CEMBURU

Faiz memasuki kantornya dengan perasaan gembira, masih terngiang-ngiang di ingatan Faiz mengenai Aleeya yang mengakui perasaanya untuknya.

“Waah sepertinya ada yang lagi bahagia nih” goda Rena sambil memberikan laporan kepada Faiz.

Faiz menatap Rena. “Tentu saja, makanya kamu nikah biar tahu apa itu bahagia” kata Faiz seraya tersenyum angkuh.

“Wiih Sombong amat” kata Rena. “Lihat aja nanti suamiku lebih ganteng dari kamu” kata Rena tak mau kalah.

Faiz tertawa. “Oke kita lihat saja nanti” kata Faiz. “Pasti tetap gantengan aku” sambungnya.

Rena mendekati tempat duduk Faiz, mengacak rambutnya kemudian tertawa.

“Rasain nih… nih” kata Rena sambil terus mengacak rambut Faiz.

“Sialan” umpat Faiz. “Nanti aku gak keren lagi nih” kata Faiz seraya merapikan rambutnya.

Rena tertawa penuh kemenangan, ia berhasil membuat bos mudanya itu marah.

Rena dan Faiz adalah sahabat sejak kecil, mulai dari Play Group, SD, SMP, SMA semuanya, kecuali Perguruan tinggi. Tapi perasaan mereka hanya sebatas sahabat, tidak lebih.

********

Aleeya merapikan kamarnya dengan Faiz, tanpa sadar ia melihat sebuah album foto lama berjudul “Menggapaimu”. Rasa penasaran Aleeya mendominasi dirinya, ia kemudian membuka album foto itu perlahan.

“Judul albumnya keren” batin Aleeya kemudian membuka album foto itu.

Di lembar pertama foto itu terpampang jelas Faiz dengan seorang gadis cantik berambut ikal memakai seragam SMP, terukir senyuman di wajah keduanya.

Di lembar-lembar selanjutnya foto mereka terlihat sangat bahagia, tapi yang paling membuat Aleeya tertegun adalah foto Faiz mencium pipi gadis itu sambil memeluknya. Tertulis dengan jelas kalimat “You’re Mine”, hati Aleeya merosot, ia cemburu.

Aleeya juga mendapati selembar kertas di lembar terakhir album itu, ternyata sebuah surat cinta dari Faiz untuk gadis cantik itu.

Dear Rena Talia

Sekarang umur kita telah menginjak 17 tahun, aku harap kita akan selalu bersama seperti ini. Aku tidak tahu sejak kapan perasaan menyayangi ini berubah menjadi rasa ingin memiliki, aku mencintaimu bahkan sejak kita duduk di bangku SD tapi keberanian ku belum muncul meski sampai detik ini. Jika aku masih diberi kesempatan, aku ingin suatu hari nanti kita dapat terus bersama mengikat janji suci. Entah kapan itu, aku juga tidak tahu apakah aku masih bisa bertahan dalam rindu. Ku harap perlahan hatimu akan terbuka untukku. You’re Mine.

with love

Faiz Anugrah Sanjaya.

Tes… tes… tes…

Perlahan air mata Aleeya menetes, rasanya sakit jika Faiz masih mencintai wanita lain. Cukup dengan Tania, jangan dengan yang lain lagi.

Aleeya tidak tahu kenapa akhir-akhir ini mood nya berubah-ubah, perasaanya sangat sensitif. Bawaan ibu hamilnya sangatlah kuat, pikirannya sering terbang entah kemana.

Drrrrtt… Drrttt… Drrttt…

Panggilan Masuk

My LovelyLovely

Terdengar suara handphone berdering, Aleeya kemudian menuju ke sumber bunyi.

“Assalamu’alaikum” sapa Faiz.

Aleeya masih diam, ia ingin menetralkan perasaanya.

“Sayang… kamu masih disitu kan?” tanya Faiz ketika Aleeya masih saja diam.

“Wa’alaikumussalam” jawab Aleeya.

"Suara kamu kok serak? kamu habis nangis ya? tanya Faiz, Faiz memang tipe cowok perasa.

“Hmm… enggk kok, aku cuma gak enak badan aja” jawab Aleeya.

“Yaudah aku segera pulang, kamu tunggu di rumah ya” kata Faiz khawatir.

“Hmm gak usah sayang, kamu kan masih ada kerjaan” balas Aleeya.

“Gak kok, hari ini aku banyak jadwal kosong. Udah kamu tunggu aja di rumah” kata Faiz.

“Oke, aku tunggu di rumah ya” kata Aleeya akhirnya.

“Oke sayang, Assalamu’alaikum” kata Faiz.

“Wa’alaikumussalam” jawab Aleeya.

Aleeya kemudian beranjak ke tempat tidur, kepalanya terasa berat. Usia kandungan Aleeya menginjak 3 bulan, rasa mualnya masih terasa.

.

.

.

Faiz memasuki rumah dengan perasaan khawatir tentang keadaan Aleeya, sebagai calon ayah ia juga sering mengalami “Morning Sickness”. Mungkin ia memiliki hubungan batin yang kuat dengan sang jabang bayi, ia menikmati itu.

“Assalamu’alaikum” sapa Faiz.

Tidak ada jawaban.

“Wa’alaikumussalam tuan” jawab bi Sumi, pembantu keluarga Wijaya yang sekarang bekerja di rumah Faiz.

“Aleeya dimana bi?” tanya Faiz.

“Non Aleeya di kamar tuan” jawab bi Sumi.

Faiz kemudian menuju kamar mereka di lantai dua, dapat Faiz lihat Aleeya tengah berbaring di atas tempat tidur. Wajahnya damai.

Faiz tersenyum.

Baru beberapa langkah Faiz berjalan, ia terhenti oleh sebuah album foto yang sangat ia kenal.

“Menggapaimu”

Dahi Faiz berkerut, ia mencoba mengingat kenangan apa yang ada di album ini. Faiz membuka album itu perlahan dan menemukan selembar surat yang pernah ia tulis untuk Rena, ia menyimpulkan sesuatu.

“Jadi ini yang buat kamu nangis” batin Faiz.

Faiz meletakkan kembali album foto itu di atas meja, perlahan ia duduk di ujung tempat tidur. Faiz melihat bekas air mata dari sudut mata Aleeya, ia tertidur sambil menangis.

Faiz mengusap perlahan rambut Aleeya, kemudian tangannya berhenti tepat di pipi Aleeya.

“Itu cuma masa lalu, cintaku cuma untuk kamu Aleeya” kata Faiz perlahan.

Aleeya mendengar suara Faiz samar-samar, perlahan bola matanya terbuka.

“Kakak udah lama sampainya?” tanya Aleeya.

Faiz tersenyum. “Lumayan” jawab Faiz.

Aleeya kemudian duduk sejajar dengan Faiz.

“Kamu udah lihat album foto itu?” tanya Faiz seraya menunjuk album foto di atas meja.

Aleeya mengangguk.

“Apa itu yang buat kamu menangis?” tanya Faiz lagi.

Kening Aleeya berkerut, darimana Faiz tahu?

“Ada satu hal yang kamu belum paham tentang aku” kata Faiz menatap Aleeya.

Aleeya terdiam.

“Aku dapat merasakan apa yang ada dipikiran kamu” kata Faiz mengetuk kening Aleeya lembut kemudian tertawa.

Aleeya yang merasa di permainkan Faiz, mencubit pelan perut Faiz.

“Aww…Aww” kata Faiz.

“Kan itu gak sakit kak, kok Aww sih” kata Aleeya tidak senang.

Faiz masih tertawa. “Itu geli tahu, hehe” jawab Faiz.

Aleeya tersenyum.

“Ada yang mau aku jelasin ke kamu” kata Faiz. “Soalnya kalau gak aku jelasin kamu bakalan tetap ngambek” lanjutnya.

Pipi Aleeya memerah.

“Aku sama Rena cuma sahabat, sampai sekarang juga masih sahabat tidak lebih” jelas Faiz. “Dulu aku sempat punya rasa sama dia, tapi itu sudah lama sekali ketika aku masih masa pubertas” lanjutnya.

Aleeya mengangguk tanda mengerti, tidak seharusnya ia cemburu tidak mendasar seperti ini.

“Sekarang dia kerja di kantor aku sebagai sekretaris, karena pekerjaannya bagus” kata Faiz lagi. “Aku juga udah cerita sama dia, kalau aku udah menikah dengan seorang wanita cantik seperti kamu” lanjut Faiz.

Pipi Aleeya masih memerah.

Faiz kemudian meletakkan kedua tangannya di pipi Aleeya. “Istri aku cuma kamu dan akan terus seperti ini” kata Faiz sambil menatap mata Aleeya lekat.

Aleeya menatap mata elang itu, tidak ada tanda kebohongan disana.

Faiz kemudian mencium kening Aleeya lembut, ia membuat Aleeya merasa lebih tenang.

“Apapun yang terjadi besok, lusa dan seterusnya, aku ingin kita tetap seperti ini” kata Faiz lembut.

Perkataan Faiz menembus lerung hati Aleeya yang paling dalam, ia merasa sangat bahagia.

“Aku berdoa sama Allah agar kita terus di persatukan karena kuasa-Nya” kata Aleeya.

Aleeya kemudian memeluk Faiz, membiarkan dirinya di dalam dekapan suaminya. Faiz kemudian membalas pelukan itu sama eratnya, hatinya berdegub kencang sekarang.

“Begini rupanya, ketika Allah sudah mempersatukan. Bukan karena nafsu tapi karena cinta, semoga kelak kita akan terus bersama” batin Faiz.

.

.

.

MENGGAPAIMU

Terpopuler

Comments

Medeia (✿ ♥‿♥)

Medeia (✿ ♥‿♥)

eh siapa lagiii nihhh

2023-07-29

3

Tamahiko Chan

Tamahiko Chan

ayo aleeya
dia tuhh cma masa lalu
qm masa depanny

2023-07-27

3

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!