Faiz memasuki rumah dengan perasaan gembira, ia tidak menyangka Aleeya telah mengandung anaknya. Ia bertekad untuk memperbaiki hubungannya dengan Aleeya dan memulai semuanya dari awal lagi.
Faiz membuka pintu kamar dan dilihatnya Aleeya sedang duduk ditempat tidur sambil menyandarkan tubuhnya, ia tengah serius membaca buku pelajaran.
“Kamu udah makan?” tanya Faiz lembut kemudian duduk disamping Aleeya.
Aleeya hanya diam saja, ia masih trauma dan kesal dengan suaminya itu.
“Al aku nanya ke kamu, Jawab dong” kata Faiz seraya membalikkan tubuh Aleeya menghadapnya, mata keduanya beradu.
“Udah kak” jawab Aleeya malas, ia kemudian membalikkan kembali posisi duduknya.
“Kamu hamil? udah berapa lama?” tanya Faiz tenang.
Tubuh Aleeya menegang, sejak kapan Faiz tahu? bukannya ia belum memberitahu Faiz?
Faiz tersenyum melihat reaksi Aleeya, ternyata wanitanya ini masih saja menyembunyikan kehamilannya.
“Aku udah tahu, yang aku tanyakan udah berapa lama?” tanya Faiz lagi, ia ingin membuat Aleeya benar-benar tegang, ekpresi Aleeya saat ini sangatlah menggemaskan. Apa menggemaskan?
“Kakak tahu darimana?” tanya Aleeya penasaran, ia menatap mata Faiz lekat.
“Dari Tania” kata Faiz santai.
Tepat sekali, hanya Tania dan Devan lah yang mengetahui perihal kehamilannya.
“2 minggu” jawab Aleeya singkat, tampak raut kekecewaan diwajahnya. “Kenapa kak Tania memberitahu kak Faiz? padahal aku ingin menyembunyikan kehamilan ini darinya!” bisik Aleeya dalam hati.
“Kamu ingin menyembunyikan perihal kehamilanmu dariku?” tanya Faiz tenang.
Apakah Faiz bisa membaca pikiran orang? Aleeya benar-benar kalang kabut dibuatnya.
“Dan Devan lah ayah dari bayi itu? begitu?” tanya Faiz masih dengan santai.
“Kakak sudah tahu jawaban sebenarnya, kenapa bertanya lagi?” jawab Aleeya dengan nada sedikit meninggi, suaminya ini benar-benar menguras emosinya.
Faiz tersenyum melihat ekspresi wajah Aleeya, ingin sekali ia mencubit pipi istrinya itu.
“Jangan marah gitu dong sayang” kata Faiz menggoda, kemudian ia menyentuh puncak kepala Aleeya.
Aleeya masih saja diam, ia tidak tahu kenapa kelakuan Faiz berubah total? dan apa? sayang?
“Kak?” panggil Aleeya.
“Ada apa istriku?” jawab Faiz masih dengan kata-kata manisnya.
Aleeya benar-benar geli sekarang, aneh sekali sikap Faiz kali ini.
"Kakak kenapa sih? kakak habis jatuh ya? Kakak Amnesia, iya? tanya Aleeya masih penasaran dengan perubahan sikap Faiz.
“Kamu kok do’ain gitu sih, nanti kalo aku amnesia beneran gimana?” jawab Faiz masih tetap menggoda Aleeya.
“Kak!” pekiknya. "Biasa aja ngomongnya, kan aku jadi geli sendiri! sambung Aleeya.
“Kok geli? kan kita suami istri” kata Faiz kemudian mencium punggung tangan Aleeya.
Aleeya gak habis pikir dengan kelakuan suaminya, kenapa tiba-tiba sikapnya berubah.
“Al?” panggil Faiz, kali ini raut wajahnya berubah sedih.
Aleeya menatap lekat wajah suaminya itu.
“Ada apa kak?” tanya Aleeya lembut.
“Kamu gak bakalan ninggalin aku kan?” tanya Faiz serius, membuat Aleeya terdiam seketika.
“Aku gak tahu kak” jawab Aleeya singkat, kemudian ia menarik selimut dan memejamkan matanya.
“Aku gak akan lepasin kamu Al!” bisik Faiz dalam hati, kemudian menarik selimut dan mencoba untuk tidur.
Beberapa saat kemudian, Aleeya membuka matanya dan membalikkan wajahnya kesamping. Dapat Aleeya lihat Faiz sedang tertidur dengan damai, pasti hari ini adalah hari yang melelahkan baginya. Aleeya memegang telapak tangan Faiz, sebenarnya ia sangat merindukan suaminya itu. Tapi hatinya menahannya untuk tidak terbawa perasaan, ia tidak ingin terluka sekali lagi.
Faiz belum sepenuhnya terjaga, ia dapat merasakan seseorang memegang telapak tangannya lembut. Faiz yakin lambat laun Aleeya akan dapat menerimanya, apalagi sekarang Aleeya tengah mengandung anaknya.
“Sabar Faiz, segala sesuatu butuh proses!” batin Faiz, kemudian ia kembali memejamkan matanya.
...
“Mama Aleeya!” panggil seorang gadis kecil dari kejauhan.
“Zeva manis” jawab Aleeya. “Kamu disini juga? sama siapa?” tanya Aleeya pada gadis kecil di depannya itu yang tidak lain adalah Zeva, anak Hanafi.
“Sama papa” kata Zeva tersenyum, kemudian ia menarik tangan Aleeya untuk masuk kedalam rumah.
Faiz yang melihat kejadian itu tampak berpikir keras, mama Aleeya? sejak kapan Aleeya punya anak?
Faiz berjalan mengikuti Aleeya dari belakang, tampak tawa riang dari wajah istrinya dan anak yang dipanggil Zeva itu.
“Faiz!” panggil seorang wanita cantik yang tidak lain adalah Natasya, kakak kandung Faiz.
Natasya kemudian memeluk Faiz erat, ia sudah lama sekali tidak berjumpa dengan adik satu-satunya ini. Terakhir kali bertemu tepat 8 tahun yang lalu, ketika Faiz masih duduk di bangku SMP.
“Lama sekali dirimu kembali” kata Faiz kemudian melepaskan pelukannya.
Natasya hanya tertawa mendengar perkataan adiknya, selama ini ia mengasingkan diri di London hanya untuk melupakan Hanafi. Namun panggilan orangtuanya lah yang membuat dirinya kembali, tanpa sadar ia kembali bertemu Hanafi.
“Ini dia adik iparku?” tanya Natasya sambil tersenyum.
Faiz kemudian mengiyakan pertanyaan Natasya.
“Perkenalkan Aleeya, ini Natasya Putri Sanjaya, kakak kandungku” kata Faiz memperkenalkan.
Aleeya menjabat tangan Natasya dengan senyuman hangat, kakak Faiz sangatlah cantik pikirnya.
“Dan ini Aleeya Aamira Wijaya, istriku kak” sambung Faiz.
“Istri kamu cantik iz” jawab Natasya.
Natasya menyambut jabatan tangan Aleeya dengan sama hangatnya, senyuman terpancar di wajah wanita ini.
“Sepertinya kamu sudah sangat kenal dengan Zeva, Al” kata Natasya ketika melihat Zeva menggenggam tangan Aleeya.
“Ee iya, kami sudah pernah bertemu beberapa waktu yang lalu” jawab Aleeya masih dengan senyuman.
“Mari duduk” ajak Natasya yang kemudian diikuti oleh Faiz maupun Aleeya.
“Aleeya?” panggil Hanafi yang baru selesai menelpon, ia tidak sadar Aleeya juga ada disini.
“Kamu ngapain disini Al?” tanya Hanafi masih dalam kebingungan.
“Aleeya adalah adik iparku” jawab Natasya.
Hanafi sedikit terkejut, ternyata dunia ini sangatlah sempit.
“Kak Hanafi juga kenapa ada disini?” tanya Aleeya yang sama-sama bingung.
“Hanafi adalah calon suamiku Al” jawab Natasya lagi.
“Apa?” jawab Aleeya maupun Faiz berbarengan.
Baik Natasya maupun Hanafi sama-sama tertawa melihat ekspresi sepasang suami istri didepan mereka.
“Beneran kak?” tanya Aleeya kepada Natasya.
“Iya beneran” jawab Natasya mantap.
Baik Faiz maupun Aleeya masih sama-sama terdiam.
“Aku menerima kehadiran Zeva, aku akan menyayanginya seperti anakku sendiri” sambung Natasya mantap.
“Baiklah, aku merestuimu kak” kata Faiz.
“Aku tidak butuh restumu” kata Natasya tertawa. “aku butuh restu ayah ibu” lanjutnya.
Sontak Aleeya dan Hanafi juga ikut tertawa dengan percakapan kedua kakak beradik ini.
“Kapan rencana kakak dan kak Han akan menikah?” tanya Aleeya mengalihkan situasi, dilihatnya di samping Faiz menahan malu.
“Rencananya setelah ayah dan ibu kembali dari Amerika Al” jawab Natasya sambil memegang lengan Hanafi.
Keduanya pun mengerti.
“Ada yang ingin kami sampaikan” kata Natasya mengawali.
“Bi!” panggil Natasya kepada pembantunya. “Tolong bawa Zeva main diruang keluarga dulu bi” lanjutnya.
“Zeva sayang” panggil Hanafi. “Zeva makan dulu ya sama bibi, dari tadi belum makan kan?” tanya Hanafi kepada putri kecilnya.
“Ee iya, aku belum makan pa!” jawab Zeva. “Aku makan dulu ya!” sambungnya.
Zeva pergi menuju ruang makan, sementara Aleeya dan Faiz merasa seperti ada hal yang penting untuk disampaikan.
“Aleeya, Faiz!” panggil Natasya.
Sontak membuat Faiz dan Aleeya kembali fokus.
“Bagaimana keadaan rumah tangga kalian?” tanya Natasya serius.
Aleeya dan Faiz sama-sama bingung dengan pertanyaan Natasya, kenapa tiba-tiba bertanya soal rumah tangga mereka?
“Alhamdulillah, baik kak” jawab Aleeya singkat.
Natasya dapat melihat kebohongan di mata Aleeya.
“Jangan bohong Aleeya” kata Natasya.
“Kakak gimana sih? kan Aleeya sudah bilang kalau rumah tangga kami baik-baik saja” protes Faiz.
Natasya tidak memperdulikan perkataan Faiz.
“Aleeya, Kamu tahu Faiz selingkuh dengan wanita yang bernama Tania?” tanya Natasya kepada Aleeya tanpa memperdulikan ekspresi Faiz saat ini.
Aleeya hanya terdiam, dia sudah tahu soal ini.
“Saya sudah tahu kak” jawab Aleeya datar.
Dahi Natasya dan Hanafi berkerut.
“Jadi, apakah kamu tidak melarang Faiz?” tanya Natasya lagi.
Aleeya menggeleng.
“Kenapa?” tanya Natasya penasaran.
“Itu bukan urusan kakak!” jawab Faiz ketus.
“Itu urusan aku juga! kamu selingkuh dibelakang Aleeya, kamu kira itu tidak menyakiti hatinya?” tanya Natasya, kali ini ia yang emosi.
Hanafi memegang telapak tangan Natasya, mencoba menenangkannya.
“Jangan dekati dia lagi” kata Natasya ketika dirinya sudah cukup tenang. “Coba kamu lihat Zeva tadi, tidakkah kamu mengingat seseorang?” tanya Natasya kepada Faiz.
Faiz hanya menggeleng tanda tidak mengerti, ia tidak mengerti kemana arah pembicaraan ini.
“Zeva adalah anak Tania, selingkuhan kamu!” kata Natasya serius.
“Apa?” tanya Faiz dan Aleeya berbarengan.
“Tidak mungkin!” sambung Faiz lagi.
“Tidak mungkin kak” kata Aleeya. “Saya mengenalnya dekat, dan Kak Tania tidak pernah menceritakan soal Zeva” sambung Aleeya.
“Han coba ceritakan kepada mereka” pinta Natasya.
Kemudian Hanafi menceritakan semuanya dari awal sampai akhir.
Aleeya sangat terpukul tentang hal ini, ia tidak menyangka masa lalu Tania seperti itu, dan bagaimana mungkin Tania yang lemah lembut tidak pernah mengakui Zeva sebagai anaknya? bukankah kasih sayang ibu itu tulus? Kenapa Tania dengan mudah meninggalkan Zeva?
Faiz mengepal tangannya tanda marah, ia tidak pernah mengira masa lalu Tania seperti ini. Yang ia tahu, Tania adalah wanita baik-baik sejak bertemu dulu.
“Maafkan aku, itu adalah kesalahan” kata Hanafi lemas, ia tidak menyangka telah menceritakan semuanya.
“Lalu kenapa kau berani sekali melamar kakakku?” tanya Faiz menggebu-gebu.
“Aku mencintai Natasya sampai sekarang, aku tidak pernah mencintai yang lain” jawab Hanafi tegas. “Sebelumnya itu adalah kesalahan dan aku menerimanya dengan mengasuh dan merawat Zeva” lanjut Hanafi.
Faiz masih dikuasai dengan emosi, ia tidak habis pikir Tania membohonginya. Dahulu Tania mengatakan kalau dirinya adalah wanita yang tidak pernah bergaul dengan lawan jenis, baru Faiz lah laki-laki pertama yang berkomunikasi dengannya.
Aleeya melihat Faiz dengan prihatin sekaligus sedih, ia dapat merasakan kekecewaan mendalam dalam diri Faiz. Aleeya dapat merasakan cinta yang dalam dari lubuk hati suaminya itu.
“Kak?” panggil Aleeya. “Kami pulang dulu ya kak, sepertinya kak Faiz mau menenangkan diri” lanjut Aleeya.
“Baiklah, kalau ada apa-apa segera hubungi aku atau Hanafi” jawab Natasya.
“Baik kak, Assalamu’alaikum” kata Aleeya.
“Wa’alaikumussalam” jawab Natasya dan Hanafi.
Aleeya menuntun Faiz keluar dari rumah keluarga Sanjaya, Aleeya kemudian meminta kunci mobil dan meminta izin agar dirinya saja yang mengemudi. Faiz mengiyakan, ia juga tidak ingin terjadi suatu hal yang buruk kepada mereka berdua.
.
.
.
MENGGAPAIMU
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 44 Episodes
Comments
Medeia (✿ ♥‿♥)
nah kn nah kann
2023-07-29
3
Tamahiko Chan
zeva yg ucul
2023-07-27
3