Hari ini ada yang berbeda dari Faiz, sejak shubuh Faiz telah membersihkan diri dan memilah-milih pakaiannya. Tentu saja membuat Aleeya bingung, mau kemana Faiz pergi? Kenapa Faiz tidak ada memberitahu sesuatu. Aleeya menebak-nebak mau kemana suaminya itu, Faiz hanya berbicara sedikit sekali jika ada suatu barang yang ia butuhkan atau sekedar bertanya dimana letak barang itu. Maklum selama ini Aleeya lah yang menyusun dan merapikan segala barang dirumah ini. Tak lama setelah berberes- beres Faiz kemudian menuju meja makan, memakan makanannya kemudian beranjak pergi. Pagi ini Faiz sangat berbeda, biasanya ia tidak pernah menyentuh makanan buatan Aleeya. Sedikit senyuman merekah di pipi mungil gadis itu, ia bahagia.
“Aku akan pergi beberapa hari untuk mengikuti perlombaan, jaga dirimu baik-baik” kata Faiz sebelum memasuki mobil.
Faiz Peduli!
“Kak!” panggil Aleeya seraya mengejar Faiz dari belakang.
“Ada apa?” jawab Faiz membalikkan wajahnya.
Tanpa aba-aba Aleeya mencium punggung tangan Faiz, suaminya. Ini adalah pertama kali mereka berdua bersentuhan, baik Faiz maupun Aleeya dua-duanya merasakan getaran masing-masing. Aneh memang, tapi keduanya menyembunyikan rasa itu, berpura-pura tidak terjadi apa-apa.
“Hati-hati di jalan kak!” kata Aleeya sambil tersenyum penuh makna.
Faiz hanya diam.
Seperti biasa.
Mobil Faiz keluar dari pekarangan rumah, berbelok ke kiri kemudian menghilang.
Aleeya bingung dengan perasaanya kali ini, hatinya berbunga-bunga. Mungkinkah benih-benih cinta tumbuh jelas dihatinya? menghangatkan kembali hatinya yang telah lama terluka? Aleeya tidak bohong, ia benar-benar telah jatuh cinta pada Faiz Anugrah Sanjaya.
Pagi ini Aleeya memutuskan untuk pergi cepat ke kampus, mengerjakan tugas dan meminjam buku di perpustakan. Memaksimalkan waktunya sebelum Ujian Tengah Semester, mengejar semua ketertinggalan.
Di perpustakaan
“Buku yang mana ya? hmm ini… ini… ini juga bisa” kata Aleeya pada dirinya sendiri sambil memilih buku-buku yang ingin ia pinjam.
Tanpa sadar Aleeya menabrak seorang pria didepannya, membuat semua buku yang ia pegang jatuh berserakan.
“Maaf, saya tidak sengaja” kata Aleeya kemudian melihat pemilik wajah itu. Kak Devan?
“Iya, gak apa-apa kok, sini saya bantu” kata Devan kemudian menyusun buku-buku itu dan memberikannya kepada Aleeya.
“Terima kasih” kata Aleeya.
“Kamu kesini sendirian? atau bareng kakak kelas kamu yang waktu itu?” tanya Devan menatap mata Aleeya.
Membuat Aleeya mengalihkan pandangannya, ia sangat tidak bisa ditatap seperti itu.
“Hmm… saya sendiri kok, kakak?” tanya Aleeya balik.
“Saya juga sendiri, cari buku sama-sama saja yuk! Pasti mengasyikkan” ajak Devan kepada Aleeya.
Awalnya Aleeya ragu, apakah boleh seorang istri bersama pria lain? Tapi mengingat bahwa Devan juga merupakan pria baik-baik, Aleeya pun menyetujuinya.
“Oke, ayuk!” kata Aleeya semangat.
Devan pun tertawa melihat senyum lucu Aleeya, Aleeya benar-benar manis.
Setelah sibuk memilih-milih buku, Aleeya dan Devan kemudian menunggu antrian untuk meminjam buku. Tak berapa lama ponsel Aleeya bergetar.
"Drrrrtttt… drrrttt… drrtttttt… "
“Assalamu’alaikum”
“Wa’alaikumussalam” jawab Aleeya. Devan hanya melihat Aleeya dan kemudian menjauh sedikit, ia tidak ingin menjadi penguping obrolan orang lain.
“Al! aku seneng banget” kata sang pemilik suara, Tania.
“Aku sama Faiz lulus LKTIN di Universitas Brawijaya Bali, hari ini kami langsung flight” sambung Tania.
Jadi itu alasan Faiz pergi buru-buru tadi pagi, ke Bali? berdua?
“Cuma berdua aja kak?” tanya Aleeya bersuara.
“Iya dong, hehe. Soalnya temen kita yang satu lagi gak bisa ikut, ada urusan keluarga katanya” jelas Tania.
"Berasa honeymoon kan Al! Aku berharap Faiz ngelamar aku di Bali! " kata Tania, terdengar dari suaranya bahwa ia sangat bahagia.
“Kapan pulang?” kata Aleeya cepat, tak ingin mendengar kelanjutan kalimat Tania.
“Minggu depan sih, tapi klo bisa sebulan kan Al, hehe” kata Tania bucin.
“Wooooo… pulang lah kan Al rindu” kata Aleeya beralasan, padahal hatinya sangat sakit. Ia cemburu.
“Oke bye bye Al! Dah mau berangkat nih, do’ain aku ya Al! Assalamu’alaikum” Kata Tania.
“Wa’alaikumussalam” jawab Aleeya.
Mood Aleeya berubah buruk. Rasanya ia telah kalah telak dari Tania.
“Sadar Al, Faiz bukan untukmu! Tuhan hanya menitipnya sebentar padamu, sebelum menyatukannya dengan Tania!” bisik Aleeya dalam hati. Ia marah, cemburu, ia telah kalah.
“Kamu kenapa Aleeya? kok wajah kamu merah gitu sih?” Tanya Devan tiba-tiba.
“Hmm… gak apa-apa kok” kata Aleeya datar.
Devan tahu Aleeya sedang kacau.
“Yuk ikut aku!” kata Devan kemudian berjalan melalui Aleeya.
"Bentar, kita mau kemana? " kata Aleeya sambil mempercepat langkahnya, menyetarakan tubuhnya disamping Devan.
“Udah, jangan banyak tanya” kata Devan. Senyum kecil terlukis diwajahnya yang tampan.
Maka berhentilah Devan dan Aleeya didepan minimarket Universitas Persada Internasional, kampus super elit dengan bangunan yang megah dan berisikan orang-orang kaya. Aleeya masih bisa kuliah disini karena bantuan keluarga Sanjaya, mengingat segala harta benda keluarganya telah disita.
“Tunggu disini, jangan kemana-mana!” kata Devan sebelum masuk ke minimarket.
Setelah menunggu beberapa saat, Devan keluar dengan membawa kantong plastik.
“Ni buat kamu, ni buat aku” kata Devan menyerahkan ice cream cokelat.
“Trus itu buat siapa kak?” kata Aleeya ketika ia melihat masih banyak ice cream didalam kantong plastik.
“Ya buat kita la, mana tau kurang” jawab Devan asal.
Aleeya tersenyum kecil, hal-hal sederhana yang dilakukan Devan dapat membuat hatinya menghangat. Devan benar-benar tahu bagaimana memperlakukan seorang wanita.
“Kenapa natap saya begitu? ganteng? saya memang ganteng dari lahir” kata Devan tiba-tiba ketika tak sengaja Aleeya menatap wajah Devan.
“Wuuu… Ge Er” kata Aleeya sambil tertawa.
Membuat Devan juga tertawa. Mereka tertawa dan meluapkan kebahagiaan masing-masing, menikmati setiap detik kebersamaan itu.
Malam ini agak berbeda. Hening. Kepergian Faiz tadi pagi membuat suasana rumah dan kamar menjadi sepi. Aleeya melamun mengira-ngira apa yang sedang Faiz lakukan disana bersama Tania, moment-moment apa yang akan Tania ceritakan nanti setelah pulang dari Bali. Aleeya mencoba menguatkan hatinya, tak ingin berlarut-larut dalam kesedihan. Sudah jam 11 malam, Aleeya belum juga bisa tidur.
"Drrttt… drttt… drrrt… "
Handphone Aleeya bergetar kemudian ia berdiri dari tempat tidur melihat siapa yang menelepon larut malam begini.
Panggilan masuk
My LovelyLovely
Melihat Faiz yang menelepon, buru-buru Aleeya mengangkat.
“Assalamu’alaikum”
“Wa’alaikumussalam kak” jawab Aleeya.
"… "
Hening.
Duh Aleeya jadi bingung mau ngomong apa.
“Ada apa kak?” tanya Aleeya memecahkan keheningan.
“Kamu dimana sekarang?” tanya Faiz.
“Hmm… dirumah kak, kenapa?” tanya Aleeya lagi.
“Gak ada apa-apa, jangan lupa kunci semua pintu dan jendela” kata Faiz.
“Oke kak” jawab Aleeya, tidak biasanya Faiz mengkhawatirkannya.
“Kamu kenapa belum tidur?” tanya Faiz membuat hati Aleeya berbunga.
“Hmm… belum ngantuk aja kak” kata Aleeya berusaha menyembunyikan kebahagiannya.
“Yaudah cepat tidur, Assalamu’alaikum” kata Faiz.
“Iya kak, wa’alaikumussalam” jawab Aleeya.
Ingin rasanya Aleeya loncat-loncat di tempat tidur, untung saja kesadarannya sudah kembali. Aleeya tersenyum.
“Kalau gini aku malah mau tidur, semoga mimpi indah” kata Aleeya dalam hati dengan masih menyisakan senyuman diwajahnya.
.
.
.
MENGGAPAIMU
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 44 Episodes
Comments
Haidar Rasyid
apakah devan pebinor (perebut bini orang) 🤨
2023-08-01
3
Medeia (✿ ♥‿♥)
aleeya kuat keun htimuuu 🥺
2023-07-29
3
Tamahiko Chan
kok sdih yaa
2023-07-27
3