DILEMA

Aleeya benar-benar tidak bisa berbuat apa-apa lagi, ia sungguh membenci suaminya itu. Aleeya tidak menyangka bahwa Faiz akan menuduhnya berselingkuh, kalimat-kalimat yang dilontarkan Faiz berhasil membuat hati dan harga dirinya hancur.

Faiz terbangun dari tidur dengan rasa pusing di kepalanya. Sejak menikah dengan Aleeya, Faiz merasa dirinya bukanlah Faiz yang dulu, Faiz yang dapat berpikir dengan jernih, Faiz yang dapat menahan emosi dan hasratnya. Faiz kacau saat ini, banyak perubahan yang ia alami.

Faiz melihat Aleeya duduk berjongkok diujung kamar dengan berbalut selimut, ia tahu Aleeya pasti sangat ketakutan sekarang. Faiz menganggap dirinya bukanlah suami yang baik, bukan laki-laki sejati yang tega memaksa wanita untuk memenuhi hasratnya, Faiz bernafsu tadi malam, ia melampiaskan amarahnya kepada Aleeya.

“Kak!” panggil Aleeya tanpa melihat kearah Faiz, tatapan matanya kini kosong. Ia menerawang ke depan.

“Hahahaha…” tiba-tiba Aleeya tertawa, membuat Faiz bingung melihat keadaan istrinya.

Tak berapa lama Aleeya menangis. "Hiks… hiks… ", Faiz yang melihat keadaan istrinya merasa prihatin, ia tidak tahu akibat ulahnya Aleeya sangat merasa tertekan.

Faiz kemudian memakai pakaiannya, ia berjalan menuju posisi dimana Aleeya berada.

“Maafin aku” kata Faiz lembut, ia mencoba menyentuh puncak kepala Aleeya.

“Jangan sentuh aku!” kata Aleeya datar, tatapannya masih saja kosong.

“Aku minta maaf, aku khilaf melakukannya. Aku tidak dapat mengendalikan tubuh dan pikiranku” papar Faiz dihadapan Aleeya.

“Aku ingin pisah kak!” kata Aleeya serius, ia menatap mata Faiz lekat.

“Kamu bercanda Aleeya!” kata Faiz kemudian tertawa.

“Jangan bercanda denganku!” sambungnya.

“Buat apa kita jalankan bahtera rumah tangga ini, jika hanya untuk menyakiti satu sama lain?” kata Aleeya serius.

"Apa yang ada dipikiran ayah dan ibuku kalau mereka tahu? tanya Faiz tak kalah serius. " Aku menikahi mu karena aku menyanyangi orang tuaku, aku tidak mau kita pisah! kata Faiz tegas.

“Kak!” panggil Aleeya.

“Jangan pernah berharap untuk pisah! Aku tidak akan pernah mengabulkannya!” kata Faiz kemudian berlalu.

“Kak… hiks… hiks… kak Faiz!” panggil Aleeya disertai isak tangisnya.

Faiz bingung dengan perasaannya, ia sangat terkejut ketika Aleeya meminta pisah darinya. Sebenarnya bukan hanya karena orang tuanya, alasan utama Faiz tidak ingin pisah adalah bahwa saat ini ia mulai menikmati kehadiran Aleeya, ia tidak ingin kehilangan wanitanya.

...

Aleeya bertemu Tania di depan gedung fakultas ekonomi, Tania mengajaknya untuk sekedar berbincang hangat, sudah lama Aleeya dan Tania tidak duduk bersama.

"Al, wajah kamu kok kelihatan pucat ya? kamu sakit Al? tanya Tania khawatir.

“Hmm… enggk kok kak, cuma pusing sedikit saja, bentar lagi bakalan sembuh kok kak” jawab Aleeya.

“Tapi beneran lho Al, wajah kamu pucat banget!” kata Tania sambil memegang wajah Aleeya.

Deg.

Deg.

Aleeya memegang kuat kepalanya, ia merasa sangat pusing.

Beberapa saat kemudian Aleeya tak sadarkan diri, Tania panik dan berteriak memanggil orang-orang disekitar untuk membantunya membawa Aleeya ke UKS.

“Al… Al, bangun!” panggil Tania. “Tolong… tolong ada yang pingsan disini!” teriak Tania. Sontak membuat banyak orang berkumpul mendatangi tempat Aleeya dan Tania berada.

“Aleeya kenapa?” tanya Artha khawatir.

“Aleeya pingsan! kayaknya dia lagi sakit deh, tolongin aku bawa dia ke UKS!” pinta Tania.

Artha langsung mengangkat tubuh Aleeya, ia menggendongnya menuju UKS.

Aleeya membuka matanya perlahan, ia melihat Tania dan Artha berada di sampingnya. Tapi kali ini ia melihat Tania menangis, Aleeya bingung akan itu.

“Al!” teriak Tania memeluk Aleeya.

“Iya, ada apa kak?” tanya Aleeya masih tidak mengerti tentang apa yang terjadi.

“Al yang sabar ya” kata Tania masih dengan air mata yang mengalir.

“Maksudnya apa kak?” tanya Aleeya penasaran.

“Kamu hamil Al!” jawab Tania. “Kata dokter kandungan kamu telah menginjak usia dua minggu” lanjutnya.

“Apa??” Aleeya melotot tidak percaya, ia belum siap untuk saat ini.

“Siapa yang ngelakuin ini sama kamu Al?” tanya Tania, kali ini ia serius.

“Hiks… hiks… hiks” bukannya menjawab pertanyaan Tania, Aleeya malah menangis.

“Jawab Al! siapa ngelakuin ini ke kamu!” tanya Tania tak sabar, yang ia tahu Aleeya adalah gadis yang baik, tidak mungkin ia melakukan hubungan di luar nikah dengan sengaja.

Artha merasa iba dengan keadaan Aleeya, siapa lelaki yang berani melakukan itu padanya. Ia kenal Aleeya adalah gadis baik-baik, tidak mungkin melakukan hal yang tidak senonoh itu.

“Jawab Al!” bentak Tania, kali ini ia tidak sabar. Ia ingin sekali menghajar siapa lelaki yang telah membuat Aleeya menderita.

Tidak tahan melihat Aleeya terus-terusan tersiksa dengan pertanyaan Tania. Artha maju memegang tangan Aleeya.

“Maafin aku Al, aku tidak sengaja. Malam itu aku khilaf, aku berjanji akan bertanggung jawab” mata Artha tiba-tiba.

Baik Tania maupun Aleeya sama-sama terkejut. Aleeya tahu Artha hanya ingin membantunya agar tidak tersudut, Artha bukanlah lelaki dibalik semua ini, ini semua karena Faiz! batin Aleeya.

“Apa??” kata Tania. “Plakkk” satu tamparan mendarat di wajah mulus Artha, Tania benar-benar tidak percaya.

"Tega sekali kamu ngelakuin ini sama Aleeya, kamu harus tanggung jawab! " kata Tania marah, emosinya meluap-luap.

Aleeya tidak tahu mengapa Tania sangat marah, Aleeya belum pernah melihat Tania semarah ini.

“Saya berjanji akan bertanggung jawab, saya akan menikahi Aleeya secepatnya” kata Artha mantap.

Sungguh Aleeya benar-benar tidak percaya, bagaimana seorang laki-laki dapat bertanggung jawab atas apa yang tidak ia lakukan.

"Tapi kak Artha… " belum selesai Aleeya melanjutkan kata-katanya.

“Jangan belain dia Al! Dia memang harus bertanggung jawab!” potong Tania.

Aleeya bingung harus melakukan apa, lambat laun rahasianya pasti akan terbuka dan tidak mungkin juga Artha bertanggung jawab, ini bukan kesalahannya.

...

Tania sangat pusing melihat keadaan Aleeya, ia seperti kembali ke masa lalunya yang pahit. Siang ini Tania makan bersama Faiz di sebuah restoran, Faiz meminta Tania untuk menemaninya makan siang. Di lain tempat Faiz sedang bimbang dengan perkataan Aleeya tadi pagi yang memintanya untuk berpisah, hatinya sangat dilema, dia mencintai Tania sebagai cinta pertamanya dan dia mencintai Aleeya sebagai istrinya. Faiz mencintai dua wanita dalam waktu yang sama, Egois. Faiz memang Egois, tapi inilah kenyataan.

“Makanan kamu kenapa belum dimakan? kamu sakit Tania?” tanya Faiz ketika dilihatnya Tania hanya melamun.

“Hmm… enggk kok, aku cuma kepikiran aja” jawab Tania.

“Kepikiran apa ? kasih tau aku, mana tau aku bisa bantu kamu” kata Faiz sambil memakan makanannya.

“Ini bukan soal aku” jawab Tania. “Ini soal Aleeya, adik kelas yang dekat banget sama aku” lanjutnya.

"Uhukk… Uhukk… " Faiz tersedak. Aleeya lah orang yang ingin Faiz lupakan untuk sesaat, pikirannya kacau seharian, makanya ia meminta Tania untuk menemaninya sekaligus melupakan masalahnya dengan Aleeya.

“Ni minum dulu” kata Tania sambil memberikan minum ke Faiz.

“Hmm… terus gimana tadi adik kelas kamu?” tanya Faiz penasaran.

“Dia hamil” kata Tania singkat.

Sontak mata Faiz membulat, ia tidak salah dengarkan? Aleeya hamil?

“Dan yang paling buat aku gak habis pikir itu adalah…” Faiz masih terus menunggu kalimat Tania selanjutnya. “Lelaki yang menghamili Aleeya itu Devan teman kamu” kata Tania frustasi.

Apa? Devan? gak mungkin! batin Faiz. Ia yakin itu bukan anak Devan! kalau bukan Devan pelakunya, lalu siapa? Faiz masih berpikir-pikir hingga ia sadar akan satu hal. Aleeya masih perawan ketika malam yang ia sebut sebagai malam ‘Tidak sengaja’, ia masih ingat itu, malam ketika ia memberikan Aleeya gaun tidur batik khas Bali.

“Aleeya hamil?” batin Faiz bertanya-tanya. “Bagus Faiz! dengan ini kamu dapat meyakinkan Aleeya untuk tidak berpisah” bisiknya dalam hati.

“Tapi untung saja Devan mau bertanggungjawab, ia berjanji akan menikahi Aleeya secepatnya” kata Tania melanjutkan.

Apa? Devan? ini gak boleh terjadi! yang suami Aleeya itu aku! kenapa Devan yang bertanggungjawab?

Tania melihat raut aneh diwajah Faiz, dia hafal sekali kalau Faiz sedang berpikir keras sekarang. Tapi memikirkan apa? hmm…Tania tidak bisa menebaknya.

“Kasihan sekali, adik kelas kamu” kata Faiz berpura-pura empati. "Tapi apakah adik kelas kamu perempuan yang seperti itu? Hmm… kamu tahu kan maksud aku? " tanya Faiz.

“Aku tahu! Aleeya adalah gadis baik-baik, dia tidak mungkin ngelakuin itu. Aku yakin dia terpaksa atau dipaksa!” kata Tania membela Aleeya.

Disini Faiz mulai meyakini, bahwa Aleeya adalah wanita baik-baik. Benar kata Tania, Aleeya tidak akan melakukan hal itu kecuali terpaksa atau dipaksa. Seperti dirinya waktu itu, memaksa Aleeya dan membuat Aleeya terpaksa melakukannya.

.

.

.

MENGGAPAIMU

Terpopuler

Comments

Medeia (✿ ♥‿♥)

Medeia (✿ ♥‿♥)

faiz aneh bngttt, jd cowoq kok plin plan bngtt

2023-07-29

3

Tamahiko Chan

Tamahiko Chan

hemm jadi couwoo kok gitu sihh

2023-07-27

3

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!