiri oleh beberapa orang.
Di kamar mewah rumah keluarga Sanjaya, Aleeya dan Faiz keduanya tak saling sapa, tak ada perkataan indah, tak ada senyum tawa, tak ada cinta, tak ada kasih sayang. Semuanya hambar, tak ada yang menginginkan pernikahan ini.
"Hey Kamu! " panggil Faiz mengejutkan lamunan Aleeya.
“Diantara kita berdua tidak ada yang menginginkan pernikahan ini, jadi lebih baik kita saling menjaga. Pernikahan ini gak akan bertahan lama!” kata Faiz sambil menyulutkan emosinya.
Baru kali ini Aleeya sadar, bukan dirinya saja yang tak menginginkan pernikahan ini. Tapi, bukankah sekarang Aleeya telah mengikhlaskan semuanya. Jadi apa ini? Suaminya juga tak menginginkannya?
“Jangan cuma diam saja! kamu dengarkan?”
kata Faiz menaikkan suaranya, baru kali ini dia membentak wanita.
“Iy… iya dengar kok” jawab Aleeya takut.
Aleeya tak menyangka sisi lain Faiz seperti ini, selama ini yang ia tahu Faiz tak sekasar ini. Faiz yang Aleeya kenal adalah Faiz yang baik, ramah, murah senyum pada siapa saja.
"Oo ya satu lagi, di depan mama papa kamu harus seperti istri yang baik! Dan jangan pernah ceritakan sama orang lain kalau kita sudah menikah! kata Faiz seraya mengambil selimut dari lemari kemudian menuju sofa yang berada diujung kamar.
Suaminya sendiri tak menginginkannya!
Jangan beri tahu siapa pun? Bagaimana Bahtera rumah tangga ini akan berjalan?
Hiks.
Hiks.
Hiks.
Aleeya menahan tangisnya di balik selimut, mencurahkan semua kesedihan dalam diam. Tak ada yang mengetahuinya, hanya dia dan Tuhan yang tahu.
Luka
Kehidupan Aleeya baru saja dimulai, tepat setelah 3 hari tinggal dirumah keluarga Sanjaya. Faiz memutuskan untuk membeli rumah disalah satu perumahan elit, awalnya ayah maupun ibu Faiz keberatan toh rumah mereka juga besar untuk apa harus pindah. Tapi Faiz punya berbagai alasan salah satunya agar mandiri dan Aleeya pasti segan jika tinggal serumah dengan mertuanya. Jujur saja Aleeya tidak keberatan tinggal di rumah keluarga Sanjaya, tapi ia takut untuk membantah. Maka berakhirlah Aleeya disini, tinggal berdua dengan Faiz, suaminya. Daripada terus-menerus dalam kesedihan dia bertekad untuk menaklukkan Faiz, bukankah dia adalah idola di kampus? dengan latar belakang keluarga Wijaya dan parasnya yang cantik, dia bertekad menaklukan suaminya itu. Terdengar aneh memang, namun inilah kenyataan, Aleeya harus melakukannya. Tidak dicoba mana tahu, ia mencoba menyemangati diri.
“Tuk… tuk… tuk”
terdengar suara langkah kaki dari lantai atas.
“Pagi kak!” sapa Aleeya kepada suaminya itu, tak lupa ia memberikan senyuman terbaik.
Diam.
Tidak ada jawaban.
“Tak masalah” tukas Aleeya dalam hati.“Kita coba lagi” sambungnya.
“Kak, aku buatin sarapan. Kakak sarapan dulu yuk!” ajak Aleeya. Kelihatan aneh dan memalukan, kali ini ia harus menjatuhkan sejatuh-jatuhnya egonya.
Diam.
Hening.
Faiz kemudian berlalu, menganggap tak ada siapa pun saat itu. Menutup pintu kemudian terdengar suara mobil melaju.
Senyum Aleeya luntur seketika, bagaimana tidak? Ia sudah bela-belain bangun pagi, membersihkan rumah, memasak. Tapi ini yang ia dapatkan.
Malu.
Marah.
Kesal.
Dengan mood yang masih tersisa, perlahan dilihatnya kembali sarapan yang telah dibuatnya. Nasi goreng, susu, roti, semua tertata rapi, sengaja ia tidak makan dari pagi menunggu suaminya itu. Ini pertama kali Aleeya melakukannya, selama ini dialah yang selalu dilayani. Dengan malas Aleeya memakan semua makanan itu sendirian, ia ingat bahwa jika dibiarkan begitu saja pasti tidak akan ada yang memakannya. Rumah ini hanya dihuni oleh mereka berdua. Setelah selesai Aleeya bergegas ke kampus, ia ingat ada mata kuliah hari ini.
...
“Alhamdulillah, selesai juga kuliah hari ini. Killer banget lagi tu dosen, bikin pusing aja” gerutu Aleeya.
Tak lama kemudian, Aleeya mendengar ada orang yang memanggilnya dari belakang.
"Al, Al! "
sontak Aleeya membalikkan pandangannya mencari tahu siapa yang memanggilnya.
Deg.
Kak Tania?
Betapa terkejutnya Aleeya, bagaimana kalau Tania tahu bahwa ia telah menikah dengan pujaan hatinya? Apa yang harus Aleeya katakan?!
“Al, kok bengong sih?” tanya Tania penasaran.
“Hmm, gak apa-apa kok kak, hehe” cengir Aleeya menampilkan gigi putihnya.
Gak marah? Kak Tania belum tahu?
“Al aku cariin kamu lho beberapa hari ini, setelah kepergian orang tua kamu, kamu kemana sih? Kok gak ada kabar?” tanya Tania lagi.
“Ooo, itu kak…” Aleeya mencari-cari alasan.
“Oo aku tau kamu pasti lagi nenangin pikiran kan?” lanjut Tania.
“Ee… iya, itu tau” kata Aleeya cengengesan.
“Aku turut berbelasungkawa ya Al, jangan sedih lagi, inget ada aku , kakak kamu! Kamu udah aku anggap kayak adek kandung aku sendiri” papar Tania panjang lebar, tak lupa ia mencubit kecil hidung Aleeya.
“Hehe iya kak” jawab Aleeya. Jantungnya masih berdebar-debar, bersyukur kak Tania tidak mengetahui perihal pernikahannya.
“Al kamu masih inget kan sama Faiz? yang pernah aku ceritain ke kamu Al, cowok idaman aku” Kata Tania mengingatkan.
“Oo iya masih ingat kok kak, kenapa kak?” tanya Aleeya pura-pura penasaran. Dalam hatinya yang paling dalam rasa cemburu itu ada, tapi ia tak bisa menyalahkan Tania, bukankah dia yang telah merebut Faiz?
“Kamu ada waktu gak Al? Atau malem ini kamu nginep dirumah aku aja, gimana? Kayak biasa, lagian besok juga libur. Daripada kamu sendirian dirumah, aku mau curhat sama kamu! Mau ya Al?” pinta Tania.
Aleeya bingung, sejujurnya ia mau untuk menginap dirumah Tania. Sekaligus meluapkan segala kesedihannya, kecuali tentang suaminya, Faiz. Tapi apa tanggapan Faiz jika masih baru menikah saja Aleeya sudah berani menginap dirumah orang lain, Faiz pasti akan berpikir macam-macam.
“Gimana Al?” Tanya Tania tidak sabar.
“Kak, aku kebelet ke kamar mandi nih, bentar ya kak” kata Aleeya kemudian beranjak pergi menuju toilet.
“Duh gimana ni, hmm… chat kak Faiz aja deh, tapi takut. Aduh gimana ya?” kata Aleeya bicara pada dirinya sendiri.
“Chat aja deh” sambungnya.
~My LovelyLovely [Online]
assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh kak, Al izin nginep dirumah temen ya? Ada urusan sebentar kak.
Deg.
Deg.
“Online, udah ceklis dua, kok belum dibales sih” gerutu Aleeya.
~My LovelyLovely[Online]
Wa’alaikumussalam Wr Wb.
Terserah.
Deg.
Sakit.
Kali ini hati Aleeya sakit lagi, tak terasa satu tetes air membasahi pipinya.
“Ahhh… aku gak peduli!” cetus Aleeya kemudian keluar dari toilet.
“Kenapa Al? kok kayak habis nangis gitu” Tanya Tania ketika melihat mata Aleeya memerah.
“Al cuma teringat ayah dan bunda aja kok kak” kata Aleeya menyembunyikan.
“Cup… cup… cup… udah jangan sedih lagi Al, ada kakak disini” kata Tania sambil memeluk Aleeya.
Andai ada yang tahu seberapa luka hati Aleeya saat ini.
.
.
.
MENGGAPAIMU
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 44 Episodes
Comments
Haidar Rasyid
Ada perbedaan di sini, Aleeya ngucapin salam secara sempurna, Faiz jawab salamnya disingkat.
2023-08-01
3
Haidar Rasyid
Aleeya kayaknya cantik banget, soalnya baru mahasiswi tingkat 1 udah jadi idola di kampus :v
Dan sepertinya Faiz satu kampus dengan mereka, soalnya Tania mengenal dia.
2023-08-01
3
Natasya tasya
bsgsusgksge
2023-07-31
0